Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Vegetasi.docx

  • Uploaded by: Ni'matul Azizah Ramadlani
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Vegetasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,074
  • Pages: 19
MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN VEGETASI (FAKTOR AIR, API DAN BIOTIK)

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4 BIOLOGI 4D SHIFA MAULANA

201710070311125

WINDI YUSIKA KRISTANTI

201710070311139

NI’MATUL AZIZAH RAMADLANI 201710070311141 FITRI LAELA RAHMADHANI

201710070311146

ALVINA VIA DENITA

201710070311161

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN 2019 1

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, tim penulis memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah

melimpahkan

rahmat,

hidayah,

dan

inayah-Nya

sehingga

dapat

menyelesaikan Makalah Ekologi Tumbuhan. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ekologi Tumbuhan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga dengan makalah ini khususnya timpenulis dan para pembaca mendapatkan syafaat di akhir zaman. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat didalamnya. Tim penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, diharapkan saran dan kritik yang konstrukif. Semoga makalah ekologi hewan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Malang, 11 Maret 2019

Tim Penulis

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2 DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3 BAB 1 (PENDAHULUAN) ..................................................................................................... 4 LATAR BELAKANG............................................................................................................ 4 RUMUSAN MASALAH ...................................................................................................... 5 TUJUAN ........................................................................................................................... 5 BAB II (PEMBAHASAN) ....................................................................................................... 6 HUBUNGAN FAKTOR AIR DAN API DENGAN VEGETASI .................................................. 6 HUBUNGAN FAKTOR ABIOTIK DENGAN VEGETASI ......................................................... 9 KETERKAITAN AL-QURAN DALAM HUBUNGAN VEGETASI DENGAN FAKTOR LINGKUNGAN ............................................................................................................... 14 BAB III (PENUTUP) ............................................................................................................ 14 KESIMPULAN ................................................................................................................. 14 SARAN ........................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 15

3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu, hewan dan tumbuhan. Kedua kelompok ini sangat tergantung kepada faktor-faktor yang ada diluar dirinya baik itu secara langsung maupun tidak langsung dengan kata lain tidak ada satu makhluk hidup pun di dunia ini yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung dengan faktor lainnya. Setiap faktor yang mempengaruhi terhadap kehidupan dari suatu organisme dalam proses perkembangan disebut faktor lingkungan.Tumbuhan dan juga hewan dalam ekosistem membentuk bagian hidup atau komponen biotik,komponen ini (jenis-jenisnya) akan bertoleransi terhadap kondisi lingkungan tertentu. Suatu lingkungan bersifat tiga dimensi ruang dan berkembang berdasarkan waktu.Ini tidak berarti bahwa lingkungan adalah seragam baik dalam waktu ruang maupun waktu.Pada kenyataannya faktor lingkungan alami selalu memperlihatkan perubahan baik secara vertikal maupun lateral,dan dikaitkan dengan waktu,mereka memperlihatkan variasi baik secara harian maupun tahunan.Dengan demikian waktu dan ruang lebih tepat dikatakan sebagai dimensi dari lingkungan,jadi bukan merupakan faktor atau komponen lingkungan. Faktor luar yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup ini disebut dengan lingkungan. Manusia sebagai makhluk hidup telah terlibat dan tertarik dengan masalah-masalah lingkungan sejak dahulu kala walaupun mereka tidak mengerti perkataan ekologi itu sendiri. Dalam masyarakat primitif setiap individu untuk dapat bertahan hidup memerlukan pengetahuan terhadap alam lingkungannya. Alam lingkungan (environment) ialah alam diluar organisme yang efektif mempengaruhi kehidupan organisma tersebut. Setiap tanaman menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian ini berguna untuk mempertahankan hidupnya. Pengaruh

faktor-faktor

lingkungan

dan

kisarannya

untuk

suatu

tumbuh-tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan. Tetapi pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan faktor fisik, misalnya

4

suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1.

Bagaimana hubungan faktor air dan api dengan vegetasi

2.

