Hipertensi Pada Anak Dr Win.pptx

  • Uploaded by: rinii
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hipertensi Pada Anak Dr Win.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,029
  • Pages: 21
Hipertensi Pada Anak Iras Pratiwi 14 18 777 14 296

Pembimbing : dr. Winarny Abdullah, Sp.A

Definisi Tekanan darah normal pada anak adalah tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolik (TDD) di bawah persentil 90 berdasarkan jenis kelamin, usia dan tinggi badan. Hipertensi adalah nilai rata-rata tekanan darah sistolik dan atau diastolik lebih dari persentil ke95 berdasarkan jenis kelamin, usia dan tinggi badan pada pengukuran sebanyak 3 kali atau lebih.

Klasifikasi a) b)   c) 



Prehipertensi : TD ≥ persentil 90 tetapi < persentil 95. Hipertensi Stadium 1 : TD > persentil 95-99 + 5 mmHg Stadium 2 : TD > persentil 99 + 5 mmHg Krisis Hipertensi : umur ≥ 6 tahun TD 180/120 mmHg, umur < 6 tahun TD 50% di atas persentil 95. Hipertensi urgensi : Belum menyebabkan kerusakan organ. Hipertensi emergensi : Menyebabkan kerusakan organ.

Etiologi 1. Hipertensi primer : Genetik, Berat Badan, Stres fisik dan psikologis, hiperaktivitas sistem saraf simpatis, respon terhadap masukan garam dan kalsium. 2. Hipertensi sekunder : Hipertensi yang terjadi oleh karena adanya penyebab yang jelas. Adanya penyakit ginjal, penyakit jantung atau penyakit organ lain (kelainan endokrinologis, reumatologis).

Hipertensi sekunder Penyakit ginjal yang didapat - Tumor Wilms - Glomerulonefritis

- Sindrom hemolitik uremik

Kelainan ginjal kongenital

- Nefropati refluks

Kelainan endokrin - Sindrom Cushing

* Dysplasia ginjal

-Hiperparatiroidisme

* Ginjal polikistik

- Nefropati diabetik

* Uropati obstruktif Kelainan neurologis - Stress, ansietas - Sindrom guillain Barre - Ensefalitis

Penyebab vaskular - Emboli arteri renalis - Thrombosis vena renalis - Stenosis arteri renalis

Patofisiologi a) Hipoperfusi ginjal → produksi renin (aparatus jukstaglomerular) → mengaktifkan angiotensin I → mengaktifkan angiotensin II → hipertensi.

b) Hipervolemia akibat retensi air dan garam menyebabkan curah jantung meningkat dan timbul hipertensi. Krisis hipertensi dimulai dengan adanya peningkatan tiba-tiba resistensi vascular sistemik yang terkait dengan vasokonstriktor humoral.

Manifestasi Klinis a. Hipertensi derajat ringan atau sedang umumnya tidak ada gejala. - Nyeri kepala, insomnia, rasa lelah, nyeri perut atau nyeri dada. b. Krisis hipertensi keadaan hipertensi berat yang diikuti dengan komplikasi yang dapat mengancam jiwa dan kerusakan organ. - Sakit kepala, pusing, nyeri perut, muntah atau gangguan penglihatan. c. Ensefalopati Hipertensi - Ditandai dengan kejang fokal maupun umum diikuti dengan penurunan kesadaran dari somnolen sampai koma.

PENEGAKKAN DIAGNOSTIK PARAMETER TEKANAN DARAH

DIAGNOSIS

TD Sistole atau diastole <90 percentile Hipertensi Stage I

Normal

TD Sistole atau diastole berada diantara 90-95 percentile atau TD >120/80 mm Hg (walaupun <90th percentile)

Prehipertensi

TD Sistole atau diastole berada diantara 95 percentile sampai 5 mmHg diatas 99 percentile

Hipertensi I

TD Sistole atau diastole >99 percentile ditambah 5 Hipertensi II mm Hg

I.

Non Farmakologi Penurunan berat badan, diet rendah lemak dan garam, olahraga secara teratur, menghentikan rokok dan kebiasaan minum alkohol. Penurunan berat badan terbukti efektif mengobati hipertensi pada anak yang mengalami obesitas. Diet rendah garam yang dianjurkan adalah 1,2 g/hari pada anak usia 4-8 tahun dan 1,5 g/hari pada anak yang lebih besar.

II. Farmakologi

Diuretik, mulai dengan dosis minimal

Langkah I

↓↓

Penghambat adrenergik (alpha atau beta ) mulai dengan doisis minimal

atau

jika diperlukan dosis dapat dinaikkan mencapai dosis maksimal Tekanan darah tidak turun

Langkah 2

Tambahkan atau ganti dengan penghambat adrenergik

atau

Tambahkan atau ganti dengan diuretik (tiazid)

Lanjutkan sampai mencapai dosis maksimal Tekanan darah tidak turun Langkah 3

Tambahkan golongan vasodilator (hidralazin)

Rujuk kepada SpA(K) Nefrologi

Golongan Obat

Jenis Obat

Dosis dan Interval

Efek Samping

Angiotensin Kaptopril Converting Enzyme Inhibitor (ACEi) Lisinopril

Dosis 0,3 s/d 0,5 mg/kg/kali (maks 6 mg/kg/hari) Dosis 0.07 mg/kg/hari sampai 40 mg/hari.

