I. INFORMASI PRODUK Nama Obat Jadi
: Otsu-D5 Larutan infus 5%
Bentuk Sediaan
: Injeksi
Kemasan
: Botol 500 ml
Nama Perusahaan
: PT. Otsuka
Indikasi
: memenuhi kalori pada pasien yang mengalami gangguan hemostasis (keseimbangan cairan tubuh), dehidrasi tahap kronis serta terapi untuk pasien hipoglikiemia
II. SPESIFIKASI MUTU OBAT JADI -
Karakateristik Sediaan Injeksi Dekstrosa Sediaan jadi harus streil, bebas dari partikel asing, bebas pirogen, memiliki satbilitas yang baik serta isotonis dalam sel.
Pemerian : Larutan jernih, mengandung dekstrosa C6H12O6H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Ph
: 3,2-6,5
Stabilitas : Disimpan pada suhu 2oC-25oC pada wadah yang tertutup
PARAMETER MUTU OBAT JADI Parameter Pengujian
Kriteria Pengujian
Ph
3,2-6,5
Sterilitas
Sesuai FI IV
Identifikasi:
Sesuai FI IV
Dekstrosa Penetapan Kadar:
tidak kurang dari 95,0% dan tidak
Dekstrosa
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
III. FORMULA UNTUK PEMBUATAN SEDIAAN Sumber: Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Sterile Products, Volume 6, Edisi Kedua Formula 1 Dextrose injection 5% and 10% LVP Bill of Materials (Batch Size 1 L) Scale/mL
Item
Material
50.00
mg
1
Dextrose Anhydrous, USP, 10% excess
0.15
mg
2
QS
mL
3
Quality
UOM
52.50
g
Activated Charonal, NF
0.15
g
Water for Injection, USP, QS to
1.00
L
Formula 2 Dextrose with Sodium Chloride Injection LVP Bill of Materials (Batch Size 1 L) Scale/mL
Item
Material
50.00
mg
1
Dextrose Anhydrous, USP, 10% excess
9.00
mg
2
0.50
mg
QS
mL
Quality
UOM
55.00
g
Sodium Chloride, USP, 4% excess
9.33
g
3
Activated Charonal, NF
500
mg
4
Water for Injection, USP, QS to
1.00
L
Kegunaan masing-masing bahan: 1. Dextrose Anhidrat
: Zat aktif
2. Sodium Chloride
: Pengisotonis untuk memberikan kenyamanan dalam penggunaan
3. Activated Charonal
: adsorbsi zat warna organik dan basa nitrogen
4. Water for Injection
: zat pembawa dan pelarut
IV. CARA PEMBUATAN SEDIAAN Sumber: Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Sterile Products, Volume 6, Edisi Kedua 1. Gunakan API yang baru disiapkan, tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam pada suhu 80°C. Tambahkan Dextrosa ke API pada suhu 60°C dan diaduk selama 15 menit. 2. Ditambahkan Karbon aktif dan diaduk dengan kuat selama 15 menit. 3. Disaring campuran tersebut menggunakan presterilized
filter yang sesuai untuk
menyaring arang sehingga dihasilkan larutan yang bebas pengotor. 4. Disaring dengan filter yang setidaknya berukuran 0,45 mm,sebelum dilakukan filtrasi akhir menggunakan filter ukuran 0,22 mm ke dalam wadah kaca tipe I. 5. saat pengisisan sediaan ke dalam botol,suhu dijaga pada 450C hingga 500C dan segera ditutup dengan menggunakan sumbat karet butil abu-abu yang sudah dicuci dan disterilkan pada suhu 1160C selama 30 menit. 6. Disterilkan botol yang berisi sediaan dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 20 menit;suhu dijaga agar tidak naik hingga 30C. 7. Diperiksa pH larutan (4,0-4,3); sebelum diautoklaf pH larutan adalah 5,5 sampai 6,5.
