HAND OUT PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2009 1
MATA KULIAH
: PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS
: PTM/ 2
WAKTU PERTEMUAN
: 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE
: I – III
A. TUJUAN 1. TIU: Setelah mengikuti mata kuliah ini, Mahasiswa akan dapat mengoperasikan
mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin sekrap, mesin gerinda. 2. TIK: Setelah mengikuti matra kuliah ini, Mahasiswa akan dapat mengoperasikan mesin gerinda. B. POKOK BAHASAN 1. Latihan mengoperasikan mesin gerinda C. SUB POKOK BAHASAN 1. Penggerindaan rata dan Miring D. MATERI Mesin gerinda yang dimaksud disini adalah mesin gerinda bangku yang dalam pengoperasiannya digunakan secara manual. Dalam pengoperasiannya ada beberapa ketentuan, meliputi : a. Sebelum mulai menghidupkan mesin, putarlah dahulu batu gerinda dengan tangan. Pastikan batu gerinda dalam keadaan bebas berputar. b. Pastikan bahwa landasan berpegang kokoh pada tempatnya. c. Sediakan air pendingin sebelum memulai penggerindaan. d. Sediakan peralatan yang akan digunakan. e. Hidupkan mesin dan tunggulah hingga putaran batu gerinda normal berputar. f. Patuhi keselamatan kerja
2
- Harus menggunakan kacamata pengamatan - Jangan menggunakan sarung tangan - Peganglah benda kerja dengan kokoh dan jangan ragu – ragu. E. TUGAS Mahasiswa diharapkan menyelesaikan job sheet dari gambar kerja 4-01-G dan 4-02G. F. EVALUASI Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik. G. REFERENSI Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa. Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit Rajawali.
RENCANA OPERASI Pahat tepi rata (4-01-G)
No. 1 1
•
Penjelasan 2 Asah bagioan
Gambar 3 bidang
Peralatan 4 • Mesin
pembuangan dengan sudut
Gerinda
0
•
< = 14 sepanjang 1,5 x
•
Kaca Mata
lebar bahan, pada batu
•
Batu Gosok
gerinda sebelah kiri
•
Protactor
•
Alat
Asah dan ratakan bidang tersebut,
pada
bidang
datar batu gerinda sebelah 3
pengasah batu gerinda
2
•
kanan Asah bidang bebas
•
dengan sudut < 80 •
Gerinda
Ukur kerataan sudut baji
•
Kaca Mata
•
Batu Gosok
68
•
Protactor
Perhatikan sisi S tetap
•
Alat
0
0
0
sebesar 90 – (14 +8 ) = 0
•
(dresser) Mesin
segaris dengan sisi pahat
pengasah batu gerinda
3
•
•
Asah + 2/3 dari bidang ujung dengan sudut 450 ke samping sisi bidang pembuang, dengan menyetel meja landasan 60
•
Ukur kerataan dan sudutnya dengan protactor
(dresser) Mesin Gerinda
•
Kaca Mata
•
Batu Gosok
•
Protactor
•
Alat pengasah batu gerinda (dresser)
4
•
Asah bidang bebas ujung
•
A dengan sudut bebas 60 sesuai dengan meja
Kaca Mata
•
Batu Gosok
potong 100
•
Protactor
Ukur kerataan dan sudut –
•
Alat
Bentuk sisi potong ujung S dengan sudut sisi
•
Gerinda •
landasan •
Mesin
sudutnya dengan protactor
pengasah batu gerinda (dresser)
4
5
6
RENCANA OPERASI Pahat Tepi Kasar (4-02-G)
7
No. 1 1
•
•
Penjelasan 2 Asah bagioan
Gambar 3 bidang
Peralatan 4 • Mesin
pembuangan dengan sudut
Gerinda
< 60 sepanjang 1,5 x lebar
•
Kaca Mata
bahan, pada batu gerinda
•
Batu Gosok
sebelah kiri
•
Protactor
•
Alat
Asah dan ratakan bidang tersebut,
pada
bidang
pengasah
datar batu gerinda sebelah
batu gerinda
kanan dengan menyetel 60
landasan