Bagaimana hubungan faktor biotik terhadap lingkungan dengan vegetasi?

3.

Bagaimana keterkaitan Al-Qur’an dalam hubungan vegetasi dengan faktor lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui hubungan faktor air dan api dengan vegetasi 2. Mengetahui hubungan faktor biotik terhadap lingkungan dengan vegetasi 3. Mengetahui keterkaitan Al-Qur’an dalam hubungan vegetasi dengan faktor lingkungan

5

BAB II PEMBAHASAN 1.1 Hubungan Faktor Air dan Api dengan Vegetasi Lingkungan (environment) adalah salah satu faktor penting dalam interaksi makhluk hidup dalam sistem ekologi. Lingkungan adalah suatu sistem yang kompleks yang terdiri dari sejumlah faktor lingkungan yang dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu 1). lingkungan abiotik, seperti tanah/lahan, cahaya matahari, suhu udara, air, nutrien, hara, dan mineral dan 2). Lingkungan biotik yaitu makhluk hidup di sekitarnya. Lingkungan adalah sistem kompleks yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup dan merupakan ruang tiga dimensi, dimana makhluk hidupnya sendiri merupakan salah satu bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis berubah setiap saat. Perubahan yang terjadi dari faktor lingkungan akan mempengaruhi makhluk hidup dan respon makhluk hidup terhadap faktor tersebut yang akan berbeda-beda menurut skala ruang dan waktu, serta kondisi makhluk hidup. Faktor-faktor

lingkungan

mempengaruhi

suatu

organisme

secara

sendiri-sendiri atau kombinasi dari berbagai faktor. Pengaruhnya dapat menentukan kehadiran atau keberadaan dan proses kehidupan makhluk hidup. Terdapat berbagai prinsip yang mendasari hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya, seperti makhluk hidup tidak dapat hidup pada lingkungan yang hampa udara; segala sesuatu yang dapat mempengaruhi makhluk hidup akan membentuk lingkungan atau faktor lingkungan yang terdiri dari faktor lingkungan abiotik dan lingkungan biotik. Setiap jenis, individu, kelompok atau umur makhluk hidup dipengaruhi atau membutuhkan faktor lingkungan yang berbeda-beda. Salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi vegetasi adalah faktor air dan api.

6

1.1.1 Faktor Air Air juga berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk. Adapun pengaruh kadar air terhadap pertumbuhan tanaman seperti halnya selama siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai panen selalu membutuhkan air. Tidak satupun proses kehidupan tanaman yang dapat bebasdari air. besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis, morfologis dan kombinasi ke dua faktor di atas dengan factor-faktor lingkungan Ada beberapa fungsi air bagi tanaman yaitu : Merupakan unsur penting dari protoplasma, terutama pada jaringan meristematik. Sebagai pelarut dalamproses fotosintesa dan proses hidrolitik, seperti perubahan pati menjadi gula. Bagian yang esensial dalam menstabilkan turgor sel tanaman. Pengatur suhu bagi tanaman, karena air mempunyai kemampuan menyerap panas yang baik. Transport bagi garam-garam, gas dan material lainnya dalam tubuh tanaman. Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui tanaman dengan jalan penyerapan oleh akar. Besarnya air yang diserap oleh akar tanaman sangat tergantung pada kadar air tanah dan kondisi lingkungan di atas tanah. 1.1.2 Faktor Api Api merupakan koomponen abiotik yang juga berpengaruh ke dalam vegetasi atau tumbuhan yang ada. Api yang berada di lingkungan semak apabila terhembus angin akan membuat kebakaran. Hal ini banyak terjadi di hutan yang mengalami kekeringan atau bahkan sengaja dibakar oleh seseorang. Respon kebakaran hutan terhadap tumbuhan akan berdampak pada pengurangan komposisi jenis, penurunan kualitas dan kuantitas tegakan pohon, yang semuanya ditentukan oleh panas yang ditimbulkan (de Bano et al, 1998).