V. IDENTITAS BAHAN AKTIF
Kelarutan Pelarut
Kelarutan pada suhu 200
Kloroform
Praktis tidak larut
Ethanol (95%) 0.083333333 Ether
Praktis tidak larut
Gliserin
Larut
Air
1:01
Pelarut
Kelarutan
Air mendidih
Sangat mudah larut
Air
Mudah larut
Etanol mendidih
Larut
Etanol
Sukar larut
: antara +52,6o dan +53,2o, dihitung terhadap zat anhidrat; lakukan
Rotasi Jenis
penatapan menggunakan larutan yang mengandung 10 g zat dan 0,2 ml amonium hidroksida 6 N per 100 ml. Stabilitas
: Dekstrosa atau glukosa memiliki daya tahan yang baik terhadap cahaya, namun dalam penyimpanan diusahakan terlindung dari sinar matahari. Dekstrosa tidak stabil terhadap suhu tinggi karena dapat terdegradasi
menjadi
5-hidroksi-metil-furfural,
yang
akhirnya
berubah menjadi asam lavulanik. Dekstrosa dapat disimpan pada suhu 2oC-25oC atau disimpan pada suhu kamar (tahan sampai 14 bulan) (McEvoy, 2002). Dekstrosa stabil pada pH 3,5 sampai 6,5 (Depkes RI, 1995). Jika pH terlalu asam akan menyebabkan terbentuknya karamel dan akan terdekomposisi dan berwarna coklat pada pH yang lebih basa (Kibbe, 2000).
Titik Lebur dan
: Dekstrosa memiliki titik lebur 83oC (Kibbe, 2000) dan harus disimpan pada suhu 2oC-25oC dan terlindungi dari sinar matahari
Penyimpanan
(McEvoy, 2002). Inkompatibilitas
: Jika larutan i.v glukosa dicampur dengan cyanocobalamin, kanamycin sulfat, novobiocin sodium dan warfarin sodium akan menyebabkan terjadi kekeruhan. Glukosa dapat bereaksi dengan amin, amida, asam amino, peptida. Vitamin B kompleks akan terdekomposisi bila dipanaskan dengan dekstrosa, eritromisisn gluceptate tidak stabil pada larutan glukosa dengan pH 5,05. Apabila sediaan dekstrosa bereaksi dengan senyawa alkali kuat dapat menyebabkan perubahan warna menjadi coklat dan penguraian pada sediaan (McEvoy, 2002).
VI. IDENTITAS BAHAN TAMBAHAN 2.1 Karbon Aktif Pemerian
: Serbuk hitam, tidak berbau. Diperoleh dari residu destilasi dekstruktif berbagai bahan organik, diolah untuk peningkatan kapasitas adsorpsi zat warna organik dan basa nitrogen.
Ukuran partikel dan : dalam 1 gram karbon akti f, pada umumnya memiliki luas
Luas Permukaan
permukaan seluas dalam
500-1500m2,
menangkap
berukuran
sehingga
partikel–partikel
sangat
yang
0,01-0,0000001
sangat
mm.
efektif halus Sifat
adsorptif karbon aktif diperhatikan oleh adanya permukaan (1) makropori dengan diameter > 50 nm, (2) mesopori diameter 2-50 nm dan mikropori diameter lebih kecil dari nm. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dan etanol
Stabilitas
: Stabil ditempat yang tertutup dan kedap udara (Depkes RI, 1995).
2.2 Sodium Chloride Narium Klorida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% NaCl dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Tidak mengandung zat tambahan
Pemerian: hablur kubus, tidak bewarna atau serbuk hablur putih; rasa asin Kelarutan: mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol Identifikasi: larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Natrium cara A dan B, dan klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum. Menunjukkan reaksi natrium dengan cara: A. Tambahkan kobalt uranil asetat LP sejumlah lima kali volume kepada larutan yang mengandung tidak kurang dari 5 mg natrium per ml sesudah diubah menjadi klorida atau nitrat: terbentuk endapan kuning keemasan setelah dikocok kuat-kuat beberapa menit. Untuk garam natrium dari sefalosporin dan penisilin tambahkan asam sulfat P, arangkan, abukan, pijarkan dan larutkan sisa dalam asam klorida 1 N sebelum penambahan kobalt uranil asetat LP. B. Senyawa natrium menimbulkan warna kuning intensif dalam nyala api yang tidak berwarna. Menunjukkan reaksi klorida dengan cara: A. Tambahkan perak nitrat LP ke dalam larutan: terbentuk endapan putih seperti dadih yang tidak larut dalam asam nitrat P, tetapi larut dalam ammonium hidroksida 6 N sedikit berlarut. B. Pada pengujian alkaloida hidroklorida, tambahkan ammonium hidroksida 6 N, saring, asamkan filtrat dengan nama asam nitrat P, dan lakukan seperti yang tertera pada uji A.
