Gagal Ginjal: Oleh: Mahaiswa Str Keperawatan Malang Kampus 2

  • Uploaded by: Zainal Fanani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Gagal Ginjal: Oleh: Mahaiswa Str Keperawatan Malang Kampus 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,493
  • Pages: 36
Gagal Ginjal OLEH : mahaiswa Str keperawatan malang kampus 2

PENDAHULUAN Gagal ginjal adalah keadaan dimana kedua ginjal tidak bisa menjalankan fungsinya.

Gagal ginjal dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif yang akhirnya akan mencapai gagal ginjal terminal. 2. Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang mendadak dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu

dengan atau tanpa oliguria sehingga mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk mempertahankan homeotasis tubuh.

Anatomi Ginjal Ginjal adalah organ ekskresi yang berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan internal dengan jalan menjaga komposisi cairan tubuh/ekstraselular. Ginjal merupakan dua buah organ berbentuk seperti kacang polong, berwarna merah kebiruan.

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen., terutama di daerah lumbal disebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus oleh lapisan lemak yang tebal di belakang peritoneum atau di luar rongga peritoneum.

Ginjal terdiri dari bagian dalam, medula, dan bagian luar, korteks. • Bagian dalam (interna) medula. Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnya antara 8-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke sinus renalis. Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan duktus koligens terminal.

Lanjutan • Bagian luar (eksternal) korteks. Subtansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung sepanjang basis

piramid yang berdekatan dengan sinus renalis, dan bagian dalam di antara piramid dinamakan kolumna renalis Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang

berkelok-kelok dan duktus koligens

Lanjutan Struktur halus ginjal terdiri atas banyak nefron yang merupakan satuan fungsional ginjal. Kedua ginjal bersama-sama mengandung kira-kira 2.400.000 nefron. Setiap nefron bisa membentuk urin sendiri. Karena itu fungsi dari satu nefron dapat

menerangkan fungsi dari ginjal.

Lanjutan Nefron terdiri dari bagian-bagian berikut : a.

Glomerulus Bagian ini merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak di dalam kapsul Bowman dan menerima darah arteriolaferen dan meneruskan darah ke sistem vena melalui arteriol eferen.

Glomerulus berdiameter 200μm, mempunyai dua lapisan Bowman dan mempunyai dua lapisan selular yang memisahkan darah dari dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsula Bowman

Lanjutan b. Tubulus proksimal konvulta. Tubulus ginjal yang langsung berhubungan dengan kapsula Bowman dengan panjang 15 mm dan diameter 55μm. c. Gelung henle (ansa henle).

Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis, selanjutnya ke segmen tebal panjangnya 12 mm, total panjang ansa henle 2-14 mm.

Lanjutan d. Tubulus distal konvulta. Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang

berkelokkelok dan letaknya jauh dari kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal dari

masing-masing nefron bermuara ke duktus koligens yang panjangnya 20 mm.

Lanjutan e. Duktus koligen medula. Ini saluran yang secara metabolik tidak aktif.

Pengaturan secara halus dari ekskresi natrium urine terjadi di sini. Duktus ini memiliki kemampuan

mereabsorbsi dan mensekresi kalsium.

Gambar Anatomi Ginjal

Fungsi Ginjal Fungsi ginjal secara keseluruhan di bagi dalam dua

golongan yaitu : Fungsi ekskresi a. Mengekskresi sisa metabolisme protein, yaitu ureum, kalium, fosfat, sulfat anorganik, dan asam urat. b. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

c. Menjaga keseimbangan asam dan basa.

Lanjutan Fungsi Endokrin a. Partisipasi dalam eritropoesis. Menghasilkan eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. b. Menghasilan renin yang berperan penting

dalam

pengaturan tekanan darah. c. Merubah vitamin D menjadi metabolit yang aktif yang membantu penyerapan kalsium.

