Kelompok 1 (termodinamika).docx

  • Uploaded by: akbar akbar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 1 (termodinamika).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,415
  • Pages: 21
MAKALAH THERMODINAMIKA MATA KULIAH : FISIKA KESEHATAN

Disusun oleh : 1.

A. DEVI YULIASTUTI ASIS

2.

ADE SAVITRI LATIEF

3.

AGUS KURIAWAN

4.

ALDA PRATIWI

5.

ANDI CICU AULIAH SARI AHMAD

6.

ANDI FITRIANI

7.

ANDI PUJI MUTIARASARI

8.

ANDI SRY UTHARI RALA

9.

ARDIANSYAH PUTRA SARIFUDDIN

10.

BURHAN B

PENGAJAR : dr. H.Ramli yusuf, M.Kes.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai tugas kuliah fisika kesehatan. Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik dari sebelumnya. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing mata kuliah fisika kesehatan atas nama Bapak dr, H. Ramli yusuf, M.Kes. atas bimbingan, dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini sebagai tugas di awalsemester mata kuliah fisika tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang diharapkan. Kami mengucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dari semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Pada dasarnya makalah ini kami sajikan khusus untuk membahas tentang Hukum Terodinamika. Untuk lebih jelas simak pembahasan dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bias memberikan pengetahuan yang mendalam tentang termodinamika kepada kita semua. Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk memperbaiki makalah kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimakasih.

Parepare, 15 September 2016

Tim Penyusun Kelompok 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1 A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1 B. Tujuan ....................................................................................................................................... 2 C. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 3 A. Pengertian Termodinamika ...................................................................................................... 3 1. Konsep Dasar dalam Termodinamika .......................................................................... 4 2. Usaha Luar ......................................................................................................................... 5 3. Energi Dalam .................................................................................................................... 6 4. Kalor ................................................................................................................................... 6 5. Proses Termodinamika ................................................................................................... 7 B. Hukum- HukumTermodinamika ............................................................................................. 10 C. Thermometrik ...................................................................................................................... 14 BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 17 A. Kesimpulan ............................................................................................................................. 17 REFERENSI ........................................................................................................................................... 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan') adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal. Termodinamika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari temperatur, panas, dan pertukaran energi. Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai fenomena fenomena energy yang berubah ubah akibat adanya pergiliran panas dan usaha yang dilakukan. Menurut sejarahnya, semula termodinamika merupakan ilmu pengetahuan yang merangkaikan kalor dengan usaha mekanik. Tetapi ilmu ini berkembang. meraih bidang-bidang di luar mekanik. Pada tahap perkembangan sekarang, termodinamika merupakan akar bagi berbagai cabang ilmu pengetahuan alam. Termodinamika mempunyai penerapan praktis dalam semua bidang IPA dan teknologi seperti halnya dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, dan hubungan dengan cuaca sampai memasak. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada di sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika taksetimbang. Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik. Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.

B. TUJUAN Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan tindakan asuhan yang harus perawat lakukan sesuai dengan ilmu fisika.Serta memberi tahu tentang peran dan fungsi ilmu fisika tepatnya ilmu termodinamika dan temperature suhu dalam keperawatan.

C. RUMUSAN MASALAH

1.

Pengertian Termodinamika ?

2.

Jenis dan macam-macam thermometer ?

3.

Hukum-Hukum Termodinamika ?

4.

Menjelaskan Jenis-jenis termodinamika?

5.

Pengertian thermometrik ?

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TERMODINAMIKA Kata "termodinamika" berasal dari bahasa Yunani thermos (kalor/panas) dan dynamis (Perubahan). Termodinamika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari usaha dan kalor pada suatu sistem dan lingkungan. Sistem

: Yaitu objek ataupun benda yang menjadi bahan pengamatan dalam termodinamika

Lingkungan

: Lingkungan dalam termodinamika adalah tempat ataupun posisi dimana uatu system itu berada .