C. Campur senyawa klorida kering dengan mangan dioksida P bobot sama, basahi dengan asam sulfat P, dan panaskan perlahan-lahan: terbentuk klor yang menghasilkan warna biru pada kertas kanji iodida P basah.
Keasaman atau kebasaan: Larutan 50,0 g dalam 200 ml air bebas karbon dioksida P, tambahkan 10 tetes indikator Ph biru bromotimol LP. Jika larutan bewarna kuning membutuhkan tidak lebih dari 1,0 ml natrium hidroksida 0,020 N untuk menghasilkan warna biru. Jika larutan bewarna biru atau hijau, membutuhkan tidak lebih dari 3,12 ml asam klorida 0,020 N untuk menghasilkan warna kuning. Susut pengeringan: tidak lebih dari 0,5% lakukan pengeringan pada suhu 105 derajat selama 2 jam. Sumber: Farmakope Indonesia Edisi IV.
2.3 Water for Injection Menurut Farmakope Indonesia IV, air steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya (Depkes RI, 1995). Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau
Sterilisasi
: disterilisasi dengan cara panas basah (autoklaf)
Kegunaan
: Air injeksi dapat digunakan untuk bahan pembawa dan pelarut.
Alasan pemilihan
: dapat digunakan untuk melarutkan zat aktif dan zat-zat tambahan
Cara pembuatan
: Air injeksi dapat dibuat dengan mendidihkan aqua dan diamkan selama 30 menit kemudian dinginkan.
VII. MENENTUKAN KADAR AKTIF Protap Metode Analisa Zat Aktif Nama Obat Jadi: Otsu-D5 PROTAP METODE Larutan Infus 5%
ANALISA ZAT AKTIF
Lembar ke: No Tanggal:
Nama Industri Farmasi : PT. Otsuka
1. Nama Obat Jadi
: Otsu-D5 Larutan Infus 5%
2. Bentuk Sediaan
: Injeksi
3. Golongan Obat
: Keras
4. Cara Pemberian
: Intravena
5. Pemerian
: Larutan jernih, tidak berwarna, bebas partikel asing dan steril
6. Formulasi
: Material
Quality
Dextrose Anhydrous, USP, 10% excess
55.00 g
Sodium Chloride, USP, 4% excess
9.33 g
Activated Charonal, NF
500 mg
Water for Injection, USP, QS to
1L
Zat Aktif: Dekstrosa Anhidrat Pemerian: Serbuk, putih sampai kekuningan Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air mendidih, mudah larut dalam air, larut dalam etanol mendidih, sukar larut dalam etanol.
Penetapan kadar : Larutan Persediaan Masukkan isi satu atau lebih wadah dosis garam oralit atau timbang seksama sejumlah isi dari satu wadah satuan ganda, setara dengan lebih kurang 20 g dekstrosa dalam labu tentukur 100 ml. Encerkan dengan air sampai garis tanda. Larutan uji
Masukkan 50,0 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 100 ml,
tambahkan 0,2 ml amonium hidroksida 6 N, encerkan dengan air sampai tanda. [Catatan simpan larutan persediaan untuk penetapan kadar natrium dan kalium, penetapan kadar klorida, bikarbonat dan sitrat]. Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada penetapan rotasi optik. Ukur rotasi sudut dalam tabung polimeter yang sesuai pada 25o. Hitung jumlah dalam g dekstrosa anhidrat C6H12O6 dalam wadah dosis satuan atau wadah yang digunakan atau dalam serbuk yang diambil dari wadah satuan ganda dengan rumus : 200 AR = (52,9 ) (𝑎𝑙)
52,7 adalah rotasi jenis dekstrosa anhidrat; a adalah rotasi hasil pengamatan yang telah dikoreksi, dalan derajat dan l adalah panjang tabung polarimeter, dalam dm. Jika yang dipakai dekstrosa monohidrat, hitung jumlah dekstrosa monohidrat, C6H12O6H2O dengan rumus yang sama dengan mengganti nilai rotasi jenis untuk dekstrosa monohidrat menjadi 47,9.
