Laporan Bubut Mandril

  • Uploaded by: nashifudin
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Bubut Mandril as PDF for free.

More details

  • Words: 2,253
  • Pages: 19
Laporan Mata Kuliah Praktik TAKNIK PERMESINAN A. JUDUL Judul laporan ini adalah “PEMBUATAN MANDRIL BERULIR” B. TUJUAN Tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memenuhi tugas akhir praktik mata kuliah teknik permesinan. 2. Menyusun

laporan

praktik

teknik

permesinan,

guna

untuk

melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam proses perkuliahan tersebut. 3. Sebagai bahan pembanding, antara pelaksanaan praktikum teknik permesinan yang riil di lapangan dengan teori yang diberikan oleh dosen. 4. Mengetahui proses pembuatan benda - benda perkakas, mesin, serta perhitungan - perhitungan yang terkait dengan proses pembuatan benda kerja . 5. Agar mahasiswa mengetahui macam-macam jenis mesin produksi secara langsung serta diharapkan mahasiswa mampu untuk mengoprasikan mesin-mesin produksi. C. MANFAAT PRAKTIK 1. Mengingat teori yang telah didapat pada semester yang sebelumnya, guna diterapkan pada praktik mata kuliah teknik permesinan. 2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja mesin - mesin perkakas antara lain : mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap, mesin bor, dan sebagainya. 3. Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengopersikan mesin - mesin perkakas yang ada dan dapat membuat benda kerja sesuai dengan job description atau pesanan.

D. LANDASAN TEORI Mesin Bubut Mesin bubut (turning machine) adalah mesin yang pada operasionalnya mempunyai prinsip satu sumbu putar yang berfungsi untuk menyayat, membentuk, memotong sebagian benda kerja. Benda kerja yang akan dikerjakan, dijepit dengan menggunakan cekam yang terletak pada kepala tetap mesin bubut, kemudian cekam tersebut diputar gearbox yang suhubungkan dengan motor listrik, setelah benda kerja siap dan pahat bubut telah siap pada rumah pahat (kencang, center dengan sumbu mesin bubut), selanjutnya benda kerja disayat dengan pahat mesin bubut dan dikerjakan menurut gambar dan job description yang telah ditentukan. 1. Bagian Mesin Bubut Dalam operasionalnya mesin bubut yang fungsinya sebagai mesin penyayat, mesin bubut mempunyai bagian bagian yang sangat kompleks dan cukup rumit, antara lain : 1. Kepala tetap: kepala tetap terdiri dari dua blok bantalan dengan peluncur yang dijadikan satu dan digunakan untuk menyangga sumbu utama. 2. Kepala lepas: kepala lepas digunakan untuk mendukung kepala tetap dan kepala lepas ini dapat digerakan diatas landasan mesin sebagai penumpu dari benda kerja yang dikerjakan. 3. Suport mesin bubut: digunakan untuk mengerakan hantaran pahat, sehingga untuk membuat suatu pekerjaan di buat dengan pahat yang di pasang pada rumah pahat dengan menjepit pahat. 4. Alas dan kaki-kaki: bidang permukaan landas mesin bubut. Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu alas Eropa, Amerika, dan alas Schaerrer. Agar dalam penggunaanya lebih sempurna mesin bubut dilengkapi dengan peralatan diantaranya adalah :  Pelat cekam: untuk mencekam benda kerja.  Flens pembawa  Jarum pengukur

 Pahat bubut dengan banyak jenis  Kacamata diam dan jalan. F. PERHITUNGAN PROSES 1. Perhitungan Pembuatan Tirus Penggeseran arah support dapat dilakukan sesuai dengan panjang dan sudut ketirusan. Untuk perhitungannya adalah sebagai berikut:

2. Perhitungan waktu yang diperlukan untuk membubut Dalam praktek tidak selalu waktu yang dibutuhkan untuk membuat kerja sama dengan teori penghitungannya. Hal ini dikarenakan banyak factor lain yang mempengaruhi waktu dalam suatu proses pengerjaan dengan menggunakan mesin bubut. Misalnya orang tersebut belum berpengalaman dalam menggunakan mesin bubut, orang tersebut akan bekerja lebih lama dari pada orang yang sudah berpengalaman, dan masih banyak factor lain. Dalam

pengerjaan

menggunakan

mesin

bubut

waktu

sangat

dipengaruhi olah panjang syatan, tebal sayatan, dan kecepatan putaran benda kerjanya ataupun plat cekam yang mencekam. Dan dapat dirumuskan:

Keterangan : t = waktu (menit)

L = panjang sayatan (mm) S = tebal sayatan (mm) n = putaran mesin (put/menit) Vc = kecepatan potong (m/menit) D = diameter yang akan dibuat (m) Table kecepatan potong Bahan Bj 44 Bj 60 Bj 70 Bj tuang Besi tuang Alumunium

Membubut halus 50 -70 35-40 30-35 40-45 25-30 200-250

ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN 1. Alat Agar dalam melakukan praktek dapat berjalan dengan baik maka diperlukan alat-alat sebagai berikut: •





Pahat HSS



Jarum Pengukur



Pelat Cekam



Kuas



Kunci Cak



Kunci Pas 12



Toolposh



Center



Mata Bor



Pelat penyangga pahat

2. Bahan

Mesin Bubut Universal

Bahan yang digunakan adalah Alumunium pejal silinder dengan ukuran diameter

38mm dan panjang 156 mm.

