Fraud Dan Langkah Audit .docx

  • Uploaded by: FauziyahNurulAmri
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fraud Dan Langkah Audit .docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,223
  • Pages: 6
1.

Kemungkinan Kecurangan (Fraud) yang terjadi pada Kasus Panama Papers Dengan terkuaknya dokumen rahasia milik 214.000 perusahaan cangkang (Shell Company /

SPV) bentukan dari Firma Hukum Mossack Fonseca di daerah surga pajak Panama, banyak yang mengaitkannya hal ini dengan upaya pengindaran pajak di negara asal mereka. Terlebih lagi publik dibuat terperanjat ketika ditemukan banyak nama-nama pesohor baik itu pemimpin negara, politikus, milyarder, artis, atlet sampai teroris dan mafia ada dalam daftar pemilik dari perusahaanperusahaan tersebut. Secara lebih lanjut, dugaan pengindaran pajak tersebut menimbulkan kecurigaan akan kemungkinan kecurangan-kecurangan lain yang ada dibalik kasus tersebut. Merujuk kepada tipetipe kecurangan (fraud) yang ada, berikut penjelasan mengenai kemungkinan kecurangan (fraud) yang terjadi dibalik kasus Panama Papers ini, yaitu : - Korupsi (Corruption) Korupsi adalah perbuatan yang tidak jujur yang biasanya berhubungan dengan jabatan. Hal ini berkaitan erat dengan suap, konflik kepentingan dan gratifikasi. Sheel Company / SPV digunakan untuk menerima dana suap, pemerasan, gratifikasi dan penyamaran kepentingan. Oleh karena kepemilikan SPV biasanya tidak dimiliki 100% oleh controlling entity, sehingga sulit untuk menentukan siapa yang ada dibalik penggunaan SPV ini. Hal ini akan membuat seolah-olah rangkaian tindakan berhenti di SPV.

Tindakan ini juga masuk ke dalam ranah pencucian uang (money laundry), yaitu dengan menyembunyikan dana hasil korupsi sebelumnya ke dalam SPV yang dimiliki dan menggunakannya seolah-olah dana tersebut berasal dari sumber yang sah.

- Penyalahgunaan Aset (Assets Missappropriation) Aset-aset yang dimiliki SPV yang digunakan oleh controlling entity tidak akan tersita oleh pengadilan jika controlling entity mengalami kebangkrutan. Selain itu juga SPV dapat bertindak sebagai shell company yang menyamarkan kepemilikan.

- Financial Statements Fraud Pemanfaatan SPV salah satunya bisa untuk melakukan underestimate revenue yang kemudian bertujuan untuk menghindarkan pajak. Biasanya praktik yang dilakukan adalah menjual barang dagangan dari cost center ke SPV denga harga yang cukup murah kemudian SPV akan menjualnya kembali dengan harga yang lebih mahal, sehingga keuntungan masuk di SPV yang biasanya berada di negara surga pajak (tax heaven) tersebut

Kecurangan (fraud) yang dijelaskan di atas adalah masih bersifat kemungkinan yang berasal dari pengembangan dugaan-dugaan penulis dari informasi-informasi yang tersedia. Hal ini berdasarkan, dari berbagai sumber yang penulis dapatakan, belum ada yang menyatakan dengan tegas melalui hasil investigasi bahwa upaya penghindaran pajak yang sebelumnya telah disebutkan menggiring kepada kecurangan-kecurangan lain yang lebih besar seperti kemungkinan yang penulis jelaskan di atas.

2.

Langkah-langkah Audit yang dapat dilakukan atas Kemungkinan Kecurangan (Fraud) tersebut Audit Forensik dapat bersifat proaktif maupun reaktif. Proaktif artinya audit forensik

digunakan untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan risiko terjadinya kecurangan (fraud). Sementara itu, reaktif artinya audit akan dilakukan ketika ada indikasi (bukti) awal terjadinya kecurangan (fraud.) Audit tersebut akan menghasilkan red flag atau sinyal atas adanya suatu ketidakberesan. Dalam hal ini, audit forensik yang lebih mendalam dan investigatif akan dilakukan. Berdasarkan pemahaman awal penulis, teknik-teknik yang digunakan dalam audit forensik seharusnya sudah menjurus secara spesifik untuk menemukan adanya kecurangan (fraud) yang kemungkinan atau dicurigai terjadi. Hal ini berbeda dengan audit laporan keuangan biasa yang dilakukan oleh auditor eksternal yang berfokus dalam mencari bukti untuk merumuskan sebuah opini mengenai penyajian laporan keuangan yang telah wajar dan bebas dari salah saji yang material. Selayaknya sebuah perikatan audit pada audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor eksternal, langkah awal audit untuk mengungkap kemungkinan kecurangan (fraud) pastilah juga didahului dengan tahap perencanaan. Pada tahapan ini dilakukan pengidentifikasian masalah yaitu dengan auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang hendak diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisa dan spesifikasi ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran. Secara lebih terperinci, menurut J.Tanzil berikut tahapan-tahapan audit forensik yang umumnya dilakukan oleh auditor untuk mengungkap suatu kecurangan (fraud) :

1.

