BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proses keperawatan merupakan suatu metode yang sistematik dan mempunyai tujuan yang dapat membantu klien memperoleh kembali, mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya. Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang pertama kali dengan bertemu klien dan harus memberi kepastian pada klien bahwa suatu pendekatan perawatan yang terorganisasi akan dimulai secepatnya. Penerimaan pasien baru termasuk bagian utama dari proses keperawatan sebab sebelum melakukan tindakan medis selanjutnya, perawat harus terlebih dahulu mengetahui identitas pasien yang di peroleh ketika perawat menerima pasien baru tersebut, baik rujukan dari rumah maupun rujukan dari tempat lain misalnya rumah sakit atau puskesmas. Berbagai prosedural keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien berhubungan dengan : Gangguan kebutuhan oksigen 1.Menghitung pernapasan 2.Memposisikan pasien fowler dan semifowler 3.Mengumpulkan spitum untuk pemeriksaan 4.Memberikan oksigen nasal kanul 5.Melatih napas dalam 6.Melatih batuk efek/efektif 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan papper ini adalah procedural keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien berhubungan dengan gangguan kebutuhan oksigen dalam keperawatan dasar.Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada bagian : 1.Bagaimana prosedur menghitung pernapasan? 2.Bagaimana prosedur memposisikan pasien fowler dan semifowler? 3.Bagaimana prosedur mengumpulkan spitum untuk pemeriksaan? 4.Bagaimana prosedur memberikan oksigen nasal kanul? 5.Bagaimana prosedur melatih napas dalam? 6.Bagaimana prosedur melatih batuk efek/efektif?
1.3 Tujuan Penulisan Pada dasarnya tujuan penulisan papper ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajarankeperawatan dasar,yaitu 1.Untuk mengetahui cara menghitung pernapasan 2. Untuk mengetahui cara memposisikan pasien fowler dan semifowler 3. Untuk mengetahui cara mengumpulkan spitum untuk pemeriksaan 4. Untuk mengetahui cara memberikan oksigen nasal kanul 5. Untuk mengetahui cara melatih napas dalam 6. Untuk mengetahui cara melatih batuk efek/efektif
BAB II PEMBAHASAN
Gangguan Kebutuhan Oksigen 2.1 Menghitung Pernapasan
A. PENGERTIAN Pernapasan atau respirasi adal ah pertukaran gas antara mahkluk hidup ( o r g a n i s m e ) dengan ligkungannya. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.&engertian menghitung pernafasan adalah menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikutiekspirasi) dalam satu menit
B. TUJUAN 1.Mengetahui pernapasan pasien 2.Mengetahui karakteristik nafas pasien 3.Menentukan diagnose pasien 4.Menentukan terapi lanjut pasien C. PROSEDUR A. Tahap Persiapan 1.Persiapan pasien a.Perkenalkan diri b.Menjelaskan tujuan c.Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan d.Kontrak waktu pelaksanaan prosedur
2.Persiapan Lingkungan a.Ciptakan lingkungan yang nyaman b.Meminta pengunjung meninggalkan memasang sampiran
ruanganc.Menutup
pintu/jendela
3.Persiapan Alat a.Jam tangan dengan detik b.Handscoon c.Masker d.Buku catatan dan alat tulis
B.Tahap Pelaksanaan 1.Cuci tangan 2.Pakai handscoon dan masker 3.Siapkan pasien pada posisi yang nyaman ( terlentang/duduk) 4.Hitung pernapasan waktu inspirasi pada dada atau perut selama satu (1) menit 5.Kaji kedalaman,irama,dan frekuensi,dan bunyi pernapasan 6.Cuci tangan setelah prosedur dilakukan 7.Catat kedalaman,irama,dan frekuensi dan bunyi pernapasam
C.Tahap Akhir 1.Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman) 2.Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya 3.Dokummentasi prosedur dan hasil observasi
atau
2.2 Memposisikan pasien fowler dan semifowler 2.2.1 Fowler
A.PENGERTIAN Posisi setengah duduk adalah posisi tidur klien dengan kepala dan dada lebih tinggi daripada posisi panggul dan kaki. Pada posisi semifowler, kepala dan dada ditinggikan dengan sudut 30-450, sedangkan pada posisi high fowler bersudut 45-800. B.TUJUAN 1.Untuk klien yang mengalami gangguan pernapasan atau gagal jantung. 2.Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi 3.Meningkatkan rasa nyaman
C.PROSEDUR A.Tahap Persiapan 1.Persiapan pasien a.Perkenalan diri b.Menjelaskan tujuan c.Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan d.Kontrak waktu pelaksanaan prosedur 2.Persiapan lingkungan a.Ciptakan lingkungan yang tenang,aman dan nyaman b.Meminta pengunjung meninggalkan ruangan.Menutup memasang sampiran
pintu/jendela
atau
