Hecting Bedah.docx

  • Uploaded by: kalista
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Hecting Bedah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,992
  • Pages: 16
Macam – macam Hecting

Pembimbing : dr. Marolop, Sp.BTKV

Disusun oleh : Kalista Yeni 11.2017.076

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH RSUD KOJA, JAKARTA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA 2018

1|Page

Hecting Definis Heacting atau penjahitan adalah tindakan untuk menyatukan menghubungkan kembali jaringan tubuh yang terputus atau terpotong (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan hemostatis) mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.

Tujuan : 1. Menutup luka 2. Menpertemukan tepi-tepi luka agar dapat menyatu 3. Mencegah terjadin!a infeksi pada luka !ang terbuka 4. Mempercepat penyembuhan luka (luka sembuh primer) 5. Mencegah kontaminasi kuman sekunder (port de entry)

Indikasi : Indikasi hecting adalah dilakukan ketika ada luka terbuka pada kulit !ang mengganggu integeritas jaringan. #ecting juga dilakukan untuk menghentikan perdarahan pada luka yang terbuka.

Macam-macam hecting 1. Jahitan Simpul Tunggal Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi. Teknik : – Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. - Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm. - Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan - Benang dipotong kurang lebih 1 cm. - Manfaat : Jahitan terputus mudah ke tempat lain, memiliki kekuatan tarik lebih besar, dan kurang potensial untuk menyebabkan edema luka dan sirkulasi kulit terganggu. jahitan Interrupted juga memungkinkan ahli bedah untuk membuat penyesuaian yang dibutuhkan untuk

benar

menyelaraskan

tepi

luka

sebagai

luka

dijahit. 2|Page

- Kekurangan : Jahitan terputus termasuk waktu yang diperlukan untuk penempatan mereka dan resiko yang lebih besar tanda crosshatched (yaitu, rel kereta api) di garis jahitan.

2. Jahitan matras Horizontal Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. - Dapat dibiarkan di tempat selama beberapa hari jika ketegangan luka tetap penempatan setelah dari sisa jahitan. Di daerah-daerah ketegangan sangat tinggi beresiko dehiscence, jahitan kasur horizontal dapat dibiarkan di tempat bahkan setelah pengangkatan jahitan kulit permukaan. Namun, mereka memiliki resiko tinggi memproduksi tanda jahitan jika dibiarkan di tempat selama lebih dari 7 hari.

3|Page

3. Jahitan Matras Vertikal Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya tepi-tepi luka oleh jahitan ini. -

Berguna dalam memaksimalkan eversi luka, mengurangi ruang sudah mati, dan mengurangi ketegangan di luka.

Salah satu kelemahan benang ini penggarisan silang. Risiko penggarisan silang lebih besar karena ketegangan meningkat di seluruh luka dan masuknya 4 dan exit point dari menjahit di kulit. -

Waktu yang disarankan untuk memindahkan benang ini adalah 5-7 hari (sebelum pembentukan epitel trek jahitan selesai) untuk mengurangi risiko jaringan parut. Jika jahitan harus dibiarkan di tempat lagi, guling dapat ditempatkan antara jahitan dan kulit untuk meminimalkan kontak. 4|Page

4. Jahitan Jelujur Intrakutan Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang baik

5|Page

5. Jahitan Jelujur sederhana/Simple running suture/ Simple continous/Continous over and Dover Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar. Jahitan jelujur, lebih cepat dibuat serta lebih kuat tetapi kalau terputus seluruhnya akan terbuka. Untuk mengerjakan jahitan jelujur, pertamakali adalah dengan membuat

satu

jahitan

seperti

pada

jahitan

kulit

terputus

dan

dibuat

simpul,

selanjutnya benang panjang tidak dipotong tetapi melanjutkan dengan penusukan pada tepi luka selanjutnya dengan tempat penusukan dan keluarnya benang yang sejajar, sehingga tampak dari luar arah benang miring, tetapi dalam posisi tegak lurus di dalam jaringan, seperti pada gambar

6|Page

6. Jahitan Jelujur Feston/Running locked suture/Interlocking suture Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa. Jahitan jelujur terkunci, ini merupakan jahitan jelujur yang menyelipkan benang di bawah jahitan yang telah terpasang. Cara ini efektif untuk menghentikan perdarahan, tetapi kadang-kadang jaringan mengalami iskemia. Pada jahitan ini tekniknya hampir sama dengan jahitan jelujur di atas, akan tetapi dilakukan kuncian pada setiap satu jahitan, untuk kemudian dilakukan penusukan selanjutnya, seperti pada gambar.

7|Page

7. Jahitan Matras Modifikasi

Sinonim : Half Burried Mattress Suture Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah subkutannya.

