Fix Tugas Klmpk 8 Dinar Konsep Istirahat-tidur.docx

  • Uploaded by: Dinar Lorensa Ayu Krismaya
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Fix Tugas Klmpk 8 Dinar Konsep Istirahat-tidur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 9,041
  • Pages: 61
KONSEP KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

OLEH: 1.3 Dinar Lorensa Ayu Krismaya

(P07120018110)

Putu Devayu Anthareztta

(P07120018111)

Kadek Widi Pratiwi

(P07120018113)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PRODI D-III KEPERAWATAN TAHUN 2019

KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugrahaNyalah penulisan Makalah Konsep Kebutuhan Istirahat Dan Tidur ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang uraian mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur yang berhubungan dengan tugas mata kuliah Keperawatan Dasar. Sebagaimana dalam mendukung penyelesaian makalah ini, penulis mencari informasi melalui media bahan bacaan seperti buku-buku ajaran yang terkait serta jurnal resmi atau dokumen resmi dari sumber yang terpercaya. Makalah ini disusun bukan semata-mata karena petunjuk untuk mendapatkan nilai, namun dilatarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang bagaimana berpenampilan yang baik dan menarik. Untuk itu penulis berusaha menyusun makalah ini dengan sebaikbaiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan. Penulis sepenuhnya menyadari tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait, Makalah Konsep Kebutuhan Istirahat Dan Tidur ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak I

2

Made Widastra selaku dosen mata kuliah Keperawatan Dasar yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam pembuatan makalah ini.

Om Santhi, Santhi, Santhi Om

3

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

BAB I

4

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar mahluk hidup. Manusia melakukan bermacam-macam aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Bekerja, belajar, berjalan, dan aktifitas lain yang dilakukan manusia dapat mengurangi kondisi tubuh individu tersebut yang berakibat menjadi lelah, lesu, dan letih. Oleh karena itu, istirahat dan tidur dibutuhkan setiap manusia untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi lebih bugar. Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup (Fundamental Keperawatan, 1997). Tidur merupakan berkurangnya keadaan individu terhadap persepsi dan rekasi terhadap lingkungan. Tidur merupakan keadaan tidak sadar yang memiliki ciri-ciri minimnya aktifitas fisik; perubahan level kesadaran; perubahan proses fisiologi dalam tubuh; dan berkurangnya respon individu terhadap rangsangan luar (Fundamental of Nursing, 2012). Diduga penyebab tidur adalah proses penghambatan aktif. Ada teori lama menyatakan bahwa area eksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut sistem aktivasi retikular, mengalami kelelahan setelah seharian terjaga, sehingga menjadi inaktif. Keadaan ini disebut teori pasif dari tidur.

5

Kebutuhan istirahat dan tidur setiap individu berbeda-beda dan dikelompokkan berdasarkan umur. Sangat penting bagi manusia memenuhi kebutuhan tidur dengan baik. Suatu teori fungsi tidur adalah berhubungan dengan penyembuhan (Evans dan French, 1995). Istirahat dan tidur tidak hanya untuk pemulihan fungsi psikologi, namun juga fungsi fisiologi, dimana keadaan tidur meruapakan waktu yang tepat untuk perbaikan sel yang rusak (Robinson, Weitzel & Henderson 2005). Untuk dapat berfungsi secara optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Tidak terkecuali juga pada orang yang sedang sakit, mereka juga memerlukan istirahat dan tidur yang memadai. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk mencukupi ataupun memenuhi kebutuhan tidur tersebut. Dalam kehidupan, kita sering menemukan kasus masalah tidur pada manusia seperti, susah tidur, terbangun ditengah malam, tubuh tidak bugar setelah tidur, dan sebagainya. Makalah ini dibuat untuk membahas konsep istirahat

dan

tidur yang

didalamnya

terdapat

pengertian,

fungsi,

mekanisme, tahap-tahap, kebutuhan istirahat-tidur berdasarkan usia, faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan istirahat-tidur, dan masalah yang seringkali ditemukan dalam istirahat-tidur. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah definisi istirahat dan tidur ?

6

2. Apakah fungsi istirahat dan tidur ? 3. Bagaimana mekanisme tidur ? 4. Bagaimana tahap-tahap tidur ? 5. Bagaimana kebutuhan istirahat-tidur berdasarkan usia ? 6. Bagaiamana

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pemenuhan

kebutuhan istirahat-tidur ? 7. Apa masalah

yang seringkali ditemukan

pada pemenuhan

kebutuhan istirahat-tidur ? 1.3 Tujuan A. Tujuan Umum 1. Untuk mengetahui definisi istirahat dan tidur. 2. Untuk mengetahui fungsi istirahat dan tidur. 3. Untuk mengetahui mekanisme tidur. 4. Untuk mengetahui tahap-tahap tidur. 5. Untuk mengetahui kebutuhan istirahat-tidur berdasarkan usia. 6. Untuk

mengetahui

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur. 7. Untuk mengetahui masalah yang seringkali ditemukan pada pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur. B. Tujuan Khusus 1. Untuk memenuhi tugas makalah tentang konsep istirahattidur.

7

2. Untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang konsep istirahat-tidur dan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan istirahattidur.

1.4 Manfaat 1. Menambah pengetahuan mahasiswa kperawatan tentang konsep istirahat dan tidur agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien. 2. Menambah keterampilan mahasiswa dalam pembuatan makalah dan kepercayaan diri dalam presentasi. 3. Membantu mahasiswa keperawatan dengan menjadikan makalah ini sebagai referensi.

BAB II KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR 2.1 Definisi Istirahat Dan Tidur

8

Istirahat dan tidur adalah komponen esensial dari kesehatan fisik, mental dan penyimpanan energi. Semua individu membutuhkan periode tertentu untuk tenang dan mengurangi aktivitas sehingga badan akan mengembalikan energi dan membangun stamina. Kebutuhan istirahat dan tidur dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, level perkembangan, status kesehatan, dan aktifitas. Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup, tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang, relaks, tanpa tekanan emosional, dan bebas dari perasaan gelisah. Kata ‘istirahat’ mempunyai arti sangat luas, meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikian, dikatakan bahwa istirahat merupakan ledakan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas). Terkadang berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat. Menurut Narrow (1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat beristirahat : 1)Merasa segala sesuatu berjalan normal, dapat diatasi; 2)Merasa diterima ; 3)Merasa diri mengerti apa yang sedang terjadi ;

9

4)Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan ; 5)Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna ; 6)Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya. Sementara itu, tidur berasal dari bahasa Latin Somnus yang berarti alami periode pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahatuntuk tubuh dan pikiran. Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi indivisu terhadap lingkungan menurun. Tidur mengacu pada kondisi dimana perubahan aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasai, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu yang dimiliki digunakan untuk tidur. Dikarenakan keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.

Berikut beberapa pengertian tidur menurut para ahli : 1. Robinson, Weitzel & Henderson 2005, Tidur adalah kebutuhan dasar manusia dan merupakan proses biologis yang umum terjadi pada semua orang karena tidur penting untuk kebutuhan fisiologis untuk memperbaiki jaringan yang rusak selama tidur.

10

2. Guyton & Hall, 1997 Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. 3. Menurut Potter & Perry, 2005 Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Keadaan tidur normal biasanya fungsi saraf motorik juga saraf sensorik untuk kegiatan yang memerlukan koordinasi dengan sistem saraf pusat akan diblokade, sehingga pada saat tidur cenderung tidak bergerak dan daya tanggap pun berkurang. Fase peralihan dari sadar ke tidur disebut sebagai pradormitium dan fase peralihan dari tidur kembali ke sadar disebut sebagai postdormitium. Kebutuhan tidur dan istirahat sama pentingnya dengan kebutuhan nutrisi dan olahraga yang cukup bagi kesehatan. Menurut Hodgson (1991) dalam Potter & Perry (2005), kegunaan tidur masih belum jelas, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional dan kesehatan. 2.2 Fungsi Istirahat Dan Tidur Secara jelas tujuan tidur tidak diketahui, tetapi diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Selama tidur, seseorang akaan mengulang (review) kembali

11

kejadian-kejadian sehari-hari, meproses, dan menggunakan untuk masa depan. Berikut beberapa tujuan tidur: 1. Tidur memperbaiki sel rusak. Ketika tidur, tubuh akan memperbaiki sel yang rusak dengan lebih efektif. Tidur juga menigkatkan sistem kekebalan tubuh yang mampu menjauhkan dari berbagai macam penyakit. 2. Tidur meningkatkan daya ingat. Tidur sesuai dengan kebutuhan akan membantu peningktaan daya ingat, kreativitas, dan kesadaran diri. Saat tidur, neuron di korteks serebral otak akan memperbaiki diri dan meningkatkan daya ingat serta konsentrasi. 3. Tidur mencegah penyakit. Gangguan tidur bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan gagal jantung. Oleh sebab itu, sebaiknya tetap memiliki cukup tidur untuk mencegah penyakit tersebut.

