Follow Up Follow up secara berkala dapat dilakukan dengan menggunakan Assesment geriatri , yaitu suatu proses diagnostik yang bersifat multidimensional dan pada umumnya interdisipliner untuk mengkaji seluruh permasalahan dan kapabilitas kondisi medik, psikososial dan fungsional atas individu usia lanjut (usila) dengan tujuan untuk membuat perencanaan terapi yang menyeluruh dan tindak lanjutnya dalam jangka panjang. Dalam setiap proses assesment geriatri harus terdapat juga kesinambungan yang jelas dengan tindak lanjut (Follow up) yang telah ditentukan dalam setiap pelayanan kepada pasien geriatri sesuai kebutuhan. (umumnya setidaknya 1 kali pertemuan tiap bulan) Terdiri dari : • Masalah mobilitas dan keseimbangan -> Menggunakan The timed up & go test, dan Skor norton : mengukur resiko decubitus • Gangguan penglihatan -> Menggunakan Snellen Eye Chart secara periodik • Gangguan dengar -> Whispered voice test
• Malnutrisi -> Mini nutritional assesment (MNA) • Polfarmasi • Inkontinensia • Assesment fungsional -> Index Katz, Barthel Indez of Activities of Daily Living, Instrumental Activities of Daily Living
Dengan tatacara asesmen geriatri yang terarah dan terpola,maka kemungkinan terjadinya “mis/under diagnosis” yang sering didapatkan pada praktek geriatri dapat dihindari atau dieliminasi sekecil mungkin Melalui asesmen geriatri diharapkan dapat diketahui kapasitas fungsional seorang pasien lansia sebagai satu hal yang penting menentukan secara menyeluruh tingkat kesehatan ,kesejahteraan , dan kebutuhan pelayanan kesehatan dan sosial lansia tersebut
• Monitoring terapi /Follow up untuk Osteoporosis Monitoring Oesteoporosis : Evaluasi hasil pengobatan dapat dilakukan dengan mengulang pemeriksaan densitometri setelah 1-2 tahun pengobatan dan dinilai peningkatan densitasnya. Bila dalam waktu 1 tahun tidak terjadi peningkatan maupun penurunan densitas massa tulang, maka pengobatan sudah dianggap berhasil karena resorpsi tulang sudah dapat ditekan. Selain mengulang pemeriksaan densitas massa tulang, maka pemeriksaan petanda biokimia tulang juga dapat digunakan untuk evaluasi pengobatan. Penggunaan petanda biokimia tulang dapat menilai hasil terapi lebih cepat yaitu dalam waktu 3-4 bulan setelah pengobatan. Yang dinilai adalah penurunan kadar berbagai petanda resorpsii dan formasi tulang.
Gizi Lansia