Ekosistem Danau Buyan.docx

  • Uploaded by: Mega Ayu
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ekosistem Danau Buyan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,876
  • Pages: 15
EKOSISTEM DANAU BUYAN

Oleh : Mega Ayu Septyowati (1408305041) Fransiska Yulianita Theresa (1408305044) Olla Selda Pagawak (1408305045) Rizwanda Dwiky P (1408305046) Novita Hardiyanti S (1408305047)

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2014

LAPORAN PRAKTIKUM EKOSISTEM DANAU BUYAN

I.

Tujuan Praktikum 

Menjelaskan tingkat tingkat trofik pada ekosistem danau buyan



Menjelaskan faktor faktor lingkungan yang merupakan komponen penting pada ekosistem danau buyan



II.

Menjelaskan kepentingan relatif dari spesies tertentu pada ekosistem danau buyan

Dasar Teori

2.1 Latar belakang Ekosistem adalah hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem. Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi dibandingkan dengan habitat laut dan daratan. Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia seperti untuk industri, rumah tangga maupun pertanian. Beberapa fungsi danau secara ekosistem antara lain : 1. Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik 2. Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting 3. Sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya 4. Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah 5. Memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi kelembaman dan tingkat curah hujan setempat 6. sebagai sarana rekreasi dan objek pariwisata

Dua hal mendasar yang menjadi fungsi utama ekosistem danau adalah : 1. Sebagai sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan domestik maupun industri.

2. Sebagai sistem pembuangan yang memadai dan paling murah (Connell & Miller,1995).

Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Ekosistem danau mempunyai 4 zona (daerah) yakni: 1. Daerah litoral Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau. 2. Daerah Limnetik Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan. 3. Daerah Profundal Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba. 4. Daerah Bentik Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.

Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut : a. Danau Oligotropik Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun. b. Danau Eutropik Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal. Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materimateri organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.

Di dalam suatu ekosistem danau terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengaruhi antar semua komponen, baik komponen yang hidup (biotik) dan komponen tak

hidup

(abiotik).

Komponen-komponen

tersebut

sangat

berpengaruh

dalam

keseimbangan suatu ekosistem. Ekosistem di katakan seimbang apabila komposisi di antara komponen-komponen tersebut dalam keadaan seimbang. Ekosistem yang seimbang, keberadaannya dapat bertahan lama atau kesinambungannya dapat terpelihara. Perubahan ekosistem dapat mempengaruhi keseimbangannya, perubahan tersebut dapat terjadi secara alami serta dapat pula karena aktivitas dan tindakan manusia.

2.2.

Komponen Biotik dan Abiotik Ekosistem Danau

Komponen ekosistem danau tersusun atas komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik) yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Komponen Biotik Komponen biotik dalam ekosistem danau meliputi semua jenis makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan mikroorganisme. Komponen biotik biasanya dibedakan menjadi 3 macam: 1) Produsen: terdiri dari golongan ganggang, ganggang hijau dan ganggang biru golongan

spermatophyta,

misal:

eceng

gondok,

teratai,

kangkung,

genger,kiambang. 2) Konsumen: meliputi hewan-hewan, serangga, udang, siput, cacing, dan hewanhewan lainnya. 3) Dekomposer/pengurai: sebagian besar terdiri atas bakteri dan mikroba lain.

2. Komponen Abiotik Komponen-komponen abiotik utama dalam ekosistem adalah sebagai berikut : 1) Suhu Kelembapan dan suhu juga sangat memengaruhi keberadaan suatu organisme dalam suatu ekosistem. Kelembapan dan suhu berpengaruh terhadap hilangnya air yang terjadi melalui penguapan. Setiap organisme memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap suhu dan kelembapan. Suhu terendah yang masih memungkinkan organisme hidup disebut sebagai suhu minimum. Suhu yang paling sesuai dan mendukung kehidupan untuk organisme disebut sebagai suhu optimum, sedangkan suhu tertinggi yang masih dapat ditoleransi atau memungkinkan organisme hidup disebut sebagai suhu maksimum. Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam persebaran organisme karena pengaruhnya pada proses biologis dan ketidakmampuan sebagian besar organisme untuk mengatur suhu tubuhnya secara tepat. Sel bisa pecah jika air yang terdapat didalamnya membeku pada suhu dibawah 0oC, dan protein pada sebagian besar organism akan mengalami denutrasi pada suhu diatas 45oC. Selain itu, sejumlah organisme dapat mempertahankan suatu metabolisme yang cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada suhu yang sangat tinggi.

