ETIKA DAN DISIPLIN APOTEKER INDONESIA PERBEDAAN DAN HUBUNGAN ETIKA SERTA KAITANNYA DENGAN HUKUM PokokBahasan : Perbedaan dan hubungan etika dan moral Perbedaan moral dan hukum Sub Pokok Bahasan: Hubungan etika dan moral Hubungan etika, moral, dan hukum
• • • • • • • • • • • • • • • •
Lilis Marlina Sipayung Maria Ros Videlis Sitinjak Dewi Huluani Siregar Agustina Syahputri Damanik Raymond Rafael Barus Natalia Rodessy Nainggolan Bharata Samantha Putra Bella Mashitha Leisyah Fahmi Alhadi Wulur Hati Goran Martha Christina Pakpahan Aida Fitri Hasibuan Seri Pati Isma Nanda Tarfiani Rumia Lia Revina Br Sinaga Lolyta Fitri Mustanti Nathania Jeni Aksari
20180215001 20180215002 20180215003 20180215004 20180215005 20180215006 20180215007 20180215008 20180215009 20180215010 20180215011 20180215012 20180215013 20180215014 20180215015 20180215016
ETIKA
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethikos berarti kebiasaan, adat atau watak. Secara umum, etika berarti aturan atau prinsip atau cara berpikir pada sebuah kelompok tertentu yang menuntun tindakan kelom pok tersebut
Dikaitkan pada perilaku sebuah golongan atau kelas tertentu yang menganut budaya tertentu pula
Cakupan etika ini hanya menjangkau pada sebuah kelompok tertentu. Seperti misalnya etika yang dianut para profesional seperti dokter dan pengacara.
Etika profesional mengacu pada prinsip yang bertujuan untuk menentukan hak dan tanggung jawab para ilmuwan dalam hubungan antara mereka satu sama lain dan dengan pihak lain termasuk pengusaha, subjek penelitian, klien, mahasiswa, dan lain-lain
MORAL Moral berasal dari bahasa latin yaitu moralis, berarti karakter, tata cara atau perilaku yang tepat.
Penilaian terhadap suatu hal yang baik dan buruk. Keputusan baik dan buruknya suatu hal merupakan kesepakatan bersama dalam sebuah masyarakat atau kelompok tertentu.
Landasan penilaian biasanya adalah agama dan budaya yang dianut. Moral merupakan aturan untuk menjalani kehidupan yang baik.
Bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita katakan pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang itu berpegang pada nilai dan norma-norma yang tidak baik.
Hukum berfungsi sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat, sarana untuk mewujudkan keadilan sosial, penggerak pembangunan, fun
HUKUM Adalah himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa negara atau pemerintah secara resmi melalui lembaga atau institusi hukum untuk mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus dipenuhi oleh masyarakat.
Hukum berfungsi sebagai alat pengukur tertib hubungan masyarakat, sarana untuk mewujudkan keadilan sosial, penggerak pembangunan, fungsi kritis hukum. Hukum bertujuan untuk menjamu kepastian hukum dalam masyarakat, memberikan faedah bagi warga negara dan menciptakan keadilan ketertiban bagi warga negara.
Perbedaan Moral dan Hukum Menurut Gunawan Setiardja
Perbedaan Moral dan Hukum Menurut K. Bertens
Hubungan Etika dan Moral ETIKA
MORALITAS
Sistem Nilai
Etika
Moral
Bagaimana manusia harus hidup baik Adat Kebiasaan
Perilaku yang ajeg dan berulang Kebiasaan
Hubungan moral dengan etika sangat erat, mengingat etika membutuhkan moral sebagai landasan atau pijakan dalam melahirkan sikap tertentu. Hubungan keduanya adalah etika mencoba memberikan kriteria rasional bagi orang untuk menentukan keputusan atau bertindak dengan suatu cara diantara pilihan cara yang lain.