Identifikasi masalah Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang hendak diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam analisa dan spesifikasi ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran.

2.

Pembicaraan dengan klien Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pembahasan bersama klien terkait lingkup, kriteria, metodologi audit, limitasi, jangka waktu, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk membangun kesepahaman antara auditor dan klien terhadap penugasan audit.

3.

Pemeriksaan pendahuluan Dalam tahap ini, auditor melakukan pengumpulan data awal dan menganalisanya. Hasil pemeriksaan pendahulusan bisa dituangkan menggunakan matriks 5W + 2H (who, what, where, when, why, how, and how much). Investigasi dilakukan apabila sudah terpenuhi minimal 4W + 1H (who, what, where, when, and how much). Intinya, dalam proses ini auditor akan menentukan apakah investigasi lebih lanjut diperlukan atau tidak.

4.

Pengembangan rencana pemeriksaan Dalam tahap ini, auditor akan menyusun dokumentasi kasus yang dihadapi, tujuan audit, prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap individu dalam tim. Setelah diadministrasikan, maka akan dihasilkan konsep temuan. Konsep temuan ini kemudian akan dikomunikasikan bersama tim audit serta klien.

5.

Pemeriksaan lanjutan Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisa atasnya. Dalam tahap ini lah audit sebenarnya dijalankan. Auditor akan menjalankan teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.

6.

Penyusunan Laporan Pada tahap akhir ini, auditor melakukan penyusunan laporan hasil audit forensik. Dalam laporan ini setidaknya ada 3 poin yang harus diungkapkan. Poin-poin tersebut antara lain adalah: 1. Kondisi, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan. 2. Kriteria, yaitu standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan kegiatan. Oleh karena itu, jika kondisi tidak sesuai dengan kriteria maka hal tersebut disebut sebagai temuan.

3. Simpulan, yaitu berisi kesimpulan atas audit yang telah dilakukan. Biasanya mencakup sebab fraud, kondisi fraud, serta penjelasan detail mengenai fraud tersebut.

Penjelasan di atas adalah bagaimana suatu tahapan audit forensik tersebut dilakukan. Tetapi terkait dengan Kasus Panama Papers ini, secara lebih detail penulis ingin membahas langsung kepada teknik-teknik yang menurut pembahasan penulis bisa dilakukan oleh auditor untuk membuktikan kemungkinan kecurangan (fraud) tersebut, yaitu : 1.

Menghitung Kekayaan Bersih (Net Worth) Hal ini bisa dilakukan untuk membuktikan adanya penghasilan yang tidak sah dan melawan hukum. Apabila ini terkait dengan pejabat negara, auditor bisa meminta laporan kekayaan pejabat negara yang bersangkutan dan aliran dana masuk dan keluar dari rekening-rekening bank yang dimilki bersangkutan melalui PPATK. Pemerikasan dapat dihubungkan dengan besarnya pajak yang dilaporkan dan dibayar setiap tahunnya. Laporan harta kekayaan pejabat ini bisa dijadikan dasar dari penyelidikan. Penelusuran ini tentunya harus menyeluruh termasuk kepada kemungkinan yang bersangkutan memiliki aset dan aliran dana keluar atau masuk dari dan ke luar negri.

2.

Ikuti Alur Dana (Follow the Money) Ini dilakukan dengan mengikuti jejak yang ditinggalkan dari arus uang sampai arus uang tersebut berakhir. Naluri penjahat selalu menutup rapat identitas pelaku, berupaya memberi kesan tidak terlihat atau tidak di tempat saat kejadian berlangsung. Dana bisa mengalir secara bertahap dan berjenjang, tapi akhirnya akan berhenti di satu atau beberapa tempat penghentian terakhir. Tempat inilah yang memberikan petunjuk kuat mengenai pelaku kecurangan (fraud). Langkah ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada aliran dana dari yang bersangkutan yang terbukti berhenti di perusahaan cangkang yang tercatat dalam Panama Papers tersebut.

3.

Wawancara Mendalam (Deep Interview) Ini dilakukan terhadap para informan yang dianggap memmpunyai akses dan informasi terhadap kemungkinan adanya kecurangan (fraud) tersebut. Secara lebih detail, pewawancara juga bisa diikutsertakan ahli semiotika (pembaca ekspresi) guna mengetahui informasi yang disampaikan oleh informan tersebut adalah benar dan tidak ada kebohongan yang disampaikan oleh informan.

4.

Membuka Peluang untuk Whistle Blower Adanya whistle blower yang dirahasiakan identitasnya dan dipastikan keselamatan dan keamanannya ketika berani menyampaikan jika ternyata memang ada kecurangan (fraud) yang terjadi, bisa sangat membantu mempercepat proses audit yang dilakukan. Oleh karena itu, auditor harus benar-benar memiliki prosedur yang jelas untuk hal ini dan benar dapat menjamin kerahasiaan identitas whistle blowr tersebut.

Related Documents


More Documents from "rosliza"