FILSAFAT ILMU • Ontologi: sumber pengetahuan dan ilmu, knowing, knower dan knowledge, menurut aliran idealisme, materialisme, dan dualisme ditinjau dari Filsafat Barat dan Timur serta Pancasila. Arti pengetahuan dan ilmu (science); sifat-sifat dan asumsi dasarnya (pengetahuan khusus, pengetahuan umum dan universal, pengetahuan kausalitas hakiki dan universal)
FILSAFAT ILMU • Epistemologi: mendapatkan pengetahuan dan ilmu yang benar, pengetahuan dan ilmu menurut aliran rasionalisme, empirisme, intuisisme, fenomenalisme, kritisisme, pragmatisme, dan metode ilmiah. Anatomi ilmu (realitas-fenomenakonsep dan variabel-proposisi-fakta dan teori). Berpikir deduktif dan induktif. Deskripsi dan eksplanasi/argumentasi
FILSAFAT ILMU • Akasiologi: Aspekaspek kegunaan ilmu dan scientific attitude; kebijaksanaan dan kelayakan serta tindakan (kaji-tindak)
Buku Referensi • • • • • • • •
Prof. Dr. Herman Soewardi, 1996, Nalar Kontemplasi dan Realita. Bandung. Prof. Dr. Herman Soewardi, 1999, Roda Berputar, Dunia Bergulir: Kognisi Baru tentang Timbul-Tenggelamnya Sivilisasi. Bandung. Prof. Dr. Herman Soewardi, 2000, Mempersiapkan Kelahiran Sains Tauhidullah. Bandung Prof. Drs. H. Hasbullah Bakry, S.H. 1986. Sistemik Filsafat. Jakarta: Widjaja Prof. Dr. H. Noeng Muhadjir. 2001. Filsafat Ilmu: Positivisme, Post Positivisme, dan Post Modernisme Edisi III. Yogyakarta: Rakesarasin. Prof. Dr. Ahmad Tafsir. 1990. Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra. Bandung: Rosdakarya. Prof. Dr. Sutardjo A. Wiramihardja, Psi. 2006. Pengantar Filsafat: Sistematika Filsafat Sejarah Filsafat Logika dan Filsafat Manusia Akasiologi. Bandung: Refika Aditama Endang komara. 2005. Pendekatan Post-Modernisme Dalam penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Dalam Historia Jurnal Pendidikan Sejarah. No. 11, Vol. VI (Juni 2005).
Buku Referensi • • • • • • • • •
Dr. W. Poespoprodjo, L. Ph., S.S dan Drs. T. Gilarso., 1989. Logika Ilmu Menalar: Dasar-Dasar Berpikir Logis, Kritis, Analitis, Dialektis, Mandiri dan Tertib. Bandung: Remaja Karya. Dr. W. Poespoprodjo, L. Ph., S.S. 1985. Logika Sientifika. Bandung: Remaja Karya. Dr. K. Bertens. 1986. Sejarah Filsafat Yunani: Dari Thales Ke Aristoteles. Bandung: Remaja Rosdakarya. M. Nurdin Mufid bin Ali. 1995. Falsafatuna. Bandung: Mizan. Imam Samroni. 2002. Kuasa ilmu: Nalar Modernitas dan Praksis Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Raja. Drs. M. Zainuddin, MA. 2003. Filsafat Ilmu: Perspektif Pemikiran Islam. Malang: Bayu Media. Thomas S. Kuhn. 2000. The Structure of Scientific Revolutions: Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains. Penerjemah Tjun Surjaman. Penyunting Dr. Lili Rasjidi, S.H., L, L.M. Bandung: Remaja Rosdakarya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1984/1985. Meteri Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V: Buku Ia Filsafat Ilmu. Universitas Terbuka. Soetriono dan SRDm Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi.
HAKIKAT PRIBADI MANUSIA • Makhluk Tuhan Yang Otonom: dependensi/ketergantungan dan independensi/otonom. • Makhluk Yang Berjiwa-Raga: Maujud. • Makhluk Individu Yang Memasyarakat: Sebagai pribadi (individu) dan memiliki potensi • Makhluk Berpikir/Animal Rationale: mistis-religius (reseptif), ontologiskefilsafatan, konkret-fungsional
PENGETAHUAN, ILMU, FILSAFAT • Pengetahuan: manusia ingin tahu, manusia ingin tahu yang benar, obyek tahu ialah yang ada dan yang mungkin ada, manusia tahu bahwa ia tahu • Pengetahuan: kekuatan putusan, kepastian dan keyakinan, kepercayaan dan pengetahuan biasa.
PENGETAHUAN, ILMU, FILSAFAT Ilmu Pengetahuan: Pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang obyek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang (approach), metode (method), dan sistem tertentu.