Ada persamaan antara etika dan moral, yaitu : • Objeknya adalah perbuatan manusia • Moral dan etika merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang, yang aktualisasinya dibutuhkan motivasi, pendidikan dan lingkungan yang mendukung. Sesuai dengan pernyataan Prof. Dr. Alaya Fransisco, bahwa penilaian etika dan moral bergantung pada pendidikan setiap individu, maka moral yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. • Acuannya pada ajaran tentang perbuatan, tingkah laku dan sifat yang baik. • Penilaian dan pandangan etika dan moral bergantung pada perkembangan bangsa (Terachir Luman) serta pada adat istiadat, kebudayaan dan agama setempat
• Merupakan aturan hidup manusia untuk mengangkat harkat dan martabatnya. Semakin buruk moral dan etika seorang manusia, maka semakin buruk pula kualitas kemanusiaannya.
Mengapa Etika dan Moral penting pada diri seorang Farmasis? • Sebut saja Kasus Penyalahgunaan Narkoba oleh salah seorang Artis Indonesia awal tahun 2013 lalu, dalam kasus tersebut ditemukan zat baru bernama methylone atau katinon derivative, Pakar Farmasi-Kimia Badan Narkotika Nasional (BNN), Kombes Mufti Djusnir mengungkapkan, perkembangan jaringan narkotika internasional tak lepas dari peran Ahli Farmasi-Kimia. Pasalnya, Peracikan zat narkotika, terutama yang berjenis amphetamin, tak mungkin dilakukan oleh orang biasa, tetapi oleh profesional, ia juga mengungkapkan, dari pengalamannya mengungkap beberapa kasus, sang peracik tidak terjun langsung dalam aktifitas pabrik. Mereka biasanya bekerja dari jarak jauh dengan hanya menginstruksikan apa saja bahan yang dicampurkan ke dalam racikan narkoba tersebut. Penemuan zat baru seperti methylone atau katinon derivative pun menegaskan bahwa, sindikat narkotika dipastikan menggunakan orang-orang yang ahli dalam meracik senyawa berbahaya ini (Ahli Farmasi-kimia berperan dalam Sindikat narkoba, Fabian Januarius Kuwado, megapolitan.kompas.com).
Hubungan Etika, Moral, dan Hukum • Etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. • Hukum merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat yang memiliki etika dan moral didalamnya. • Hukum berperan sebagai `penjaga` agar etika dan moral dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik. Apabila terjadi pelanggaran terhadap etika dan moral maka hukum akan berperan sebagai pemberi sanksi. • Sebenarnya etika, moral, dan hukum terdapat hubungan yang cukup erat. Karena antara satu dengan yang lain saling mempegaruhi dan saling membutuhkan. Kualitas hukum ditentukan oleh etika. Karena itu hukum harus dinilai/diukur dengan etika moral. Etika juga membutuhkan hukum, etika akan mengambang bila tidak dikukuhkan, diungkapkan dan dilembagakan dalam masyarakat.
Contoh kasus: • Mr. X, seorang pasien berusia 90 tahun di salah satu rumah sakit, diresepkan hanya satu tablet methotrexate setiap minggu. Namun, seorang apoteker Y memberikannya satu blister sehingga Mr. X mengonsumsi tujuh tablet dalam satu minggu. Y kemudian menemukan ada kesalahan ketika asisten apoteker meletakkan 1,5 tablet methotrexate di tempat penyimpanan obat untuk dosis harian. Meskipun ia telah meminta asisten apoteker untuk mengeluarkan tablet kelebihannya, ia tidak memeriksa kembali obat yang diberikan. Tiga minggu kemudian, pasien mengeluhkan infeksi parah dan meninggal pada bulan Juni tahun lalu.
Permasalahan: • Apoteker salah memberikan resep methotrexate yang seharusnya di konsumsi satu tablet dalam seminggu dan tidak memeriksa kembali apakah resep tersebut sesuai atau tidak • Pelanggaran Etika • Peraturan Menteri Kesehatan nomor 922/Menkes/Per/X/1993 • Pelanggaran undang-undang: Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen • Kode Etik Apoteker Pasal 7 • Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya • PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 3 • Pekerjaan Kefarmasian dilakukan berdasarkan pada nilai ilmiah, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, dan perlindungan serta keselamatan pasien atau masyarakat yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi yang memenuhi standar dan persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan • Pasal 21(2) Penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker