Hubungan Perilaku Kesadaran Masyarakat Desa Manjung dalam Mengamati Jentik dan Gerakan PSN di Lingkungan Rumah dengan Kejadian DBD
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kementerian Kesehatan RI mencatat jumlah penderita DBD di Indonesia
2016 sebanyak 8.487 orang penderita DBD jumlah kematian 108 orang. Golongan terbanyak yang mengalami Indonesia pada usia 5-14 tahun mencapai 43,44% dan usia
pada bulan Januari-Februari dengan DBD di
15-44 tahun mencapai 33,25%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK)
tahun 2015
Wonogiri, sejak awal mencapai
50 kasus.
pertama
ditempati
hingga saat ini tercatat kasus DBD
5 atau 10 % di antaranya meninggal dunia. Bahkan jika dibandingkan 34 kabupaten/kota lain seProvinsi Jateng, Wonogiri menempati urutan ke-2. Peringkat Dari jumlah tersebut,
Semarang.
Tertinggi
kedua
di
Jateng.
Pemerintah
Kabupaten Wonogiri memetakan kecamatan berstatus endemis DBD pada 2016 meluas. Tiga tahun lalu jumlah kecamatan endemis DBD sebanyak tujuh kecamatan namun tahun ini menjadi 10 kecamatan dari 25 kecamatan di Kabupaten
Wonogiri.
Tiga
kecamatan
baru
Kecamatan Girimarto, Manyaran
endemis dan
DBD
itu
adalah
Eromoko. Sedangkan
penderita DBD hingga Rabu 10 Februari 2016 tercatat sebanyak 24 penderita. Dua penderita di antaranya jumlah
meninggal dunia yakni penderita DBD di Kecamatan Baturetno dan Kecamatan Pracimantoro.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah Hubungan Perilaku Kesadaran Masyarakat Desa Manjung dalam Mengamati Jentik dan Gerakan PSN di Lingkungan Rumah dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue ?
TUJUAN 1. Tujuan Umum a. Mengetahui Hubungan Perilaku Kesadaran Masyarakat Desa Manjung dalam Mengamati Jentik dan Gerakan PSN di Lingkungan Rumah dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan perilaku kesadaran masyarakat Desa Manjung dalam mengamati jentik di lingkungan rumah dengan kejadian DBD. b. Mengetahui hubungan perilaku kesadaran masyarakat Desa Manjung dalam gerakan PSN di lingkungan rumah dengan kejadian DBD. c.Mengetahui hubungan perilaku kesadaran masyarakat Desa Manjung dalam mengamati jentik dan gerakan PSN dengan kejadian DBD
MANFAAT 1.
2.
3.
4.
Manfaat Bagi Dinas Kesehatan Dalam penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan loyalitas dinas kesehatan Wonogiri, sehingga akan dapat menjadikan evaluasi dalam pelaksanaan program-program terkait pemberantasan sarang nyamuk. Sehingga dengan kerjasama dengan instansi kesehatan yang lain maka Wonogiri dapat mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan kasus DBD di setiap wilayahnya. Dan sebagai evalusai untuk meningkatkan program pencegahan maupun program kesehatan lainnya agar dapat lebih baik. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian lanjutan sehingga, apa bila masih terdapat faktor penentu kejadian DBD yang lebih besar besar resikonya dapat dilakukan pengkajian ulang oleh peneliti selanjutnya. Seperti tentang faktor cuaca iklim, kondisi suhu dan tata letak rumah misalkan. Manfaat Bagi Masyarakat Sebagai suatu pedoman dalam pelaksanaan program-progran desa sehat dan bebas DBD, sehingga masyarakat mampu menambah ilmu pengetahuan dan juga menambah kesadaran masyarakat bahwa memelihara lingkungan agar tetap sehat itu tidak hanya penting tetapi perlu dilakukan sehingga hal tersebut dapat terwujud secara perlahan. Manfaat Bagi Keilmuan Sebagai pedoman ilmu untuk melakukan penelitian lanjutan terkait DBD. Dapat digunakan dalam pedoman pelaksanaan UKM terkait DBD.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Faktor penyebab
DEMAM BERDARAH DENGUE
Penularan dan penyebaran Tatalaksana Gejala Pencegahan Penanggulangan
Kerangka Teori Faktor Penyebab DBD : Penyebab (agent) Penjamu(host) Lingkungan (environment)
Demam Berdarah Dengue
Penularan DBD
Pencehgahan DBD
Tata Laksana DBD
Gejala DBD
PENANGGULANGAN DBD 3M&Plus : Plus Cara Kimia Pengelolaan Lingkungan&PSN
KERANGKA KONSEP VARIABEL KONTROL 1. Usia 2. Pendidikan
VARIABEL PENGGANGGU 1. Penyebab (Agent) 2. Faktor Lingkungan 3. Usia 4. Jenis Kelamin 5. Pendidikan
Hipotesis Ada hubungan antara kesadaran warga dalam mengubur barang bekas dengan kejadian DBD di desa Manjung Wetan RT 01 RW 03 Ada hubungan antara menutup bak mandi dengan kejadian DBD di desa Manjung Wetan RT 01 RW 03 Ada hubungan antara membuang atau menangkupkan setiap wadah yang yang berisi air dengan kejadian DBD di desa Manjung Wetan RT 01 RW 03 Ada hubungan antara tersedianya banyak tempat penampungan air dengan kejadian DBD di desa Manjung Wetan RT 01 RW 03 Ada hubungan antara respon warga dalam upaya pemantauan jentik setiap satu minggu 2 kali dengan kejadian DBD di desa Manjung Wetan RT 01 RW 03 Ada hubungan antara penggunaan kelambu dengan kejadian DBD di desa Manjung Wetan RT 01 RW 03 Ada hubungan antara penggunaan lotion anti nyamuk maupun obat nyamuk dengan kejadian DBD di desa Manjung Wetan RT 01 RW 03
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. JENIS RANCANGAN PENELITIAN : ANALITIK OBSERVASIONAL 2. WAKTU DAN TEMPAT : NOVEMBER 2016 Desa MANJUNG WETAN dan MANJUNG KULON 3.
