Globalisasi dalam bidang Ideologi Pancasila Globalisasi merupakan proses pertukaran tatanan masyarakat yang tidak mengenal batas wilayah dalam berbagai aspek kehidupan. Globalisasi mampu mengurangi kendala pada dimensi waktu dan dimensi ruang. Terdapat banyak aspek yang di pengaruhi oleh Globalisasi, salah satunya dalam bidang Ideologi. Ideologi merupakan pandangan pokok dalam mencapai cita-cita dan tujuan sebuah Negara, Indonesia menjadikan Pancasila sebagai Ideologi Negara. Pancasila merupakan Ideologi yang bersifat reformatif, dinamis dan terbuka dalam perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Hal ini memberi kesempatan bagi Globalisasi untuk mempengaruhi Ideologi Indonesia. Sifat terbuka pancasila menjadikan bangsa Indonesia mudah untuk mempelajari system pemerintahan negara-negara lain. Hal ini berkaitan dengan fungsi ideologi sebagai pedoman dalam menjalankan sistem pemerintahan suatu negara. Sehingga terjadi perubahan dalam roda pemerintahan dari masa ke masa menjadi lebih baik. Kebebasan berpendapat dalam membangun suatu bangsa merupakan salah satu contoh nyata dalam pengaruh globalisasi di bidang Ideologi. Di masa pemerintahan Soekarno dan Soehato kebebasan perpendapat sangat dibatasi, tetapi dalam masa pemerintahan B.J. Habibie terjadi perubahan dimana masyarakat telah diberi kebebasan berpendapat. Menurut kami, hal ini berkaitan dengan latar belakang B.J Habibie yang telah lama tinggal di Jerman. Perubahan ini sangat berpengaruh dalam pemerintahan Indonesia karena hingga saat ini kebebasan berpendapat diberikan seluas-luasnya. Selain dampak positif, globalisasi memberikan dampak negatif dalam bidang Ideologi. Pancasila yang digali dari karakteristik bangsa Indonesia sangat menjunjung gotong royong dan kekeluargaan. Hal ini menjadikan pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia. Globalisasi yang kita rasakan saat ini mulai mendorong masyarakat Indonesia ke era kebebasan individu. Sebagai contoh banyaknya anak muda yang lebih menyukai bermain gadget disbanding bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Perilaku ini mencerminkan lunturnya nilai gotong royong yang dijunjung tinggi oleh Pancasila. Selain itu juga akulturasi ideologi yang ditunjukkan dengan gaya hidup ke barat-baratan, cinta produk luar negeri, konsumtif, lunturnya budaya tradisional. Sebagai bangsa Indonesia sudah seharusnya mampu bersikap selektif terhadap pengaruh globalisasi, khususnya dalam bidang Ideologi. Lunturnya nilai gotong royong yang mampu mengubah ciri khas kita sebagi bangsa Indonesia harus segera ditanggulangi. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan menumbuhkan rasa peduli terhadap sesame di kalangan generasi muda. Hal ini dapat dilakukan melalui sistem pendidikan dalam organisasi disekolah yaitu dengan melakukan bakti social, donor darah, dan kerja bakti lingkungan sekitar.