Materi yang telah ditambahkan 1. Penatalaksanaan BBLR 2. Upaya pencegahan BBLR 3. Upaya pengobatan dan perawatan BBLR
I
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK “BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)"
PEMBIMBING : Ns. ZULHARMASWITA, Sp.Kep.An.
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1; II.A 1. AFRIWANDA 2. AYU NELVAL SARI
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG PRODI D-III KEPERAWATAN SOLOK T.A 2018/2019
II
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas keperawatan anak. Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada kekurangan baik dalam isi maupun penyajian. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun penyempurnaan penulisan ini. Akhirnya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,semoga Allah Swt memberikan kemudahan kepada semua yang ikut serta dalam meluangkan waktu pikirannya dalam penyusunan makalah ini, penulis juga berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Amin…
Solok, Januari 2019
Penulis
III
DAFTAR ISI
Materi yang telah ditambahkan .................................................................................................. I KATA PENGANTAR ............................................................................................................. III DAFTAR ISI............................................................................................................................IV BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1 B. TUJUAN ......................................................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................................ 2 A. PENGERTIAN ............................................................................................................... 2 B. ETIOLOGI ...................................................................................................................... 2 C. GEJALA KLINIS ........................................................................................................... 3 D. PATOFISIOLOGI........................................................................................................... 4 E. KOMPLIKASI ................................................................................................................ 4 F.
BAGAN WOC ................................................................................................................ 6
G. PENATALAKSANAAN BBLR .................................................................................... 7 H. UPAYA PENCEGAHAN BBLR ................................................................................... 7 I.
UPAYA PENGOBATAN DAN PERAWATAN BBLR ............................................... 7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS ................................................................ 10 A. PENGKAJIAN .............................................................................................................. 10 a.
PEMERIKSAAN FISIK ............................................................................................... 10
B. ANALISIS DATA ........................................................................................................ 10 C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL .............................. 11 D. INTERVENSI KEPERAWATAN................................................................................ 11 BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 13 A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 13 B. SARAN ......................................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 14
IV
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makananpun kurang. Namun kejadian BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian BBLR dapat saja terjadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup. Hal ini dapat berkaitan dengan paritas, jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan pelayanan antenatal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan moralitas, morbilitas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. B. TUJUAN Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar penulis dapat mengetahui apa itu Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR), bagaimana perjalanan penyakit BBLR dan bagaiamana intervensi keperawatan dari penyakit BBLR sesuai dengan diagnosa keperawatan yang didapatkan.
1
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. PENGERTIAN Berat badan bayi lahir rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki bera badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. 1. Prematuritas murni Prematuritas murni ini bahwa neonatus dengan usia kehamilan yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai bera badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau dapat dikenal dengan nama neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan. 2. Dismaturitas Dismaturitas merupakan bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan.
B. ETIOLOGI 1. Faktor ibu a. Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan pnterpartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut. b. Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan mulai gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun. c. Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah. d. Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alcohol dan obat pecandu narkotik. 2. Faktor Janin Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
2
3. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan diantaranya tempat tinggal di daratan tinggi radiasi dan zat-zat tertentu. C. GEJALA KLINIS 1. Berat badan sama dengan atau kurang dari2500 gram 2. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 45 cm 3. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33cm 4. Jaringan lemak sub kutan tipis atau kurang 30 cm 5. Tulang rawan daun telinga belum tumbuh sempurna 6. Tumit mengkelap , tapak kaki halus 7. Alat kelamin pada bayi lakilaki pikmentasi dan rogue pada skrotum kurang . 8. Testis belum turun dalam skortum . untuk perempuan klitoris menonjol labior minora belum tertutup oleh labia mayora. 9. Tonis otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan gerakan lemah 10. Fungsi saraf yg belum atau kurang matang , mengakibatan reflek hisap , menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif , dan tangisannya lemah. 11. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang . 12. Vernik asoisa tidak ada atau sedikit
3
D. PATOFISIOLOGI Secara umum bayi bbrl ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan
(prematur) disamping itu juga disebab kan dismaturitas .artinya bayi
lahir cukup bulan(usia kehamilamn 38 minggu), tapi berat badan ( BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya yaitu, tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik di perlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir nomal. Kondisi kesehatan yang baik ,sistem reproduksi normal, menderita sakit dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu
dengan kondisi kehamilannya
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR visilitas yang rendah dan kematian yang tingi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia (Ngastiyah, 2005). Ibu hamil pada umumya mengalami deplesi atau penyusutan besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janinyang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus ,cacat bawaan dan BBLR. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian parinatal secara bermkna lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan premature juga lebih besar (Nelson,2010). E. KOMPLIKASI Komplikasi langsung yang dapat pada bayi berat lahir rendah antara lain: a. Hipotermia b. Hipoglemia c. Gangguan cairan dan eletrolit d. Hiperbilirubinemia e. Sindroma gawat nafas
4
f. Paten doktus arteriosus g. Infeksi h. Perdarahan intaventrikular i. Apne of prematurity j. Anemia Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir rendah ( BBLR) antara lain: a. Gangguan perkembangan b. Gangguan pertumbuhan c. Gangguan penglihatan d. Gangguan pendengaran e. Pentakit paru kronis f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit g. Kenaikan frekuensi kelainan bawaa