Lanjutan d. Memproduksi hormon prostaglandin, yang mempengaruhi pengaturan garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler.

Epidemiologi a. Host 1. Umur dan jenis kelamin 2. Pekerjaan Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan bahan-bahan kimia akan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal.

Lanjutan 3. Perilaku minum Air merupakan cairan yang sangat penting di dalam

tubuh. Lebih kurang 68% berat tubuh terdiri dari air. Minum air putih dalam jumlah cukup setiap hari adalah cara perawatan tubuh terbaik.

Lanjutan 4. Riwayat penyakit sebelumnya. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan penyakit GGA, yaitu : a. Penyebab penyakit GGA Prarenal, yaitu : 1. Hipovolemia 2. Vasodilatasi sistemik

Lanjutan 3. Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung

b. Penyebab penyakit GGA renal, yaitu : 1. Kelainan glomerulus

a. Glomerulonefritis akut b. Penyakit kompleks autoimun c. Hipertensi maligna

Lanjutan 2. Kelainan tubulus a. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat iskemia Beberapa gangguan yang menyebabkan iskemia ginjal, yaitu : 1. Hipovolemia : misalnya dehidrasi, perdarahan, pengumpulan cairan pada luka bakar, atau asites.

2. Insufisiensi sirkulasi : misalnya syok, payah jantung yang berat, aritmi jantung, dan tamponade.

Lanjutan b. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat toksin

Gejala-gejala yang dapat terjadi pada NTA ini, antara lain : 1. Makroskopis ginjal membesar, permukaan irisan tampak gembung akibat sembab. Khas pada daerah perbatasan kortiko medular tampak daerah yang pucat. 2. Histopatologi dikenal 2 macam bentuk kelainan, yaitu lesi nefrotoksik dan lesi iskemik.

Lanjutan 3. Kelainan interstisial a. Nefritis interstisial akut

Nefritis interstisial akut merupakan salah satu penyebab GGA renal, yang merupakan kelainan pada interstisial. b. Pielonefritis akut Pielonefritis akut adalah suatu proses infeksi dan peradangan yang biasanya mulai di dalam pelvis ginjal tetapi meluas secara progresif ke dalam parenkim ginjal.

Lanjutan 4. Kelainan vaskular a. Trombosis arteri atau vena renalis b. Vaskulitis.

c. Penyebab penyakit GGA postrenal, yaitu : 1. Obstruksi intra renal : a. Instrinsik : asam urat, bekuan darah, kristal asam jengkol. b. Pelvis renalis : striktur, batu, neoplasma.

Lanjutan 2. Obstruksi ekstra renal :

a. Intra ureter : batu, bekuan darah. b. Dinding ureter : neoplasma, infeksi (TBC). c. Ekstra ureter : tumor cavum pelvis. d. Vesika urinaria : neoplasma, hipertrofi prostat. e. Uretra : striktur uretra, batu, blader diabetik, paraparesis.

Gejala-Gejala GGA Gejala klinis yang terjadi pada penderita GGA, yaitu : a. Penderita tampak sangat menderita dan letargi disertai mual, muntah, diare, pucat (anemia), dan hipertensi. b. Nokturia (buang air kecil di malam hari). c. Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki. Pembengkakan yang menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan). d. Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki. e. Tremor tangan.

Lanjutan f. Kulit dari membran mukosa kering akibat dehidrasi. g. Nafas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat dijumpai adanya pneumonia uremik.

h. Manisfestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang). i.

Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah, berat jenis sedikit rendah, yaitu 1.010 gr/ml)

j.

Peningkatan konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan laju endap darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan protein), perfusi renal, serta asupan protein, serum kreatinin meningkat pada kerusakan glomerulus

Pencegahan a. Setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan dan olahraga teratur.

b. Membiasakan meminum air dalam jumlah yang cukup merupakan hal yang harus dilakukan setiap orang sehingga faktor resiko untuk mengalami gangguan ginjal dapat dikurangi.

c. Rehidrasi cairan elektrolit yang adekuat pada penderita-penderita gastroenteritis akut. d. Transfusi darah atau pemberian cairan yang adekuat selama

pembedahan, dan pada trauma-trauma kecelakaan atau luka bakar.

