BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies mengklasifikasikan kehidupan masyarakat menjadi dua jenis yang ia namakan Gemeinschaft dan gesellschaft. Gemeinschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat pribadi, statis, dan rasional, seperti dalam kehidupan rumah tanngga; sedangkan gesellschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat pribadi, dinamis, dan rasional, seperti pergaulan di kantor atau dalam organisasi. Karena dalam kehidupan masyarakat itu terbagi atas berbagai gologan dan lapisan, menimbulkan perbedaan status social, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya, semua itu menjadi hambatan dalam berkomunikasi dan inilah yang termaksud dalam hambatan Hal di atas merupakn hal yang menghambat komunikasi dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat menghambat komunikasi. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas lebih jelas lagi mengenai hal-hal yang dapat menghambat komunikasi.
B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu guna memenuhi tugas dari salah satu dosen pembimbing mata kuliah Seminar yang diberikan kepada kelompok kami guna membahas tentang hal-hal yang dapat menghambat komunikasi,agar terjalinnya komunikasi yang baik.
C. Manfaat Makalah ini dapat menjadi sumber bacaan bagi kita guna menambah dan memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan kita mengenai hal-hal atau factor-faktor yang menjadi penghambat komunikasi.
1
BAB II PEMBAHASAN A. FAKTOR – FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI a. Pengertian komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, dalam pengertian di sini tidak ada hubungannya dengan partai komunis pada kegiatan politik. Communis dalam komunikasi adalah sama, maksudnya adanya kesamaan makna mengenai sesuatu hal. b. Beberapa Faktor Penghambat komunikasi adalah : 1.
Tidak adanya konsekwensi timbal-balik. Komunikasi terjadi sebagai konsekuensi dari
hubungan sosial masyarakat, baik komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih. Karena terjadinya hubungan maka timbul interaksi di dalamnya. 2.
Kurangannya pemahaman terhadap permasalahan. Dalam berkomunikasi mungkin kita
menginginkan sebuah hasil atau lebih dari beberapa kemungkinan yang diperoleh, yaitu; pemahaman atas apa yang disampaikan, pengaruh sikap, hubungan yang semakin baik dan menimbulkan tindakan yang diinginkan. 3.
Hambatan Sosio-antro-psikologis
adalah hambatan yang terjadi dalam konteks situasional, dalam hal ini seorang komunikator (penyampai pesan) harus mampu memperhatikan situasi ketika komunikasi sedang dilangsungkan, sebab situasi akan sangat berpengaruh terhadap proses komunikasi terutama pada faktor: Sosiologis-antro-psikologis. 4.
Hambatan Semantis
Hambatan sematis adalah hambatan yang terjadi di dalam diri komunikator, yaitu menyangkut bahasa yang digunakan sebagai alat penyampaian pesannya. Gangguan semantis bisa menyebabkan salah tafsir yang pada akhirnya akan mengakibatkan salah komunikasi. 5.
Hambatan Mekanis
Hambatan mekanis adalah hambatan yang banyak dijumpai pada media yang digunakan dalam berkomunikasi, misalkan pada telepon, televisi, dan radio yang sinyalnya terganggu dan lain sebagainya.
2
6.
Hambatan Ekologis
Hambatan ekologis adalah hamatan yang disebabkan oleh lingkungan dimana proses komunikasi sedang dilangsungkan. Jadi hambatan tersebut datangnya karena lingkungan. Misalnya; ketika sedang asik mengobrol di sebuah café, terdengar suara riuh kendaraan, ketika sedang berpidato terjadi hujan besar dan lain sebagainya. Agar tidak terjadi gangguan ekologis seorang komunikator harus terlebih dahulu menyiapkan antisipasi atau memikirkan dengan matang di mana komunikasi akan dilaksanakan. 7.
Kejelasan topik dan tema yang kadang tidak terfokus.