JENIS ILMU PENGETAHUAN • Filosofis: Mempersoalkan hakikat atau esensi sesuatu (pengetahuan universal) • Kausalistis: Selalu mencari sebabmusabab keberadaannya (pengetahuan umum bagi suatu jenis benda) • Deskriptif-Analitik: Mencoba menjelaskan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh suatu jenis obyek • Normatif: mencoba memahami norma suatu obyek untuk menggambarkan tujuan dan manfaatnya
SISTEM DALAM ILMU PENGETAHUAN • Sistem Tertutup; Susunan alam semesta • Sistem Terbuka: Kehidupan masyarakat • Sistem Alami: Manusia • Sistem Buatan: Hasil karya manusia • Sistem yang Berbentuk Lingkaran • Sistem yang Berbentuk Garis Lurus
KEBENARAN ILMU PENGETAHUAN • Teori Saling Hubungan (Coherence Theory) / Kaum Idealis / Rational-Apriaoris: Menekankan adanya saling hubungan, di antara ide-ide secara tepat, logis dan sistematis. Contoh Kesaksian di pengadilan • Teori Persesuaian ( Correpondence Theory) / Kaum Realis / empiris-aposterioris: Kebenaran adalah penyesuaian antara arti yang terkandung oleh perkataan yang telah ditentukan, dan kesesuaiannya berupa identiknya arti tersebut. • Teori Kegunaan (Pragmatic Theory): Kebenaran menurut segi kegunaan yang berupa manfaat (Utility), kemungkinan dapat dikerjakan (Workability), dan konsekuensi yang memuaskan (Satisfactory Results)
FILSAFAT • Tiga hal yang mendorong manusia berfilsafat: Kekaguman atau keheranan, keraguan atau kesangsian dan kesadaran akan keterbatasan • Jenis manusia: Ada orang yang tahu di tahunya, ada orang yang tahu di tidaktahunya, ada orang yang tidak tahu di tahunya dan ada orang yang tidak tahu di tidaktahunya
PENGERTIAN FILSAFAT • Menurut arti kata, filsafat terdiri dari kata philein yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan • Filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati • Menurut Pengertian Umum: Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran
PENGERTIAN FILSAFAT Rasionalisme yang mengagungkan akal, materialisme yang mengagungkan materi, idealisme yang mengagungkan ide, hedonisme yang mengagungkan kesenangan dan stoikisme mengagungkan tabiat saleh
KESIMPULAN PENGERTIAN FILSAFAT • Hasil pemikiran manusia yang kritis dan dinyatakan dalam bentuk sistematis • Hasil pikiran manusia yang paling dalam • Refleksi kebih lanjut daripada ilmu pengetahuan atau pendalaman lebih lanjut ilmu pengetahuan • Hasil analisis dan abstraksi • Pandangan hidup • Hasil perenungan jiwa manusia yang mendalam, mendasar, dan menyeluruh
CIRI-CIRI FILSAFAT • • • • • • • •
Deskriptif Kritis atau analitis Evaluatif atau normatif Spekulatif Sistematis Mendalam Mendasar menyeluruh
KARAKTERISTIK BERFIKIR FILSAFAT • Menyeluruh: Melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan lainnya • Mendasar: Mengapa ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Lalu benar itu apa? • Spekulatif: Dasar-dasar yang dapat diandalkan. Apakah yang disebut logis? Apakah yang disebut benar? Apakah yang disebut sahih? Apakah alam ini teratur atau kacau? Apakah hidup ini ada tujuannya?
GUNA FILSAFAT • • • • • • • •
Melatih diri untuk berpikir kritis dan runtut serta menyusun hasil pikiran tersebut secara sistematis Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih luas agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tertutup Melatih diri melakukan penelitian, pengkajian, dan memutuskan atau mengambil kesimpulan mengenai sesuatu hal secara mendalam dan komprehensif Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai problem Membuat diri menjadi manusia yang penuh toleransi dan tenggang rasa Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain, alam sekitar, dan Tuhan YME Menjadikan manusia lebih taat kepada Tuhan YME
PERSOALAN FILSAFAT • • •
• • •
Metafisika: Kajian tentang sifat paling dalam dan radikal dari kenyataan. Melahirkan filsafat ontologis, kosmologis dan antropologis Pengetahuan (knowledge): Epistemologis merupakan asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validitas pengetahuan Metode (method): Kajian atau telaah dan penyusunan secara sistematis dari beberapa proses dan asas-asas logis dan percobaan sistematis yang menuntun suatu penelitian dan kajian ilmiah atau sebagai penyusun struktur ilmu-ilmu fak Penyimpulan: menghasilkan filsafat logika (logos) adalah telaah mengenai aturan-aturan penalaran yang benar Moralitas (Morality): Menghasilkan cabang filsafat etika (ethics) yang menghendaki adanya ukuran yang bersifat universal (tidak dibatasi ruang dan waktu) Keindahan / estetika (aesthetics): Kajian kefilsafatan mengenai keindahan dan ketidakindahan (masalah seni dan rasa, normanorma nilai dalam seni)