Contoh : Bola besi dan air adalah merupakan sistem yang diamati Udara luar adalah lingkungannya. Aliran kalor antara bola besi panas dan air dingin. Ketika bola besi tersebut dimasukkan ke dalam air. Bola besi dan air disebut sistem karena kedua benda tersebut menjadi objek pengamatan dan perhatian Anda. Adapun, wadah air dan udara luar disebut lingkungan karena berada di luar sistem, tetapi dapat memengaruhi sistem tersebut. Dalam pembahasan termodinamika, besaran yang digunakan adalah besaran makroskopis suatu sistem, yaitu tekanan, suhu, volume, entropi, kalor, usaha, dan energi dalam. Termodinamika hanya mempelajari besaran-besaran yang berskala besar (makroskopis) dari sistem yang dapat diamati dan diukur dalam eksperimen. Besaranbesaran yang berskala kecil (mikroskopis) dipelajari dalam Teori Kinetik Gas (Kinetic Theory of Gas) atau Fisika Statistik (Statistical Physics). Besaran makroskopis suatu sistem, yaitu tekanan, suhu, volume, entropi, kalor, usaha, dan energi dalam.  TIGA MACAM SISTEM : 1. Sistem terbuka Suatu sistem dimana dapat terjadi pertukaran massa atau materi dan energi sistem dengan lingkungannya. Contoh : kopi panas dalam gelas terbuka, akan melepaskan panas dan uap air ke lingkungannya.

2. Sistem tertutup Suatu sistem dimana hanya dapat terjadi pertukaran energi dengan lingkungannya tetapi tidak dapat terjadi perpindahan materi atau massa. Contoh : kopi panas dalam gelas tertutup dapat melepaskan panas ke lingkungannya tetapi tidak ada uap air yang hilang. 3. Sistem terisolasi Suatu sistem dimana tidak dapat terjadi perpindahan materi atau massa maupun energi ke lingkungannya. Contoh : Air atau kopi yang berada dalam termos.

1. KONSEP-KONSEP DASAR TERMODINAMIKA Termodinamika mempelajari hubungan antara panas, kerja dan energi serta perubahan-perbahan yang diakibatkannya terhadap sistem Sistem kesetimbangan dalam termodinamika 1. Kesetimbangan termal Keseimbangan ini akan terjadi jika tidak ada perpindahan kalor dalam sistem atau antara sistem dengan lingkungannya. Artinya semua temperatur dalam sistem harus sama. Kesetimbangan termal tercapai bila dua benda atau sistem mencapai suhu yang sama dan berhenti untuk bertukar energi melalui panas. Ketika dua benda ditempatkan bersama-sama, objek dengan energi panas-lebih akan kehilangan energi ke objek dengan energi panas yang lebih sedikit. Akhirnya, suhu mereka akan sama dan mereka akan berhenti pertukaran energi panas sebagai objek tidak lebih hangat atau lebih dingin dari yang lain. Pada titik ini, mereka berada dalam keadaan kesetimbangan termal. Contoh : jika kita ingin memperoleh air hangat, kita bisa mencampur air panas dengan air dingin. Kita bisa mengatakan air panas memiliki suhu tinggi sedangkan air dingin memiliki suhu yang lebih rendah. Setelah dicampur, perlahan-lahan air panas menjadi dingin (suhu air panas menurun), sebaliknya air dingin menjadi hangat (suhu air dingin meningkat). Beberapa saat kemudian, campuran air panas dan air dingin berubah menjadi air hangat. Adanya air hangat menunjukkan bahwa suhu campuran air panas dan air dingin telah sama. Ketika campuran air panas dan air dingin mencapai suhu yang sama, keduanya dikatakan berada dalam keseimbangan termal.

2. Kesetimbangan mekanik Yaitu adanya keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada sistem itu sendiri (bisanya disebut juga sebagai interior) atau antara sistem dengan lingkungannya. kesetimbangan yang terjadi apabila tekanan di setiap titik di dalam sistem mempunyai harga yang konstan. Keseimbangan gaya, bisa dalam bentuk akibat gravitasi, listrik, dan lainnya. Dengan kata yang mudah dapat dikatakan, bahwa semua gaya-gaya yang bekerja harus memiliki resultan sama dengan nol. 3. Kesetimbangan material Keseimbangan ini terjadi jika tidak ada reaksi kimia yang terjadi lagi dalam sistem seperti difusi maupun pelarutan, walau dalam kecepatan yang lambat sekalipun. Bila semua persyaratan kesetimbangan telah terpenuhi maka sistem dikatakan dalam kesetimbangan termodinamik,dalam kondisi ini jelas tidak ada perubahan keadaan baik sistem maupun lingkungannya.Kebalikannya bila dalam syarat kesetimbangan tersebut salah satu saja tidak terpenuhi maka sistem dikatakan dalam keadaan tidak setimbang. Contoh : Kesetimbangan dalam sistem gas-gas Contoh: 2SO2(g) + O2(g) ↔ 2SO3(g) Kesetimbangan dalam sistem larutan-larutan Contoh: NH4OH(aq) ↔ NH4+(aq) + OH- (aq)

2. Usaha Luar Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan (dipanaskan) atau kalor dikurangi (didinginkan) terhadap sistem. Jika kalor diterapkan kepada gas yang menyebabkan perubahan volume gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut. Usaha yang dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2 pada tekanan p konstan dinyatakan sebagai hasil kali tekanan dengan perubahan volumenya.