8|Page

Jenis Benang Jahit  Absorable Sutures : yang diserap atau dicerna oleh sel-sel tubuh dan cairan jaringan di mana mereka tertanam selama dan setelah proses penyembuhan. Natural : –

Plain Catgut



Chromic Catgut Synthetics



Vicryl



Monocryl

 Non Absorable Sutures : jahit Mereka yang tidak dapat diserap oleh sel-sel tubuh atau cairan. Natural: Silk Steel Nylon Synthetics : Prolene Mersilene Plain Catgut : Berasal dari lapisan submukosa usus kecil domba atau sapi. Tensile strengt 7-10 hari postimplantation (variabel dengan karakteristik pasien individual) Digunakan untuk : 9|Page

(1) penyembuhan dengan cepat memperbaiki jaringan yang memerlukan dukungan minimal (2) ligating dangkal pembuluh darah. tidak direkomendasikan untuk penggunaan internal

Chromic Catgut bahan jahit kromat telah mengalami berbagai intensitas penyamakan dengan garam asam kromat untuk menunda waktu penyerapan jaringan. Contoh-contoh khas benang kromat dan waktu

penyerapan

a.

Jenis

b.

Jenis

c.

Tipe

d.

Tipe

A: B:

adalah: Plain,

10

hari

Mild

kromat,

20

hari

C:

Sedang

kromat,

30

hari

D:

Extra

kromat,

40

hari

Vicryl Benang sintetis multifilament Kimia polimer diserap dengan cara hidrolisis dan menyebabkan tingkat yang lebih rendah terhadap reaksi jaringan. Dilapisi dengan copolymer dari lactide dan glycolide (polyglactin 370) Juga dilapisi Calcium Stearate reaksi jaringan rendah, Tensile strength 

65% @ 14 days



40% @ 21 days



10% @ 35 days

Absorption complete by 70 days Umumnya benang ini digunakan dalam jaringan lunak, fasia dan ligasi pembuluh darah.

Monovicryl Monofilamen Copolymer dari glycolide dan e-caprolactone.Tensile strength : 50-60% di 7 hari, dan hilang pada 21 hari. Penyerapan selesai pada 91-119 hari. Poliglecaprone 25 (monocryl) digunakan untuk penutupan subkutikuler dan jaringan lunak dan ligations

10 | P a g e

Silk Terbuat dari sutera mentah, dilapisi oleh lilin lebah atau silikon. Walaupun diklasifikasikan sebagai bahan nonabsorbable, benang sutra menjadi diserap oleh proteolisis dan sering tidak terdeteksi dalam 2 tahun. Tensile strength berkurang dengan penyerapan uap air dan hilang dalam 1 tahun. Reaksi inflamasi akut dipicu oleh bahan ini.

Steel Terbuat dari stainless steel (besi-kromium-nikel-molybdenum paduan) Monofilament dan multifilament. Hal menjadikan fleksibilitas, ukuran tetap, dan tidak adanya unsur-unsur beracun. Stensile strength tinggi dengan sedikit penurunan dari waktu ke waktu dan reaktivitas jaringan rendah. Digunakan terutama di ortopedi, bedah saraf, dan aplikasi toraks Penutupan dinding abdomen, penutupan tulang dada

Nylon Polimer poliamida bahan yang tersedia di monofilamen (Ethilon / Monosof) dan multifilamen(Nurolon / Surgilon) Elastisitas bahan ini berguna dalam membuat retensi dan penutupan kulit. Nilon sangat lentur, terutama pada saat basah Bentuk yang dikepang (braided) dilapisi dengan silicon. Tensile Strength 81% pada 1 tahun 72% di 2 tahun, 66% pada 11 tahun.

Prolene Benang ini adalah isostatic kristalin stereoisomer dari polimer propilena linear Reaksi jaringan yang minimal. Tidak didegradasi atau melemah dan mempertahankan Tensile strength sampai 2 tahun. Materi ini berguna pada luka yang terinfeksi dan terkontaminasi,dan jahitan ekstrusi.

11 | P a g e

Monofilament dan Multifilament

Monofilament suture : adalah benang yang dibuat dari 1 lembar benang saja. Keuntungan : -

Memiliki lebih sedikit tahanan terhadap jaringan dari pada multifilament

-

Tidak memiliki celah untuk bersembunyinya bakteri

Kerugian : -

Pada benang yang lebih tebal benangnya kurang lentur dan menjadiakan sulit

pada proses penjahitan -

Lebih mudah rusak karena pemegangan oleh needel holder atau forcep yang

terlalu kuat -

Membutuhkan simpul lebih banyak karena licin

contoh benang monofilament : Monocryl, PDS , Prolene , Nylon.