G. LANGKAH KERJA DAN PERHITUNGAN Setelah semua persiapan dari bahan dan peralatan-peralatan sudah dipersiapkan, dibawah ini akan diterangkan mengenai langkah kerja sekaligus perhitungannya. Adapun langkah dan perhitungannya: 1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu mencakup mesin bubut beserta peralatan-peralatannya dan alumunim. 2) Potong benda kerja sesuai dengan kebutuhan. Sebelum benda kerja dikerjakan yang perlu diprhatikan adalah pengecekan awal ukuran benda kerja, sehingga diharapkan nantinya tidak ada ukuran pengerjaan yang salah. 3) Pasang semua peralatan pada mesin bubut seperti: center kepala lepas dan pahat. Dalam pemasangan pahat harus benar-benar lurus dengan center (dalam satu garis horisontal). Jika tempat pahat tidak bisa memposisikan maka ditambah pelat penyangga (ganjel) dengan menggunakan besi plat 2 3 mm. 4) Setelah pahat benar benar center dengan centernya dan mesin siap dijalankan maka benda kerja diletakan pada cekam kepala tetap dan dikencangkan dengan menggunakan kunci cak. 1)

Langkah - Langkah Pengerjaan Bahan 1) Untuk langkah awal penyayatan yaitu melueruskan bekas potongan bahan yang masih miring atau kurang tegak lurus dengan facing (penyatatan permukaan penampang benda kerja).

Alumunium yang belum diluruskan

sesudah diluruskan Untuk meluruskan benda kerja maka dengan facing permukaan penampanh pada bagian benda yang paling pendek, kemudian mesin dinyalakan dan putar engkol pada eretan lintang. Setelah diluruskan dikedua sisinya maka benda kerja kemudian di bor dengan mesin bubut tadi hanya pada kepala lepas dipasang cakbor yang telah dilengkapi dengan centre drill dengan ukuran 2- 3 mm. Kemudian benda dibor sesuai dengan titik center benda tersebut. Penggunaan lubang bor ini nantinya untuk sebagai tempat center.

2) Mulai proses penyayatan untuk membentuk benda kerja. Setelah benda kerja benar benar sudah simetris kemudian mata bor diganti dengan center dan center kemudian dimasukan kelubang tersebut, dan kemudian mulai proses penyayatan untuk membuat diameter 37mm seperti gambar dibawah.

Ket: warna putih dengan garis putus adalah diameter yang tersayat Perhitungan waktunya: Panjang (L) = 154 Vc untuk alumunium = 250 Diameter (D) = 38 Tebal sayatan (s) = 0.5 mm Dari data diatas dapat dihitung: n=

Vc ⋅1000 250 ⋅1000 = = 2095 rp π ⋅D 3,14 ⋅ 38

Sayatan yang dilakukan 1 kali dengan tebal sayatan 0.5mm, maka waktu yang di butuhkan adalah

Jadi waktu yang dibutuhkan (T1) = 0.1834 menit 1) Setelah

alumunium

sudah

berdiameter

37mm

kemudian

dilanjutkan untuk menyayat benda kerja menjadi:

Ket: warna putih bergaris putus - putus adalah banguan yang akan disayat

Ket : Sayatan kecil di ujung benda kerja adalah champer dengan ukuran 2 x 450 Perhitungan waktunya: Panjang (L) = 35 Vc untuk alumunium = 250 Diameter (D) = 25 Tebal seluruh sayatan 37-25 = 12mm Tebal sayatan (s) = 1mm, terjadi 6 x penyayatan Dari data diatas dapat dihitung: n=

Vc ⋅1000 250 ⋅1000 = = 3184 rpm π ⋅D 3.14 ⋅ 25

Sayatan yang dilakukan 6 kali dengan tebal sayatan 1mm, maka waktu yang di butuhkan adalah

Karena ada enam kali penyayatan berarti waktu untuk satukali penyayatan dikalikan dengan enam. Waktu seluruhnya (T2) = 0.00785 x 6 = 0.471 menit 2) Untuk tahapan selanjutnya, benda kerja dilepas dari cekam dengan menggunakan kunci cak selanjutnya posisi benda kerja dibalik. Setelah dibalik benda kerja dikencangkan kembali dengan menggunakan kunci cak. Center kemudian diganti kembali dengan mata bor untuk mengebor sisi yang belum dibor. Setelah dibor mata bor diganti dengan center yang kemudian digunakan untuk menahan benda kerja agar tidak goyang bila mesin dinyalakan. Untuk penyayatan selanjutnya benda akan di buat seberti gambar dibawah.