(dresser)
terlebih
dahulu. •
Ukur sudut sisi potong S sebesar 600 dan sudut 60
bebas 2
•
dan
ukur
kerataannya Asah bidang bebas
•
dengan sudut < 60 •
Gerinda
Bentuk sisi potong Ujung
•
Kaca Mata
S= 90 terhadap sisi
•
Batu Gosok
potong S
•
Protactor
Kerjakan keseluruhan
•
Alat
0
•
3
Mesin
proses ini dimejalandasan
pengasah
yang telah disetel terlebih
batu gerinda
dahulu
(dresser)
•
Ukur kerataannya dan
•
sudut – sudutnya Asah bagian pembuangan
•
A dengan sudut
Mesin Gerinda
pembuangan 120
•
Kaca Mata
•
Batu Gosok
Bila terdapat sudut baji
•
Protactor
yang tepat S akan
•
Alat
sehingga mendapat sudut baji sebesar 900 – 0
0
0
(6 +12 )=72 •
menurun kira – kira 4 •
0
pengasah
Ukur kerataan dan
batu gerinda
sudutnya dengan protactor
(dresser)
8
4
•
α = sudut bebas
•
α1= sudut bebas ujung
•
Mesin Gerinda
9
10
MATA KULIAH
: PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS
: PTM/ 2
WAKTU PERTEMUAN
: 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE
: I V - VII
A. TUJUAN 1. TIU:
Setelah
mengikuti
mata
kuliah
ini,
Mahasiswa
akan
dapat
mengoperasikan mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin sekrap, mesin gerinda. 2. TIK:
Setelah
mengikuti
matra
kuliah
ini,
Mahasiswa akan
dapat
mengoperasikan mesin bubut. B. POKOK BAHASAN
1. Latihan mengoperasikan mesin bubut C. SUB POKOK BAHASAN 1. Pembubutan memanjang/ melintang, pemotongan, pembubutan kerucut, pembuatan alur D. MATERI Setiap akan mengoperasikan atau bekereja dengan mesin bubut ada bebrapa langkah yang harus diikuti dan dilaksanakan secara urut dan benar, meliputi: 1. Menyiapkan peralatan Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk bekerja di mesin bubut, misalnya: a. Kunci almari mesin b. Jangka sorong c. Pahat bubut Dan beberapa peralatan lain yang sesuai dengan pekerjaan yang dihadapi 11
2. Pemerikasaan Mesin a. Pemeriksaan peralatan dan perlengkapan mesin bubut, apakah lengkap atau tidak sesuaikan dengan tempat yang ada b. Geser eretan (carriage) ke tengah – tengah posisi dan periksa eretan
lintang, eretan atas dan tooolpost. Semua eretan tidak dalam keadaan terkunci atau otomatis feednya masuk c. Berikan pelumasan pada bed mesin (alas meja) dan slideway , kecuali
bila akan mengerjakan benda kerja besi tuang maka semua slideway harus dibersihkan dan bebas dari minyak d. Putar spindle utama/ cetakan dengan tangan dan perhatikan semua rangkaian transmisi. Pastikan bahwa semua dalam keadaan siap pakai e. Masukkan kopling dan coba hidupkan mesin 3. Pemasangan dan Penyetelan Pahat a. Tinggi sisi potong pahat harus stinggi senter untuk pengaturannya menggunakan tebal tipisnya landasan b. Landasan harus rata, bila tidak akan mengakibatkan pahat patah c. Majunya pahat hanya akan diijinkan seperti pada gambar d. Gunakan hanya dua baut untuk pengunciannya
12