7

Akibat adanya pemanasan api, proses metabolisme jaringan tanaman akan terganggu dan mengalami kerusakan bahkan mengalami kematian (Brown dan Davis, 1973). Disisi lain, dampak kebakaran hutan akan mendorong bermacam-macam bentuk adaptasi dari tumbuhan terhadap api, diantaranya mendorong pertunasan, penyebaran benih, dan pemecahan dormansi benih-benih tertentu. Dilihat dari aspek struktur dan komposisi jenis, kebakaran hutan akan berdampak pada terjadinya suksesi, dimana dimungkinkan akan muncul jenis-jenis baru dan hilangnya jenis-jenis yang sudah ada sebelumnya pada kawasan tersebut (de Bano et al 1998). Dampak buruk dari semua itu bisa terjadi akibat api yang dibiarkan menyala dan tidak ada yang memadamkannya Api berdampak negatif terhadap tanah, padahal di situlah tanaman ditumbuhkan. Tanah menyediakan hampir seluruh kebutuhan hara bagi tanaman, kecuali C, H, O dan N. Unsur-unsur ini banyak disumbang dari udara dan hujan (atmosfer), sungguh pun juga bisa didapat dan tersimpan di dalam tanah. Unsur hara saling berinteraksi antara satu dengan lainnya membentuk senyawa. Ketersediaan dan sifat senyawa ditentukan oleh sifat-sifat tanah. Bahkan tanah terbentuk dari berbagai senyawa itu. Tidak ada yang lebih penting, sifat tanahnya atau ketersediaan haranya bagi tanaman. Semuanya penting dan saling mempengaruhi. Pada tanah-tanah bekas kebakaran, diperlukan penanganan tambahan apabila kita ingin mendapatkan hasil tanaman yang baik. Prinsipnya adalah membuat tanah cepat dalam proses dekomposisi dan perkembangannya. Salah satu caranya adalah dengan menambahkan bahan organik. Dr. Bambang Hero menyarankan, agar memacu produksi serasah yang jatuh (litterfall) untuk menutupi lantai hutan dan menambah bahan organik tanah, diantaranya dengan penanaman menggunakan jarak tanam yang rapat. Kebakaran pada hutan tanaman A. mangium yang telah menghasilkan buah, akan mengakibatkan biji yang tersimpan dalam tanah mengalami skarifikasi. Hal ini memicu biji untuk mengakhiri masa dormansinya, kemudian berkembang menjadi semai dan akhirnya tumbuh ke atas permukaan tanah. Jumlah anakan alam ini bisa mencapai lebih dari 2,5 juta anakan/ha. Pengalaman kita menunjukkan

8

kejadian ini akan mengakibatkan susahnya penanganan dalam perawatan tanaman. Api berdampak negatif bagi tanah. Salah satunya adalah tanah menjadi tidak subur. Tanaman yang ditumbuhkan pada tanah tidak subur mempunyai produktivitas yang rendah. 1.2 Hubungan Faktor Biotik dengan Vegetasi Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Interaksi penting bagi menentukan populasi di dalam suatu habitat. Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu.Dalam suatu lingkungan yang kompleks yang berisi berbagai macam organisme,aktivitas metabolisme suatu organisme akan berpengaruh terhadap lingkungannya.Mikroorganisme seperti halnya organisme lain yang berada dalam lingkungan yang komplek senantiasa berhubungan baik dengan pengaruh faktor abiotik dan pengaruh faktor biotik.Faktor biotik dalam hal ini meliputi manusia, tumbuhan, dan hewan. 1.2.1 Hubungan Vegetasi dengan Tumbuhan Dalam ekosistem terdapat interaksi anatara makhluk hidup dengan lingkungannya, serta antar makhluk hidup itu sendiri.Pola interaksi tersebut dapat saling menguntungkan, merugikan satu pihak tetapi pihak lain tidak diuntungkan maupun dirugikan, dua pihak saling memperebutkan satu hal, serta pihak yang satu menghambat pihak lain. Hubungan tumbuhan dengan tumbuhan terdapat dalam bentuk kompetisi akan berbagai kebutuhannya seperti substrat tempat tumbuh atau ruang, serta faktor kimia dan fisika lingkungan lainnya. Adapun pola-pola interaksi tersebut adalah:

9

a.

