Gempa Bumi Dalam Perspektif Islam.docx

  • Uploaded by: rossi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gempa Bumi Dalam Perspektif Islam.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,601
  • Pages: 4
Gempa Bumi dalam Perspektif Islam Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat di tahan oleh lempeng tektonik tersebut. Proses pelepasan energi berupa gelombang elastis yang disebut gelombang seismik atau gempa yang sampai ke permukaan bumi dan menimbulkan getaran dan kerusakan terhadap benda benda atau bangunan di permukaan bumi. Besarnya kerusakan tergantung dengan besar dan lamanya getaran yang sampai ke permukaan bumi. Selain itu juga tergantung dengan kekuatan struktur bangunan. Para ahli gempa mengklasifikasikan gempa menjadi dua katagori,gempa intra lempeng (intraplate) dan antar lempeng (interplate). Gempa intraplate adalah gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, sedangkan Gempa interplate terjadi di batas antar dua lempeng. Sebenarnya gempa bumi terjadi setiap hari, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia, hanya alat seismograph saja yang dapat mencatatnya dan tidak semuanya menyebabkan kerusakan. Di Indonesia gempa merusak terjadi 3 sampai 5 kali dalam setahun. Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi. Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu: Gempa Tektonik Gempa Vulkanik Gempa Runtuhan Gempa Jatuhan Gempa Buatan Gempa Tektonik Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi. Gempa Vulkanik Sesuai dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa bumi yang disebabkan oleh tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik. Gempa Runtuhan Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri. Gempa Jatuhan Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang

lalu dengan diameter 50 m. Gempa Buatan Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.

Dikutip Dari: www.e-dukasi.net Negeri ini menjadi daerah empuk amukan alam yang nyaris ganas dan tidak berprikemanusiaan. Berbagai bencana alam telah melandanya, belum lagi hilang dari ingatan memori kita, gempa bumi berkekuatan 9,3 skala richter yang disertai gelombang tsunami, telah menelan ratusan ribu korban jiwa yang melanda Aceh- Nias di penghujung tahun 2004 yang lalu. Pesan Alquran yang mendasari rumusan teologis para kaum agamis tentang bencana alam gempa bumi, setidaknya menyampaikan dua rumusan teologis, yaitu: rumusan teologis positif dan rumusan teologis negatif.Rumusan teologis positif ialah penafsiran yang cenderung menyalahkan dan menyudutkan korban bencana (blamingthevictims) Bahwa tidak ada suatu bencana pun yang menimpa umat manusia kecuali karena ada kezaliman (baca: dosa) yang tumbuh subur di kalangan mereka,sehingga Allah menurunkan azab untuk menyadarkan mereka. Pendapat ini dari satu sisi tampak elegan karena ia menempatkan Tuhan pada posisi yang tidak kejam. Karena husnu dzan pada Tuhan dan Dia tetap terjagaidari kesalahan maka penafsiran teologis ini disebut positif. Sedangkan rumusan teologis negatif mengasumsi bahwa bencana merupakan “ujian” Tuhan untuk umat manusia yang Dia cintai. Semakin berat cobaan yang ditimpakan Nya maka semakin besar pula pahala yang diterima hamba-Nya.Rumusan teologis ini disebut negatif (baca: tidak elegan) karena secara implisit kita sedang terlibat dalam proses menyalahkan Tuhan (blamingGod).Setidaknya akan menunjukkan sikap kekecewaan kapada Tuhan,ketika cobaan yang melandanya tidak kunjung habis, yang berakhir kepada sikap teologis yang sempit. Alquran menjelaskan,bahwa secara teologis bahwa segala sesuatu yang terjadi dialam ini merupakantindakankekuasaan Tuhan. Ketentuan absolute itu diinformasikan Allahswt.dalam Alquran. “ Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telahi tertulis dalamkitab(LauhulMahfuzh)sebelumKamimenciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu)supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS Al Hadid : 22-23). Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa segala yang menimpa kita, baik suka cita maupun dukacita merupakan ketentuan Allah Swt, Tuhan Yang Maha Berkehendak. Dalam kaitan itu,seorang muslim harus bersabar dalam menghadapi musibah dan menjadikannya sebagai ujian peningkatan keimanan .