2) Air Organism air tawar hidup berendam di dalam suatu lingkungan akuatik, tetapi organisme tersebut menghadapi permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis air intraselulanya tidak sesuai dengan tekanan osmosis disekitarnya. 3) Cahaya Matahari Matahari memberikan energi yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem, meskipun hanya tumbuhan dan organisme fotosintetik. Dalam ekosistem akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran organisme fotosintetik. Setiap meter kedalaman air secara selektif menyerap sekitar 45% cahaya merah dan sekitar 2% cahaya biru yang melaluinya. Sebagai hasilnya, sebagian besar fotositesis dalam lingkungan akuatik terjadi relative didekat permukaan air. Akan tetapi, organisme fotosintetik itu sendiri menyerap banyak cahaya yang menembus air, yang selanjutnya akan mengurangi intensitas dan kualitas cahaya pada air di bawahnya. 4) Angin Angin memperkuat suhu lingkungan pada organisme dengan cara meningkatkan hilangnya panas melalui penguapan (evaporasi) dan konveksi (factor wind-chill atau pendinginan oleh angin). 5) Batu dan Tanah Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral batuan serta tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan yang memakannya, sehingga menjadi salah satu penyebab timbulnya pola mengelompok pada area tertentu yang acak (patchiness) pada ekosistem terrestrial yang sering kita lihat. Pada ekosistem akuatik, komposisi substrat dapat mempengaruhi factor kimiawi dalam air, yang selanjutnya akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem akuatik. 6) Tingkat keasaman atau Ph Air. Tumbuhan air hanya bisa hidup normal dalam suasana air yang tidak begitu asam dan basa atau dalam keadaan netral atau Ph 7. Apabila air terlalu asam (Ph kurang 7) atau terlalu basa (Ph lebih 7) pertumbuhannya akan terganggu.

III.

IV.

Alat dan bahan -

Alat tulis

-

Papan jalan

-

Plastik

-

Kamera

Prosedur Praktikum 1. Komponen abiotik dan biotik pada danau buyan diamati dan kemudian dicatat apa saja penyusunnya terutama yang mendominasi dan saling berhubungan. 2. Diambil gambar dari komponen biotik sebagai sampel penelitian 3. Mengidentifikasi organisme/komponen biotik yang belum diketahui berdasarkan literatur yang relevan 4. Mengamati aktivitas komponen biotik melalui rantai makanan

V . Hasil Pengamatan No

Komponen Abiotik

1

Air dengan temperatur 24o C dan PH 7

Komponen Biotik Kapu Kapu (autotrof)

2

Batuan

Hydrilla ferticillata (autotrof)

3

Koral

Randa Tapak atau Dandelion (autotrof)

4

Pasir Kali

Ciperaceae (autotrof)

5

Sinar Matahari

Eceng gondok (autotrof)

6

Angin

Burung Kokokan (heterotrof)

7

Tanah

Burung Kuntul Air (heterotrof)

8

-

Ikan Kecil (heterotrof)

9

-

Capung (heterotrof)

10

-

Kupu Kupu (heterotrof)

A. Tumbuhan 1. Kapu-kapu (Pistia stratiotes)

Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo

: Arales

Famili : Araceae Genus : Pistia Spesies : Pistia stratiotes

Tanaman Jenis ini memerlukan media tanah dan air, jika kebanyakan air dan terkena sinar matahari langsung, maka daunnya akan cepat hancur.Biasanya tanaman ini dipergunakan untuk tempat ikan-ikan hias bertelur, karena memiliki akar yang menggantung panjang kebawah air.

