PROSEDUR KHUSUS HECTING DI IGD RSUD UNGARAN
Disusun oleh :
SATYA NUR AZIZAH P1337420618111
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG 2019
A. Identitas Pasien 1. Nama
: Tn. J
2. Umur
: 30 tahun
3. Alamat
: Candirejo 3/1, Ungaran
B. Pengkajian Gawat Darurat 1. Airway
: tidak terdapat adanya sumbatan (secret ataupun darah), lidah tidak
jatuh ke belakang, jalan nafas bersih, tidak terdapat suara nafas tambahan 2. Breathing
: irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, dan jenis pernafasan dada.
Frekuensi nafas 20 kali permenit. 3. Circulation
: akral hangat, tidak terdapat sianosis, TD 150/100 mmHg, CRT <2
detik. Nadi 89 kali permenit. Turgor kulit baik. 4. Disability
: kesadaran CM, respon cahaya positif
5. Eksposure
: Nyeri di kepala bagian dahi dengan skala 6
C. Alasan Masuk Rumah Sakit : Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Terdapat luka di bagian dahi dengan panjang 3 cm dan kedalaman luka 1 cm. D. Prosedur Khusus 1. Pengertian Hacting atau penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Tindakan ini menggunakan alat yang telah disterilkan dan membersihkan luka sesuai dengan keadaan luka. 2. Indikasi Setiap luka dimana untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka. 3. Alat dan Bahan Prosedur a. NaCl fisiologis
b. Lidocain
c. Kasa steril
d. Spuit
e. Benang
f. Bengkok
g. Needle holder/ pemegang jarum
h. Pinset anatomi
i. Pinset chirrurgis
j. Gunting Benang
k. Gunting jaringan
l. Klem arteria berujung lurus/ bengkok
m. Gentamicin
n. FramycetinSulphate
4. Sistematika Prosedur a. Menentukan jenis luka menilai bentuk luka : teratur/tidak, menilai tepi luka : teratur/tidak, menilai luas luka : panjang dan lebar dalam cm, menilai kedalaman luka : dalam cm b. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tindakan medik : 1) Menjelaskan kondisi luka 2) Menjelaskan prosedur tindakan 3) Menjelaskan tujuan tindakan, keuntungan dan kerugian 4) Meminta persetujuan tindakan c. Menyiapkan peralatan yang diperlukan d. Rambut sekitar luka di cukur sampai bersih e. Menentukan jenis benang dan jarum yang diperlukan f. Memilih antiseptik, desinfektan yang diperlukan g. Melakukan cuci tangan h. Memakai sarung tangan steril i. Melakukan anestesi lokal (secara infiltrasi atau lapangan) cara: menusukkan jarum subkutan menyusuri tepi luka sampai seluruh luka teranestesi dengan baik. Lakukan aspirasi untuk memastikan bahwa ujung jarum tidak masuk pembuluh
darah (terlihat cairan darah dalam spuit). Infiltrasikan lidokain bersamaan waktu menarik mundur jarum 2-4 cc. j. Irigasi menggunakan NaCl fisiologis sampai semua kotoran terangkat. k. Melakukan eksplorasi luka untuk mencari perdarahan aktif, jaringan-jaringan mati/ rusak. Perdarahan dari vena dihentikan dengan penekanan menggunakan kasa steril beberapa detik. Perdarahan arterial dihentikan dengan jahitan ligasi. Jaringan mati/ rusak dibuang menggunakan gunting jaringan. Membuang tepi luka yang mati, tidak teratur. l. Menjahit luka 1) Menggunakan needle holder untuk memegang jarum. Menjepit jarum pada ujung pemegang jarum pada pertengahan atau sepertiga ekor jarum. Memegang needle holder dengan jari-jari sedemikian sehingga pergelangan tangan dapat melakukan gerakan rotasi dengan bebas. 2) Memasukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi luka sekitar 1 cm, membentuk sudut 90˚ 3) Mendorong jarum mengikuti kelengkungan jarum. 4) Mengikat jahitan menggunakan benang dan gunting dengan menggunakan gunting benang. 5) Jarak tiap jahitan sekitar 1 cm. Jahitan yang terlalu jarang luka kurang menutup dengan baik. Bila terlalu rapat meningkatkan trauma jaringan dan reaksi inflamasi. m. Memasang Framycetin Sulphate diatas jahitan sesuai dengan lukanya n. Memberi salep Gentamicin diatas framycetin sulphate o. Menutup dengan kasa steril p. Merapikan alat dan cuci tangan. 5. Hasil pelaksanaan prosedur Pada hari Rabu, 9 Januari 2018 pukul 22.00 WIB telah dilaksanakan hecting pada pasien Tn.J usia 30 tahun dengan diagnosa pasca trauma. Terdapat luka di kepala akibat terjatuh saat sedang naik motor. Luka tersebut memiliki panjang 3 cm dengan kedalaman ± 1 cm. Sebelumnya di beri injeksi lidocain untuk anestesi lokal. Kemudian luka di beri betadine dan dibungkus dengan kassa. Diperbolehkan pulang setelah di hecting dan dianjurkan untuk dicabut benang setelah luka kering dan kulit telah rapat ±10 hari. Apabila terdapat hal-hal yang memperlambat proses penyembuhan luka, maka pengangkatan jahitan ditunda.
6. Hal-hal yang harus diperhatikan a. Kesediaan klien untuk dilakukan hacting pada luka b. Ke sterilan alat yang digunakan c. Kesesuaian tindakan dengan luka trauma pada pasien d. Ketelitian dan kemahiran dalam melakukan hecting e. Tanda-tanda infeksi pada luka f. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan luka yang sudah di hacting