Etno Revisiii.docx

  • Uploaded by: Norma Justika Elma Shuvia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Etno Revisiii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 723
  • Pages: 3
Tabel 2: Survei sosio-ekonomi dalam kaitannya dengan budidaya Cannabis Sr.No Parameter Hasil 1 2 3 4

Keluarga yang menanam Cannabis sativa Konsumsi Cannabis 15 tahun yang lalu Konsumsi ganja saat ini Pendapatan tahunan keluarga yang menanam Cannabis Jumlah anggota keluarga Lahan pertanian yang dimiliki oleh keluarga Ketinggian wilayah Sistem tanam campur dan Cannabis Konsumsi daun kultivar dan perbungaan

75% 98% 90% Rs-5.000-10.000

10 11

Konsumsi batang kultivar Konsumsi daun dari Populasi yang tidak didomestikasi

+ (Ya) + (Ya)

12 13

Konsumsi benih kultivar Konsumsi benih non-domestikasi

+ (Ya) + (Ya)

14

Pemanfaatan daun ganja untuk narkotika

+ (Ya)

15

Pemanfaatan Ganja untuk bahan bakar.

+ (Ya)

16

Pemanfaatan Ganja untuk pupuk kandang

+ (Ya)

17

Pemanfaatan akar dan bunga Cannabis untuk tujuan pengobatan

+ (Ya)

5 6 7 8 9

6-14 6-80 Bighas 1890-2350 m AMSL + (Ya) + (Ya)

Budidaya dan Konsumsi Ganja. Dalam penelitian ini, telah diamati bahwa konsumsi “Bhang” lebih sering dikonsumsi oleh orang-orang yang terbelakang secara ekonomi. Bhang adalah ramuan minuman yang dibuat dari daun dan kuncup bunga betina tanaman ganja. Survei pada penelitian ini membahas mengenai kebiasaan makanan masyarakat dan ditemukan bahwa biji Cannabis sering dikonsumsi saat musim dingin dan didapat juga data tentang bagaimana cara mengonsumsi ganja tersebut. Diamati bahwa masyarakat Shimla memanfaatkan setiap bagian dari tanaman ini mulai dari batang (untuk serat dan bahan bakar) daun (untuk merokok atau minum-minum misalnya sebagai halusinogen atau narkotika, ramuan pot sebagai obat), menurunkan bagian atas (Charas, ganja dan hashish dll.), Biji (untuk makanan dan minyak) dan akar (jus yang diekstraksi dari akar diberikan kepada orang-orang untuk melawan efek halusinogen yang diinduksi dengan mengambil bhang, ganja, dll.) digunakan dalam satu cara atau yang lain (Gbr. 1). Dari batang tanaman jantan, serat diekstraksi yang sangat kuat dan seratnya digunakan oleh masyarakat setempat untuk membuat alas kaki yang dikenal sebagai "Poolan" (Gbr.5) Selain digunakan sebagai makanan, serat dan minyak, Cannabis memiliki peran yang sangat signifikan dalam obat tradisional yang disebut "Soolpha" yang digunakan adalah bagian atas dari tanaman. Dengan cara diasapi, atau kadang-kadang ditambah tembakau oleh penduduk setempat. Kebiasaan merokok ditemukan sangat umum bahkan di kalangan wanita rakyat di

daerah terpencil di daerah studi. Studi ini mengungkap korelasi langsung dari budidaya Cannabis dengan kemiskinan dan keterbelakangan orang-orang. Ditemukan bahwa meskipun Cannabis paling banyak digunakan oleh orang miskin dalam satu cara atau yang lain, penggunaan tanaman ini untuk tujuan narkotika dilakukan di kedua ujung skala ekonomi seperti juga dilaporkan oleh Darshan et al., (1981) berdasarkan studi mereka di daerah pedesaan Punjab. Budaya asli yang nyata dari tempat manapun tercermin di dalamnya cerita rakyat, dan lagu-lagu rakyat. Telah ditemukan bahwa lagu-lagu rakyat memiliki referensi berlimpah untuk ganja di area studi. Lagu-lagu rakyat dinyanyikan pada saat suka atau duka atau di festival, upacara dan acara ritual. Beberapa lagu rakyat seperti "Main" pang ‟aya kencing, shivji di jo buti, yaro najara aa gya, sajjno hulara aa gya" dan "Ashki pipli, porkhi bhango, teri aanke ra surma, meri naino mangga teri shadaro kande ”dll. mengungkapkan bahwa Cannabis adalah terkait erat dengan kehidupan budaya dan sosial masyarakat setempat dan juga terutama menjelaskan tentang sifat halusinogen dari tanaman. Kepentingan halusinogen terbesar dalam konteks agama adalah dipertimbangkan di Himalaya di India dan dataran tinggi Tibet (Schultes and Hafmann, 1979). Lagu-lagu ini di umum mengungkapkan efek narkotika, dll. Dalam hal agama dan menunjukkan bahwa ganja membentuk salah satu tanaman yang penting di lahan pertanian, meskipun tidak ada catatan yang ditemukan dalam garis besar statistik Himachal Pradesh. Tabel 3: Praktik Agronomi di lapangan Sr. No 1

2

3 4 5 6 7

Aktivitas Menanam a) Waktu penaburan b) Metode penaburan Pola Tanam

Tilling-up Pupuk Irigasi Periode fenomenologi Inisiasi Pembungaan: a) Tanaman laki-laki b) Tanaman betina c) Pria dan Wanita secara bersamaan Pemanenan a) Waktu b) Metode i) Tanaman jantan ii) Tanaman betina)

Keterangan

Maret-April Penyebaran Tanaman murni atau sejenisnya di samping trek tanaman Chenopodium, Amaranthus, Eleusine, Fagopyrum atau jagung. Beberapa kali tumpang sari juga dilakukan. Tidak diperlukan. Tidak diperlukan. Tidak diperlukan 200-220 hari Pembungaan dimulai pada bulan Juni-Juli Pembungaan dimulai pada bulan pertengahan Agustus Oktober. Kadang-kadang di bulan Oktober

Oktober atau awal November. Dari pangkalan, ketika bunga jantan terbuka sepenuhnya yaitu pada bulan Agustus. Pemotongan tanaman sekitar 10-12 cm. Ketika biji matang pada bulan Oktober atau awal November.

Pengolahan: a) Untuk serat b) Untuk benih c) Pembersihan benih

Pembersihan batang tanaman jantan Secara manual dari tanaman betina. Manual yaitu, dengan tangan (labrakan)

Related Documents


More Documents from "merce"