Perhitungan waktunya: Panjang (L) = 10 Diameter (D) = 25 Vc untuk alumunium = 250 Tebal seluruh sayatan 37-25 = 12 Tebal sayatan (s) = 1mm, terjadi 6 x penyayatan

Sayatan yang dilakukan 6 kali dengan tebal sayatan 1mm, maka waktu yang di butuhkan adalah

Karena ada enam kali penyayatan berarti waktu untuk satukali penyayatan dikalikan dengan enam. Waktu seluruhnya (T3) = 0.0314 x 6 = 0.188 menit 3) Benda kerja sudah mempunyai dua

ukuran diameter yaitu

diameter 25mm dan 37mm. langkah selanjutnya membuat diameter 14mm pada bagian ujung dengan panjang

50mm.

Untuk membuat diameter 14 pada bagian ujung maka posisi benda kerja dibalik terlebih dahulu. Bila kermungkinan pahatnya sudah tumpul maka pahat bisa diasah terlebih dahulu agar lebih tajam, lebih lancar dalam proses penyayatan, dan dengan hasil yang lebih bagus.

Perhitungan waktunya: Panjang (L) = 50 Diameter (D) = 12,7 Vc untuk alumunium = 250 Tebal seluruh sayatan 25-12,7 = 12,3 Tebal sayatan (s) = 1mm, terjadi 6 x penyayatan Tebal sayatan (s) = 0.1mm, terjadi 1 x penyayatan

Sayatan yang dilakukan 6 kali dengan tebal sayatan 1mm, maka waktu yang di butuhkan adalah

Karena ada lima kali penyayatan berarti waktu untuk satukali penyayatan dikalikan dengan lima. Waktu (T) = 0.00792 x 5 = 0.04752 menit Dan untuk sayatan dengan tebal 0.1mm, maka waktu yang di butuhkan adalah Waktu (T) = 0.00792 x 1 = 0.00792 menit Jadi waktu seluruhnya untuk membuat benda kerja menjadi berdiameter 14mm (T4) adalah 0.04752 + 0.00792 = 0.05544 menit. 4)

Untuk langkah yang selanjutnya ini adalah langkah pembuatan tirus. Sebelum membuat tirus,sudut kemiringan tirus harus dicari terlebih

dahulu. Dibawah

ini adalah

perhitungan

untuk

menentukan sudut ketirusan.

Sudut ini digunakan untuk menentukan posisi kemiringan eretan lintang. Setelah eratan lintang diposisikan 4˚. Kemudian posisi pahat disesuaikan dengan arah sayatan agar dapat terbentuk tirus. Bila sudah siap bisa langsung mulai dipahat.

Perhitungan waktunya:

Panjang ( L) =

2

2

3.5 + 50

Diameter ( D) = 18 +

( 25 − 18 ) 2

= 50,122

= 21 .5

Vc untuk alumunium = 250 Tebal seluruh sayatan: luas segitiga yang akan terbuang 87,5mm,sedang L = 50,112(alasnya segitiga) maka tingginya segitiga (bag.yg disayat) = L 87 .5 = = 3.49 0.5 ⋅ t 25 .061

Tebal sayatan (s) = 0.5mm, terjadi 3 x penyayatan Tebal sayatan (s) = 0.25mm, terjadi 1x penyayatan Sayatan dilakukan 3 kali dengan tebal sayatan 0,5mm, maka waktu yang di butuhkan adalah

Karena ada tiga kali penyayatan berarti waktu untuk satu kali penyayatan dikalikan dengan tiga. Waktu (T) = 0.0270 x 3 = 0.0812menit Dan untuk sayatan dengan tebal 0.25mm, maka waktu yang di butuhkan adalah

Jadi waktu seluruhnya untuk membuat benda kerja menjadi tirus dengan sudut kemiringan 4˚ (T5) adalah 0,027 + 1,054 = 1,08 menit

5) Langkah yang selanjutnya adalah pembuatan ulir, ulir yang akan kita buat adalah ulir whitword dengan ukuran W1/2”, sebelum ulir dibuat operator haruslah membuat alur pengaman untuk jarak bebas pahat ulir whitword yang mempunyai sudut kemiringan 50 - 550

Ket : Proses pembuatan alur sedalam 2 mm

Ket : Gambar putih adalah ulir yang telah jadi

H. KESELAMATAN KERJA Setiap pekerjaan pasti terdapat resiko baik resiko yang kecil maupun yang dapat membahayakan nyawa seseorang. Karena setiap manusia pasti mempunyai kelalaian dan kesaahan di dalam bekerja. Adapun keselamatan kerja dapat dibedakan menjadi : 1

Keselamatan Pekerja a. Memakai pakaian kerja (Wearpack) b. Mematuhi peraturan yang ada didalam Laboratorium c. Mengetahui tentang cara penggunaan alat. d. Memakai sepatu. e. Menjaga kebersihan f.