4. Tidur mempengaruhi pola makan. Apabila memiliki cukup tidur, 7-8 jam per hari, maka tidak perlu khawatir. Namun jika tidur kurang dianjurkan, maka akan mudah terserang stres. Stres tersebut juga membuat orang cenderung mengonsumsi berbagai makanan yang tidak sehat dan mengganggu regulasi kadar gula dalam tubuh, sehingga menimbulkan obesitas bahkan diabetes.

12

5. Tidur meningkatkan energi. Tidur jelas berfungsi untuk meningkatkan energi, vitalitas, dan daya tahan tubuh. 6. Tidur mencegah stres. Tidur cukup akan menghindarkan diri dari stres. Tetapi tidur berlebihan juga tidak baik karena justru akan memcu stres. “It goes without saying that sleep is important. We all know this from the fact that, when deprived of sleep, we are strongly motivated to do it” (Richard H. Hall, 1998). Kutipan diatas menjelaskan bahwa individu yang mengantuk, secara reflex dia akan segera pergi untuk tidur. Manusia membutuhkan tidur untuk mengatasi

kelelahan, mengehamat energi,

memulihan pikiran dan tubuh, dan untuk menikmati kehidupan secara penuh. (Fundamental of Nursing, 2012). Tidur berkontibrusi dalam pemulihan fisiologis dan psikologis. Perbaikan terbaik pada jaringan yang rusak adalah waktu tidur (Robinson, Weitzel & Henderson, 2005). Tidur nyenyakdapat mengembalikan vitalitas seseorang menjadi lebih baik. The National Sleep Foundation menyebutkan bahwa bayi harus tidur sekitar 80% dala sehari. Sementara bagi orang dewasa sekitar 30% dari waktu 24jam atau sekitar 7-9 jam sebaiknya dipergunakan untuk tidur. 2.3 Mekanisme Fisiologi Tidur

13

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer, endokrin kardiovaskular, dan respirasi muskuloskeletal. Keadaan tidur menyebabkan semua organ-organ tubuh mengalami penurunan aktifitas, tetapi dalam keadaan tidur aktifitas otak masih tetap aktif. Aktifitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region (BSR) (Potter & Perry, 2005).

Gambar 2.1 bagian otak yang bertanggung jawab dalam bangun dan tidur

14

Gambar 2.2 Reticular Activating System (RAS) Reticular Activating System (RAS) adalah sel yang terdapat pada batang otak bagian atas yang melepaskan katekolamin dan berfungsi menjaga tubuh untuk tetap terjaga dan sadar. RAS menerima stimulus indera pengelihatan, pendengaran, nyeri, sentuhan, dan suhu (Izac, 2006). RAS juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Bila reticular activity system ini aktivitasnya meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar dan terjaga, keadaan sadar neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin bila aktivitas reticular activity system seseorang akan mengalami keadaan tidur.

15

menurun

Gambar 2.3 Bulbar Synchronizing Region (BSR) Bulbar Synchronizing Region (BSR) adalah sel yang terdapat pada batang otak yang melepaskan serum serotonin (Hidayat, 2008). Serotonin akan menyebabkan seseorang tertidur. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum serotinin dari sel-sel.

16

Gambar 2.4 : Bagan mekanisme tidur Rasa kantuk berkaitan erat dengan hipotalamus dalam otak. Keadaan badan segar dan normal, hipotalamus ini bekerja baik sehingga mampu memberi respons normal terhadap perubahan tubuh maupun lingkungannya. Setelah badan lelah usai bekerja keras seharian, ditambah jam rutin tidur serta sesuatu yang bersifat menenangkan di sekelilingnya. Kemampuan hipotalamus merespons berkurang sehingga menyebabkan seseorang mengantuk. Ketika mencoba untuk tidur, menutup mata, mengambil posisi yang rileks, dan berada pada ruang yang gelap, dan suhu yang nyaman. Menstimulasi reticular activating system (RAS) pada batang otak bagian atas mengalami penurunan. Kemudian bulbar synchronizing region (BSR) mengambi alih, menyebaban tidur (National Sleep Foundation,2006). Seseeorang akan tetap terjaga atau tertidur tergantung pada keseimbangan impuls yng diterima dari pusat yang lebih tinggi (missal pikiran), reseptor sensori perifer (missal stimulus bunyi atau cahaya) dan system limbic (emosi) Berikut beberapa hal yang terjadi pada organ tubuh saat manusia tidur seperti: 1. Otak Meski tampak pasif, tidak aktif dan aktivitas otak turun sekitar 40%, tetapi otak tetap sangat aktif selama tidur. Tidur malam yang

17

khas terdiri dari lima siklus tidur yang berbeda, masing-masing berlangsung sekitar 90 menit. Empat tahap pertama setiap siklus dianggap sebagai tidur tenang atau non-rapid eye move-ment (NREM). Tahap terakhir disebut dengan gerakan mata cepat atau rapid eye movement (REM). Selama tahap pertama dari tidur ada gelombang otak undulations kecil. Selama tahap ke 2, gelombang ini diselingi dengan sinyal listrik yang disebut sleep spindles, yaitu semburan kecil dari aktivitas yang berlangsung beberapa detik dan membuat keadaan tenang. Tahap ke 3 terjadi gelombang lambat yang besar, semakin besar dan lambat gelombang otak maka tidur akan semakin dalam. Pada tahap ke 4, 50% gelombang otak melambat. Pada titik ini, 40% aliran darah normal di otak dialihkan ke otot untuk mengembalikan energi. Tidur REM adalah tingkat tertinggi aktivitas otak. Tahap ini biasanya berhubungan dengan mimpi yang dipicu oleh pons, yaitu bagian dari batang otak yang mengirimkan impuls saraf antara sumsum tulang belakang dan otak. 2. Mata Meski tertutup, pada saat tidur mata bisa tetap bergerak. Gerakan mata tersebut menunjukkan perbedaan pada tahapan tidur, gerakan paling cepat terjadi pada saat tidur REM (rapid eye movement). 3. Hormon

18

Selama terjaga, tubuh membakar oksigen dan makanan untuk menyediakan energi. Kondisi ini disebut dengan tingkat katabolik yang didominasi dengan rangsangan hormon adrenalin dan kortisteroid. Tetapi saat tidur, sistem hormon akan berpindah pada tahap anabolik, yaitu konversi energi untuk perbaikan dan pertumbuhan. Pada tahap ini tingkat hormon adrenalin dan kortikosteroid turun dan tubuh

mulai memproduksi hormon

pertumbuhan (human growth hormone atau HGH), melatonin, juga hormon seks testosteron, hormon kesuburan, FSH (folliclestimulating hormone dan hormon LH (luteinizing hormone). HGH mendorong pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan otot dan tulang dengan memfasilitasi penggunaan asam amino. Sedangkan melatonin adalah hormon yang diproduksi untuk membantu manusia untuk tidur. Hormon ini disekresikan oleh kelenjar pineal jauh di dalam otak, ini membantu tubuh mengontrol irama dan siklus tidurbangun. 4. Sistem kekebalan Terjadi peningkatan produksi sistem kekebalan tubuh dan protein tertentu selama tidur, sebagai agen tertentu yang memerangi penyakit. Pembunuh kanker yang disebut TNF (tumour necrosis factor) juga dipompa melalui pembuluh darah saat tidur. Inilah yang menyebabkan tidur yang cukup dapat membantu melawan infeksi. 5. Suhu tubuh

19

Pada malam hari, suhu tubuh bersamaan dengan adrenalin mulai turun. Berkeringat mungkin terjadi sebagai usaha tubuh untuk mencoba memerangi kehilangan panas. 6. Pernapasan Ketika tertidur, otot tenggorokan akan rileks sehingga tenggorokan

semakin

sempit

setiap

kali

menghirup

udara.