Simbiosis Simbiosis merupakan interaksi antara makhluk hidup berbeda jenis dalam satu tempat dan waktu tertentu yang hubungannya sangat erat (Surasana, 1990).Simbiosis merupakan hubungan dimana dua jenis organisme tinggal/hidup bersama-sama. 1. Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan kedua belah pihak. 2. Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup mengakibatkan makhluk hidup

yang yang

satu mendapatkan keuntungan,sedangkan makhluk hiduplainnya mengala mi kerugiann 3. Simbiosis komensalisme merupakan hubungan antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salahsatu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. b.

Kompetisi Merupakan interaksi bersaing antara individu tumbuhan dengan individu

tumbuhan lainnya dalam hal penggunaan sumber daya alam dan pemenuhan kebutuhan seperti nutrisi, air,cahaya, ruang dan sebagainya jadi kompetisi akan timbul jika individu tumbuhan mempunyai daur hidup dan keperluan yang sama dengan individu tumbuhan lainnya baik untuk jenis tumbuhan yang sama maupun yang berbeda jenis. Tumbuhan yang lebih efisien memanfaatkan sumber dayanya untuk bertahan, dan yang lainnya tersingkir.Contoh: kompetisi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Faktor yang di kompetisikan anatara lain hara, cahaya, co2, dan ruang tumbuh. Persaingan (kompetisi) yang di lakukan oleh organisme-organisme dapat berupa keaktifan dalam memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sumber daya yang di butuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya. Persaingan di antara dua atau lebih spesies organisme terhadap sumber daya alam akan menimbulkan efek yang merugikan kedua belah pihak, bahkan salah satu dari spesies yang bersaing dapat tersingkir (di tekan oleh yang lain) akibat persaingan.Persaingan dapat terjadi di antara individu-individu dari spesies yang

10

sama dan di sebut persaingan intraspesifik, juga dapat terjadi di antara individu dari spesies

yang

berbeda

di

sebut

persaingan

interspesifik

(Gopal

dan

bhardwaj,1979). 1.2.2 Hubungan Vegetasi dengan Hewan Hubungan

yang dapat terjadi antara hewan dengan tumbuhan meliputi

herbivori, insektifori, polinatori, serta koevolusi. 1.

Herbivori Herbivori merupakan pola interaksi antara hewan pemakan vegetasi dengan tumbuhan dimana interaksi yang paling sering terjadi adalah grazing dan browsing. Grazing adalah interaksi yang melibatkan hewan pemakan rumput-rumputan seperti sapi, kuda, dan kambing. Sedangkan browsing merupakan interaksi yang melibatkan hewan pemakan pucuk atau bagian tanaman lainnya. Browsing kerap kali terjadi misalnya antara jerapa atau gajah dengan tanaman Accacia auricuriformisatau biji tanaman yang dikonsumsi oleh burung.Pengaruh yang disebabkan oleh interaksi tersebut meliputi : a.

Bagi Tumbuhan Kotoran hewan dapat membantu menyuburkan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak terhambat

1.)

Adanya hewan pemakan biji menjadi salah satu cara tumbuhan untuk menyebarkan bijinya sehingga tumbuhan tersebut dapat memperbanyak keturunannya di wilayah lain. Namun, Biji suatu jenis tanaman yang terbawa oleh hewan bisa saja terjatuh atau ditempatkan pada lahan/wilayah yang tidak kondusif seperti laut atau rawa-rawa sehingga penyebaran biji tidak berhasil dan eksistensi tanaman tersebut berkurang.

2.)

Hewan pemakan pucuk kerap kali merobohkan tumbuhan, terutama tumbuhan dengan habitus pohon. Perobohan tersebut dapat mengurangi dominansinya terhadap tumbuhan kecil/semak. Semakin banyak perobohan tumbuhan berhabitus pohon oleh hewan maka semakin besar kemungkinan tumbuhan tersebut menjadi langka hingga akhirnya mengalami kepunahan

11

b.

