KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT kami ucapkan kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini memuat tentang”Firqah Islam” yang membahas mengenai konsep, tujuan, dan proses dalam pendidikan yang dapat kita jadikan acuan untuk mengkaji lebih dalam tentang perbedaan dalam islam. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.Terima kasih.
Tangerang, Oktober 2018
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .....................................................................................
i
DAFTAR ISI....................................................................................................
ii
ABSTRAK .......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
1
1.1
Latar Belakang ..........................................................................
1-2
1.2
Rumusan Permasalahan ..........................................................
2
1.3
Tujuan Penulisan ......................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN……… ..................................................................
3
2.1
Sejarah Timbulnya Firqah........................................................
3
2.2
Firqah-Firqah dalam islam…………………………………...
4-5
2.3
Kedudukan aswaja dalam firqah islam……………………….
6-7
BAB III PENUTUP ..………..........................................................................
8
Kesimpulan……. .....................................................................
8
………………………. ..................................
9
3.1
DAFTAR PUSTAKA
ii
Abstrak Makalah ini merumuskan dan menjelaskan tentang (1) sejarah timbulnya firqah dalam islam (2) firqah dalam islam (3) kedudukan aswaja dalam firqah islam. Islam melalui tinta sejarah, islam telah tercatat sebagai agama tersukses dengan dominasi penyebarannya ke penjuru dunia. Hal ini tidak terlepas kerja keras Baginda Nabi Muhammad Saw. yang telah melakukan perombakan ahklak sehingga islam menjadi cahaya dan rahmat bagi seluruh alam, tersebar ke penjuru dunia.Islam pada masa Rasulullah menjadi mudah dan gampang karena segala sesuatu, baik masalah syari’at maupun i’tiqod dapat langsung ditanyakan kepada beliau, sehingga apabila ada persoalan yang kurang jelas dapat terselesaikan tanpa ada perselisihan paham. Persoalan mulai muncul di hari wafatnya nabi. Saat itu para sahabat berkumpul di sebuah balai yang dinamakan Saqifah bani Sa’idah untuk menentukan khalifah pengganti nabi yang akhirnya diputuskan Sayyidina Abu Bakar sebagai pemangku kepemimpinan selanjutnya.
Ditulis oleh Muhammad Manarul Hidayat mahasiswa semester 1 Program Hukum Keluarga Islam STISNU Tangerang Tahun 2018.
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latarbelakang Dalam sejarah islam telah tercatat adanya firqah-firqah dilingkungan umat
islam,yang antara satu sama lainnya bertentangan fahamnya secara tajam yang sulit diperdamaikan apalagi disatukan. Nabi Muhammad saw mengabarkan sesuatu yang akan terjadi dalam umat islam yaitu sesudah Nabi wafat akan ada perselisihan paham yang banyak sampai tujuh puluh tiga paham. Ada dua golongan yang tidak ada sangkut paut dengan islam yaitu Kaum Murji’ah dan Kaum Qodariyah. Umat Islam akan berfirqah sebanyak 73, semua akan masuk neraka kecuali 1 yaitu orang yang berpegang atau beritiqad kepada Al-Qur’an, Sunnah Rosul dan para sahabatnya. Banyak hal yang melatar belakangi timbulnya aliran-aliran dalam Islam, baik pada masa lalu maupun pada masa Jahiliyah modern saat ini. Ada yang dilatar belakangi oleh kepentingan politik, pribadi, kelompok atau golongan atau bahkan juga oleh agen-agen zionis yang ingin menghancurkan Islam baik secara langsung atau tidak langsung.
1
Indikasi tersebut dapat dilihat dari ajaran yang mereka ajarkan kepada Jama’ah atau pengikutnya, dimana diantara aliran-aliran tersebut ada yang ajarannya menyimpang jauh dari ajaran Islam, bahkan justru ada yang membuat ajaran sendiri, menghina, merongrong, merobah, memalsu dan mencampur adukkan ajaran Islam dengan ajaran syetan. Sebagian diantara mereka menggunakan Islam hanya sebagai kedok dan A1-Qur’an serta hadits sebagai tameng belaka, sebab diantara aliran-aliran tersebut ada yang mempunyai kitab suci sendiri, mempunyai nabi dan bahkan mempertuhankan selain Allah SWT, diantara mereka ada yang meyakini bahwa Amir atau Imamnya mempunyai otoritas kenabian dan bahkan ketuhanan. Diantara 72 firqah yang sesat itu berpokok pada 7 firqah yaitu, syi’ah, khawarij, mu’tazilah, murji’ah, najariyah, jabariyah, dan musyabihah. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah tumbulnya firqah 2. Bagaimna firqah-firqah dalam islam 3. Bagaimana kedudukan aswaja firqah islam
1.3
Tujuan Penulisan Dari Rumusan masalah tersebut penulis dapat menyimpulkan tujuan dari
makalah ini yaitu: 2. Mengetahui sejarah timbulnya firqah 3. Mengetahui firqah dalam islam 4. Mengetahui kedudukn aswaja dalam firqah
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Timbulnya Firqah Sejarah ummat Islam sepeninggal Rasulullah SAW ditandai dengan munculnya berbagai golongan, kelompok dan aliran. Kemunculan golongan, kelompok dan aliran tersebut dilatar belakangi oleh persoalan politik yang menyangkut pembunuhan terhadap khalifah Usman bin Affan yang berbuntut penolakan Muawiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Peristiwa ini berlanjut dengan terjadinya perang “Shiffin” (37 H/657 M) antara tentara Muawiyah dengan tentara khalifah Ali bin Abi Thalib yang berakhir dengan keputusan “tahkim”. Tahkim adalah gencatan senjata (arbitrase) antara pihak Ali dan Mu’awiyah, untuk selanjutnya menetapkan siapa yang berhak menjadi khalifah melalui perundingan. Sikap Khaliah Ali bin Abi Thalib yang menerima keputusan tahkim tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka memandang bahwa sikap tersebut merupakan kesalahan, sehingga mereka keluar dari barisan khalifah Ali bin Abi Thalib. Dalam sejarah mereka dikenal sebagai kelompok “Khawarij” (orang-orang yang memisahkan diri). Di samping itu masih banyak tentara yang setia kepada khalifah Ali bin Abi Thalib. Mereka inilah yang kemudian dikenal sebagai kelompok “Syiah”. Apabila golongan Khawarij sangat berlebihan membenci Khalifah Ali bin Abi Thalib dan bahkan sampai ada yang mengkafirkannya, maka golongan syi’ah sangat berlebihan memujanya. Selama kurun waktu pemerintahan Daulah Umayyah, muncul beberapa firqah dikalangan umat Islam yang antara satu dengan lainnya saling bertentangan
dan
sulit
dikompromikan.
Mereka
berusaha
untuk
mengenbangkan dan membentengi firqah (kelompok)nya dengan merumuskan alasan-alasan (Hujjah) yang diambil dari pemahaman atau penafsiran terhadap ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadist-hadist Rasulullah SAW.
3
2.2 Firqah-Firqah dalam Islam Dalam sejarah islam telah tercatat adanya firqah-firqah di kalangan umat islam yang antara satu dan yang lainnya saling berbeda faham dan sulit dikompromikan. Hal ini, memang pernah diprediksikan oleh Rosulullah Saw. Beliau pernah menggambarkan akan timbulnya firqah-firqah di kalangan umat islam.Banyak hadits-hadits Rasulullah Saw yang menjelaskan tentang adanya perpecahan atau firqah-firqah ini. Dari hadits-hadits tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Sesudah Nabi Muhammad saw wafat, akan timbul kelompok umat islam yang saling berselisih faham yang jumlahnya tidak kurang dari 73 golongan. 2) Di antara sekian banyaknya firqah (golongan) itu terdapat golongan yang disebut sebagai “Majusinya umat islam”, yaitu golongan yang mengingkari takdir. Bahkan, lebih tegas lagi dinyatakan bahwa dari sekian banyaknya golongan itu ada yang tidak lagi termasuk golongan umat islam, yaitu Murji’ah dan Qodariyah.
4
3) Di antara golongan yang banyak itu ada yang benar, yaitu golongan Ahlussunnah Wal Jamaah, yaitu golongan yang selalu berpegang kepada sunnah Nabi dan sunnah Khulafaur Rasyidin. Di dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin karangan mufti syekh sayyid abdurrahman bin muhammad bin husen bin umar ba ‘Alawi, disebutkan bahwa ada tujuh firqah (golongan) yang tidak termasuk Ahlussunnah Wal Jamaah, sekaligus rincian dari 73 golongan tersebut, di antaranya seperti di dalam bagan di bawah ini:
No.
Golongan
Sempalan
Karakteristik
Keterangan
Yang berlebihan memuja sayyidina ali karramallahu 1.
Syi’ah
wajhahu serta membenci para sahabat Rasullullah yang
22 aliran
lain. Golongan ini terpecah menjadi. 2.
Khawarij
3.
Mu’taziah
4.
Najariah
5.
Jabariyah
Yang berlebihan membenci Sayyidina Ali K.W. bahkan di antara mereka ada yang mengkafirkannya. Yang berlebihan menggunakan akal (rasio) dan banyak meninggalkan dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits). Yang mengingkari sifat-sifat than.
20 aliran
20 aliran 3 aliran
Yang berpendapat bahwa manusia itu majbur / tidak berdaya sama sekali.
1 aliran
Yang sangat murah memberikan pengertian atau batasan 6.
Murji’ah
mengenai
imam.
