Hubungan Multipara Dengan Terjadinya Persalinan Lama.docx

  • Uploaded by: Dwi Astuty
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hubungan Multipara Dengan Terjadinya Persalinan Lama.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 346
  • Pages: 2
Hubungan multipara dengan terjadinya persalinan lama

Paritas Paritas adalah jumlah kehamilan dan persalinan yang telah mencapai batas viabilitas tanpa memperhatikan jumlah anak apakah tunggal atau multiple. Paritas adalah jumlah kehamilan dimana bayi yang dilahirkan mampu hidup diluar kandungan. Pembagian paritas teridiri dari : (1) Primipara : bila seorang wanita pernah melahirkan satu kali janin viabel, tanpa mengingat janinnya apakah hidup atau mati pada saat lahir, juga ibu yang sedang inpartu untuk anak satu (2) Multipara : bila seorang wanita telah melahirkan dua kali sampai empat janin mencapai batas viabel. (3) Grandemultipara : wanita yang melahirkan lima orang anak atau lebih

Paritas berisiko dapat menyebabkan terjadinya persalinan lama dikarenakan otot–otot rahim pada ibu yang sering melahirkan sudah melemah sehingga bisa mengakibatkan lamanya proses persalinan. Persalinan lama terutama pada primipara biasanya berkenaan dengan belum atau kurangnya persiapan dan perhatian dalam menghadapi persalinan pada grandemultipara sering didapatkan perut gantung, akibat regangan uterus yang berulangulang karena kehamilan dan longgarnya ligamentum yang memfiksasi uterus, sehingga uterus menjadi jatuh ke depan, disebut perut gantung. Perut gantung dapat mengakibatkan terjadinya gangguan his karena posisi uterus yang menggantung ke depan sehingga bagian bawah janin tidak dapat menekan dan berhubungan langsung serta rapat dengan segmen bawah rahim. Akhirnya partus dapat berlangsung lama. Adapun etiologi dari kelainan his: Kelainan his terutama ditemukan pada primigravida, khususnya primigravida tua. Pada multipara lebih banyak ditemukan kelainan yang bersifat inersia uteri. Faktor herediter mungkin memegang peranan pula dalam kelainan his. Sampai seberapa jauh faktor emosi (ketakutan dan lain-Iain) mempengaruhi kelainan his, khususnya inersia uteri,

ialah apabila bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah uterus seperri pada kelainan letak janin atau pada disproporsi sefalopelvik. Peregangan rahim yang berlebihan pada kehamilan ganda ataupun hidramnion juga dapat merupakan penyebab inersia uteri yang murni. Akhirnya, gangguan dalam pembentukan uterus pada masa embrional, misalnya uterus bikornis unikolis, dapat pula mengakibatkan kelainan his. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus kurang lebih separuhnya, penyebab inersia uteri tidak diketahui.

Ref: Mochtar, R. 2006. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. EGC : Jakarta Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Related Documents


More Documents from ""