Bagi Hewan 1)

Karena tumbuhan merupakan produsen primer maka interaksi ini jelas sangat menguntungkan hewan terutama dalam hal pemenuhan nutrisi/sumber makanan

2)

Bagi sebagian besar hewan, tumbuhan menjadi habitat (rumah) serta tempat berlindung dari predator

2.

Insektifori Interaksi yang melibatkan jenis tumbuhan pemakan hewan yang dalam hal ini

adalah serangga. Jenis tumbuhan ini biasanya terdapat pada wilayah yang kekurangan unsur N (nitrogen) sehingga untuk mendapatkan asupan unsur tersebut jenis tumbuhan tertentu mengambil unsur N dari serangga. Interaksi ini dapat menyebabkan kelangkaan beberapa jenis serangga, termasuk serangga-serangga yang berperan dalam peristiwa polinasi, sehingga akan berdampak buruk bagi spesies tanaman lain yang penyerbukannya bergantung pada serangga tersebut. 3.

Polinoriri Polinatori merupakan interaksi antara tumbuhan dengan hewan yang

sebenarnya bersifat kebetulan karena sebenarnya ”kunjungan” suatu hewan pada tumbuhan, khususnya bunga, bertujuan untuk mencari makan. Karena itulah dalam proses penyerbukan harus terjalin hubungan timbal balik antara tanaman berbunga dengan polinatornya. Interaksi ini akan terbentuk jika tanaman berbunga dapat menyediakan apa yang dibutuhkan oleh polinator untuk kelangsungan hidupnya. Ketika polinator memperoleh banyak manfaat dari kontaknya dengan bunga, yang dapat berupa makanan, tempat berlindung dan membangun sarang atau tempat melakukan perkawinan maka kontak tersebut dapat menjadi bagian yang tetap dalam hidupnya sehingga akan terbentuk interaksi yang konstan dengan tanaman tersebut. (Griffin dan Sedgley, 1989). Oleh karena itu tanaman berbunga harus mampu menarik polinatornya sehingga mendapatkan kunjungan polinator secara kontinu. Dengan demikian terdapat jaminan terjadinya transfer tepung sari yang mendukung pembuahan (Pacini, 2000).

12

4.

Koevolusi Koevolusi merupakan interaksi yang melibatkan adaptasi evolusioner yang bersifat resiprok pada dua spesies.Interaksi ini misalnya terjadi pada Passionflower vine dengan

larva

kupu-kupu

dari

genus

Heliconius. Passionflower

vine menghasilkan zat kimia beracun yang membantu melindungi daunnya dari serangga herbivora. Suatu kontra adaptasi berkembang pada Heliconius dimana ia mampu mencerna daun Passionflower vine yang beracun tersebut dengan suatu enzim pencernaan khusus. Resistensi larva Heliconius ini merupakan suatu kekuatan selektif yang mengarah pada terjadinya evolusi pertahanan yang dilakukan oleh tumbuhan tersebut. Caranya adalah beberapa daun Passionflower vine kerap terlihat memiliki bintik-bintik kuning dimana bintik-bintik kuning ini merupakan ”senjata” untuk melawan larva Heliconius. Larva Heliconius mengira bintik-bintik kuning tersebut adalah telur dari individu Heliconius yang lain sehingga Heliconius pertama tidak akan meletakkan telurnya pada daun tersebut untuk menghindari adanya kompetisi sehingga kerusakan daun Passionflower vine dapat berkurang (Campbell, 2004).