W = p∆V= p(V2 – V1) Gas dikatakan melakukan usaha apabila volume gas bertambah besar (atau mengembang) dan V2 > V1. Sebaliknya, gas dikatakan menerima usaha (atau usaha dilakukan terhadap gas) apabila volume gas mengecil atau V2 < V1 dan usaha gas bernilai negatif.

3. Energi Dalam Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik. Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik ratarata dari seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan perubahan energi dalam gas. Perubahan energi dalam: ∆𝑈 = 𝑈2 − 𝑈1 Keterangan:   

∆𝑈 ∶ Perubahan energi dalam (Joule) : U2 : Energi dalam pada keadaan akhir (Joule) U1 : Energi dalam pada keadaan awal (Joule)

Perhitungan energi dalam : 3

Gas monoatomik : ∆𝑈 = 𝑛 × 𝑅 × ∆𝑇 2

Gas diaatomik

: ∆𝑈 =

5 2

𝑛 × 𝑅 × ∆𝑇

Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).

4. KALOR Kalor mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah, dan akan berhenti hingga suhu kedua benda sama. Kalor adalah energi yang berpindah akibat adanya perubahan suhu. Misalnya kalau kita mencampur air panas dengan air dingin, biasanya kalor mengalir dari air panas menuju air dingin. Kalor berhenti mengalir jika campuran air panas dan

air dingin telah berubah menjadi air hangat. Biasanya kalor mengalir dengan sendirinya dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran kalor cenderung menyamakan suhu benda yang bersentuhan.

5. PROSES TERMODINAMIKA Prose termodinamika adalah operasi yang menyebabkan keadaan sistem berubah. Ada beberapa jenis proses termodinamika : 1. Proses Isotermik

Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆U = 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W). Persamaan : Gas ideal : Pv = nRT P=

𝑛𝑅𝑇 𝑉

𝑝2 × 𝑉2 = 𝑝1 × 𝑉1 Atau 𝑣2 𝑑𝑉

𝑊 = 𝑛 × 𝑅 × 𝑇 ∫𝑣1

𝑉

2. Proses Isobarik

Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku : 𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊 𝑄 = ∆𝑈 + 𝑃(𝑉2 − 𝑉1) Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai 𝑊 = 𝑃 × ∆𝑉 𝑉2 𝑉1 = 𝑇2 𝑇2

3. Proses Isokhorik

Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang

diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.

Q V = ∆U ∆𝑈 = 𝑈2 − 𝑈1 = 𝑄 𝑃2 𝑃1 = 𝑇2 𝑇1

4. Proses Adiabatik

Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U). Perubahan energi dalam Δ U dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem (Q) dan kerja yang dilakukan oleh sistem (W) dan tidak tergantung pada proses yang terjadi.

Keterangan : delta U = Perubahan energi dalam Q = Kalor W = Kerja

B. Hukum-hukum Termodinamika Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu: I.

Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. II.

Hukum Pertama Termodinamika

KETERANGAN :

+Q , Jika = Q> 0 -Q, Jika = Q<0 +W , Jika = W>0 -W, Jika = W<0 Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. “Energi tidak dapat di ciptakan atau dimusnahkan melainkan hanya bisa diubah ke bentuk yg lain”. Berdasarkan hukum tersebut terbukti bahwa Kalor yang diserap suatu sistem , melainkan oleh sistem kalor diubah menjadi usaha (W) atau energi lainnya. Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas), sebaliknya jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu akan berkurang (sistem akan terlihat mengerut dan terasa dingin) . Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan menglami perubahan energi dalam.

Dengan demikian dapat dikatakan energi untuk bekerja sebesar : E = Q - W

atau,

Q = E - W

Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai : Q = W + ∆U Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆U adalah perubahan energi dalam. CONTOH : Jika suatu benda (mis krupuk), dpanaskan atau digoreng yang berarti diberi kalor, krupuk akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha dan benda akan bertambah panas yang berarti mengalami perubahan energi dalam (U)

III.