5
F. BAGAN WOC Faktor Faktor Ibu
Faktor Janin
1. Faktor penyakit (toksemia gravidarum).
1. Hydroamnion
2. Faktor usia
3. Kelainan kromosom
2. Kehamilan ganda
Faktor Lingkungan 1. Tempat tinggal di daratan tinggi 2. Radiasi 3. Zat-zat beracun
BBLR
1. Kulit tipis & lemak sub kutan
1. Imaturitas sistem pernafasan
2. Tidak dapat menyimpan panas
2. Pernafasan belum sempurna
3. Mudah kehilangan panas
3. O2 dalam darah CO2
4. Kedinginan
4. O2 dalam sel darah rendah CO2 tinggi
1. Reflek menelan 2. Intake nutrisi tidak adekuat 3. Asupan gizi kurang
5. Asidosis
4. Sel-sel kurang nutrisi 5. Kerusakan sel 6. Penurunan BB/kematian
hipotermi
Gangguan pertukaran gas
6
Ketidakseimbngan nutrisi
G. PENATALAKSANAAN BBLR a. Penghangatan bayi dengan PMK (Perawatan Metode Kanguru) b. Pemberian ASI dini dan ekslusif c. Pencegahan infeksi d. Pemberian imunisasi e. Pemantauan tanda bahaya dan persiapan prarujukan jika perlu Perawatan Metode Kanguru Adalah cara merawat bayi dalam keadaan telanjang (hanya memakai popok dan topi) diletakkan secara tegak / vertical diantara kedua payudara ibu (ibu telanjang dada) kemudian diselimuti. H. UPAYA PENCEGAHAN BBLR Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan / preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal ini yang dapat dilakukan: 1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama factor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu. 2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan perawatb diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik. 3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun). 4. Perlu dukungan sector lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil. I. UPAYA PENGOBATAN DAN PERAWATAN BBLR Untuk meminimalisir risiko gangguan perkembangan dan masalah kesehatan pada BBLR terdapat metode perawatan intensif yang dikenal dengan istilah Kangaroo Mother Care (KMC). Metode ini bertujuan untuk mendekatkan bayi dengan ibu dan melakukan pengawasan kondisi bayi. Berikut beberapa caea merawat BBLR mengacu pada metode KMC : a. Memberikan ASI ASI sangat penting bagi bayi dengan berat lahir rendah dan pemberian ASI merupakan cara terbaik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan berat lahir rendah. Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sesering
7
mungkin, misalnya diberikan setiap empat hingga lima jam sekali. Beberapa bayi dengan berat badan lahir rendah juga memerlukan suplemen mineral dan vitamin D disamping pemberian ASI, namun perlu dikonsultasikan kepada bidan atau dokter anak terlebih dahulu untuk memantau status gizi bayi. b. Kontak antar kulit Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah cenderung kesulitan mempertahankan suhu tubuh sehingga tubuh mereka cenderung memiliki suhu dingin. Hal ini disebabkan bayi dengan berat lahir rendah memiliki lapisan lemak yang tipis sehingga mudah menyebabkan hipotermia. Badan kesehatan dunia (WHO) menyarankan ibu bayi melakukan kontak dengan bayi sesering mungkin dengan menggendong bayi menggunakan kain membentuk seperti kantung kangguru. Hal ini memudahkan untuk mengawasi perubahan kesehatan bayi dan pemberian ASI. c. Menemani bayi tidur Sebaiknya dilakukan pada bulan pertama usia bayi. Menemani tidur bayi dapat dilakukan dengan menggendong maupun meletakkan bayi disamping ibu. Bayi dengan berat lahir rendah juga sebaiknya digendong atau didekatkan dengan ibu bayi. d. Memonitor kesehatan bayi Lakukanlah pengawasan pada bayi secara rutin dengan memperhatikan permukaan kulit, pernapasan, dan suhu tubuh bayi. Berikut gejala yang harus diwaspadai pada bayi berat lahir rendah dan segera lakukan periksakan ke dokter: a) Gejala sakit kuning:terdapat perubahan warna menjadi kuning pada kulit dan mata b) Sesak napas atau napas tidak teratur c) Demam d) Bayi terlihat lemas dan tidak mau menyususi e. Menghindari penularan penyakit infeksi Penularan penyakit seperti flu, diare, dan pneumonia merupakan infeksi yang paling sering dialami bayi dan dampaknya akan lebih parah pada bayi dengan berat lahir rendah. Uapaya pencehan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri sendiri, kebersihan lingkungan rumah, dan
8
kebersihan alat keperluan bayi. Khusus penyakit yang dapat ditularkan melalui droplet udara seperti tuberculosis dan influenza, jauhkan bayi anda dan minimalisirlah kontak dengan penderita, karena permukaan benda maupun udara yang tercemar kuman akan sangat mudah menular penyakit kepada bayi. f. Menghindari paparan asap rokok Asap rokok merupakan paparan yang berbahaya bagi bayi. Dampak pada bayi berupa asma dan infeksi saluran pernapasan dan telinga. Bahkan pada bayi berat lahir rendah dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak. Oleh karena itu, bayi perlu dihindarkan dari asap rokok sebisa mungkin.