Mendengkur terjadi ketika tenggorokan menyempit dan bagian dari saluran udara bergetar. 7. Mulut Air liur diperlukan untuk melumasi mulut dan untuk makan. Tapi selama tidur, aliran saliva berkurang sehingga menyebabkan mulut kering di pagi hari. Namun, mulut bisa sangat aktif selama tidur, yang menyebabkan orang secara tidak sadar mengertakkan gigi pada saat tidur. 8. Otot Meskipun orang dapat mengubah posisi tidur sekitar 35 kali semalam, otot-otot tubuh tetap rileks. Hal ini memberikan kesempatan bagi jaringan untuk diperbaiki dan dipulihkan. 9. Darah Denyut jantung turun antara 10 dan 30 denyut per menit ketika tidur. Hal ini menghasilkan penurunan tekanan darah, yang terjadi dalam tidur nyenyak. Selama istirahat, darah mengalir dari otak, melemaskan arteri dan membuat anggota tubuh yang lebih besar.

20

Sel-sel dan jaringan yang memecah untuk menghasilkan limbah beracun juga menjadi kurang aktif saat tidur. Hal ini memberikan kesempatan untuk jaringan yang rusak untuk dibangun kembali. 10. Sistem pencernaan Selama tidur, kecepatan sistem pencernaan akan melambat. Untuk alasan ini, makan larut malam tidak dianjurkan karena enzim dan asam lambung yang berfungsi untuk mengubah makanan menjadi energi tidak aktif, sehingga bisa menumpuk kalori dalam tubuh.

2.4 Tahap – Tahap Tidur Tidur merupakan suatu keadaan bawah sadar yang dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya. Tidur harus dibedakan dengan koma, koma merupakan keadaan bawah sadar dimana orang tersebut tidak dapat dibangunkan.

21

Gambar 2.5 : Tahap siklus tidur Tidur dimulai dari yang ringan hingga yang dalam. Konsep tidur terbagi menjadidua yaitu : 1. Tahap NREM Non Rapid Eye Movement. tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital, metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep). Merupakan tidur

22

gelombang rambat = gelombang otak sangat lambat.tahap ini terjadi bila aktifitas stimuli pada otak mulai dihambat. Sekitar 75 – 80 persen tidur yang dilakukan pada malam hari merupakan tidur NREM. Tidur NREM dibagi menjadi empat tahapan, yakni: a. Tahap 1 merupakan tidur yang paling mudah dibangunkan. Merupakan langkah awal istirahat. Tahap ini berakhir dalam beberapa menit saja. Seseorang akan merasa nyaman pada tahap ini, bola mata akan berputar dari samping-ke-samping, dan gerakan jantung serta pernapasan mulai melambat (rileks). Apabila terbangun, maka tidak akan merasa bahwa dirinya sedang tidur. b. Tahap 2 merupakan awal tidur ringan dimana proses yang ada pada tubuh mulai rileks seiring dengan rasa nyaman yang ditimbulkan diiringi dengan aktifitas tubuh yang semakin lambat (rileks, bukan disorder). Tahap ini berakhir sekitar 10 – 15 menit saja tetapi menyumbang 44 – 55 persen total tidur (IOM 2006, hal 44). Apabila ingin membangunkan, butuh stimulus lebih dari tahap 1. c. Tahap 3 Pada tahap ini kecepatan jantung, pernapasan, serta proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatik. Seseorang menjadi lebih sulit

23

dibangunkan. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan gelombang delta yang lambat. d. Tahap 4 merupakan tahap paling dalam dari siklus tidur NREM, perbedaannya hanya terdapat pada persentase gelombang delta padsa otak selama 30 detik. Selama tahap ini, irama denyut jantung dan pernapasan turun hingga 20 – 30 persen daripada saat melakukan aktifitas normal. Sangat sulit dibangunkan. Keadaan tubuh sudah sangat nyaman dan otototot dalam keadaan rileks sehingga sangat sulit dibangunkan dengan rangsangan apapun. Tahap ini sangat optimal dalam pengembalian energi setelah beraktifitas dan berguna untuk pelepasan hormon pertumbuhan.

2. Tahap REM Rapid Eye Movement. Pergerakan bola mata yang sangat cepat walaupun mata dalam keadaan terpejam. Tidur REM seringkali terulang kembali setiap 90 menit dan berakhir dalam 5 sampai 30 menit. Mimpi banyak bermunculan pada tahap ini. Selama tidur REM, otak dalam keadaan aktif dan metabolismenya meningkat sekitar 20 persen. Hormon-hormon seperti asetilkolin mulai disekresikan dan terus meningkat selama tidur REM. Tidur REM

24

tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Pada tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur. Sebagian masa tidur terdiri dari gelombang lambat yang bervariasi.

Merupakan

tahap

ketenangan

setelah

seharian

beraktifitas serta adaptasi menuju fase tidur yang lebih dalam. Pada fase REM, timbul secara periodik dan meliputi 25 persen dari keseluruhan masa tidur. Pada fase ini seseorang sudah tidak mengalami ketenangan dalam tidurnya, karena dipengaruhi mimpi. Tidur gelombang rambat sering disebut sebagai tidur tanpa mimpi. Akan tetapi, mimpi sering muncul pada tahap ini. Bahkan mimpi buruk juga sering muncul. Perbedaan paling mendasar terhadap mimpi pada kedua tahap terbut adalah bahwa mimpi pada tahap gelombang rambat sukar untuk diingat kembali. Berbeda dengan saat tidur REM yang memiliki konsolidasi antara mimpi dengan daya ingat. Tidur REM (Paradoksial, Desinkronisasi)Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM berlangsung selama 5 sampai 30 menit dan biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit, dimana tidur REM yang pertama terjadi dalam waktu 80 sampai 100 menit sesudah orang itu tertidur. Bila seseorang sangat mengantuk, setiap

25

tidur REM berlangsung singkat dan bahkan mungkin tidak ada. Sebaliknya, karena orang menjadi semakin lebih nyenyak dalam tidurnya, maka tidur REM juga semakin meningkat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tidur REM: a. Tidur REM biasanya berhubungan dengan mimpi yang aktif. b. Pada tahap tidur REM biasanya

orang lebih

sukar

dibangunkan daripada waktu tahap tidur gelombang lambat, walaupun telah diberi rangsangan sensorik, dan ternyata orang-orang terbangun di pagi hari sewaktu episode tidur REM, dan bukan pada waktu tidur gelombang rambat. c. Tonus otot diseluruh tubuh sangat berkurang, dan ini menunjukkan adanya hambatan yang kuat pada serat-serat proyeksi spinal dari area eksitatorik batang otak. d. Frekuensi denyut jantung dan pernapasan biasanya menjadi iregular, dan ini merupakan sifat dari keadaan tidur dengan mimpi. e. Walaupun ada hambatan yang sangat kuat pada otot-otot perifer, masih timbul juga beberapa gerakan otot yang tidak teratur. Keadaan ini khususnya mencakup pergerakan cepat dari mata. f. Pada tidur REM, otak menjadi sangat aktif, dan metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20 persen. Juga, pada eeg terlihat pola gelombang otak yang serupa dengan yang

26

terjadi selama keadaan siaga. Tipe ini disebut tidur paradoksial karena hal ini bersifat paradoks, yakni seseorang dapat tetap tidur walaupun otaknya dalam keadaan siaga. Semua tidur melewati siklus tidur yang terdiri dari tidur NREM dan REM secara lengkap. Apabila seseorang tidak melewati salah satu tahap saja, maka dapat diindikasikan mengalami gangguan tidur. Selama siklus tidur, seseorang pada umumnya melewati tahap tidur NREM dan REM, siklus yang penuh pada umumnya berlangsung selama 90 hingga 110 menit pada orang dewasa. Pada tahap siklus tidur yang pertama, seseorang biasanya telah melewati semua tiga tahap NREM yang pertama dengan total waktu 20-30 menit. Setelah tahap NREM yang ke 4, siklus tidur melewati tahap 3 dan 2 dengan waktu mencapai 20 menit. Setelah itu tahap REM yang pertama terjadi, berlangsung sekitar 10 menit, melengkapi siklus tidur yang pertama. Ini bukan sesuatu yang luar biasa untuk tahap REM pertama yang singkat dan tidak jarang untuk terlewati. Kondisi kesehatan individu dewasa biasanya terjadi 4 sampai 6 siklus tidur selama 7-8 jam. Seseorang yang tidur dan terbangun pada keadaan tahap apapun harus memulai tahap baru yakni tidur tahap NREM 1 dan melalui semua proses hingga mencapai tidur tahap REM.