2. Ganggang (Hydrilla ferticillata)

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Alismatidae

Ordo

: Hydrocharitales

Famili

: Hydrocharitaceae

Genus

: Hydrilla

Spesies

: Hydrilla verticillata (L. f.) Royle

Hydrilla (rumput air) adalah jenis tanaman air yang hanya terdiri dari satu spesies. Meskipun beberapa ahli botani membaginya menjadi beberapa spesies yaitu : H. asiatica, H. japonica, H.lithuanica, dan H.ovalifolica. Hydrilla verticillata memiliki rimpang putih kekuningan yang tumbuh di sedimen bawah air sampai dengan kedalaman 2 m. Panjang batang yang tumbuh sekitar 1-2 m. Hydrilla adalah tanaman produktif dalam air yang dapat tumbuh dengan cepat dan dapat berkembang dalam air dari beberapa sentimeter sampai 20 meter. Daun kecil (1 / 2 - 3 / 4 inci) berbentuk segitiga-lancip yang berada di ulir dari 4-8 daun di sepanjang batang dengan lebar masing-masing daun 5-20 mm dan panjang lebar 0,7-2 mm. Tidak seperti tanaman air asli, daun Hydrilla memiliki tepi bergerigi atau duri kecil menonjol dan seperti gundukan di sepanjang pelepah di bagian bawah. Hydrilla biasanya hijau, tapi karena berada di bawah sinar matahari menjadi kuning atau coklat. Batang bercabang banyak dekat permukaan dan tumbuh secara horisontal, membentuk tikar padat vegetasi. 3. Eceng Gondok (Eichornia crassipes)

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas

: Alismatidae

Ordo

: Alismatales

Famili

: Butomaceae

Genus

: Eichornia

Spesies

: Eichornia crassipes (Mart.) Solms

Deskripsi: Tumbuhan ini termasuk tumbuhan air yang mengapung, tumbuh berumpun, tinggi 4 - 8 cm, akar serabut. tidak memiliki batang, daun tunggal, bertangkai, tersusun berjejal di atas akar (roset akar), warna hijau, panjang 7 - 25 cm, bentuk bulat telur (ovata), ujung meruncing (acuminatus), pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata (tidak bergerigi), permukaan mengkilat (nitidus), tangkai menggelembung. Memiliki bunga majemuk, berbentuk bulir (spica), panjang mahkota 2 - 3 cm, daun mahkota tidak berlekatan (polypetalus). Memiliki

buah kotak sejati (capsula), memiliki tiga ruang, berwarna hijau, bentuk biji bulat - berwarna hitam. Bereproduksi secara generatif (menggunakan biji).

4. Dandelion (Krigia dandelion)

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Bangsa

: Asterales

Suku

: Asteraceae

Marga

: Krigia

Jenis

: Krigia dandelion

Nama Umum: Krigia dandelion

Daunnya 5-25 cm atau lebih, sederhana dan basal, membentuk roset akar tunggang di atas pusat. Kepala bunga berwarna kuning sampai oranye, membuka pada siang hari, namun menutup pada malam hari. Kepala ditopang oleh masing masing batang berongga setinggi 475 cm di atas daun dan memancarkan getah ( lateks ) bila patah. Sebuah roset mungkin menghasilkan beberapa batang berbunga pada suatu waktu. Kepala bunga berdiameter 2-5 cm. Bunga yang mekar berubah bentuk menjadi bulat yang berisi bibit bibit yang biasa disebut achenes. Setiap achene terpasang ke pappus dari bulu-bulu halus, yang memungkinkan penyebarannya dibantu angin. 5. Rumput Teki (Ciperaceae / Cyperus rotundus L.)

Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Sub Kelas

: Commelinidae

Ordo

: Cyperales

Famili

: Cyperaceae

Genus

: Cyperus

Spesies

: Cyperus rotundus L.

B. Hewan 1. Kuntul Air

Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Ciconiiformes

Famili

: Ardeidae

Genus

: Egretta

Spesies

: E. garzetta

Burung kuntul yang agak besar dan ramping, berukuran lebih besar daripada kuntul kerbau dan lebih kecil dari kuntul perak, yaitu antara 55-65 cm dan memiliki panjang bentangan sayap 88-106 cm. Pada musim kawin, burung ini mempunyai dua bulu hias putih yang tipis memanjang pada tengkuknya dan lebih banyak bulu pada dada dan punggungnya yang menjuntai melebihi ekor. Paruh selalu berwarna hitam keabu-abuan, membedakannya dengan jenis-jenis kuntul yang lain. Tungkai dan kaki berwarna hitam seluruhnya; ras migran dari Asia berjari kuning. Kulit wajah kuning kehijauan, dan kemerah-merahan di musim berbiak. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan kami dapatkan bahwa burung kuntul air di danau buyan ini memilih waktu untuk mencari makan antara pukul 08:00 pagi hingga 10:30 pagi. 2. Kokokan

Kingdom : Animalia Filum

: Chordata

Kelas

: Aves

Ordo

: Pelecaniformes

Famili

: Ardeidae

Genus

: Butorides

Spesies : Butorides striatus Kokokan memiliki tubuh yang berukuran kecil (45 cm). Kokokan dewasa memiliki mahkota hitam kehijauan mengkilat. Jambul panjang menjuntai. Garis hitam mulai dari pangkal paruh ke bawah sampai mata dan pipi. Sayap dan ekor biru kehitaman, mengkilap kehijauan, berpinggir kuning tua. Perut abu-abu kemerahjambuan. Dagu putih. Kokokan betina: Lebih sedikit kecil daripada jantan. Anakan kokokan berwarna coklat dengan bintik-bintik putih.

Iris kuning, paruh hitam, kaki kehijauan. Kokokan biasa duduk diam ditepian air untuk menyambar mangsa. Mencari makan sendirian. Bersarang soliter atau koloni kecil. Sarang dari tumpukan ranting di pohon bakau atau lainnya. Telur berwarna hijau kebiruan pucat, jumlah 2-3 butir. Berbiak bulan Maret, Mei, Juni

3. Capung

Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Odonata

Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping. Sedangkan capung jarum umumnya bertubuh kecil (meskipun ada beberapa jenis yang agak besar), memiliki abdomen yang kurus ramping mirip jarum, dan hinggap dengan sayap-sayap tertutup, tegak menyatu di atas punggungnya.

4. Kupu Kupu

Kingdom

: Animalia

Filum

: Arthropoda

Kelas

: Insecta

Ordo

: Lepidoptera

Superfamili : Papilionoidea Famili

: Nymphalidae

Upafamili

: Danainae

Bangsa

: Danaini

Genus

: Danaus

Spesies

: D. plexippus

Badan dari kupu-kupu terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin ( eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmensegmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/ menyala.

V.