4. Pemasangan Benda Kerja Dalam proses pembuatan benda kerja dicekam pada sumbu utama. Ada empat macam teknik pencekaman benda kerja di Mesin Bubut, yaitu: a. Dengan Chuk 3 Rahang b. Dengan Cekam 4 Rahang c. Pencekaman diantara dua center d. Pencekaman dengan face plate 5. Menentukan putaran Setiap terjadi proses pemotongan di mesin bubut putaran harus disesuaikan dengan diameter benda kerja, kecepatan potong, dan teknik pemotongannya. Untuk memperoleh putaran yang sesuai harus dihitung terlebih dahulu atau lihat table kecepatan potong. Hasil penghitungan ini harus diikiuti dan dilaksanakan 6. Setting Yang dimaksud dengan setting di sini adalah menempatkan posisi pahat terhadap benda kerja. Untuk melaksanakan ini ada beberapa ketentuan, yaitu: a. Hidupkan mesin bubut b. Dekatkan pahat pelan – pelan ke benda kerja dan goreskan pahat ke benda kerja dengan hati – hati c. Setting spindle eretan pada angka nol
7. Pemotongan Laksanakan pemotongan sesuai dengan benda kerja yang dibuat. 8. Pengoperasian otomatis 13
Dalam melaksanakan pengoperasian otomatis ini kana didemonstrasikan langsung dimesin bubut. Ada hal – hal penting yang harus diperhatikan: a. Untuk melaksanakan otomatis, periksa dahulu kebebasan eretan, baik memanjang maupun melintang b. Untuk mengoperasikannya, mesin dihidupakn kamudian handel otomatis dimasukkan dan mematikan otomatis harus handel otomatis dilepas baru kemudian mesin dimatikan Perhatikan: Tangan masukkan handel otomatis bila mesin dalam keadaan berhenti 9. Keselamatan kerja di mesin bubut a. Ikuti petunjuk pengoperasian mesin b. Tempatkan peralatan dengan rapi di meja mesin dan jangan bertumpuk jadi Satu c. Gunakan coolent
d. Kunci cekam harus dilepas bila selesai digunakan e. Jangan mengambil bram dengan tangan saat mesin berjalan, gunakan pengait E. TUGAS Mahasiswa diharapkan menyelesaikan jobsheet dari gambar kerja 4-01-B F. EVALUASI Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik.
G. REFERENSI Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa. 14
Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit Rajawali. TUCD Mesin Bubut
15
RENCANA OPERASI Gambar No 4-01-B a. Pelajari Gambar dan periksa bahan ukuran Ø 38,7 mm x 150 b. Setel mesin bubut c. Cekam benda kerja pada cekam rahang 3, sesuaikan panjang benda yang dijepit dengan panjang benda yang akan dibubut terlebih dahulu d. Bubut muka rata (facing)
e. Kerjakan Urut sesuai dengan ukuran di bawah ini 1. Bubut Ukuran diameter terbesar Ø 37 mm sepanjang 50 mm 2. Bubut ukuran diameter ke dua Ø 25 mm sepanjang 40 mm 3. Champer dengan ukuran 2 x 450 dan baliklah posisi benda kerja
4. Sebelum membubut ukuran selanjutnya, pastikan ukuran panjang benda kerja sudah tepat 145 mm 5. Hitunglah diameter terbesar untuk membuat tirus dengan < 4 0 dengan panjang
50 mm dan diameter ujung tirus 18 mm. (25, 2 mm) 6. Bubutlah dengan diameter yang tealh ditemukan dari perhitungan dengan panjang 95 mm 7. Bubut Ø 14 mm dengan panjang 45 mm 8. Buatlah champer dengan < 450 + 1,5 mm secukupnya agar tidak tajam ujung
benda kerja 9. Terakhir, buat alur dengan kedalaman 2 mm dan lebar 5 mm 16
10. Finishing
4-01-B
17
MATA KULIAH
: PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS
: PTM/ 2
WAKTU PERTEMUAN
: 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE
: VIII - X
A. TUJUAN 1. TIU:
Setelah
mengikuti
mata
kuliah
ini,
Mahasiswa
akan
dapat
mengoperasikan mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin sekrap, mesin gerinda. 2. TIK:
Setelah
mengikuti
matra
kuliah
ini,
Mahasiswa akan
mengoperasikan mesin bubut. B. POKOK BAHASAN