27

Gambar 2.6waktu yang dihabiskan dalam REM dan non-REM tahap dari tidur Kondisi pre-sleep merupakan keadaan seseorang masih dalam keadaan sadar penuh, tetapi mulai ada keinginan untuk tidur. Pada perilaku pre-sleep misalnya seseorang pergi ke kamar tidur lalu berbaring di kasur atau berdiam diri merebahkan dan melemaskan otot, tetapi belum tidur. Selanjutnya mulai merasa kantuk, maka seseorang tersebut memasuki tahap I, Bila tidak bangun baik disengaja maupun tidak disengaja, maka selanjutnya memasuki tahap II. Begitu seterusnya sampai tahap IV, ia akan kembali memasuki tahap III dan selanjutnya tahap II. Ini adalah fase tidur NREM. Selanjutnya ia akan memasuki tahap V, ini disebut tidur REM. Bila ini telah dilalui semua, maka orang tersebut telah melalui siklus tidur pertama baik tidur NREM dan REM. Siklus ini terus berlanjut selama oranhg tersebut tidur. Semua siklus ini berakhir bila orang tersebut terbangun dari tidurnya.

28

Gambar 2.7 Tahap-tahap Siklus Tidur Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM, maka akan menunjukkan gejala-gejala seperti menarik diri, apatis, dan respons tubuh menurun, merasa tidak enak badan, ekspresi wajah layu, serta malas bicara dan kantuk yang berlebihan. Sementara apabila seseorang kehilangan tidur kedua-duanya, yakni tidur REM dan NREM, maka akan menunjukkan manifestasi sebagai berikut. a. Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun. b. Tidak mampu untuk konsentrasi ( kurang perhatian ). c. Terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual, pusing. d. Sulit melakukan aktivitas sehari-hari. e. Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendegaran.

2.5 Kebutuhan Istirahat Tidur Berdasarkan Usia

29

1. Bayi Baru Lahir/ Neonatus Bayi baru lahir (lahir-2 bulan) tidur selama 16 sampai 18 jam per hari dengan waktu yang tidak menentu dan 1 sampai 3 jam digunakan untuk bangun. Siklus tidur pada bayi terjadi selama 50 menit.Bayi sama seperti manusia dewasa, memiliki beberapa langkah tidur yang menghabiskan 50% waktunya untuk setiap fase tersebut. Cara yang terbaik menempatkan bayi ke dalam boxnya adalah ketika bayi dalam keadaan mengantuk, dan bukan tertidur. Mengurangi jam tidur bayi dapat didukung dengan mengekspos cahaya dan bermain dengannya selama pagi hari daripada sore hari dimana lingkungan akan sedikit terekspos cahya dan tidak banyak terdapat aktivitas (National Sleep Foundation n.d.d). 2. Infants Pada awal masa infants (2 bulan-1 tahun), bayi akan bangun setiap 3 atau 4 jam untuk makan dan kembali lagi untuk tidur. Periode terjaga ini akan berangsur-angsur bertambah selama 1 bulan awal. Setelah 6 bulan, infants akan tidur tanpa terbangun (dari malam sampai jam 5 pagi) dan mulai menetapkan pola tidur siang. Pada akhir 1 tahunnya, infants biasanya tidur siang selama 2 kali per hari dan harus mendapatkan tidur selama 14 sampai 15 jam per harinya.

30

Diperkirakan, setengah dari waktu tidurnya infants dihabiskan dalam fase light sleep. Selama light sleep, infants akan menampakkan beberapa gerakan, seperti pergerakan, mendeguk, dan batuk. Para orang tua harus tahu dengan pasti apakah infants sudah bangun dari tidurnya sebelum memberikan makan dan mengganti popok. Meletakkan infants ketika mengantuk, bukan tertidur akan membantu dia menjadi self-soothers. Yang artinya ketika bayi sudah tidur pulas, dan tiba-tiba bangun, dia dapat tidur kembali dengan sendirinya. Infants yang terbiasa dengan kedatangan orang tua pada jam tidur, akan menjadi “signalers” , menangis agar orang tuanya datang untuk membantu dia kembali tidur di malam hari (National Sleep Foundation n.d.a). 3. Toddlers Rekomendasi jam tidur yang diperlukan oleh anak usia 1 sampai 3 tahun adalah 12 sampai 14 jam dan kebanyakan masih membutuhkan waktu untuk tidur siang. Namun jam tidur untuk pagi hari akan berangsurangsur berkurang. Toddlers akan menunjukkan sikap perlawanan untuk pergi tidur dan kemungkinan bangun di tengah malam. Mimpi buruk dan ketakutan di mala hari akan sering terjadi. Benda seperti bantal akan membantu keadaan tersebut. Orang tua harus memastikan, jika akan memiliki cukup perhatian dari mereka, memelihara schedule tidur mereka, dan konsisten terhadap rutinitas waktu tidur yang akan membantu kebiasaan tidur yang sehat.

31

4. Preschoolers Anak-anak prasekolah, umur 3 samapai 5 tahun memerlukan waktu tidur selama 11 sampai 13 jam per malam nya. Banyak anak-anak pada umur ini tidak suka tidur dan melawan dengan meminta cerita, game, dan program telivi. Pada umur 4 sampai 5 tahun akan mengalami kelelahan dan lekas marah jika kurang tidur. Sehingga, peran orang tua dalam hal ini adalah dengan tetap memelihara jam waktu tidur anak. Selain itu, melakukan rutin relaks di kamar tidur anak juga akan membantu. Anak-anak pada umur ini juga akan bangun pada tengah malam dan akan takut pada gelap atau mimpi buruk. Mengurangi kegiatan TV akan mengurangi jumlah mimpi buruk pada anak. 5. School Age Children Pada masa ini, anak berumur 5 sampai 12 tahun dan membutuhkan 10 sampai 11 jam untuk tidur. Namun kebanyakan akan kurang karena bertambahnya tuntuta, seperti PR, kegiatan sosial, dan olahraga. Mereka juga menghabiskan waktuny pada computer dan melihat televise. Kemungkinan juga, beberapa anak akan minum minuman berkafein. Semua kegiatan tersebut mengakibatkan anak susah untuk tidur. Dalam hal ini tugas perawat untuk memberikan edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik. Memelihara rutinitas jam tidur anak tetap dilanjutkan. 6. Adolescents

32

Pada usia 12 sampai 18 memerlukan 9 sampai 10 jam tidur, meskipun dikenyataan sedikit yang jam tidurnya tercukupi (IOM 2006, p.56). Berdasarkan The Foundation’s 2006 Sleep in America menemukan bahwa remaja sering mengantuk pada waktu dan tempat yang tidak tepat, seperti disekolah, dijalan, dll. Hal ini akan mengakibatkan nilainya jelek, moody (tidak senang, sedih, dan mudah marah), dan menambah potensi kecelakaan. Dalam hal ini, peran perawat sangat penting untuk mengedukasi orang tua tentang mengenali tanda-tanda yang mengindikasi anaknya kurang tidur. Berdasarkan penelitian tahun 1990s, menemukan bahwa pola tidur pada adolescents ditentukan secara biologi; remaja secara alami cenderung tetap bangun di malam hari dan bangun telat di pagi hari (National Sleep Foundation n.d.a). Selama adolescents, laki-laki akan mulai mengalami nocturnal emissions (orgasm dan pengeluaran semen ketika tidur), yang diketahui sebagai mimpi basah, beberapa kali setiap bulannya. Laki-laki harus menginformasikan hal tersebut kepada orang tuanya. 7. Adults Untuk kesehatan orang dewasa, dibutuhkan 7 sampai 9 jam waktunya untuk tidur (National Sleep Foundation n.d.b). Namun, ditemukan pada individu lain yang memiliki waktu 6 jam tidur dengan kondisi sehata serta ada pula yang membutuhkan waktu 10 jam untuk mengoptimalkan

33

kesehatannya. Ciri-ciri pada orang dewasa yang kurang tidur akan mengantuk atau tertidur selama melakukan kegiatan yang tidak melelahkan, konsentrasi berkurang, cepat marah kepada orang lain, dan susah dalam mengingat informasi. Pekerjaan dan tugas yang banyak, kehamilan, bayi, dan menjaga individu yang sedang sakit akan mengurangi jam tidur orang dewasa. Perawat harus mendiskusikan dengan orang dewasa mengenai pentingnya kecukupan tidur dan memberikan beberapa tip untuk bangun dengan segar. 8. Older Adults Older adults, umur 65 sampai 75 tahun biasanya bangun 1,3 jam lebih awal dan pergi tidur lebih dulu 1 jam daripada dewasa muda (umur 20 sampai 30). Pada masa ini, gangguan tidur akan bertambah yang mengakibatkan kualitas hidupnya tidak sehat, moody, dan lekas marah. Walaupun akan mengalami susah tidur, kebutuhan jam tidur tidak berkurang dengan bertambahnya umur (IOM 2006, pp. 57-59). Pfiser Australia (2006) melaporkan pola tidur pada umur ini. Dikatakan bahwa pada umur ini jumlah waktu tidur berkurang. Dilaporkan juga, sering terbangun dari tidurnya (3 sampai 5 kali setiap malam) yang mengakibatkan individu sering meminum obat tidur. Di Amerika, menemukan bahwa individu yang memiliki kondisi sehat, akan lebih mudah untuk tidur. Sebaliknya, jika individu yang memiliki kondisi kurang sehat,