Komunikan akan mengambil inisiatif sesuai dengan apa yang ia duga yang belum tentu sesuai dengan maksud komunikator. Dalam pidato-pidato kenegaraan khususnya, komunikasi semantis harus jelas dan tegas dengan memilih kalimat-kalimat yang mengandung persepsi yang jelas dengan susunan kalimat yang logis c. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi secara personal 1. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi. Kurang cakap dalam berbicara (terutama di depan umum), berbicara tersendat-sendat, menyebabkan pendengar menjadi jengkel dan tidak sabar. 2. Sikap yang kurang tepat. Seorang dosen yang sedang memberi kuliah sambil duduk diatas meja sehingga akan memberi kesan yang kurang baik bagi mahasiswa. 3. Kurang pengetahuan. Seorang yang kurang pengetahuannya, jarang membaca atau mendengar radio atau televisi, akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembicaraan orang lain. 4. Jarak fisik Komunikasi menjadi kurang lancar bila jarak komunikan dan komunikator berjauhan ataupun terlalu berdekatan. 5. Tidak ada persamaan persepsi Adanya perbedaan sudut pandang antar komunikator dan komunikan dalam satu diskusi menyebabkan berjalannya diskusi tidak sejalur atau tidak memiliki kesepahaman yang sama. 6.
Indera yang rusak
7. Berbicara yang berlebihan. Berbicara berlebihan seringkali akan mengakibatkan penyimpangan dari pokok pembicaraan 8. Mendominir pembicaraan 3
B. MENGAPA KOMUNIKASI BISA GAGAL a. Perbedaan Persepsi Ini adalah salah satu hambatan komunikasi yang umum dijumpai. Perbedaan bahasa sering kali berkaitan erat dengan perbedaan dalam persepsi individu. Cara mengatasi perbedaan persepsi dan bahasa pesan harus dijelaskan sehingga dapat dipahami oleh penerima yang mempunyai pandangan berbeda. b. Reaksi Emosional Reaksi emosional mempengaruhi cara kita memahami pesan orang lain dan cara kita mempengaruhi orang lain dengan pesan kita sendiri. Jika kita berada pada lingkungan yang mengancam kekuasaan kita, maka kita akan memberikan reaksi dengan mempertahankan diri atau agresif. Pendekatan terbaik untuk berhubungan dengan emosi adalah menerimanya sebagai bagian dari proses komunikasi dan mencoba untuk memahaminya ketika emosi menimbulkan masalah. c. Ketidakkonsistenan Komunikasi Verbal dan Nonverbal Kita sering berpendapat bahasa lisan dan tulisan sebagai medium utama komunikasi, tetapi pesan yang kita kirimkan dan kita terima amat dipengaruhi faktor nonverbal seperti, gerkan tubuh, pakaian, ekspresi wajah, gerakan mata, dan sentuhan badan. Kunci untuk menghilangkan ketidak konsistenan dalam komunikasi adalah mewaspadai dan berjaga-jaga agar komunikasi nonverbal selaras dengan pesan verbal.
George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu : 1. Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar. 2. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya. 3. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.
4
4. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian. 5. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung. 6. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya. 7. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya. Itulah beberapa hal yang dapat menghambat terjadinya komunikasi yang efektif. dari anekdot tadi dapat kita lihat bahwa kata “nyanyi” di artikan berbeda antara si nenek dengan si cucu. Nenek mengartikan kata nyanyi dengan arti sebenarnya, sedangkan si cucu, -karena telah biasa menggunakan kata nyanyi untuk buang air kecil-, mengartikan “nyanyi” sebagai buang air kecil. Semoga kita bisa meminimalisir hambatan-hambatan tersebut, sehingga komunikasi yang efektif bisa terjadi.
5
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Banyak sekali hal-hal dan faktor-faktor yang dapat menghambat komuikasi.Tetapi pada umumnya hal-hal yang dapat menghambat komunikasi diantaranya yaitu: Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi, Sikap yang kurang tepat, Kurang pengetahuan, Kurang memahami sistem social, Prasangka yang tidak beralasan, Jarak fisik, Tidak ada persamaan persepsi, Indera yang rusak, Berbicara yang berlebihan, Mendominir pembicaraan.
B. Saran Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
6
DAFTAR PUSTAKA Effendy. O. U. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1992 Tierney Elizabeth. 101 Cara Berkomunikasi Lebih Baik. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2003. http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas http://mikeprastiwi.blogspot.com/2009/05/media-pembelajaran.html
7