9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS A. PENGKAJIAN a. PEMERIKSAAN FISIK Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis, halus, langugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum belum berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun. b. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan darah, umumnya di dapatkan hasil: a. Pemeriksaan darah lengkap. b. Pemeriksaan fungsi hati c. Pemeriksaan AGD B. ANALISIS DATA No. Data focus 1
Etiologi
Problem
Jaringan lemak subkotis
Resiko hipotermi
DS : DO : 1. Akral sedikit
tipis
dingin 2. Lahir premature 30 minggu 3. BBLRS 1060 gram 4. Perawatan dalam inkubator
2
DS : DO :
Prematuritas dan sistem
10
Resiko infeksi
1. Keadaan umum
imun yang tidak adekuat
lemah 2. Suhu tubuh 36,2oC 3. Leukosit 24,7/µL 3
DS : DO : 1. Terpasang selang OGT
Prematuritas,
Ketidakseimbangan
ketidakmampuan
nutrisi : kurang dari
mengabsorbsi nutrisi
kebutuhan tubuh
Penumpukancairan
Ketidakefektifan jalan
dirongga paru
nafas
2. Reflek hisap lemah 3. Terpasang infuse umbilical D5% DS : -
4
DO : 1. Terpasang ventilator 2lt/menit 2. RR 40x/menit
C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL 1. Tidak efektifnya termogulasi 2. Intoleransi aktivitas 3. Risiko tinggi gangguan integritas kulit 4. Risiko tinggi infeksi D. INTERVENSI KEPERAWATAN Dx 1 : Tidak efektifnya termogulasi NOC
NIC
Level 1 : Domain : 2. Kesehatan fisiologis
Level 1 : Domain : 5. Keluarga
Outcomes yang menggambarkan fungsi Perawatan yang mendukung keluarga organ. Level 2 : Kelas : W. Perawatan melahirkan
11
Level 2 : Kelas : I. Pengaturan regulasi Outcomes kemampuan
yang
Intervensi
untuk
menggambarkan persiapan
individu
untuk
mengatur perubahan
metabolism tubuh
sebelum,
membantu
dalam
melahirkan
dan
mengatur
psikologis
dan
fisiologis
selama,
dan
segera
setelah
Level 3 : Outcomes : 0801. Termoregulasi melahirkan : Baru lahir Level 3 : Intervensi : 6824. Perawatan bayi Indikator :
: baru lahir
1. Berat badan 2. Mengambil postur retensi panas Aktivitas : untuk hipotermia 3. Mengambil
postur
1. Bersihkan sekresi darisaluran mulut kehilangan
panas untuk hipertermia
dan hidung 2. Ukur dan timbang berat bayi baru
4. Penyapihan incubator (bayi) ke boks bayi
lahir 3. Monitor suhu bayi baru lahir
5. Keseimbangan asam/basa
4. Monitor frekuensi pernafasan pola nafas bayi
12
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berat badan bayi lahir rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki bera badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. Prematuritas murni ini bahwa neonatus dengan usia kehamilan yang kurang dari 37 minggu dan mempunyai bera badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau dapat dikenal dengan nama neonatus kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.Dismaturitas merupakan bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan.
B. SARAN Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari pembaca untuk membantu kesempurnaan dari makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul. Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Ngastiyah. 2005. ANAK SAKIT. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 2005. ILMU KEBIDANAN. Jakarta: YBS-SP. Sue, Moorhead. Dkk. 2016. NOC. Singapore:Elsevier. Bulechek, Gloria M. Dkk. NIC. Singapore:Elsevier.
14