Gaya Belajar Siswa.docx

  • Uploaded by: Arie
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gaya Belajar Siswa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,778
  • Pages: 9
gaya belajar siswa 

0 Like

    Ranked #5,605 in Education, #138,017 overall Ads by Google

One Stop Shop Ibu & Anak Dapatkan promo hingga 50% mulai dari perlengkapan bayi & ibu hamil mothercare.co.id/ Cara Pijat Bayi Pelajari cara manjakan si kecil Gunakan Zwitsal Natural Baby Bath www.zwitsal.co.id Calon isteri yang baik Menangkan 1 iPad2 Setiap Bulannya. Cari Tahu Disini! www.testimonial.dove.co.id

Mengenal Gaya Belajar Siswa

Setiap manusia yang lahir ke dunia ini selalu berbeda satu sama lainnya. Baik bentuk fisik, tingkah laku, sifat, maupun berbagai kebiasaan lainnya. Tidak ada satupun manusia yang memiliki bentuk fisik, sifat dan tingkah laku yang sama walau kembar sekalipun. Suatu hal yang perlu kita diketahui bersama adalah bahwa setiap manusia memiliki cara menyerap dan mengolah informasi yang diterimanya dengan cara yang berbeda satu sama lainnya, ini sangat tergantung pada gaya belajarnya. Karena gaya belajar setiap orang tidaklah sama, hal ini sangat tergantung pada faktor yang mempengaruhi individu itu sendiri baik secara internal maupun eksternal.

Pengertian Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dan sangat menentukan bagi siapapun dalam melaksanakan tugas belajarnya baik di rumah, di masyarakat, terutama di sekolah. Siapapun dapat belajar dengan lebih mudah, ketika ia menemukan gaya belajar yang cocok dengan dirinya sendiri. Sebagai seorang guru, kita harus dapat memahami masing-masing gaya belajar siswa kita, agar gaya mengajar kita betul-betul serasi. Tidak jarang kegagalan siswa di sekolah bukan karena kebodohannya, bisa jadi karena ketidak serasian gaya belajar antara guru dan siswanya. Jika guru menyadari bahwa setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam menyerap dan mempelajari informasi. Tentu guru akan mengajar dengan berbagai cara yang berbeda atau mengajar dengan cara-cara yang lain dari metode mengajar yang standar. Dengan gaya mengajar yang berbeda-beda tentu sangat membantu bagi siswa dalam memahami informasi atau materi pelajaran yang disampaikan. Sesungguhnya gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan

kemudian mengatur serta mengolah informasi. Kebanyakan kita belajar dengan banyak gaya, namun biasanya kita lebih menyukai satu cara dari pada berbagai cara yang ada. Dalam teori perkembangan konvergensi dari William Stern dijelaskan bahwa perkembangan pribadi manusia itu dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal bawaan (herediter) dan faktor eksternal (lingkungan) dimana individu itu berada. Kedua faktor ini satu sama lainnya saling mempengaruhi terhadap pembentukan kepribadian. Sehubungan dengan itu, maka dalam perencanaan dan pelaksanaan pendidikan, agar bisa mencapai kualitas yang optimal harus memperhatikan kedua hal tersebut di atas yaitu keserasian antara faktor internal dan eksternal. Sejalan dengan teori konvergensi, seorang guru harus bisa mengetahui karakter siswanya dan berusaha untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang sesuai dengan sifat dan tingkat kematangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu konsep gaya belajar yang akomodatif terhadap kepentingan tersebut. Rita Dunn, seorang pelopor gaya belajar banyak menemukan variabel yang mempengaruhi cara belajar seseorang yaitu: mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Misalnya: ada sebagian orang dapat belajar dengan baik jika cahaya terang, sedang sebagian yang lain dengan cahaya suram. Dan ada yang senang bila belajar secara berkelompok, sedang yang lain senang memilih figur otoriter, seperti orangtua, atau guru, dan yang lain lagi senang dan lebih efektif bila belajar secara sendiri. Juga ada yang belajar dengan mendengar musik sebagai latar belakang, sedang yang lain tidak dapat konsentrasi, kecuali dalam suasana sepi. Bahkan ada yang belajar dengan lingkungan yang teratur dan rapi, tetapi lebih suka menggelar segala sesuatunya agar semua terlihat (Bobbi Deporter, 2004).