1. Latihan mengoperasikan mesin sekrap C. SUB POKOK BAHASAN 1. Penyekrapan datar, penyekrapan bertingkat, penyekrapan miring D. MATERI
18
dapat
Setiap akan mengoperasikan atau bekereja dengan mesin sekrap ada beberapa langkah yang harus diikuti dan dilaksanakan secara urut dan benar, meliputi: 1. Pemerikasaan Mesin Langkah yang harus dilaksanakan antara lain: a. Posisi ragum harus ditempatkan di bawah lengan mesin. Pemeriksaaan ini dilakukan dengan pengamatan dari depan mesin. Bila Posisi ragum berada diatas lengan atau lebih tinggi dari lengan, maka tool slide harus dinaikkan dan ragum harus diturunkan b. Panjang langkah harus dipendekkan. Putarlah poros pengatur panjang
langkah ke kiri tanpa menghidupkan mesin, akan tetapi jangan sampai langkah minimum. c. Kecepatan langkah harus pada posisi paling rendah. Aturlah kecepatan langkah yang terendah sesuai dengan table mesin d. Berilah pelumasan pada bagian – bagian yang bergerak Setelah melakukan pemeriksaan ini, mesin harus dicoba dihidupkan untuk mempelajari apakah terjadi gangguan atau tidak 2. Pemasangan dan Penyetelan Pahat
Ketentuan pemasangan pahat meliputi : a. Pahat dipasang pada holder harus menggunakan landasan dari bahan yang lunak 19
b. Ketentuan lain dari pemasangan ini dapat dilihat pada gambar di atas c. Sisi potong pahat harus berada di depan
3. Pemasangan Benda Kerja Dalam proses pembuatan benda kerja dimesin sekrap, ada empat macam , yaitu: a. Pencekaman dengan ragum b. Pencekaman dengan klem c. Pencekaman dengan peralatan khusus (fixture)
Umumnya pencekaman di mesin sekrap dengan kuat menggunakan ragum. Untuk itu yang akan dibahas hanya teknik pencekaman dengan ragum. Didalam pencekaman dengan menggu nakan ragum, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Bersihkan ragum dari kotoran/bram/oli/dengan menggunakan majun/lap b. Periaksa kembali kebersihannya dengan tangan, bilamana masih terasa ada pasir harus dibersihkan kembali c. Benda kerja sebelum dicekam harus dibersihkan dan sisinya dichamper. Bila permukaan benda tidak rata harus dicoba dikikir sehingga permukaannya agak rata d. Pasanglah parrarel yang sudah dibersihkan siatas ragum, kemudian pasang juga benda kerja di atasnya. e. Cekam benda kerja kuat – kuat dan menggunakan berat badan untuk mengoperasikannya, jangan menggunakan pemukul/palu untuk mengeraskan cekaman pada ragum
20
f. Pukullah permukaan benda kerja dengan palu plastic/mallet hingga parrarel tidak bergerak sama sekali dan jangan melakukan pengerasan lagi. g. Bilamana benda kerja sudah dipuku, parrarel mesin masih bergerak, pasanglah karton/kertas tebal dimulut ragum dan lakukan pencekaman h. Setiap kali melepas benda kerja dan kemudian memasng kembali ragum dan parrarel harus selalu dibersihkan 4. Mengatur Panjang Langkah Panjang Langkah waktu operasi mesin sekrap tergantung dari panjang benada kerja yang akan digunbakan dan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Dimana: L
: Panjang langkah
l
: Panjang benda kerja
la
: Panjang langkah awal + 20 mm
lb
: Panjang langkah akhir + 10 mm
21
