HMDS SIAP AEC Sejak AEC atau Asean Economic Community dibuka pada Desember 2015 kemarin, banyak masyarakat yang mengalami kekhawatiran dalam hal persaingan mendapatkan pekerjaan. Semakin terbuka dan bebasnya pekerja dan kerjasama yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat salah menilai dan merasa ‘minder’ terhadap kemampuan mereka sendiri. Masyarakat Indonesia memandang bahwa tenaga kerja luar negeri lebih unggul daripada sumber daya manusia Indonesia. Padahal kekhawatiran tersebut yang membuat Indonesia semakin terhambat dalam mengikuti AEC. Hal yang paling mengkhawatirkan adalah apabila SDM Indonesia tidak kompetitif maka masyarakat hanya akan jadi penonton di rumah sendiri. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang melimpah, disini generasi muda sangat diperlukan. Semangat yang masih tinggi, ide-ide kreatif, tenaga yang mumpuni menjadi latar belakang kenapa generasi muda yang diandalkan untuk menghadapi AEC ini untuk menciptakan generasi muda yang kompetitif untuk AEC instansi pendidikan memiliki peran sangat penting, dalam hal ini perguruan tinggi sangat diandalkan karena perguruan tinggi menciptakan mahasiswa yang disiapkan untuk terjun menjadi naggota masyarakat. Sayangnya masih banyak mahaiswa yang belum mengetahui AEC. Sehingga persiapan tidak bisa maksimal. Kurangnya sosialisasi dan rasa ingin tahu mahasiswa terhadap berita-berita global terbaru dan terlalu sibuk dengan dunia perkuliahan masingmasing. Mahasiswa harus bergerak cepat dalam menghadapi AEC. Salah satu unsur vital untuk menghadapi AEC adalah kemampuan berbahasa asing, terutama Bahasa Inggris dan bahasa-bahasa negara yang menjadi anggota ASEAN. Karena tenaga kerja asing yang akan dating ke Indonesia semakin banyak perlu ditingkatkan kemampuan berbahsa Inggris agar mampu bersaing dan menjalin kerjasam dengan lebih baik. ITS sendiri sudah memberikan fasilitas yang mendukung mahasiswanya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing. Dengan menetapkan Kriteria Kelulusan untuk TOEFL membuat mahasiswa harus menguasai kemampuan berbahasa Inggris. Namun syarat nilai TOEFL yang harus lulus dari Kriteria Kelulusan masih kurang untuk menyiapkan mahasiswa dalam menghadapi AEC, mahasiswa juga harus melakukan praktek berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris agar kelak tidak gagu saat berkomunikasi dengan tenaga kerja asing. Sebagai salah satu Institut berbasis teknologi di Indonesia tentu ITS menghasilkan engineer- engineer yang siap bersaing. Ini sangat membantu untuk persiapan menghadapi AEC selain dari aspek Bahasa, karena hidup manusia di era informasi seperti sekarang tidak bias lepas dari teknologi. Untuk mampu bersaing saat AEC kelak harus menyiapkan tenaga kerja berbasis teknik yang kompeten. AEC sendiri tidak lepas dari bidang energy. Melihat sumber energy yang melimpah di Indonesia dibutuhkan technopreneur yang handal. Ketersediaan sumber energy ini mampu menunjang aktifitas AEC kelak. Melihat peluang yang besar dalam pengolahan energy di Indonesia maka semakin ketat juga persaingan tenaga kerja di lingkup ASEAN karena AEC ini. Investorinvestor asing juga akan banyak yang menanamkan saham di Indonesia, tentu ini peluang emas untuk meningkatkan perekonomian negara. Melalui UKM yang mendalami ilmu kewirausahaan seperti UKM Technopreneurship dan KOPMA ITS mahasiswa ITS belajar bagaimana menjalankan wirausaha. Himpunan Mahasiswa Diploma Sipil (HMDS) ITS juga ikut mempersiapkan diri untuk menghadapi AEC, dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang mampu melatih kemampuan mahasiswa Diploma Teknik Sipil ITS baik di bidang Bahasa, ke-teknik sipil-an, ataupun technopreneurship. Generasi muda Indonesia dan mahasiswa khususnya harus mempersiapkan diri
dengan matang agar dalam berpartisipasi saat AEC tidak kalah saing atau kemungkinan terburuk sumber daya alam dan perekonomian Indonesia dikuasai oleh negara lain.