VIII. MENENTUKAN KADAR OBAT JADI Nama Obat Jadi: Otsu-D5 PROTAP METODE Larutan Infus 5%
ANALISA OBAT JADI
Nama Industri Farmasi :
Lembar ke: No Tanggal:
PT. Otsuka
1. Nama Obat Jadi
: Otsu-D5 Larutan Infus 5%
2. Bentuk Sediaan
: Injeksi
3. Golongan Obat
: Keras
4. Cara Pemberian
: Intravena
5. Pemerian
: Larutan jernih, tidak berwarna, bebas partikel asing dan steril
6. Formulasi
: Material
Quality
Dextrose Anhydrous, USP, 10% excess
55.00 g
Sodium Chloride, USP, 4% excess
9.33 g
Activated Charonal, NF
500 mg
Water for Injection, USP, QS to
1L
Injeksi Dekstrosa adalah larutan steril dekstosa dalam Air untuk injeksi. Mengandung dekstrosa C6H12O6H2O, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Injeksi dekstrosa tidak mengandung bahan mikroba. Baku Pembanding Endotoksin BPFI; [catatan bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi semua isi; larutan bisa digunakan selama 14 hari. Simpan larutan dan vial yang belum dibuka di lemari pendingin pH Antara 3,2 dan 6,5; lakukan penetapan menggunakan 100 ml zat yang telah ditambahkan 0,30 ml larutan jenuh kalium klorida P dan jika perlu encerkan
dengan air hingga kadar dekstrosa tidak lebih dari 5%. Penetapan Kadar Penetapan Kadar Injeksi Dekstrosa Pipet sejumlah volume injeksi setara dengan 2-5 g dekstrosa, masukkan dalam labu tentukur 100 ml. Tambahkan 0,2 ml ammonium klorida 6 N. Encerkan dengan air sampai tanda. Ukur rotasi optik dalam tabung polarimeter yang sesuai pada suhu 24o seperti tertera pada Penetapan Rotasi Optik dan Rotasi Jenis. Hitung persentase (g per 100 ml) dekstrosa C6H12O6H2O, dalam injeksi dengan rumus : 100 AR = (52,9 ) (198,17 ) 180,16
A adalah perbandingan bilangan 100 mm dibagi dengan panjang tabung polarimeter yang digunakan, dalam mm; R adalah rotasi yang dialami derajat; 100 adalah persentase; 52,9 adalah titik tengah tentang rotasi jenis dekstrosa anhidrat; 198,17 dan 180,16 berturut-turut adalah bobot molekul dekstrosa monohidrat dan dekstrosa monohidrat. Sumber: Farmakope Indonesia Edisi IV.
IX. UJI STABILITAS OBAT Protokol Uji Injeksi Dextrosa
No. Dok Berlaku
Disusun oleh Disetujui oleh
Mengganti No : Tanggal
Supervisor
Manager QC
QC
: Departemen QC
1. Cara Penyimpanan Dekstrosa atau glukosa memiliki daya tahan yang baik terhadap cahaya, namun dalam penyimpanan diusahakan terlindung dari sinar matahari. Dekstrosa tidak stabil terhadap suhu tinggi karena dapat terdegradasi menjadi 5-hidroksi-metil-furfural, yang akhirnya berubah menjadi asam lavulanik. Dekstrosa dapat disimpan pada suhu 2oC-25oC atau disimpan pada suhu kamar (tahan sampai 14 bulan) (McEvoy, 2002). Dekstrosa stabil pada pH 3,5 sampai 6,5 (Depkes RI, 1995). Jika pH terlalu asam akan menyebabkan terbentuknya karamel dan akan terdekomposisi dan berwarna coklat pada pH yang lebih basa (Kibbe, 2000).
2. Analiasis dipercepat Uji stabilitas ini dilakukan terhadap produk baru maupun produk yang sudah dipasarkan. Uji stabilitas mencakup uji stabilitas dipercepat (400 ± 20C/ 75% ± 5% RH) dan uji stabilitas jangka panjang (300 ± 20C/ 75% ± 5% RH)