Mereka
memfatwakan
bahwa
kemaksiatan tidak akan memberikan mudlarrat terhadap
5 aliran
seseorang yang telah menyatakan beriman. 7.
Musyabbihah Yang menyerupakan tuhan dengan manusia.
5
1
aliran
2.3
Kedudukan Aswaja dalam Firqah Islam Aswaja bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yang menyimpang melainkan Aswaja adalah Islam yang murni yang langsung dari Rasulullah dan sesuai dengan yang telah digariskan dan diamalkan oleh para sahabat. Oleh karena itu, Aswaja tidak ada satupun yang menjadi pendirinya melainkan hanya ulama yang telah merumuskan kembali ajaran Islam ditengah beberapa faham yang yang berusaha mengaburkan ajaran Nabi. Definisi secara bahasa Ahlussunnah wa al-Jama’ah atau Aswaja terbentuk dari tiga kata, yakni:
Ahl, berarti keluarga, golongan, atau pengikut.
Al-Sunnah, bermakna al-thariqah wa law ghaira mardhiyah berabti jalan atau cara walaupun tidak diridlai.
Al-Jama’ah, berasal dati kata ijtima’ (perkumpulan), yang merupakan lawan kata taffaruq(perceraian) dan furqah (perpecahan).
Sedangkan, definisi secara istilah Aswaja terdiri dari dua pengertian, yaitu Sunnah adalah suatu nama untuk cara yang diridlai dalam agama, yang telah ditempuh oleh Rasullulah atau selainnya dari kalangan orang yang mengerti
tentang
Islam,
seperti
para
sahabat
Nabi.
Secara
umum, Sunnah adalah segala sesuatu yang diperintahkan, dilarang, dan dianjurkan
baik
ucapan,
perilaku,
serta
ketetapan
oleh
Nabi.
Dan Jama’ah adalah kelompok kaum muslimin dari para pendahulu dari kalangan sahabat, tabi’in, dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat. Syaikh Abdullah al-Harari menegaskan pengertian al-Jama’ah merupakan aliran yang diikuti oleh mayoritas kaum muslimin(al-sawad al-a’zham).
6
Dapat disimpulkan, dalam al-Khawakib al-Lamma’ah, Aswaja adalah orang-orang yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi dan jalan para sahabat dalam masalah akidah keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlak hati.
7
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan Pengklasifikasian firqah islam menjadi 73 adalah sebuah prediksi Rasulullah sesuai system berfikir yang akan berkembang di masa yang akan datang dalam memahami ajaran islam. Tapi semua kelompok itu masih dalam bingkai umat Nabi Muhammad dan tidak sampai keluar dari din al-islam. Kelompok yang selamat adalah sebuah prilaku dari perorangan atau kelompok yang mengikuti sunnah Nabi dan para sahabatnya. Lintas organisasi, partai, madzhab, negara, generasi, tokoh atau lainnya. Nahdlatul Ulama’ mengaku sebagai kelompok ahlussunnah waljamaah tapi aswaja tidak hanya NU. Bisa saja orang mengaku NU tapi dalam pemahamannya tentang islam tidak sesuai dengan konsep aswaja. Jadi bisa saja seorang berada di golongan yang bukan NU tapi keyakinannya sesuai dengan konsep ASWAJA. Reinterpretasi sebuah konsep aswaja adalah kembali kepada pemahaman as-salaf as-shaleh yang paling dekat dengan system hidup Rasulullah dan sahabatnya. Dan upaya mencari kebenaran adalah dengan menggunakan pisau analisis para mujtahidin yang diakui kemampuan dan keikhlasannya dalam memahami islam. Bukan hanya dengan sebuah wacana yang dikembangkan oleh orientalis yang berusaha membius pemikir muslim dan menghancurkan islam dari dalam. Wallahu a’lam bis-shawab.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://feeteemeehee.blogspot.com/2013/08/sejarahtimbulnya-firqah-firqah-dalam.html
https://mihwanuddin.wordpress.com/2011/01/31/firqahfirqah-dalam-islam/
http://blueeshinee.blogspot.com/2018/02/sejarah-dan-faktormunculnya-firqoh_55.html
http://annisamaghfiroh.blogspot.com/2016/07/perbedaanaswaja-dengan-aliran-firqoh.html
http://firqohfirqoh.blogspot.com/
9
FIRQAH-FIRQAH DALAM ISLAM DAN KEDUDUKAN ASWAJA DI DALAMNYA
(SEJARAH DAN PERBEDAANNYA)
MAKALAH Diajukan Sebagai Tugas Matakuliah Ke NU-an Pada Program Studi Hukum Keluarga Islam Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang
Dosen Pengampu: KH. Sholihin Shobroni, SHI, MA
Oleh: Kelompok III 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Muhammad Manarul Hidayat Bani Kurnia Mega Rizki. K Dede Iskandar Muhamad Firman Padia Ramadani
STISNU NUSANTARA TANGERANG, 2018