Sehingga : L = L + la + lb = L + 30 Mengatur panjang langkah di mesin sekrap dapat dilaksanakan sebagai berikut: a. Putar mesin sekrap dengan tangan hingga panjang langkah maju maksimum, berilah tanda dengan pensil antara lengan dan badan b. Putar lagi mesin dengan tangan sampai pada posisi maksimum, berilah tanda pada badan mesin sesuai dengan tanda pada lengan c. Ukurlah dengan jangka sorong/ mistar semua langkah tersebut d. Hitung perpanjangan/ pengur angan langkah dengan rumus
Panjang Langkah yang disetel – panjang langkah semula 2 Hasilnya bila positif tambahkan pada jarak yang dibuat atau diukur pada mesin dan kurangkanlah bila hasilnya negative dan buat tanda pada badan mesin e. Putarlah tuas pengatur kekanan untuk perpanjangan hingga garis pada tanda di badan mesin dan putarlah kekiri untuk pengurangan panjang langkah f. Cobalah hidupkan mesin dan pastikan langkah yang disetel tepat
5. Mengatur Posisi Langkah Untuk mengatur posisi langkah di mesin sekrap, caranya sebagai berikut: a. Putar mesin dengan tangan hingga posisi langkah maksimum didepan
pada pahat + 5 mm di atas benda keraja
22
b. Buat tanda pada rahang ragum dibagian depan mesin dengan car:
letakkan mistar baja pada rahang dengan menempel pada benda kerja, buat tanda sesuai dengan panjang akhir c. Kendorkan tuas pengunci posisi langkah d. Keraskan kembali tuas pengunci posisi langkah e. Coba hidupkan mesin dan pastikan bahwa posisi langkah telah benar
6. Setting Pelaksanaan stting ini merupakan langkah awal dalam memotong/ membuat benda kerja, adapaun langkahnya sebagai berikut: a. Dekatkan pahat + 5 mm di atas benda kerja
b. Hidupkan mesin c. Turunkan pelan – pelan dan sedikit demi sedikit dengan memutar
spindle pada slideway hingga ujung pahat menggores pada permukaan benda kerja yang paling atas.
7. Pemotongan Lakukan pemotongan sesuai dengan gambar kerja baik cara manual maupun otomatis. Usahakan kedalaman penyayatan lebih besar feedingnya (a > b).
23
8. Keselamatan kerja a. Ikuti petunjuk pengoperasian mesin b. Tempatkan peralatan dengan rapi di meja mesin dan jangan bertumpuk jadi Satu c. Jangan berdiri di depan mesin d. Gunakan coolent
e. Kunci cekam harus dilepas bila selesai digunakan f. Jangan mengambil bram dengan tangan saat mesin berjalan, gunakan pengait E. TUGAS Mahasiswa diharapkan menyelesaikan jobsheet dari gambar kerja 4-01-5 F. EVALUASI Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik. G. REFERENSI Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa. Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit Rajawali.
24
RENCANA KERJA Gambar No 4 -01-S Blok V tanpa Alur a. Periksalah gambar dan ukuran bahan b. Periksalah keadaan mesin, kalau siap pakai pasanglah pahat yang diperlukan untuk pengerjaan c. Pasanglah benda kerja pada ragum dengan menggunakan parrarel atau landasan bila diperlukan d. Tentukan Panjang langkah L=la +lb +1
25
= 10 + 20 + 40 = 70 mm Buatlah penandaan pada body mesin e. Tentukan putaran mesin, jangan terlalu cepat f. Hidupkan mesin dan serutlah keempat sisi sesuai dengan ukuran yang ditentukan (23 mm), g. Lepaskan benda kerja dari ragum, kemudian pasang kembali dan serutlah sisi – sisnya hingga mencapai ukuran yang telah ditentukan (23 mm) h. Periksalah ukuran dan kerataan hasil kerja.