34

akan mengalami susah tidur (National Sleep Foundation n.d.c). Individu yang memiliki kondisi kurang sehat dan masalah susah tidur, harusnya dikonsultasikan dengan dokter. Sangat penting bagi perawat untuk mengedukasi hubungan antara tidurr, kesehatan, dan menjadi tua. Klien dengan kondisi sakit jiwa, kemungkinan akan mengalami sundown syndrome. Meskipun secara langsung tidak mengalami gangguan tidur, tetapi hal ini akan mengarah pada gejala, seperti pergolakan, gelisah, serangan, dan kadang berhalusinasi yang terjadi ketika sore hari. Gejala tersebut akan terjadi selama malam dan berakhir menjadi gangguan tidur. 2.6 Faktor-faktor

Yang

Mempengaruhi

Kuantitas

dan

Kualitas

Kebutuhan tidur setiap manusia memiliki perbedaan

masing-

Pemenuhan Kebutuhan Istirahat-Tidur

masing. Ada yang kebutuhan tidurnya terpenuhi sepenuhnya dan ada pula yang mengalamai gangguan dalam istirahat tidurnya. Hal-hal berikut ini yang dapat mempengaruhi istirahat tidur setiap manusia, antara lain: 1. Status kesehatan Seseorang yang memiliki status kesehatan yang baik akan mengalami kebutuhan tidur yang baik pula, begitu pula sebaliknya bagi seseorang yang memiliki status kesehatan yang kurang akan mengalami kurang tidur. Seperti ketika seseorang memiliki sakit maag dan kambuh disaat malam hari maka tidurnya akan sangat terganggu sehingga tidurnya

35

tidak lelapdan mengakibatkan keesokan harinya menjadi lemas karena kurangnya waktu tidur yang dimiliki pada malam harinya. 2. Lingkungan Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Tempat tidur rumah sakit seringkali lebih keras daripada di rumah. Jika seseorang biasanya tidur dengan individu lain, maka tidur sendiri menyebabkan ia terjaga. Sebaliknya, tidur tanpa ketenangan atau teman tidur yang mengorok juga mengganggu tidur. Suara juga mempengaruhi tidur. Presentase seseorang bisa terbangun dari tidurnya sebesar 5% pada tingkat intensitas suara 40dB dan meningkat sampai 30% pada tingkat 70 dB. Pada tingkat intensitas 100 dB sampai 120 dB, hamper setiap orang akan terbangun dari tidurnya (Jain,1981). Beberapa orang membutuhkan ketenangan untuk tidur, sementara yang lain lebih menyukai suara sebagai latar belakang seperti musik lembut atau televisi. Di rumah sakit dan fasilitas rawat inap lainnya, suara menciptakan masalah bagi klien. Suara di rumah sakit biasanya baru atau asing. Sehingga klien menjadi terbangun. Masalah ini adalah masalah terbesar pada malam pertama hospitalisasi, ketika klien sering mengalami

36

peningkatan total waktu terjaga, peningkatan terjaga, dan penurunan tidur REM dan total waktu tidur Tingkat cahaya dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Beberapa klien menyukai ruangan yang gelap, sementara yang lain seperti anak-anak atau lansia, menyukai cahaya remang yang tetap menyala selama tidur. Klien juga mungkin bermasalah tidur karena suhu ruangan. Ruangan yang terlalu hangat atau terlalu dingin seringkali menyebabkan klien gelisah. 3. Stres psikologis Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga menganggu tidurnya. Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat menganggu tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah ke frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur , sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk. 4. Makanan Makanan yang kita makan juga dapat mempengaruhi tidur kita. Zat yang terdalam makanan tersebut yang dapat menimbulkan tubuh kita terjaga atau tidur. Berikut beberapa makanan yang dapat mempengaruhi tidur –bangun : a. Susu 37

Susu adalah salah satu sumber terbaik tryptophan, sejenis asam amino yang juga terdapat di pisang, daging unggas dan kacang. Asam amino tersebut akan diubah tubuh menjadi dua jenis hormon yang membantu tidur yakni melatonin dan serotonin. (Nashiruu, 2009). Susu juga bisa menghangatkan tubuh, kondisi tubuh yang hangat akan membuat otot menjadi lebih rileks dan memperlambat respons. Perlambatan respons dan otot yang rileks ini memicu rasa kantuk dan ingin tidur. Selain itu susu hangat juga bisa menenangkan perut. Ketika susu hangat diminum seseorang maka akan menciptakan rasa lega dan mengurangi rasa tidak nyaman di perut atau lambung. Hal ini sama halnya dengan bayi yang bisa tertidur pulas ketika selesai menyusui. (Bararah, 2011) b. Keju dan Yoghurt Keju merupakan makanan olahan dari susu. Sebab, makanan olahan susu seperti keju maupun yoghurt mengandung senyawa kimia bernama tripofan serta nutrisi yang tinggi yang dapat membantu mengurangi stres sehingga otak akan lebih merasa rileks sehingga membuat penikmatnya menjadi lebih cepat mengantuk. c. Pisang Buah ini merupakan penyuplai potasium dan magnesium yang sangat berguna untuk mendapatkan kualitas tidur terbaik. Dua kandungan zat yang terdapat dalam pisang membantu merilekskan otot tubuh (Nilawaty, 2011).

38

Makanan yang menyebabkan insomnia : d. Minuman berkafein Minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, soda, dan cokelat bisa menyebabkan gangguan pada tidur. Kafein bisa menstimulasi pergerakan saraf sehingga menimbulkan peningkatan energi ekstra. Jika Anda perlu mengonsumsi kafein, pastikan Anda melakukannya maksimal 4 jam sebelum waktu tidur. e. Makanan berlemak tinggi Makanan berlemak tinggi akan membuat pencernaan Anda bekerja ekstra sebelum tidur. Jika Anda memaksakan diri untuk tidur setelah makan makanan ini, maka akan terjadi peningkatan risiko heartburn, yaitu asam lambung yang naik kembali ke kerongkongan. f. Alkohol Orang mabuk karena pengaruh alkohol biasanya langsung terbaring lemas dan tidur , namun fungsi tidur disini sebenarnya tidak didapatkan secara alami. Timbulnya rasa ngantuk dan hilang kesadaran mungkin karena pengaruh zat yang ada dalam alkohol jadi merangsang penuh otak untuk tidur padahal bagian tubuh lainnya masih memerlukan refleksi yang seimbang dengan otak sehingga ketika bangun di pagi harinya justru tubuh akan terasa lemas dan akan memerlukan istirahat yang lebih untuk memulihkan energi kembali.

39

g. Gaya hidup Rutinitas keseharian setiap orang dapat mempengaruhi pola tidur.contoh seorang individu yang memiliki kerja yang terus menurus setiap hari dan shift malan sering mengalami kesulitanmenyesuaikan untuk mengubah jadwal tidur. Gaya hidup

dapat menurunkan kualitas dan

kuantitas tidur. Kelelahan juga akan mengakibatkan pola tidur seseorang menjadi terganggu. Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang bekerja bergantian berputar (mis. 2 minggu siang oleh 1 minggu malam) seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Perubahan lain dalam rutinitas yang mengganggu pola tidur meliputi kerja berat yang tidak biasanya, terlibat dalam aktivitas sosial pada larut malam, dan perubahan waktu makan malam. h. Obat-obatan dan zat kimia Mengantuk adalah efek samping medikasi yang umum. Obat tidur yang diresepkan seringkali memberi banyak dampak negatif pada tubuh apabila dikonsumsi dalam jangka panjang. Dampak negatif dari obat tidur adalah ketergantungan pada tubuh bahkan sampai menyebabkan kematian, karena orang yang mengkonsumsi obat tidur 18 sampai 120an dalam satu taun akan mengalami resiko kematian sampai 5 kali lipat. Orang dewasa muda dan dewasa tengah sering mengalami ketergantungan pada obat tidur untuk mengatasi stressor gaya hidupnya. Lansia seringkali

40

menggunakan variasi obat untuk mengontrol atau mengatasi penyakit kroniknya, dan efek kombinasi dari beberapa obat yang dapat menggangu tidur secara serius. Medication

and Effect

other substances Hypnotics



Membuat tidur lebih dalam



Meningkatkan kualitas tidur tetapi hanya bersifat sementara

Diuretic



Menyebabkan pusing saat bangun tidur



Penyebab nocturia (buang air kecil yang luar biasa sering di malam hari)



Mengganggu tidur

Benzodiazepines



Memiliki efek susah tidur

Narcotics (opiates)



Menahan tidur

Antihistamines



Menyebabkan ngantuk



Jika

Antidepressants dan stimulant

dikonsumsi dengan jumlah yang

berlebihan dapat menyebabkan insomnia

41

Tabel 1. Akibat obat-obatin dan senyawa kimia yang lain terhadap tidur i.

Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses tidur, sebab keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang. Sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk. 2.7 Gangguan Yang Umum Terjadi Akibat Kurangnya Pemenuhan Kebutuhan Istirahat-Tidur Kekurangan tidur NREM akan berakibat menurunnya aktivitas sistem imun atau immunosuppresion yang berakibat daya tahan sakit menurun, perbaikan jaringa menjadi lambat, kelelahan, dan rentan terhadap infeksi (Lower, Bonsack & Guion, 2003). Masalah yang terjadi saat tidur diantaranya adalah : 1. Insomnia Insomnia adalah kelainan dalam tidur berupa kesulitan tidur atau tidak bisa tidur cukup lama sesuai. Insomnia dapat disebabkan oleh psikis dan kondisi medis, kebiasaan tidur yang tidak sehat, zat kimia khusus, dan atau factor biological tertentu. akhir- akhir ini peneliti memulai memikirkan tentang insomnia sebagai masalah

42

pada otak menjadi tetap terjaga (otak memiliki siklus tidur dan siklus bangun ketika satunya aktif yang lain tidak aktif- insomnia dapat menjadi masalah dengan salah atu dari bagian siklus : terjaga yang banyak atau juga sedikit tidur). Pengobatan Medis penyebab dari insomnia. Ada banyak keadaan medis (beberapa ada yang ringan dan yang lain lebih serius) yang dapat menyebabkan insomnia. Pada masalah yang sama, sebuah kondisi medis (keadaan seperti pilek dan alergi pada hidung (nasal, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit tiroid, melahirkan, asthama, depri juga dapat menyebabkan insomnia.) menyebabkan neurogikal yang mana seseorang merasa tidak nyaman yang dapat menyebabkan seseorang kesulitan tidur. Insomnia

dapat disebabkan oleh kondisi psikis seperti

depresi. Psikis yang terganggu dapat membuat kesulitan untuk tidur, insomnia sendiri dapat membawa perubahan mood, perubahan hormone, dan fisiologi . gejala depresi (seperti kuarangnya energy, hilangnya

ketertarikan

atau

motivasi,

merasa

dsedih

atau

keputusasaan) dari kondisi tersebut dapat berhubungan dengan onsomnia. Kegelisahan juga dapat

mudah membuat onset insomnia

(kesulitan tidur) atau terbangun selama tidur dan tidak dapat memulai tidur kembali. Kegelisahan yang sering menyebabkan

43

stress, pikiran yang selalu aktif sehingga hipotalamus tetap merespon sehingga menyebabkan tubuh tetap terjaga. Insomnia dapat disebabkan oleh kebiasaan dan pola tidur. Gaya hidup yang tidak sehat dan kebiasaan tidur menyebabkan insomnia (tanpa adanya masalah psikis atau masalah medis). Contoh spesifik gaya hidup dan kebiasaan tidur yang dapat menyebabkan insomnia adalah bekerja di rumah pada malam hari yang membuat otak aktif sehingga memakan jam tidur. Pada

beberapa

masalah,

insomnia

mungkin

dapat

disebabkan secara pasti dengan neurotransimitters di dalam otak yang melibatkan diri dengan tidur dan bangun. Ada banyak kemungkinan interaksi kimiawi dalam otak yang dapat turut campur dengan tidur. Ada tiga jenis insomnia: a. Insomnia inisial. Kesulitan untuk memulai tidur. b. Insomnia intermiten. Kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga. c. Insomnia terminal. Bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali. Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomnia antara lain dengan mengembangkan pola tidur-istirahat yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari ransangan tidur di

44

sore hari, melakukan relaksasi sebelum tidur (mis; membaca, mendengarkan music),dan tidur jika benar-benar mengantuk.

2. Parasomnia Parasomnia merupakan gangguan yang melibatkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan atau pengalaman yang terjadi selama tidur. Kendati gangguan tidur jenis ini lebih umum ditemukan pada anakanak sekitar 5-15 persen, dan pada orang dewasa sekitar 1 persen (disebabkan daya memori pada anak sangat kuat, ia akan berusaha mengingat kembali kejadian yang telah dialami, baik baik maupun buruk. Sehingga walaupun tidur, mereka tetap bisa memikirkan kembali kejadian tersebut). Tetapi pada orang dewasa tetap bisa terjadi karena erat kaitannya dengan adanya luka trauma psikis yang dialami.

Terjadi simultan unsur-unsur dari transisi tidur-bangun. Misal karena adanya gangguan sesak napas (aritma napas) lalu terbangun.

Parasomnia Primer

Jenis Parasomni a

Parasomnia Sekunder

45

Sangat sering ditemui, kebanyakan tanpa pengobatan, akibat stimuli dari sistem organ. Misal kebelet kencing, maka akan terbangun. Bisa karena faktor suhu dan banyaknya asupan air dalam tubuh.

Penyebab parasomnia bermacam-macam. Bisa karena mimpi buruk, faktor suhu (kencing) dan banyak lainnya. Namun, penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Gejala yang ditimbulkan tidak bisa dijelaskan dengan pasti karena memiliki banyak faktor dan tidak semua orang mengalami faktor yang sama. Sebagai contoh apabila seseorang tiba-tiba mendapat mimpi buruk lalu terbangun, maka ia telah mengalami parasomnia. Sebagian besar kasus parasomnia tidak memerlukan pengobatan, kecuali jika gejala tersebut tejadi berulang-ulang dan bersifat mengganggu frekuensi tidur seseorang maka bisa dilakukan terapi yakni menjaga tubuh tetap rileks dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Selain itu bisa juga dengan mengkonsumsi zat-zat alami yang mampu membuat perasaan tenang sehingga lebih mudah untuk tidur. Parasomnia sendiri memiliki banyak contoh, seperti : a. Sleep Paralysis (Fenomena Tindihan;lumpuh saat tidur) Fenomena ini sering disebut tindihan karena mitos yang beredar di masyarakat, yakni apabila mengalaminya maka orang tersebut sedang “ditindih” makhluk halus. Tubuh akan merasa kaku bahkan seperti “lumpuh total” saat bangun, napas menjadi sesak, dan terasa dicekik. Malfungsi tidur menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, Sleep Paralysis merupakan halusinasi karena adanya malfungsi tidur pada tahap REM.

46

Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan menjelang tidur hingga ke tahap yang paling ringan, lalu langsung melompat ke REM. Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM, tapi tubuh belum bangun, disinilah Sleep Paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tidak bisa bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya ini merupakan ciri khas dari mimpi. Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut untuk diwaspadai karena bisa menjadi tanda terkena Narkolepsi, Sleep Apnea, maupun depresi. Perlu adanya catatan mengenai gangguan tidur yang dialami selama beberapa saat terakhir bagi yang mengalaminya.. hal ini sangat berguna disaat melakukan konsultasi dengan dokter dan tenaga medis lainnya. Solusi pertama yang bisa dilakukan guna mencegah dari kejadian tersebut serta mencegah terulang kembali adalah dengan menjaga porsi tidur, yakni 8-10 jam sehari. Perlu adanya tindakan medis lebih lanjut apabila disertai dengan keluhan yang lain. b. Sleep Walking Merupakan kondisi dimana penderita mampu berjalan-jalan dalam kondisi tidur (mata terpejam) dan tidak

47

memiliki memori dalam melakukan setiap tindakannya (kebanyakan susah mengingat saat ditanya mengenai alasan melakukan hal tersebut). Tidur berjalan atau Somnambulism bisa dialami oleh semua usia, namun kenyakan oleh dewasa muda (karena faktor pikiran, stress, dan sebagainya). pada umumnya terjadi pada tahap tidur dalam/nyenyak sekitar 1-2 jam awal tidur. Tindakan ini berlangsung hanya beberapa menit, bahkan hingga 30 menit lamanya. Untuk pemeriksaan bisa dilakukan pengkajian fisik dan anamnesa. Bila perlu dilakukan tes tidur di laboratorium. Somnambulism ini tidak berbahaya, kecuali jika saat

kejadian

penderita

melakukan

kegiatan

yang

mengancam nyawa diri sendiri maupun orang lain, seperti membawa gunting untuk memotong rumput. Bila kejadian dialami berulang-ulang, perlu adanya pemeriksaan lebiih lanjut. Faktor pencegahan dan pengobatan juga bergantung pada kondisi serta faktor penyebabnya. Hal paling utama adalah tetap jaga kondisi agar tetap nyaman serta memiliki jadwal tidur yang teratur. c. Tidur Enuresis Merupakan kondisi dimana seseorang tidak mampu

mempertahankan

sehingga “mengompol”.