Pembahasan

Setelah ekosistem pada danau buyan diamati dengan memperhatikan unsur unsur penyusunnya yang dapat dilihat dengan kasat mata, didapat data bahwa komponen abiotik penyusunnya terdiri dari air dengan temperatur 24o C dan PH 7, batuan, koral, pasir, tanah, sinar matahari, dan angin. Sedangkan komponen biotiknya terdiri dari kapu kapu (autotrof), Hydrilla ferticillata (autotrof), randa tapak atau dandelion (autotrof), ciperaceae (autotrof), burung kokokan (heterotrof), burung kuntul air (heterotrof), ikan kecil (heterotrof), burung walet (heterotrof), capung (heterotrof), dan kupu kupu (heterotrof). Dilihat dari jumlahnya, pada unsur abiotik yang mendominasi adalah air dan tanah sedangkan pada unsur biotik yang terlihat mendominasi adalah pada tingkat produsen yaitu tumbuhan air seperti hydrilla dan kapu kapu. Sedangkan pada tingkat konsumen, yang terlihat mendominasi adalah burung pemakan ikan seperti kuntul air serta ikan ikan kecil yang berenang dipermukaan danau. Dari data yang kami peroleh dapat dibuat tingkat trofik rantai makanannya. Tingkat trofik adalah tingkat dalam rantai makanan di mana suatu organisme memperoleh energi. Dalam rantai makanan biasanya ada lima tingkat trofik utama, namun jumlah tersebut dapat bervariasi tergantung pada komposisi ekosistem. Ekosistem dengan spesies yang lebih sedikit mungkin memiliki rantai makanan dengan tiga tingkat trofik, sedangkan ekosistem dengan jumlah spesies yang besar lebih cenderung memiliki rantai makanan dengan lebih dari lima tingkat trofik. Berikut adalah tingkat trofik dari ekosistem danau sesuai dengan hasil pengamatan kami :

VI.

KESIMPULAN Dari pengamatan yang kami lakukan di danau buyan pada tanggal 8 November 2014 mengenai ekosistem danau, dapat disimpulkan bahwa ekosistem danau buyan jika dilihat dari produksi materi organik-nya termasuk ke dalam kategori danau eutropik. Pada ekosistem danau buyan terdapat komponen yang mendominasi baik komponen abiotik maupun biotik. Komponen biotik yang mendominasi adalah kapu kapu dan kuntul air, sedangkan komponen abiotiknya adalah air dan tanah. Dari spesies spesies yang ditemukan dan dari rantai makanan hasil pengamatan kami, dapat dibuat jaring jaring makanan. Hydrilla menduduki tingkat trofik pertama dengan perannya sebagai produsen, fitoplankton juga menduduki tingkat trofik pertama dengan perannya sebagai produsen, kemudian zooplankton pemakan fitoplankton berada di trofik kedua sebagai konsumen pertama, begitu juga serangga kecil pemakan hydrilla, dilanjutkan oleh ikan kecil pemakan serangga dan plankton berada di trofik ketiga sebagai konsumen kedua, selanjutnya adalah burung kuntul air pemakan ikan berada di trofik keempat sebagai konsumen ketiga, trofik kelima ditempati oleh ular sebagai predator sekaligus konsumen keempat, dan yang terakhir ditempati dekomposer sebagai trofik tingkat keenam.

VII.

Saran Adapun upaya dalam melestarikan dan menjaga ekosistem danau yaitu : 1. Jangan membuang sampah dan limbah pada danau. 2. Jangan jadikan danau sebagai toilet raksasa. 3. Jagalah hutan disekeliling danau agar tidak ditebang. 4. Batasi budidaya keramba apung. 5. Batasi kuota penangkapan ikan. 6. Batasi daerah untuk pemancingan. 7. Menjaga hutan disekeliling danau agar tidak ditebang.

DAFTAR PUSTAKA

Reece, Campbell. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima – Jilid 3. Jakarta : Erlangga Kimball, John W. 1991. Biologi Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta : Erlangga _______. 2012. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2068815-pengertian-dan-macam-

macam-danau/#ixzz1eJin9xyd. (diakses tanggal 29 November 2014) _______. 2011. http://pengertianekosistem.blogpsot.com/2001/02/ekosistem-1.html. (diakses

tanggal 29 November 2014). ______. http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_ilmiah. (diakses tanggal 1 Desember 2014) Rahmat, Teguh. 2011. Klasifikasi Tumbuhan. http://teguhrz.blog.com/klasifikasitumbuhan/.html (diakses tanggal 1 Desember 2014)

Related Documents

Ekosistem
May 2020 32
Ekosistem
May 2020 35
Ekosistem
May 2020 35
Ekosistem
May 2020 28

More Documents from "bione technofarm"