Bersikap positif ketika menghadapi problem dan bencana merupakan sikap yang paling baik dan mendekatkan kita kepada pemahaman yang lebih arif. Hal ini supaya kita tidak terjebak kedalam kesalahan yang fatal seperti menyalahkan korban bencana (blaming the victims) atau sebaliknya menyalahkanTuhan (blaming God). Di samping itu, dalam menyikapi setiap bencana yang terjadi dalam kehidupa endaknya seorang muslim tidak hanya melihat dari sisi hubungannya dengan dirinya (sebagai korban bencana). Peristiwa alam yang terjadi di zaman dahulu berpengaruh dan berhubungan dengan yang terjadi akan datang dan begitu seterusnya. arena itu, dengan hanya melihat satu peristiwa alam lalu kita memutuskan bai atau buruk peristiwa itu adalah suatu keputusan yang relatif, prematur dan tak terukur. Misalnya, dalam kasus tsunami,kalau kita hanya melihat aspek buruknya maka yang tampak adalah kehancuran, kematian, kerusakan dan lain- ain. Namun kalau sisi baik yang kita amati maka kita berusaha menyingkap pengaruh pengaruh positif di balik tsunami. Bencana alam gempa bumi maupun bencana lainnya, boleh jadi untuk mendidik manusia dan membangkitkan manusia dari kelalaian. Betapa luasnya implikasi dan beratnya resiko perbuatan orang-orang yang mengabaikan nilai nilai kemanusiaan dan kebenaran pesan Tuhan. Akibat pengabaian itu, azab Allah tidak hanya kepada mereka yang berbuat zhalim, tetapi orang baik yang ada disekitarnyapun turut merasakan dasyatnya musibah tersebut. Padang Pariaman dan berbaga idaerah gempa sebelumnya umumnya penduduknya mayoritas muslim. Tuhan sesungguhnya,inginmenegurkitadenganbahasaalamyang cukup mengerikan. Alam tentunya sebagai ciptaan Allah Swt tidak akan bergerak meleluntahkan makhluk pilihanNya yangberadadiatasnya,jika Tuhan tidak memerintahkannya. Karena penguasa sesungguhnya terhadap alam semesta ini adalah Allah Swt. Bukan Presiden,Gubernur,Bupati/Walikota, Legaslatif, Yudikatif dan siapapun yang merasa punya titah kekuasaan yang sesungguhnya jusrtu tidak kuasa atas apapun. sebagai pandangan yang arif dan objektif dalam menyikapi berbagai gempa ‘bumi di negeri ini adalah melakukan muhasabah dan perenungan kollektif anak bangsa ini terhadap dosadosa apa sesungguhnya yang sudah kelewat batas yang telah dilakan komponen bangsa ini, sehingga Tuhan lewat alamNya semarah itu? Dapatkah bencana bumi ini menyadarkan anak negeri ini? Bukankah selama ini kita telah menjadi manusia yang kelewat batas dan tidak beradab?Haruskah Tuhan mengulangi menurunkan gempa bumi yang lebih dahsyat lagi baru kita beriman dan bertakwa kepadaNya? Musibah sebagai ketentuan AllahSwt. Sejalan dengan kedurhakaan yang dilakukan manusia itu sendiri.Firman Allah: “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan a saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS An Nisa: 79)

Dengan demikian, setiap musibah yang melanda manusia adalah akibat ulah tangan manusia itu sendiri. Tidak pernah terjadi dalam pragmentasi sejarah hidup manusia, bahwa Allah,menurunkan azabnya berupa bencana alam terhadap sebuah negeri yang penduduknya tidak menyalahi kontrak hidupnya dengan Allah Swt. Dalam kaitan itu, dipahami bahwa bencana hanya turun sebagai akibat dari perlakuan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran Allah menegaskan dalam Alquran bahwa tidak ada sebuah bencana dan musibah yang terjadi di luar qodrat-Nya. Dia juga menegaskan bahwa bencana dan musibah itu merupakan peringatan akibat dari orang-orang yang berdosa, karena itu bencana dan musibah pada dasarnya adalah respon Tuhan terhadap perilaku manusia yang lala kepada perintah Tuhan. Alquran yang sarat dengan muatan-muatan kisah para Nabi yang sangat mengagumkan, juga mengungkap tentang kisah-kisah musih besar berupa bencana alam yang telah melandaumatumat yang terdahulu. Masih kuat dalam ingatan kita, cerita Alquran yang mengisahkan bagaimana Allah menurunkan banjir besar yan menenggelamkan umat nabi Nuh as yang ingkar kepada Allah dan RasullNya. Justru Allah menurukan banjir besar ditempat daerah bukit (pegunungan) mananabi Nuh as mempersiapkan kapala untuk mengangkut umatnya yang beriman. Pesan ini seyogyanya membongkar kesadaran kita bahwa Allah Swt., sangat mudah untuk membinasakan para hambaNya yang ingkar dan durhaka kepadaNya. Gempa bumi yang mengguncang Padang telah terjadi, ribuan korban dan bangunan serta infrastruktur lain yang hancur lebur. Tentunya yang tersisa dari musibah ini adalah “pesan” Tuhan yang terdapat dibalik musibah ini. Yakni pesan sufistik, bahwa Tuhan telah sedang menyapa kita dengan ketidak ridhaan alamNya kepada kita, Tuhan sesungguhnya ingin menegur kita dengan cobaan musibah yang sangat besar dan berat. Karena boleh jadi kesalahan dan kekhilafan yang kita lakukan pun sudah cukup besar dan berat. Kita harus cepat bergerak dan bertindak untuk melakukan tindakan-tindakan penyelamatan terhadap saudara-saudara kita yang telah menjadi korban guncangan dahsyat di Padang Pariaman Sumbar seluruh komponen anak negeri ini bahkan dunia diharapkan terketuk hatinya untuk memberikan dan menyalurkan bantuan kepada mereka. Sekecil apapun kontribusi yang dapat kita salurkan akan memiliki makna besar bagi mereka dan di Sisi AllahSwt. Tetapi yang sangat terpenting dan mendesak yang harus kita lakukan adalah bahwa seluruh anak negeri ini khsususnya para penguasa,pejabat dan penentu lainnya, harus melakukan konkritisasi sikap (taubat nasional dan ketaqwaan yang tidak palsu) yang akhirnya akan mengundang ampunan dan berkah dari Allah SM., bukan sebaliknya mengundang amarah Tuhan lewat alamNya.

Related Documents


More Documents from "elisabeth eli"