26
27
MATA KULIAH
: PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS
: PTM/ 2
WAKTU PERTEMUAN
: 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE
: XI - XIV
A. TUJUAN 1. TIU:
Setelah
mengikuti
mata
kuliah
ini,
Mahasiswa
akan
dapat
mengoperasikan mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin sekrap, mesin gerinda. 2. TIK:
Setelah
mengikuti
matra
kuliah
ini,
Mahasiswa akan
dapat
mengoperasikan mesin bubut. B. POKOK BAHASAN
1. Latihan mengoperasikan mesin frais horizontal C. SUB POKOK BAHASAN 1. Pengefraisan Roda Gigi Lurus D. MATERI Dalam pengoperasian mesin disini lebih dikhususkan pada pengoperasian untruk pembuatan roda gigi lurus atau sejenisnya yang akan menggunakan peralatan lain, yaitu kepala pembagi Akan tetapi ada beberapa bagian yang sifatnya umum, artinya setiap bekerja maka langkah tersebut harus dilaksanakan. 1. Menyimpan Peralatan a. Alat yang dipilih b. Alat – alat ukur c. Kepala pembagi atau lainnya sebagai alat pencekam benda kerja d. Beberapa kunci dan obeng bila diperlukan 28
2. Pemerikasaan dan Penyetelan Mesin
Langkah yang harus dilaksanakan antara lain: a. Pemerikasaan slideway pada deretan mesin, bersihkan dan beri
pelumasan b. Pasang Arbor pada mesin frais dan pasang pula pisau frais pada arbor. Perhatikan sisi potong pisau frais pada arah putaran mesin maupun arah pemakanan c. Pasang kepala pembagi di atas meja mesin d. Pastikan pemasngannya benar dan kuat e. Berilah pelumasan pada bagian – bagian yang bergerak Setelah melakukan pemeriksaan ini, mesin harus dicoba dihidupkan untuk mempelajari apakah terjadi gangguan atau tidak 3. Penyetelan putaran Setel putaran mesin sesuai dengan hasil perhitungan putaran mesin, serta dengan melihat table kecepatan yang ada di badan mesin frais 4. Penyetelan Kepala a. Hitung pembagian pada kepal;a pembagi sesuai dengan metode pembagian yang ada, kemudian setel kepala pembagi sesuai dengan hasil perhitungan b. Lakukan penyetelan kepala pembagi untuk pencekaman benda kerja yang kan dibuat dan pastikan pula apakah perlu menggunakan kepala penyangga (kepala lepas). Teknik pencekaman kepala pembagi ada dua cara: •
Denagn pencekaman diantara dua senter
•
Dengan pencekaman pada cekam rahang 3
5. Pemasangan Benda Kerja 29
Pemasangan benda kerja pada kepala pembagi dapat dilakukan dengan pencekaman langsung atau menggunakan mandrill. Pasanglah benda kerja dengan kokoh dan periksalah kesumbuan benda kerja dengan dial indicator, dengan cara sebagai berikut: a. Letakkan indicator diatas benda kerja b. Putar benda keraja 3600 dan lihat penyimpangan kesumbuan
c. Bila terjadi penyimpangan maka benda kerja harus desetel kembali dan periksalah apakah rahang ragum kotor atau pencekaman salah
6. Setting Dalam proses pembuatan roda gigi beberapa macam setting yang harus dilakukan dan pisau harus di tengah – tengah, maka harus dilakukan dua macam setting, yaitu: a. Menempatkan posisi pisau sesumbu dengan kepala pembagi / benda kerja Langkah – langkah yang harus dilakukan: 30
•
Letakkan siku di atas meja mesin dan temnpelkan pada salah satu sisi pisau
•
Dekatkan benda kerja kearah siku dengan memutar spindle eretan lintang sehingga benda kerja menempel pada dinding siku. Pada saat menggeser benda kerja, peganglah siku supaya tidak ikut bergeser. Perhatikan kelonggaran (back lash) dari slideway eretan lintang mesin frais
•
Setel skala spindle pada posisi 0. Hitung langkah pergeseran sebesar (X)
•
Geser meja kearah melintang sepanjang X dengan menggunakan ukuran skala pada spindle.