48

kontrol

kemih

saat

tertidur

Enuresis Primer

Belum memiliki kontrol kemih semenjak masih kanak-kanak.

Enuresis Enuresis Sekunder

Kekambuhan setelah sembuh. Bisa diakibatkan penyakit seperti diabetes, infeksi SK, dan sebagainya.

3. Hypersomnia Hypersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan. Penyakit tidur ini juga dikenal dengan kata lain, yaitu "idiopathic hypersomnia". Kebutuhan tidur setiap individu berbeda dan dikelompokkan berdasarakan umur. Pada malam hari,orang dewasa membutuhkan waktu 9 jam untuk tidur dan tubuh akan merasa pulih kembali dipagi harinya. Tetapi, jika individu tidur selama 10 jam atau lebih di malam hariya, dua jam di siang hari, dan masih merasa lelah dan kantuk yang berat, kemungkinan dia mengalami gangguan tidur yang disebut idiopathic hypersomnia. Gejala yang timbul pada individu idiopathic hypersomnia adalah merasa lelah yang hebat sepanjang hari, selalu ingin tidur di

49

siang hari, merasa tetap mengantuk meskipun telah tidur malam dan tidur siang, sulit berpikir dan membuat keputusan, pikiran tidak jernih, antusiasme, sulit berkonsentrasi, peningkatan resiko kecelakaan. Hypersomnia disebabkan karena rusaknya sistem saraf pusat dan ginjal, gangguan pada hati dan metabolisme. Ini juga disebabkan karena genetic manusia,beberapa obat, kelebihan berat badan, minum alkohol, mendapatkan penyakit neurological (Michael W. SMith, 2008). Untuk mendiagnosa hypersomnia diperlukan beberapa test. Polysomnogram dan multiple sleep latency tests merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi hypersomnia atau gangguan tidur yang lainnya. Para dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan seperti kebiasaan tidur, berapa jam tidur pada malam hari, dan apakah tertidur pada siang hari. Selain itu, mereka juga ingin mengetahui apakah anda memiliki masalah emosional atau meminum obat yang memungkinkan berdampak pada tidur. Menurut webmd.com (Melinda Ratini, 2014), menyembuhkan gangguan tidur seperti hypersomnia, para dokter akan menyarankan penyembuhan

tanpa

menggunakan

obat.

Seperti

merubah

kebiasaan dengan pergi tidur lebih awal untuk mendapatkan waktu tidur lebih banyak serta berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol dan kafein. 4. Narkoplepsi

50

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang gejala awalnya ditandai dengan rasa kantuk yang tidak tertahankan di siang hari, lalu pada umumnya berlanjut dengan serangan tidur atau tidur secara tiba-tiba tanpa mengenal waktu dan tempat. Narkolepsi sebenarnya termasuk kelompok gangguan otak jangka panjang yang diakibatkan masuknya aktifitas otak tahap REM kedalam tahap sadar, sehingga merasa mengantuk dan lebih aktif dalam bermimpi walaupun sedang sadar sepenuhnya. Kondisi ini terbilang langka. Narkolepsi biasanya dimulai pada usia remaja dan awal usia dua puluhan. Selain kemunculan rasa kantuk di siang hari dan serangan tidur, penderita narkolepsi juga bisa mengalami gejala-gejala seperti berikut : a. Katapleksi atau melemahnya otot secara tiba-tiba yang dapat ditandai dengan kaki terasa lemas, kepala lunglai dan rahang turun, penglihatan tidak fokus, serta bicara cadel. Hilangnya kendali otot ini bersifat sementara dan biasanya dipicu oleh emosi tertentu, seperti akibat terkejut, marah, senang, atau tertawa. Frekuensi waktu terjadinya katapleksi pada penderita narkolepsi berbeda-beda, ada yang bisa mengalaminya beberapa kali dalam sehari dan ada juga yang hanya satu atau dua kali dalam setahun. Masing-masing kondisi berdurasi waktu beberapa detik sampai beberapa menit. b. Sakit kepala.

51

c. Gangguan ingatan. d. Berhalusinasi. e. Ketindihan atau sleep paralysis yang ditandai dengan badan sulit digerakkan seperti mengalami lumpuh. Fenomena ini biasanya terjadi ketika kita akan mulai tertidur atau ketika hendak bangun tidur. f. Depresi. Perkembangan gejala narkolepsi pada penderita bisa berlangsung cukup singkat selama beberapa minggu atau bisa berlangsung lambat selama beberapa tahun. Penyebab Narkolepsi Narkolepsi disebabkan oleh rendahnya produksi hormon yang bertugas meregulasi tidur, yaitu hipokretin atau oreksin, akibat gangguan autoimun atau akibat penyakit dan cedera yang merusak bagian otak sebagai organ yang memproduksi hormon tersebut. Berikut ini kondisi yang dapat memicu seseorang terkena gangguan autoimun yang pada akhirnya bisa mengarah pada narkolepsi. a. Perubahan hormon, terutama saat pubertas atau menopause. b. Cacat genetik. c. Infeksi streptokokus. d. Infeksi flu Berikut ini beberapa faktor yang dapat merusak bagian otak penghasil hipokretin.

52

a. Tumor otak b. Cedera di kepala c. Penyakit ensefalitis d. Penyakit sklerosis multipel Selain semua hal yang telah disebutkan di atas, perubahan pola tidur secara tiba-tiba dan stres psikologis berat juga diyakini bisa meningkatkan risiko seseorang terkena narkolepsi. Diagnosis Narkolepsi Selain pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien, ada dua tes yang sangat penting dilakukan dalam kasus narkolepsi, yaitu pemeriksaan polisomnografi yang dilakukan pada malam hari dan multiple sleep latency test (MSLT) yang dilakukan pada siang hari. Kedua tes ini dilaksanakan di klinik atau rumah sakit dengan bimbingan ahli terkait. Di dalam tes polisomnografi, dokter akan memadukan sejumlah pemeriksaan lain dengan cara memasang elektroda pada permukaan kulit guna mengetahui sinyal-sinyal yang terjadi selama tidur, termasuk memonitor pernapasan. Misalnya dipadukan dengan elektrokardiogram untuk mengetahui aktivitas elektrik di dalam jantung, elektroensefalogram untuk mengetahui aktivitas elektrik di dalam otak, elektrookulogram untuk mengetahui pergerakan mata, dan elektromiogram untuk mengetahui pergerakan otot tubuh. Melalui tes polisomnografi, sejumlah ketidaknormalan di dalam siklus tidur bisa diketahui, salah satunya adalah periode rapid eye

53

movement (REM) yang terjadi di waktu yang tidak normal. Selain itu, pemeriksaan polisomnografi juga akan memungkinkan dokter bisa mengetahui apabila gejala-gejala yang ada bukan disebabkan oleh kondisi selain narkolepsi. Sedangkan pada tes MSLT, dokter akan mengukur jangka waktu yang dibutuhkan pasien untuk bisa tidur. Jika pasien dapat tidur dengan mudah dan memasuki fase REM dengan cepat, maka pasien berkemungkinan besar menderita narkolepsi. Pengobatan Narkolepsi Sebenarnya belum ada satu obat pun yang bisa mengobati narkolepsi. Obat yang tersedia saat ini hanya bisa meredakan atau mengendalikan gejala-gejalanya agar aktivitas sehari-hari penderitanya tidak terganggu. Contohnya, untuk mengatasi gejala kantuk yang tidak terkendali di siang

hari,

obat

golongan

stimulan

seperti

modafinil

dan

methylphenidate kemungkinan akan diresepkan. Obat-obatan ini mampu membantu penderita narkolepsi untuk tetap terjaga di siang hari dengan cara menstimulasi sistem saraf pusat. Contoh

lainnya

clomipramine

adalah

dan

pemberian

antidepresan

imipramine),selective

serotonin

(misalnya reuptake

inhibitors/SSRI (misalnya fluoxetine), dan norepinephrine reuptake inhibitors/SNRI (misalnya venlafaxine) untuk mengatasi gejala katapleksi atau hilang kendali otot.