3.Persiapan alat a. 1-6 bantal kecil. b.1-2 trochanter roll c.Papan kaki/footboard B.Tahap Pelaksanaan 1.Lakukakan prosedur 1-7 posisi terlentang 2.Atur tempat tidur pada posisi datar,ambil semua bantal dan perlengkapan lain yang digunakan pada posisi sebelumnya 3.Naikkan bagian kepala untuk tempat tidur yang dapat dinaik-turunkan. Pastikan letak panggul di sebelah atas bagian tempat tidur yang dinaikkan 4.Apabila tempat tidur tidak dapat dinaikkan , pergunakan beberapa bantal. Pastikan bantal berada di bawah kepala dan dada untuk membuat posisi fleksi dari panggul. 5.Letakkan bantal kecil/lunak di bawah kepala. 6.Jika diperlukan lakukan hal berikut. a. Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk di daerah lekuk pinggang jika terdapat celah kecil di daerah tersebut untuk mencegah fleksi posterior kurvatura lumbal. b. Letakkan bantal kecil mulai dari bawah lutut sampai tumit untuk mencegah hiperekstensi lutut. c. Letakkan guling atau trochanter roll di sisis luar paha untuk mencegah rotasi luar paha d. Letakkan papan penghalang pada telapak kaki klien untuk mencegah dropfoot. e. Letakkan bantal untuk mendukung lengan dan tangan jika klien tidak dapat menggerakkan lengan. C.Tahap Akhir 1.Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman) 2.Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya 3.Dokummentasi prosedur dan hasil observasi
2.2.2 Semifowler
A.PENGERTIAN Posisi semi fowler adalah suatu posisi dimana bagian kepala tempat tidur dinaikkan 25 – 30 derajat, bagian ujung dan tungkai kaki sedikit dianggkat, lutut diangkat dan ditopang, dengan demikian membuat cairan dalam rongga abdomen berkumpuldiarea pelvis
B.TUJUAN 1.Mengurangi sesak napas 2.Memberikan rasa nyaman pada pasien 3.Membantu memperlancar keluarnya cairan misalnya pada waterseal drainage (W.S.D) 4.Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
C.PROSEDUR A.Tahap Persiapan 1.Persiapan pasien a.Perkenalan diri b.Menjelaskan tujuan c.Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan d.Kontrak waktu pelaksanaan prosedur
2.Persiapan lingkungan a.Ciptakan lingkungan yang tenang,aman dan nyaman b.Meminta pengunjung meninggalkan ruangan dan menutup pintu atau jendela/memasang sampiran 3.Persiapan alat 1.Sandarkan panggung atau kursi 2.Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur bila perlu 3.Tempat tidur khusus (functional bed) jika ada B.Tahap pelaksanaan 1.Pasien didudukan,sandarkan punggung atau kursi diletakkan di bawah atau di atas kasur dibagian kepala diatur sampai setengah duduk dan dirapikan ,bantal disusun menurut kebutuhan.Pasien dibaringkan kembali dan pada ujung kakinya dipasang penahan 2.Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya langsung diatur setengah duduk,dibawah lutut ditinggikan sesuai kebutuhan.Kedua lengan ditopang dengan bantal 3.Rapikan pasien C.Tahap Akhir 1.Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman) 2.Dokumentasi prosedur
2.3.Mengumpulkan Spitum Untuk Pemeriksaan
A.PENGERTIAN Pengambilan sampel sputum pada saluran pernapasan pasien yang dicurigai mengandung kuman Mycobacterium Tuberculosa dengan cara dibatukkan B.TUJUAN 1.Untuk mengetahui apakah didalam spitum pasien terdapat kuman mycobacterium tuberculosis 2.Untuk menegakkan diagnosis TB Paru dan pemberian OAT C.PROSEDUR A.Tahap Persiapan 1.Persiapan pasien a.Perkenalan diri b.Menjelaskan tujuan c.Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan d.Kontrak waktu pelaksanaan prosedur 2.Persiapan lingkungan a.Persiapkan lingkungan yang aman nyaman dan tenang untuk pasien b.Meminta pengunjung meninggalkan ruangan serta menutup pintu/jendela atau memasang sampiran
3.Persiapan alat a. Tempat pot sputum sebanyak tiga buah yg telah diberikan etiket pada sisi luarnya (jangan pada tutupnya) b.Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA disertai dengan blanko TB 05 c.Tissue d.Tempat khusus penempatan pot sputum yang sudah diambil e.Blanko permintaan pemeriksaan sputum BTA f.Air minum. B.Tahap pelaksanaan 1.Cuci tangan 2.Menjaga privacy pasien 3.Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh berkumur-kumur dengan air, lepaskan gigi palsu jika ada 4.Klien dipersilahkan ke tempat pengambilan sputum, sputum diambil dari batuk yang pertama 5.Ajarkan batuk yang efektif 6.Cara membatukkan sputum dengan menarik napas dalam dan kuat (pernapasan dada), kemudian batukkan sputum dari bronchus trakea, mulut, pot penampung. 7.Bila sudah, periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air liur (saliva), maka pasien harus mengulang membatukkan sputum. 8.Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot. Sebaiknya pilih sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti butir keju, darah dan unsurunsur lain. Bila sputum susah keluar, dapat diberikan obat glyseril gulaykolat (ekspektoran) 200 mg atau dengan minum ait teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum. Pot penampung sputum diletakkan ditempat khusus yang telah ditentukan, dilengkapi data-datanya dan siap dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksa. 9.Merapikan pasien C.Tahap Akhir 1.Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman) 2.Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya 3.Dokumentasi prosedur dan hasil observasi