b. Menempatkan posisi pisau tepat diatas permukaan benda kerja Langkah – langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: •
Ambil kertas tipis dengan ukuran + 1 mm dan basahi dengan oli
•
Letakkan kertas di atas benda kerja yang paling atas, usahakan menempel dengan baik 31
•
Hidupkan mesin, periksa dengan pengamatan apakah kondisi pisau berputar dengan baik. Bila ada hgal – hal yang tidak beres dengan pisau itu segera dibetulkan
•
Naikkan meja pelan – pelan sehingga pisau menyentuh kertas dan menggesernya
•
Mundurkan meja dan matikan mesin aturlah skala spindle pada posisi nol. Setelah semua siap, naikkan meja menuju kedalaman penyayatan dan sesuaikan dengan kemampuan mesin, selanjutnya lakukan pemotongan
E. TUGAS Mahasiswa diharapkan menyelesaikan jobsheet dari gambar kerja 4-01-FH F. EVALUASI Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik.
G. REFERENSI Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa. Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit Rajawali.
32
RENCANA KERJA
33
34
MATA KULIAH
: PRAKTIK TEKNIK PERMESINAN
KODE M.K/ SKS
: PTM/ 2 35
WAKTU PERTEMUAN
: 3 X 4 X 50 Menit
PERTEMUAN KE
: XV- XVI
A. TUJUAN 1. TIU:
Setelah
mengikuti
mata
kuliah
ini,
Mahasiswa
akan
dapat
mengoperasikan mesin bubut, mesin frais vertical dan horizontal, mesin sekrap, mesin gerinda. 2. TIK:
Setelah
mengikuti
matra
kuliah
ini,
Mahasiswa akan
dapat
mengoperasikan mesin bubut. B. POKOK BAHASAN
1. Latihan mengoperasikan mesin frais Vertikal C. SUB POKOK BAHASAN 1. Pengefraisan Rata D. MATERI Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan mengoperasikan mesin frais vertical, meliputi: 1. Memeriksa kesejajaran Catok a. Letakkan dial indicator pada bana mesin b. Bersihkan parrarl yang dipasang pada catok dan kenakan penpenggerak jarum jam pada sisi parrarel c. Gerakkan meja mesin sejalan dengan sisi parrarel, pukullah catok dengan palu karet sedikit demi sedikit jarum jam panunjuk bergerak d. Gerakkan meja mesin berulangkali dan bila ujung ke ujung parrarel jarum jam menunjjuk angka yang sama, maka barulaha kedua baut dikeraskan dengan hati – hati agar kedudukan catok tidak berubah lagi. e. Lepaskan dial indicator sebelum memasang benda kerja
36
2. Memasang benda kerja pada ragum Langkah yang harus dilaksanakan antara lain: a. Bersihkan ragum b. Pilih pasangan parrarel yang cukup tinggi, sehingga pisau frais tidak menyentuh ragum, tempatkan parrarel tersebut kira –kira dipertengahan ragum c. Kencangkan ragum dan ketok benda kerja untuk merapatkan sisi bawah blok terhadap parrarel d. Pastikan pemasngannya benar dan kuat 3. Memulai Penatalan a. Tempatkan parrarel pada rumah ragum untuk mengarahkan air pendingin mengalir ke meja b. Adakan penatalan secukupnya untuk memperoleh bidang yang baik c. Bersihkan benda kerja dari bram d. Periksa permjukaan akhir 4. Keselamatan Kerja a. Awas tangan bila memegang balok b. Pasang pelindung sebelum mesin dihidupkan E. TUGAS Mahasiswa diharapkan menyelesaikan jobsheet dari gambar kerja 4-01-FV F. EVALUASI Evaluasi hasil praktik dengan menggunakan lembar kriterium penilaian praktik. 37
G. REFERENSI Schonmetz. 1985. Pengerjaan Logam dengan Mesin. Jakarta. Penerbit Angkasa. Surbakty. 1984. Menyekrap Mengebor Menggerinda. Jakarta. P.T Dantesco Syamsir. 1989. Dasar – dasar Perencanaan Mesin Perkakas. Jakarta. Penerbit Rajawali. TUDC mesin frais
38