54

Khusus untuk SSRI dan SNRI, selain bisa digunakan untuk mengontrol katapleksi, obat ini juga dapat diresepkan untuk mengatasi gejala ketindihan (sleep paralysis) dan halusinasi. Selain dengan obat-obatan, Anda juga bisa melakukan tips-tips berikut ini di rumah untuk mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari sehingga rasa kantuk di siang hari bisa berkurang, di antaranya: a. Melakukan hal-hal yang bisa mereleksasi pikiran sebelum tidur, misalnya membaca atau mandi air hangat. b. Hindari

kafein,

rokok,

minuman

beralkohol,

atau

mengonsumsi makanan dalam porsi besar sebelum tidur. c. Buat suasana dan atur suhu kamar senyaman mungkin. d. Usahakan untuk tidur dan bangun pagi di jam yang sama tiap hari. e. Berolahraga rutin beberapa jam sebelum tidur. Agar rasa kantuk di siang hari bisa terkendali, usahakan untuk menahan kantuk tersebut apabila muncul di waktu yang tidak tepat dan melakukan tidur di waktu-waktu yang sudah Anda sesuaikan dengan rutinitas sehari-hari. Selain itu, jangan mengonsumsi obatobatan yang dapat memperparah rasa kantuk, misalnya obat alergi atau obat pilek. Jika Anda penderita narkolepsi yang kebetulan mengalami dua kondisi tersebut, mintalah resep obat pada dokter yang tidak menimbulkan efek samping kantuk.

55

Komplikasi Narkolepsi Berikut ini dampak narkolepsi yang mungkin bisa terjadi: a. Obesitas akibat kurang gerak dan sering tidur. b. Cedera apabila kantuk datang di situasi yang tidak tepat (misalnya saat Anda sedang mengemudi). c. Penilaian negatif dari lingkungan sosial (misalnya Anda dicap pemalas) dan rusaknya hubungan dengan orang lain. Untuk mengatasi obesitas, Anda harus memaksakan diri melakukan tips di bagian pengobatan tentang olahraga rutin. Untuk mencegah cedera, jangan mengemudi atau mengoperasikan mesinmesin berbahaya jika Anda menderita narkolepsi. Dan untuk mengatasi penilaian buruk dari lingkungan sosial, berikan penjelasan kepada orang-orang sekitar bahwa Anda merupakan penderita narkolepsi. 5. Sleep Apnea Apnea adalah jeda nafas saat tidur. Apnea terjadi ketika saluran nafas tertutup sehingga tidak ada udara yang mencapai paru-paru. Siklus sleep apnea dapat dijelaskan sebagai berikut Anda dapat tidur dengan tenang dan bernafas normal. Udara di saluran napas mengalir dengan mudah ke paru-paru. Mendengkur keras. Ini adalah tanda bahwa sebagian jalan napas Anda terblokir. Napas yang terblokir sebagian berarti udara kesulitan masuk ke paru-paru. Saluran napas Anda tertutup sepenuhnya. Tidak ada udara yang

56

mencapai paru-paru. Ini disebut apnea. Setelah jeda 10-30 detik atau lebih, otak menyadari jika belum bernapas, maka individu pun akan terjaga tiba-tiba untuk mengambil napas kemudian mengambil napas di udara dan mulai tidur lagi (Salma, 2010) Penyebab terhalangnya sebagian atau seluruh saluran napas saat tidur Otot tenggorokan terlalu santai (kendor) sehingga menutupi saluran napas. Lidah atau jaringan lemak menutupi saluran napas serta memiliki saluran napas sempit. Gejala utama sleep apnea adalah sangat mengantuk sepanjang hari, tapi tidak tahu penyebabnya, mendengkur dan berhenti bernapas sewaktu tidur, akibat sleep apnea. Penyakit

tidur

ini

dapat

menimbulkan

masalah

kesehatan,

kecelakaan, dan kematian dini jika tidak segera diobati. Penderita sleep apnea berisiko terkena penyakit kardiovaskuler. Gangguan pernapasan yang sering terjadi pada malam hari menciptakan kekurangan oksigen yang dapat merusak otak, jantung dan organ lainnya. Karena tidak cukup tidur, tubuh seringkali membutuhkan karbohidrat ekstra. Penderita sleep apnea kemudian akan banyak makan sehingga cenderung lebih gemuk. Kegemukan adalah faktor risiko berbagai penyakit. Penderita sleep apnea merasa mengantuk, selalu lelah, sakit kepala, sulit berkonsentrasi dan kehilangan memori di siang hari karena tubuh dan otak tidak cukup tidur.

57

Penyakit ini dapat menyebabkan kematian mendadak karena jantung tiba-tiba berhenti. Sleep apnea tidak ada obatnya. Orang yang memiliki sleep apnea ringan dapat terbantu dengan menurunkan berat badan, perawatan gigi atau operasi amandel. Perawatan yang paling efektif bagi penderita apnea parah (yang mengalami lebih dari 30 kali jeda napas per jam) adalah Continuous Positive Airway Pressure/CPAP. Ini adalah perangkat dengan masker hidung yang terhubung ke mesin generator aliran udara. Dari mesin generator, udara dipompa melalui hidung atau mulut untuk memastikan bahwa saluran napas selalu terbuka sepanjang malam. Tidur dengan CPAP memang tidak menyenangkan, namun itulah satu-satunya perawatan yang seringkali dapat menyelamatkan nyawa.

BAB III PENUTUP

58

3.1 Simpulan Istirahat dan tidur merupakan dua komponen dalam kehidupan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari, istirahat dan tidur sangat diperlukan guna memberikan rasa rileks dan mengembalikan kondisi tubuh menjadi bersemangat kembali setelah seharian beraktifitas. Istirahat secara garis besar dapat dimaknai sebagai keadaan rileks, dimana tubuh dan pikiran merasa tenang. Istirahat sebagai kebutuhan yang mampu

meningkatkan

hormon

bahagia

seperti

melatonin

serta

mengembalikan energi yang telah digunakan selama beraktifitas. Tidur juga termasuk kedalam istirahat, namun yang perlu digaris bawahi adalah perbedaan antara keduanya. Istirahat pada umumnya diawali dengan posisi santai, dimana otot-otot yang ada didalam tubuh mengalami relaksasi. Posisi tersebut dapat dilakukan dengan cara berbaring sejenak, duduk santai dan sebagainya. Sedangkan tidur merupakan proses istirahat sepenuhnya yang terdiri dari beberapa tahap. Tidur sendiri memiliki dua tipe, yakni NREM (Non Rapid Eye Movement) dan REM (Rapid Eye Movement). Proses tidur diawali dengan istirahat sambil memejamkan mata. Secara periodik, otak akan menstimulasi tubuh untuk rileks dan tanda-tanda vital tubuh akan melemah (semakin pelan). Mimpi sebagian besar terjadi saat tidur dalam taham REM yang merupakan tahapan tidur yang paling nyenyak dan terjadi peningkatan aktifitas otak. Selama tidur sebagian besar orang dewasa

59

mengalami empat hingga enam siklus tidur selama 7-8 jam sehari. Namun banyaknya siklus, jalannya siklus, serta lamanya tidur seseorang juga dipengaruhi faktor usia, zat-zat yang dikonsumsi sesaat sebelum tidur, serta beberapa kelainan tidur. Terdapat beberapa disorders yang memicu terganggunya proses tidur seseorang. seperti insomnia, parasomnia, hipersomnia, sleep apnea, narkolepsi dan sebagainya. Namun banyak dari gangguan tersebut yang diakibatkan karena kondisi emosi dan psikologis. Istirahat dan tidur sangat bermanfaat bagi tubuh terutama terkait dengan imunitas tubuh. 3.2 Saran Melalui makalah ini, penulis berharap pembaca mampu memahami konsep isitirahat dan tidur, siklus yang terjadi selama tidur, disorders terhadap tidur, serta hal-hal yang memengaruhi kualitas tidur seseorang. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang datang dari pembaca guna memperbaiki kualitas makalah ini. Semoga mampu membverikan manfaat untuk kita semua. DAFTAR PUSTAKA Mubarak, Wahit Iqbal,. dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC.

60

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Kozier and Erb’s. 2012. Fundamental of Nursing Volume 3. Australia: Pearson Australia Potter dan Perry. 2009. Fundamental of Nurisng 7th Edition. Singapore: Elsevier.

61

Related Documents


More Documents from "Agus Adi Putra"