Macam-macam Gaya Belajar

Michael Grinder, pengarang Righting Education Conveyor Belt, mencatat ada tiga modalitas belajar yaitu Visual, Auditorial dan Kinestik. Modalitas belajar visual yaitu belajar dengan cara melihat (menggunakan mata), modalitas belajar auditorial yaitu belajar dengan cara mendengar (menggunkan telinga), sedangkan modalitas kinestik yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh (menggunakan tangan). Sebelum proses pembelajaran, sebaiknya langkah pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru adalah mengenali modalitas seseorang siswa apakah sebagai modalitas visual, auditorial atau kinestik. Orang visual belajar akan lebih baik melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditorial akan lebih mengerti melalui apa yang mereka dengar, dan pelajar kinestik belajar lewat

gerak dan sentuhan. Walaupun masing-masing dari mereka belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini, pada tahapan tertentu kebanyakan akan lebih cenderung pada salah satu diantara ketiganya. Untuk dapat mengenali dengan baik, berikut ini diuraikan ciri-ciri perilaku yang cocok dengan modalitas belajar seseorang: 1. Orang Visual a. Rapi dan teratur b. Berbicara dengan cepat c. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik d. Teliti terhadap hal-hal yang detail e. Mementingkan penampilan baik dalam hal pakaian atau presentasi f. Mengeja dengan baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka g. Mengingat apa yang dilihat, dari pada yang didengar h. Mengingat dengan asosiasi visual i. Biasanya tidak terganggu oleh keributan j. Membaca cepat dan tekun k. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara ditelpon dan dalam rapat 2. Orang Auditorial a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja b. Mudah terganggu dengan keributan c. Menggerakan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca d. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada atau irama f. Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita g. Berbicara dalam irama yang terpola h. Biasanya berbicara fasih i. Lebih suka musik dari seni j. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat k. Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik 3. Orang Kinestik a. Berbicara dengan perlahan b. Menanggapi perhatian fisik c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d. Berdiri dekat, ketika berbicara dengan orang e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak f. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar g. Belajar melalui manipulasi dan praktik h. Menghafal dengan berjalan i. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca j. Banyak menggunakan isyarat tubuh k. Tidak dapat duduk diam dalam waktu lama

Amazon Spotlight Personal Review

Sassy First Sounds Book Set and Cube Amazon Price: $9.61 (as of 07/27/2012)

Amazon Spotlight Personal Review

GAYA BELAJAR DAN MODALITAS BELAJAR SISWA By. Redaksi ideguru Abstrak : banyak guru yang menyebut salah satu muridnya adalah anak nakal tanpa dasar, padahan setiap anak mempunyai learning styles yang berbeda, naa…..para guru Indonesia mari kita baca artikel ini, dari sini kita tahu mengapa murid kita seperti itu, Selamat membaca

Ada seorang anak di sekolah, sebut saja Budi. Ia sebenarnya anak yang pintar, tetapi karena sering tidak memperhatikan saat guru mengajar di kelas, Budi diberi label sebagai “anak nakal”. Ia sering membuat kegaduhan saat belajar, mengganggu teman yang lain, atau bermain-main sendiri saat guru mengajar.