Kontraindikasi pada ibu hamil. Pemeriksaan serum kreatinin dan kalium

Angiotensin Receptor Blocker (ARB)

Losartan

Dosis 0,7 mg/kg/hari sampai 50 mg/hari (satu kali sehari) Dosis maksimum 1,4 mg/kg/hari sampai 100 mg

FDA membatasi pemakaian losartan hanya untuk anak ≥ 6 tahun dan kreatinin klirens ≥ 30 ml/min per 1,73 m3

Beta Blocker

Metoprolol

Dosis: 1 s/d 2 mg/kg/ Tidak digunakan pada hari(dua kali perhari) (maks pasien diabetes 6 mg/kg/ hari sampai mellitus 200mg/hari). Dosis: 1-2 mg/kg/hari (dibagi dua sampai tiga dosis) Dosis maksimum: 4 mg/kg.

Propanolol

Diuretik

Hidroklorotiazid Furosemid

Spironolakton

Dosis: 1 mg /kg/hari (sekali sehari). Dosis: 0,5 mg s/d 2 mg/kg/hari (maks 6 mg/kg/hari. Dosis: 1 mg/kg/hari (dibagi1-2 dosis)

Diuretik hemat kalium dapat menyebabkan hiperkalemia berat terutama bila dikombinasikan dengan ACEi atau ARB. Furosemid berguna sebagai terapi tambahan pada penyakit ginjal.

Central Alpha Blocker

Klonidin

Anak ≥ 12 tahun: Dosis: 0,2 mg/hari (dibagi dua dosis) (maks 2,4 mg/ Hari)

Menyebabkan mulut kering atau sedasi. Penghentian terapi yang tiba tiba dapat menyebabkan rebound hypertension

Vasodilator

Hidralazin

Dosis: 0,75 mg/kg/hari (maks 7,5 mg/kg/hari sampai 200 mg/ hari.

Sering menyebabkan takikardi dan retensi cairan. Dapat menyebabkan lupus like syndrome

A) Hipertensi Emergensi -Turunkan tekanan darah 25-30% dalam 6 jam pertama, selanjutnya 25-30% dalam 24 -36 jam. Selebihnya dalam 48-72 jam. Lini pertama : nifedipin sublingual, dikombinasikan dengan furosemide intravena a. Nifedipine dosis 0,1 mg/kgBB/kali, dinaikkan tiap 5 menit pada 15 menit pertama, selanjutnya setiap 15 menit pada 1 jam selanjutnya, kemudian setiap 30 menit. Dosis maksimal 10 mg/kali. Furosemid, dosis 1 mg/ kgBB/kali intravena, 2 kali sehari (dapat diberikan oral bila keadaan umum pasien baik). Bila tekanan darah belum turun, ditambah kaptopril dosis awal 0,3 mg/kgBB/kali, diberikan 2-3 kali sehari. Dosis maksimal 2 mg/kgBB/hari..

-Bila tekanan darah turun, dapat dilanjutkkan dengan nifedipin oral 0,25-1 mg/kgBB/hari, 3-4 kali sehari.. Lini kedua : klonidin drips (katapres) dikombinasi dengan furosemide intravena. Klonidin dosis 0,002 mg/kgBB/8 jam + 100 ml dekstrosa 5% (mikrodrips). Tetesan 12 tetes menit, bila tekanan darah belum turun, dapat dinaikkan 6 tetes/menit tiap 30 menit ( maksimum 36 tetes/menit).

Furosemide dosis 1 mg/ kgBB/kali intravena, 2 kali sehari. Bila 30 menit setelah tetesan 36 tetes/menit tekanan darah belum turun, ditambah kapropril, dosis awal 0,3 mg/kgBB/kali, diberikan 2-3 kali sehari, dosis maksimal 2 mg/kgBB/hari.

B. Hipertensi Urgensi -Tekanan darah dapat diturunkan lebih perlahan, yaitu 25% dalam 12-24 jam. -Mempergunakan obat antihipertensi oral seperti pada hipertensi emergensi. -Perlu observasi ketat karena dapat progresif menjadi hipertensi emergensi bila tidak diturunkan dalam 12-24 jam

PENCEGAHAN

PROGNOSIS

Prognosis tergantung etiologi yang mendasari. Hipertensi esensial, bila mengenai remaja, biasanya tidak menunjukkan morbiditas pada saat awal, namun bila tidak diterapi bahkan hipertensi esensial asimptomatik dapat menyebabkan morbiditas kardiovaskular, sistim saraf pusat, dan gangguan ginjal pada masa dewasa

TERIMAKASIH

Related Documents


More Documents from "Albert Edo"

Refka.docx
November 2019 10
Bab Utama Unrevisi.docx
November 2019 12
Hipertensi Anak Dr Win.docx
November 2019 18
Catatan Kegiatan Harian.docx
December 2019 26