Hukum kedua Termodinamika

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

Bunyi hukum II termodinamika dalam pernyataan aliran kalor: “Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”; hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor“. Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah

proses alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin besar".  Mesin Kalor Alat yang digunakan untuk mengubah energi panas menjadi energi mekanik. Mesin ini menyerap energi Q1 dari benda bersuhu tinggi, sebab benda yg bersuhu rendah akan secara spontan meneyrap energi tersebut. Benda bersuhu rendah dinyatakan mempunya energi sebesar Q2.

 Mesin Pendingin

Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu rendah ke yg tinggi dengan melakukan usaha pd sistem. 𝑇2

Cp = 𝑇1−𝑇2

𝑊

Efisiensi = 𝑄𝑖 = 1 −

III.

𝑄𝑂 𝑄1

Hukum ketiga Termodinamika Hukum ini menyatakan bahwa pada suhu 0 derajat K (-273 derajat C), sistem ada dalam kondisi diam atau statis. Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna .

 ENTROPI

1. Besaran termodinamika yang menyertai perubahan setiap keadaan dr keadaan awal hingga keadaan akhir sistem. 2. Menyatakan ukuran ketidakteraturan sistem 3. Sistem yg memiliki entropi tinggi berarti sistem tersebut makin tdk teratur.

C.

THERMOMETRIK

Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan menggunakan indra peraba merupakan penilaian yang subyektif serta tidak alamiah. Pengamatan secara itu disebut pengamatan yang kwalitatif yang justru dapat menyesatkan. Misalnya seseorang mencelupkan tangannya ke dalam air suam akan menilai air itu hangat, apabila orang tersebut sebelumnya telah mencelupkan tangannya ke dalam air dingin. Sebaliknya akan terasa dingin apabila sebelumnya tangannya telah dicelupkan dalam air yang lebih hangat. Untuk menghindari penilaian yang subyektif perlu adanya penilaian yang kwantitatif. Justru ini perlu adanya alat ukur dan satuan standar. Alat

yang dipakai untuk pengukuran suhu tersebut disebut Termometer, prinsip dasar dari alat ukur ini ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperatur. Contoh : termometer air raksa dan thermometer alkohol. Air raksa mempunyai batas muai dan titik uap tertentu yait pada -40˚C air raksa akan membeku dan titik uap akan berkisar diatas 360˚C sehingga perlu ada metoda lain/ alat lain untk mengkur suhu suatu benda.

1. Macam-macam Termometer :

a.

Termometer air raksa/alkohol

b.

Termometer tahanan (termistor termometer)

c.

Termometer elemen (termocouple)

d.

Termometer optik

e.

Termometer gas yang bervolume tetap

Dalam bidang kedokteran penggunaan termometer air raksa/alkohol sangat populer a. Termometer air raksa Alat ini terkulis pada (Gb. 97). Termometer ini terdiri dari bola gelas A berdinding tipis. Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa kapiler B. Air raksa mengisi bola A dan sedikit pada pipa kapiler B. Antara pipa kapiler dan bola A terdapat suatu penyempitan. Tujuannya agar supaya air raksa setelah memuai, tidak mudah kembali ke keadaan semula. Untuk mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat skala yang digoreskan pada dinding pipa tersebut. Pada dinding belakang yang berlawanan dengan skala, di sebelah luarnya ruangan terdapat/diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran skala lebih tajam. Untuk lebih jelasnya dibuat potongan penampang lintang pipa kapiler dari sebuah termometer.

b. Termometer Tahanan (Resistance Termometer) Termometer ini merupakan salah satu dari termometer elektronik yang menggunakan termistor. Termistor merupakan elemen semi konduktor yang mempunyai berbagai variasi tahanan terhadap temperatur. Termistor ini terdiri dari kawat halus platina yang dililitkan pada kerangka mika kemudian dimasukkan ke dalam tabung gelas yang berdinding tipis sebagai pelindung. Rangkaian termometer ini merupakan rangkaian Jembatan Wheaston. Termometer tahanan ini sangat peka mengukur suhu sampai ketelitian 0,001˚C. Daerah kur 250˚C sampai 1.760˚C Pada rangkaian Jembatan Wheaston ini diusahakan agar tidak ada arus yang melewati galvanometer. Dengan adanya perubahan tegangan pada galvanometer dapat diketahui berapa besarnya temperatur. Ketelitian termistor ini dapat mengukur 0,001˚C.