POPULASI KASUS : Seluruh WARGA MANJUNG WETAN
POPULASI KONTROL :SELURUH WARGA
4.
MANJUNG KULON
SAMPEL KASUS: 28 orang
Kriteria Inklusi pada sampel kasus :
Warga yang menjadi pemilik maupun yang tinggal di rumah yang berada di desa Manjung Wetan Merupakan bagian keluarga yang tinggal menetap di rumah orang yang diopname atau yang rumahnya teridentifikasi jentik. Kriteria eksklusi pada sampel kasus adalah:
Alamat tidak jelas atau dua kali didatangi tidak ditempat. Tidak bersedia untuk mengikuti penelitian SAMPEL KONTROL : 28 orang
▪
Kriteria Inklusi
Kriteria ini harus dipenuhi oleh setiap anggota yang dijadikan sampel kontrol, meliputi: Bukan
penderita Demam Berdarah Dengue yang tinggal di sekitar rumah kasus (tetangga penderita) dengan jarak maksimal 100 meter dari rumah sampel kasus dengan pencocokan (matching) sama dengan kasus dalam hal umur dan jenis kelamin pada Tahun 2015 dan 2016. Hal ini karena ada beberapa penelitian yang menyebutkan umur dan jenis kelamin berhubungan dengan DBD. Untuk mengurangi bias,maka kelompok kontrol disetarakan dengan kelompok kasus dalam hal umur dan jenis kelamin. ▪ Kriteria Eksklusi Kriteria ini tidak dapat mewakili responden untuk dijadikan sampel kontrol, meliputi: Tidak bersedia untuk mengikuti penelitian. 5. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL :PURPOSIF SAMPLING
Jenis Variabel &Defifnisi Operasional
1 Jenis Variabel • Variabel bebas • Kesadaran warga Desa Manjung Wetan terhadap pemantauan jentik dan gerakan PSN di lingkungan rumah Variabel terikat Kejadian DBD di desa Manjung Wetan
• •
Variabel Kontrol Kesadaran warga Desa Manjung Kulon terhadap pemantauan jentik dan gerakan PSN di lingkungan rumah
• •
2
Definisi Operasional Pengetahuan yaitu pemahaman responden sampai saat ini tentang DBD baik cara pencegahan tingkat kebahayaan mengenali tanda upaya pencegahan terhadap lingkungan kesehatan, maupun dengan gerakan 3M Plus dengan menggunakan skala ordinal Sikap yaitu suatu respon dari responden dalam upaya pencegahan DBD pada saat pemberian wawancara dengan skala nominal Daya terima yaitu hasil penerimaan masyarakat terhadap pencegahan DBD dengan menggunakan skala nominal
PENGUMPULAN DATA
DATA PRIMER : penelitian langsung dengan pengambilan data melalui wawancara da
Langkah-langkah Penelitian 1. Instrumen Penelitian: Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang berhubungan dengan variabel yang akan diteliti 2. Diuji validitas dan reliabilitas : a. Validitas data : Product Moment. b. Reliabilitas data : Cronbach’s Alpha
3. BAHAN PENELITIAN : Hasil Wawancara berupa Kuisioner dan dokumentasi 4. JALAN PENELITIAN: TAHAP PRA PENEELITIAN :
TAHAP PENELITIAN :
TAHAP PASCA PENELITIAN :
PENGOLAHAN DATA Editing:
ANALISIS DATA Analisis Univariat:Analisis ini diperlukan
untuk mendeskripsikan dengan menggunakan tabel frekuensi faktor-faktor dan kejadian DBD di Desa Manjung Kecamatan Wonogiri.
Analisis Bivariat: Dalam penelitian ini variabel
yang diduga berhubungan adalah antara faktor risiko yang berkaitan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Manjung Kecamatan Wonogiri Kota Wonogiri.
TERIMA KASIH