Hecting (menjahit Luka).ppt

  • Uploaded by: Emmi wulandari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hecting (menjahit Luka).ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 789
  • Pages: 48
Indikasi dan Tujuan Tindakan  Mengontrol / menghentikan perdarahan  Irigasi dan debridemen untuk mengurangi insidensi

infeksi  Pemulihan integritas fungsional kulit dan mengurangi kemungkinan terjadi / terbentuknya jaringan parut  Untuk mendukung jaringan sampai proses penyembuhan mengembalikan kekuatan tarik;  Untuk menutup ruang mati oleh aproksimasi tepi luka memastikan bahwa hasil fungsional dan estetika diperoleh (Mackay-Wiggan et al, 2002)

Kontra indikasi  Tidak ada kontra indikasi absolut  Hal yang perlu diwaspadai adalah :  Interval cedera (12 – 24 jam) terhadap kontaminasi

Penilaian Luka  Aspek visual kulit robek dan rusak, jumlah

perdarahan, dan pasien sering 'terkejut' karena nyeri shg menyebabkan perawat menganggap bahwa cedera lebih buruk daripada sebenarnya.  Sebaliknya, luka lebih serius dengan tendon dan kerusakan saraf sering diabaikan, sebagai pasien tidak akan mengeluh sehingga muncul sakit (Purcell, 2003).

untuk memilih metode penutupan yang paling tepat perawat perlu mengetahui berikut (Wyatt et al, 2003)  Apa mekanisme cedera - siapa atau apa yang

menyebabkan luka dan bagaimana?  Apakah ada komponen naksir untuk cedera - karena hal ini dapat mengakibatkan pembengkakan?  Apakah ada kemungkinan benda asing pada luka?  Kapan cedera terjadi? Luka lebih dari 12 jam (selain luka wajah bersih) !!!

 Mana cedera terjadi?  Apakah kemungkinan kontaminasi?  Apakah imunisasi terhadap tetanus diperlukan?

 Apakah pekerjaan pasien? Persoalan kebersihan atau

pekerjaan berat dapat mempengaruhi pendekatan yang diperlukan.

Tipe Jahitan Simple Interupted Continous Locking stitch Interupted mattress

End to end Subcuticular

Tipe Jahitan Simple Interupted  Merupakan salah satu tipe yang lazim

digunakan  Biasanya nilai kosmetik = baik  Memberikan simpul yang terikat rapi  Tidak tegang  Tekanan masif dapat dihindari

Tipe Jahitan  Continous  Biasanya memberikan hasil kosmetik

memuaskan  Jika terjadi infeksi seluruh jahitan harus diangkat  Jika benang terputus luka akan menganga  Tindakan membutuhkan waktu yang relatif singkat  Mudah dilakukan

Tipe Jahitan Locking stitch / Ford suture

pattern Merupakan tipe jahitan kulit yang mendekati variasi kontinu

Tipe Jahitan Interupted mattress Merupakan tipe jahitan kulit yang baik

Tipe Jahitan End to end Merupakan tipe jahitan matras

lainnya

Tipe Jahitan Subcuticular  Jahitan kontinu yang dilakukan /

diletakkan dibawah kulit  Jahitan dapat pula dilakukan / diletakkan sebagai jahitan terputus  Dikenal dengan nilai kosmetik paling bagus

Persiapan alat  Dalam bak intrumen steril  Duk lobang steril  Pinset anatomis dan chirurgis secukupnya  Arteri klem secukupnya  Nald fooder  Kassa steril secukupnya  Kom steril 2 buah  Hancscoon  Gunting steril 2 buah (1 utk otot, 1 utk benang)  Skalpel dan bisturi

Bahan lain  Larutan NS secukupnya  Larutan bethadin  Obat anastesi lokal

 Spuit 3 – 5 cc  Salf antibiotik  Gunting plaster  Benang jahit sesuai kebutuhan  plaster

Cara kerja  Jelaskan perihal tindakan dan minta izin klien

 Apakah perlu melakukan hal sebagai berikut :  Menanyakan tentang riw alergi  Menanyakan tentang anti tetanus  Curigai adanya fraktur  Melakukan pemeriksaan motorik dan sensorik  Berikan posisi yang nyaman untuk klien dan tindakan

 Cuci tangan pakai handscoon  Lakukan anastesi lokal pada area sekitar luka :  Lakukan injeksi yg dalam pada dermis melalui luka

 Injeksi secara perlahan  Tunggulah beberapa menit sampai terjadi efek anastesi

pada luka

 Lakukan irigasi, debridemen pada area luka.

 Observasi keadaan luka secara spesifik tentang benda

asing, keadaan otot / tulang

 Lakukan tindakan penjahitan dengan memperhatikan

keadaan luka dan jaringan luka dan sekitar luka  Lakukan penjahitan dimulai dari dalam, sentral, dan simetris  Tutup luka dengan memberikan sedikit bantalan.

Teknik Menjahit  Pegangan  Pemegang jarum harus dilakukan dengan pegangan

sawit seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1. Hal ini memungkinkan mobilitas pergelangan unggul dibandingkan jika jari-jari ditempatkan dalam menangani loop. Jarum harus dipahami antara 1 / 3 sampai 1 / 2 dari jarak antara lampiran jahit dan ujung jarum.

Kulit

Up Hecting

Jar/otot subkutan

Penggunaa n metoda

Wajah

Silk / Prolen (6 – 0)

3 – 5 hr

Cutgut / Dexon (4 – 0 / 5 – 0)

Sederhana / subkutikular

Kulit kepala

Silk / Prolen (4 – 0)

5 – 8 hr

Cutgut / Dexon (3 – 0 / 4 – 0)

Sederhana

Tubuh

Silk / Prolen (4 – 0)

7 – 10 hr

Cutgut / Dexon (3 – 0 / 4 – 0)

Sederhana / Matras

Ekstrimitas

Silk / Prolen (4 – 0)

7 – 10 hr

Cutgut / Dexon (4 – 0 / 5 – 0)

Sederhana / Matras

Telapak tangan / kaki

Silk / Prolen (4 – 0 / 5 – o)

10– 14 hr

Cutgut / Dexon (4 – 0 / 5 – 0)

Sederhana / Matras

Membram mukosa

Cutgut / Dexon (4 – 0 / 5 – 0)

Sederhana

Tendon

Silk / Kawat (4 – 0)

Related Documents

Menjahit Luka.doc
November 2019 10
Menjahit Luka.docx
December 2019 26
Hecting Perineum.docx
November 2019 33
Hecting Bedah.docx
April 2020 9

More Documents from "Munira Abas"