Lanjutan e. Hindari pemakaian obat-obat atau zat-zat yang bersifat nefrotoksik. f. Monitoring fungsi ginjal yang teliti pada saat pemakaian obat-

obat yang diketahui nefrotoksik. g. Cegah hipotensi dalam jangka panjang. h. Penyebab hipoperfusi ginjal hendaknya dihindari dan bila sudah terjadi harus segera diperbaiki.

Pengobatan Terhadap infeksi sebagai penyakit dasar harus diberikan pengobatan yang spesifik sesuai dengan penyebabnya,

jika obat-obatan, misalnya antibiotika diduga menjadi penyebabnya, maka pemakaian obat-obatan ini harus segera dihentikan. Terhadap GGA akibat nefrotoksin

harus segera diberikan antidotumnya, sedangkan zat-zat yang dapat dialisis harus dilakukan dialisis secepatnya

Lanjutan a. Pengaturan Diet Selama 48-72 jam pertama fase oligurik terjadi peningkatan urea darah akibat pemecahan jaringan yang hebat. Selama

periode ini pemberian protein dari luar harus dihindarkan. Umumnya untuk mengurangi katabolisme, diet paling sedikit harus mengandung 100 gram karbohidrat per hari. Seratus gram glukosa dapat menekan katabolisme protein endogen sebanyak kira-kira 50%.

Lanjutan b. Pengaturan kebutuhan cairan dan keseimbangan elektrolit 1. Air (H2O) Pada GGA kehilangan air disebabkan oleh diuresis, komplikasikomplikasi (diare, muntah). Produksi air endogen berasal dari pembakaran karbohidrat, lemak, dan protein yang banyak kira-kira 300-400 ml per hari. Kebutuhan cairan perhari adalah 400-500 ml ditambah pengeluaran selama 24 jam.

2. Natrium (Na) Selama fase oligurik asupan natrium harus dibatasi sampai 500 mg per 24 jam. Natrium yang banyak hilang akibat diare, atau muntah-

muntah harus segera diganti.

c. Dialisis

Tindakan pengelolaan penderita GGA disamping secara konservatif, juga memerlukan dialisis, baik dialisis peritoneal maupun hemodialisis. Tindakan ini dilaksanakan atas indikasi-indikasi

tertentu. Pemilihan tindakan dialisis peritonial atau hemodialisis didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan indivual penderita.

Lanjutan d. Operasi Pengelolaan GGA postrenal adalah tindakan pembedahan untuk dapat menhilangkan obstruksinya. Kadang-kadang

untuk dapat dilakukan operasi diperlukan persiapan tindakan dialisis terlebih dahulu.

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Apoteker bertanggung jawab untuk memberikan informasi terkait dengan terapi pasien sebagai salah satu bentuk pelayanan klinis. yaitu pemberian KIE baik kepada dokter, perawat maupun pasien yang bersangkutan. Berikut adalah bentuk KIE yang dapat diberikan:

• Informasikan kepada pasien tentang kemungkinan komplikasi Ginjal,sehingga pasien akan mengontrol

dietnya dan dapat meningkatkan aktifitas fisiknya. • Informasikan kepada pasien untuk terus rajin mengontrol tekanan darah dan Kreatinin. • Berikan informasi kepada pasien tentang pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obatnya.

• Jelaskan kepada pasien untuk bersikap koperatif khususnya informasikan kepada petugas jika pasien merasakan gejalagejala seperti ruam, infeksi yang tidak sembuh, rasa panas

dianggota tubuh, gangguan pendengaran ataupun indra penciuman.

TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from "rahmani"