c. Termokoupel Dasar termokoupel dalam pengukuran suhu (Thermoelectric thermometry) dikemukakan oleh Seebeck (1821), beliau mengamati suatu gaya gerak listrik (electro motive force) yang timbul pada hubungan dua logam yang berbeda (Gb. 101). Fenomena ini terjadi oleh karena ada dua efek yang timbul secara independen.  Efek primer : Dijumpai oleh Peltier yaitu adanya gaya gerak listrik oleh karena hubungan dua buah logam yang berbeda dan perbedaan temperatur antara dua buah sambungan . Gaya gerak listrik Peltier berbanding lurus dengan perbedaan temperatur antara dua buah sambungan.  Efek sekunder : Dicetuskan oleh Thomson (Lord Kelvin) yaitu gaya gerak listrik timbul oleh karena adanya gradient temperatur sepanjang setiap konduktor. Gaya gerak listrik Thomson berbanding lurus dengan perbedaan antara kwadrat temperatur absolut (T1 dan T2).

d. Pyrometer optik Pyrometer optik diarahkan ke tungku pembakaran yang sedang nyala, kemudian lampu dinyalakan. Nyala lampu diatur sedemekian rupa sehingga sesuai dengan nyala tungku. Berdasarkan skala suhu yang diketahui, kemudian skala pada amperemeter disesuaikan dengan skala suhu. e. Termometer gas bervolume konstan Contoh tampak ruangan C berisikan gas hidrogen atau helium. Tekanan gas itu dapat diukur dengan manometer air raksa AB. Jika suhu di ruangan C naik maka volume gas mendesak air raksa pada pipa B dan di pipa A tampak air raksa ke atas. Dengan mengatur pipa karet D diusahakan agar kedudukan air raksa di kolam B pada kedudukan semula. Jadi volume gas tetap konstan.

f. Skala Temperatur Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan skala Celcius, titik es diberi harga 0˚C suhu pada titik uap diberi 100˚C. Untuk keperluan bidang ilmu pengetahuan diperlukan skala lain yaitu skala Kelvin. Sekarang ini titik tripel dipakai sebagai titik acuan baku yaitu 0,01˚C (273,16 K).

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Termofisika adalah alat untuk menunjukkan suhu suatu system thermometer yang sering dipakai yaitu termomnerter klinik dari 32-45̊C dan punya titik Termodinamika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari temperatur, panas, dan pertukaran energy beserta perubahannya dan hubungannya antar sifat-sifat fisis materi. Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer,prinsip dasar dari alat ukur ini ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperature.contoh : thermometer air raksa dan thermometer alcohol.

REFERENSI

http://termodinamik4.blogspot.co.id/2014/01/materi-termodinamika.html http://www.slideshare.net/purnomodrs/termodinamika-15834797 http://www.slideshare.net/fadeliaselvonia/termodinamika-kelompok-6-16916880 http://www.slideshare.net/hendriapriliyan/hukum-termodinamika-123 http://www.slideshare.net/jajakustija/termodinamika-38060163 http://www.slideshare.net/agungtobing/termodinamika-10424315 http://yuzaor.blogspot.co.id/2015/11/makalah-termofisiska-dalam-keperawatan.html https://teguhsasmitosdp2c.wordpress.com/2011/04/19/termodinamika/ http://pusaka-plus.blogspot.co.id/2011/11/fisika-kesehatankedokterankeperawatanke.html http://odimirakoyukieto.blogspot.co.id/2011/06/makalah-kimia-fisik-termodinamika.html http://agungadiaryono.blogspot.co.id/2011/12/panaskalorthermodinamikafisika.html#.V93 ao0_x7IU http://alcmuthya.blogspot.co.id/2014/10/makalah-termofisika-termodinamika.html

Related Documents

Kelompok 1
July 2020 22
Kelompok 1
June 2020 33
Kelompok 1
November 2019 43
Kelompok 1
June 2020 21
Kelompok 1
April 2020 26
Kelompok 1
November 2019 41

More Documents from "Mohammad Adhin"

Kalibrasi Berkas Foton
November 2019 38
Makalah (bblr).docx
April 2020 30
Overdosis Herman Hidayat
August 2019 31
A.pdf
November 2019 43