Jangan bercanda saat bekerja

2

Keselamatan alat-alat kerja a. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya b. Perhatikan teknik penggunaan alat c. Letakkan alat ditempat yang aman setelah menggunakan

3

Keselamatan benda kerja Pahami gambar benda kerja sesuai pekerjaan yang telah ditentukan

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka perlu diusahakan tindakan prefentif atau pencegahan untuk menanggulangi kecelakaan yang mungkin terjadi. Dalam hal ini, pengerjaan menggunakan mesin bubut perlu adanya tindakan-tindakan prefentif guna menghindari terjadinya kecelakaan kerja antara lain dengan mengunakan: •

Wearpack



Sepatu



Alat pembersih/kuas



Sarung tangan

Selain hal diatas juga perlu memperhatikan •

Mengecek alat-alat yang akan digunakan sebelum memulai pekerjaan. Alat tersebut masih layak dipakai atau tidak.



Sebelum memutar benda kerja, benda kerja harus benar-benar terpasang dengan keras dan kencang. Selain itu alat pengencang cekam (kunci T) harus sudah terlepas dari cekam, agar tidak terlempar ketika mesin berputar.



Pada saat melakukan penyayatan jangan sekali-kali memebersihkan sisa sayatan dengan tangan, karena sisa sayatan logam sangat tajam.



Setelah selesai, bersihkan mesin bubut dari sisa-sisa sayatan dengan menggunakan kuas dan jangan sekali-kali membersihkan dengan menggunakan tangan secara langsung.



Rawatlah mesin sesui dengan ketentuan yang ada.

I. PENUTUP

1. Kesimpulan Dalam praktik teknik permesinan teori yang ada hanya dijadikan titik acuan untuk menentukan benar salahnya praktek yang akan atau telah dilaksanakan. Bila dibandingkan dengan praktek yang sesungguhnya waktu yang telah dihitung di atas sangat-sangat tidak relevan dan terkesan ideal. Hal ini disebabkan karena banyak hal salah satunya waktu di atas belum termasuk waktu untuk mempersiapkan peralatan dan bahan kemudian menyeting alat dan masih banyak hal lain yang belum dihitung. Namun dari perhitungan yang telah dilakukan diatas, maka dapat kita asumsikan bahwa untuk mengerjakan benda kerja serupa dapat dibuat sesuai dengan perhitungan di atas, dan hal itu merupakan sebuah kontrol untuk operator mesin agar dapat mengerjakan pekerjaan sesuai dengan deadline yang telah ditentukan. Bila seseorang semakin sering menggunakan mesin bubut ataupun mesin frais

maka orang

tersebut dengan

sendirinya akan terampil untuk

menggunakannya, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu dengan menggunakan mesin frais maupun bubut akan semakin cepat dan efisien. Hal ini juga tidak terlepas dari kekompakan team dan perencanaan yang matang. Dengan demikian maka waktu pemraktekan akan mendekati waktu teoristis. 2. Saran 1. Sebelum melaksanakan praktek, semua perlengkapan di cek keadaannya dan dipersiapkan secara terstruktur dan rapi. 2. Jangan lupa menggunakan wearpack dan sepatu untuk mengindari kecelakan kerja yang sewaktu-waktu bisa terjadi, bila perlu menggunakan helm kerja. 3. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk bekerja dan hindari pembuangan waktu waktu yang sia-sia. 4. Bila sedang membubut jangan sekali-kali membersihkan sisa sayatan dengan menggunakan jari ataupun bagian tubuh yang lain.

LAPORAN MATA KULIAH TEKNIK PERMESINAN Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Permesinan Dosen pengampu : Drs. Boenasir,M.pd; Hery Yudiono, M.T.

Related Documents

Laporan Bubut Mandril
June 2020 4
Alat Bantu Pada Bubut
June 2020 14
Tugas Bubut T2
August 2019 58
Makalah Mesin Bubut
October 2019 18
Dasar Mesin Cnc Bubut
June 2020 17

More Documents from "Gurah Gintings"

03, Spiritual Journey
June 2020 12
Laporan Praktikum 222
June 2020 8
Komp_terapan
June 2020 6
Hand Out Materi An
June 2020 9
Laporan Bubut Mandril
June 2020 4