1.2.3 Hubungan Vegetasi dengan Manusia 2. Manusia

memperoleh makanan salah satunya dari tumbuhan. Dengan

adanya

tumbuhan,

manusia

dapat

memenuhi

kebutuhan

makanannya.Lingkungan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tanaman dan organisme lain yang hidup di muka bumi. Oleh sebab itu pengetahuan tentang lingkungan tumbuh tanaman sangat dibutuhkan agar budidaya tanaman yang dilakukan dapat menghasilkan produksi yang optimum.Dalam agroekosistem lingkungan tumbuh tanaman menjadi bahan pertimbangan dalam rancang bangun aktivitas budidaya yang akan dilakukan. 3. Lingkungan

akan mempengaruhi jenis tanaman yang sesuai untuk

dibudidayakan pada kawasan, penjadwalan dan teknik budidaya yang digunakan. Oleh karenanya pengetahuan tentang lingkungan sangat penting artinya bagi sektor pertanian.

13

4. Interaksi

tumbuhan dengan manusia ada yang menguntungka dan ada

yang merugikan. Tumbuhan itu banyak di manfaatkan oleh manusia, misalnya saja manusia memanfaatkan tumbuhan untuk membuat perumahan (papan), sandang, dan pangan. 5. Manusia

untuk mendirikan sebuah rumah membutuhkan tiang, tiang

tersebut di ambil dari tumbuhan, jika tidak ada tumbuhan yang akan di jadikan sebagai tiang, maka rumah tersebut tidak akan bisa berdiri. Peralatan – peralatan manusia tersebut kebanyakan terbuat dari tumbuhan, jika tidak ada peralatan tersebut, maka manusia tidak bisa bertahan hidup. Begitu penting tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tapi manusia itu sendiri tidak bisa menjaga dan melestarikan tumbuhan dengan baik, akan tetapi manusia memakai tumbuhan dengan seenaknya saja. Misalnya manusia menebang hutan secara sembarangan. 1.3 Keterkaitan Al-Qur’an dalam Hubungan Vegetasi dengan Faktor Lingkungan a. Q.S Al-Jasiyah ayat 5

1. Q.S Al-Hajj ayat 19-20

14

2. “Barangsiapa yang memotong pohon Sidrah maka Allah akan meluruskan kepalanya tepat ke dalam neraka.” (HR. Abu Daud dalam Sunannya) “Barangsiapa di anatara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari Kiamat.” (HR. Muslim). 3. Q.S Asy-Syura ayat 7

15

BAB III PENUTUP 1.1 Kesimpulan Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman, yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada suatu waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat. Pengaruh

faktor-faktor

lingkungan

dan

kisarannya

untuk

suatu

tumbuh-tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan. Tetapi pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan faktor fisik, misalnya suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan tersebut. Lingkungan sebagai suatu faktor ekologi yang terdapat di sekitar tumbuh-tumbuhan dan makhluk hidup lainnya dapat terdiri dari lingkungan biotik dan abiotik. Lingkungan biotik (makhluk hidup) adalah lingkungan yang terdiri dari semua unsur makhluk hidup yang ada (tumbuhan, hewan atau mikrobiota) dan lingkungan tak hidup (abiotik), misalnya habitat, air, dan cahaya. 1.2 Saran Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil manfaat tentang pentingnya mempelajari serta memahami faktor-faktor lingkungan yang berperan dalam ekologi tumbuhan. Sehingga dengan ini kita bisa memiliki pengetahuan yang luas tentang ilmu ekologi tumbuhan dan dapat mengalikasikannya denga mudah

16

DAFTAR PUSTAKA A.J.McNaughton-Larry L.Wolf.1990.Ekologi Umum Edisi Kedua.Yogyakarta:Gajah Mada University Press. Campbel. (2008).Biologi Jilid 3, Edisi ke 5. Erlangga: Jakarta.

De Bano, LFDG Neary, PF Folliot. (1998). Fire’s Effects on Ecosystem.New York (US): John Wiley and Sons. Heddy,Suwasono.Kurniati,Metty.1994.Prinsip-Prinsip Dasar Ekologi : Suatu Bahasan Tentang Kaidah Ekologi dan Penerapannya.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Purtasih,M.Pd.2010.Diktat Ekologi Tumbuhan.Jakarta:PT Cendekia Soemarwoto,Otto.1991.Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan.

17

18

19

Related Documents


More Documents from "evifebrika"