Ibu Andi, salah seorang guru di sekolah tersebut, mencoba memecahkan masalah yang dihadapi Budi. Dalam beberapa kali pertemuan, ia melakukan observasi kelas bagaimana proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Setelah beberapa waktu mengumpulkan informasi, ia mengambil satu kesimpulan penting, bahwa Budi tidak suka dengan cara mengajar guru-gurunya, terutama jika hanya disampaikan dalam bentuk ceramah di depan kelas. Karena itu, saat guru mengajar, ia lebih asyik untuk bermain dengan anak-anak yang lain. Ibu Andi kemudian mencoba cara yang berbeda dalam mengajar. Saat ia masuk kelas, ia mengajak siswa untuk keluar kelas dan melakukan pembelajaran di luar kelas. Ia bagi kelasnya menjadi beberapa kelompok, kemudian melakukan berbagai pekerjaan kelompok sesuai dengan tugas-tugas yang telah diberikan. Budi ternyata sangat antusias dengan model pembelajaran semacam ini. Ia tidak lagi melakukan perbuatan iseng atau nakal terhadap teman-temannya, bahkan ia terus menyemangati anggota kelompoknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Lain lagi permasalahan yang dialami Ibu Parti. Problemnya sama, beberapa anak didiknya tidak mau mendengarkan saat ia mengajar di depan kelas. Ia lalu mencoba mengubah metode belajar mengajarnya. Setiap hari, ia menyiapkan gambar-gambar, poster, peta, bahkan beberapa film yang sesuai dengan tema yang diajarkan. Ternyata cara tersebut berhasil. Para siswa mulai antusias dengan pelajaran yang diberikan, dan merekapun lambat laun menyenangi proses belajar mengajar tersebut. Apa yang dialami Ibu Andi dan Ibu Parti merupakan masalah umum yang sering dialami oleh guru-guru di sekolah. Sebagai anak-anak yang masih dalam umur lebih banyak bermain, mengatur mereka agar mengikuti proses belajar mengajar di kelas dengan baik bukanlah perkara yang mudah. Salah satu hal yang sering dilupakan oleh para guru adalah bahwa setiap anak dengan latar belakang berbeda mempunyai keunikan tersendiri dalam belajar. Mereka mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh dan mengolah informasi. Gaya inilah yang disebut dengan gaya belajar (learning style). Banyak ahli yang menggunakan istilah berbeda-beda dalam memahami gaya belajar ini. Tetapi secara umum, menurut Bobby DePotter terdapat dua benang merah yang disepakati tentang gaya belajar ini. Pertama adalah cara seseorang menyerap informasi dengan mudah, yang disebut sebagai modalitas, dan kedua adalah cara orang mengolah dan mengatur informasi tersebut. Modalitas belajar adalah cara kita menyerap informasi melalui indera yang kita miliki. Masingmasing orang mempunyai kecenderungan berbeda-beda dalam menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas belajar ini, yaitu apa yang sering disingkat dengan VAK: Visual, Auditory, Kinestethic.

Visual Modalitas ini menyerap citra terkait dengan visual, warna, gambar, peta, diagram. Model pembelajar visual menyerap informasi dan belajar dari apa yang dilihat oleh mata. Beberapa ciri dari pembelajar visual di antaranya adalah: 1. Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar. 2. Suka mencoret-coret sesuatu, yang terkadang tanpa ada artinya saat di dalam kelas 3. Pembaca cepat dan tekun 4. Lebih suka membaca daripada dibacakan 5. Rapi dan teratur 6. Mementingkan penampilan, dalam hal pakaian ataupun penampilan keseluruhan 7. Teliti terhadap detail 8. Pengeja yang baik 9. Lebih memahami gambar dan bagan daripada instruksi tertulis

Auditori Model pembelajar auditori adalah model di mana seseorang lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis akan lebih mudah ditangkap oleh para pembelajar auditori ini. Ciri-ciri orang-orang auditorial, di antaranya adalah: 1. Lebih cepat menyerap dengan mendengarkan 2. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca 3. Senang membaca dengan keras dan mendengarkan 4. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara. 5. Bagus dalam berbicara dan bercerita 6. Berbicara dengan irama yang terpola 7. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat 8. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar

9. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya 10. Suka musik dan bernyanyi 11. Tidak bisa diam dalam waktu lama 12. Suka mengerjakan tugas kelompok

Kinestetik Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik. Ciri-ciri pembelajar kinestetik, di antaranya adalah: 1. Selalu berorientasi fisik dan banyak bergerak 2. Berbicara dengan perlahan 3. Menanggapi perhatian fisik 4. Suka menggunakan berbagai peralatan dan media 5. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka 6. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang 7. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar 8. Belajar melalui praktek 9. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat 10. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca 11. Banyak menggunakan isyarat tubuh 12. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama 13. Menggunakan kata-kata yang menandung akso 14. Menyukai buku-buku yang berorientasi pada cerita 15. Kemungkinan tulisannya jelek 16. Ingin melakukan segala sesuatu 17. Menyukai permainan dan olah raga

Sumber : Akbar Zainudin dalam kompasiana edukasi

Related Documents

Gaya Belajar Siswa.docx
December 2019 26
7 Gaya Dlm Belajar Tbp.docx
December 2019 9
Gaya
December 2019 50
Gaya Gaya Batang.docx
November 2019 42

More Documents from "oskar"

Program Semester
June 2020 40
Program Tahunan
June 2020 29
Gaya Belajar Siswa.docx
December 2019 26
Nkp-provos.docx
November 2019 24
Haji 2018 Baru(1).xlsx
October 2019 32