2.4 Memberikan Oksigen Nasal Kanul
A.PENGERTIAN Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan B.TUJUAN 1.Memenuhi kebutuhan oksigenasi 2. Memberikan transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernapas untuk mencegah atau mengatasi hipoksia atau hipoksemia dan mengurangi stress padamiokardium. C. PROSEDUR A. Tahap Persiapan 1.Persiapan pasien a.Perkenalkan diri b.Menjelaskan tujuan c.Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan d.Kontrak waktu pelaksanaan prosedur
2.Persiapan Lingkungan a.Ciptakan lingkungan yang nyaman b.Meminta pengunjung meninggalkan memasang sampiran
ruangan.Menutup
pintu/jendela
atau
3.Persiapan Alat a.Nasal kanul/tipe lain (sesuai indikasi), b.selang oksigen, humidifier c.tabung oksigen dengan flow meter d.cotton bud e. air hangat dalam kom
B.Tahap Pelaksanaan 1. Cuci tangan 2. Gunakan handscone 3. Mengatur posisi klien 4. Hubungkan kanul selang oksigen dan memastikan volume air steril dalam tabung pelembab (humidifier) sesuai ketentuan 5. Kaji kelancaran aliran oksigen (bisa dengan cara mencelupkan ke kom dengan air hangat atau rasakan dengan kulit anda apakah sudah ada aliran udara yang keluar dari nasal kanul) 6. Atur aliran oksigen sesuai dengan indikasi atau instruksi 7. Membersihkan lubang hidung dengan cotton bud secara perlahan 8. Pasang nasal kanul pada hidung klien dan atur pengikatan agar klien lebih merasa nyaman 9. Lepas handscone, cuci tangan
C.Tahap Akhir 1.Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman) 2.Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya 3.Dokummentasi prosedur dan hasil observasi
2.5 Melatih Napas Dalam
A. PENGERTIAN bernafas dengan perlahan dan menggunakan diafragma sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh B. TUJUAN 1.Meningkatkan kapasitas paru 2.Mencegah atelektasi
C. PROSEDUR A. Tahap Persiapan 1.Persiapan pasien a.Perkenalkan diri b.Menjelaskan tujuan c.Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan d.Kontrak waktu pelaksanaan prosedur 2.Persiapan Lingkungan a.Ciptakan lingkungan yang nyaman b.Meminta pengunjung meninggalkan ruanganc.Menutup pintu/jendela atau memasang sampiran
3.Persiapan Alat a.APD b.Jam tangan/stopwatch B.Tahap Pelaksanaan 1.Mempersiapkan pasien 2.Meminta pasien meletakan satu tangan didada dan satu tangan diabdomen 3.Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan , menjaga mulut tetap tertutup ) 4.Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen ( sudah lengkung pada punggung ) 5.Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan 6.Meminta menghembusakan nafas perlahan dalam 3 hitungan ( lewat mulut, bibir seperti meniup )
C.Tahap Akhir 1.Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman) 2.Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya 3.Dokummentasi prosedur dan hasil observasi
2.6 Melatih Batuk Efektif
A. PENGERTIAN Batuk efektif adalah latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasi di saluran pernapasan dengan cara dibatukkan B. TUJUAN 1. Meningkatkan mobilisasi sekret 2.
Mencegah resiko tinggi retensi sekresi
3.
Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
4.
Membebaskan jalan napas dari akumulasi sekret
5.
Mengurasi sesak napas akibat alumulasi sekret
C. PROSEDUR A. Tahap Persiapan 1.Persiapan pasien a.Perkenalkan diri b.Menjelaskan tujuan c.Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan d.Kontrak waktu pelaksanaan prosedur
2.Persiapan Lingkungan a.Ciptakan lingkungan yang nyaman b.Meminta pengunjung meninggalkan ruanganc.Menutup pintu/jendela atau memasang sampiran
3.Persiapan Alat 1.Pot sputum di isi air + desinfektan 2 Tissu 3. Perlak/handuk kecil 4. Tempat tidur yang memungkinkan untuk posisi semi fowler atau kursi jika pasien mampu melakukan pernapasan abdomen 5. Bantal penyangga 6.Air minum hangat
B.Tahap Pelaksanaan 1. Menjaga privacy pasien 2. Mempersiapkan pasien 3. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di abdomen 4. Melatih pasien melakukan nafas perut (menarik nafas dalam melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup) 5. Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen (cegah lengkung pada punggung) 6. Meminta pasien menahan nafas hingga 3 hitungan 7. Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti meniup) 8. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari otot 9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan pasien bila duduk atau di dekat mulut bila tidur miring) 10. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali , yang ke-3: inspirasi, tahan nafas dan batukkan dengan kuat 11. Menampung lender dalam sputum pot 12. Merapikan pasien
C.Tahap Akhir 1.Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman) 2.Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya 3.Dokumentasi prosedur dan hasil observasi