Multifilament suture : adalah benang yang dibuat dari beberapa benang baik itu di kepang (brided) atau dililit(twisted). Keuntungan : -

Lebih lembut dan lentur dari pada monofilament

-

Fiksasi benang pada jarum lebih baik

Kerugian : -

Lebih gampang untuk kuman berkembangbiak karena terdapat

celah

-

Karena memiliki permuakaan yang kasar mengaklibatkan kerusakan jaringan

Contoh benang multifilament : vycril (braided) , chromic (twisted), silk (braided)

Tehnik menjahit luka  Prinsip yang harus diperhatikan : a. Cara memegang kulit pada tepi luka dengan surgical forceps harus dilakukan secara halus dengan mencegah trauma lebih lanjut pada jaringan tersebut. b. Ukuran kulit yang yang diambil dari kedua tepi luka harus sama besarnya. c. Tempat tusukan jarum sebaiknya sekitar 1-3 cm dari tepi luka. Khusus daerah wajah 2-3mm. d. Jarak antara dua jahitan sebaiknya kurang lebih sama dengan tusukan jarum dari tepi luka. e. Tepi luka diusahakan dalam keadaan terbuka keluar ( evferted ) setelah penjahitan 12 | P a g e

Jadwal penggangkatan jahitan Daerah Jahitan

Saat pengangkatan (hari ke-)

Kepala dan muka

4-5

Wajah (termasuk kelopak mata dan 4 lidah) Kulit kepala

6-7

Tangan dan jari

7

Dinding perut: Sayatan melintang

7-9

Sayatan vertikal

9-11

Pinggang dan bahu

11-12

Badan

7-10

Ekstremitas atas

10-12

Ekstremitas bawah

12-16

Skrotum

5

Instrumen Bedah Minor Pembedahan dilakukan dengan bantuan alat-alat. Seseorang melakukan tindakan bedah harus mempunyai pengetahuan mengenai alat yang digunakannya. Selain itu harus memiliki pula pengetahuan mengenai sarana penynjang lainnya, misalnya sifat-sifat benangnya. 1. Nald voeder ( needle holder) Fungsi : untuk memegang jarum jahit dan sebagai penyimpul benang

2. Gunting

13 | P a g e

Gunting ada dua jenis, gunting lurus dan bengkok. Ujungnya biasanya runcing. Terdapat dua tipe gunting yang sering di gunakan: mayo dan metzenbaum. Ada pula gunting benang,yaitu gunting benang lurus dan bengkok. Fungsi : untuk memotong benang operasi,merapihkan luka

3. Pisau bedah Terdiri atas gagang dan mata pisau. Terdapat 2 nomor gagang pisau yang sering di pakai yaitu gagang nomor 4 ( untuk mata pisau besar) dan gagang nomor 3 ( untuk mata pisau kecil ). Gunanya untuk menyanyat berbagai organ/bagian tubuh, mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.

4. klem klem arteri pean. Ada dua jenis yaitu yang lurus dan bengkok. Penggunaannya adalah untuk hemostasis terutama untuk jaringan tipis dan lunak. Penyediaannya masing-masing 6 buah. Klem kocher. Ada dua jenis yaitu,klem yang lurus dan yang bengkok. Tidak ditujukan untuk hemostasis. Sifat khasnya adalah mempunyai gigi pada ujungnya ( mirip gigi pada pinset sirurgis ). Gunanya adalah untuk menjepit jaringan terutama agar jaringan tidak meleset dari klem dan hal ini di mungkinkan dengan adanya gigi pada ujung klem. Penyediannya : masing-masing 4 buah Klem mosquito. Mirip dengan klem arteri Pean, tetapi ukurannya lebih kecil. Penggunanya adalah untuk hemostasis terutama untuk jaringan tipis dan lunak.

14 | P a g e

Klem Allis. Penggunannya adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit tumor kecil Klem babcock. Penggunannya adalah untuk menjepit tumor yang agak besar dan rapuh. Tower clamp. Penggunaannya adalah untuk menjepit doek. Penyediannya: 4-6 buah 5. Retraktor Retraktor langenbeck. Penggunannya adalah untuk menguakkan luka US Army double ended retractor. Penggunannya untuk menguakkan luka. Retraktor Volkman. Penggunaannya adalah untuk menguakkan luka, pemakaian retractor disesuikan dengan lebar luka. Ada yang mempunyai 2,3,4 gigi. Dua gigi untuk luka kecil, 4 gigi untuk luka besar. Terdapat pula retraktor bergigi tumpul. Penyediaan : bila mungkin masing-masing ukuran 2 buah

6. Pinset Pinset sirurgis. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi. Penyediaan : 2 buah Pinset anatomis. Penggunaanya adalah untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak 15 | P a g e

Pinset splinter. Penggunannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka 7. Deschamps Aneurysm needle Penggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah besar. Penyediaan : 1 buah 8. Wound curret Penggunaanya adalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus kronis 9. Sonde Penggunaanya yaitu untuk penuntun pisau selaku melakukan eksplorasi dan mnegetahui kedalaman luka. Penyediaan : 1 buah 10. Korentang Penggunaannya adalah untuk mengambil instrumen steril dan mengambil kasa,jas operasi,doek dan laken steril. Penyediaan: 2 buah

Daftar Pustaka 1. De Jong, Wim.Pembedahan. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah ed.2. Jakarta: EGC.2004 2. Sabiston. Prinsip-prinsip Operasi Antisepsis, Tehnik, jahitan, dan Drainase. Dalam : Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC.1995

16 | P a g e

Related Documents


More Documents from ""

Doc1123456.docx
May 2020 2
Doc5.docx
May 2020 3
Doc6.docx
May 2020 2
Hecting Bedah.docx
April 2020 9
Doc1123456.docx
May 2020 4