Etika Dlm Praktek Pelayanan Kefarmasian (kajian Etika)

  • Uploaded by: Whienda Istikhomah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Etika Dlm Praktek Pelayanan Kefarmasian (kajian Etika) as PDF for free.

More details

  • Words: 3,360
  • Pages: 64
03/22/19

ETIKA DLM PRAKTEK PELAYANAN KEFARMASIAN (KAJIAN ETIKA)

1

Kajian soal MORAL mencakup tiga macam kajian : 1. Normatif 2. Deskriptif 3. Konseptual

KAJIAN NORMATIF 1. Mengacu pada norma atau standar sikap dan kebijakan baik terkait dengan karakter individual ataupun struktur organisasi 2. Berusaha menentukan arahan yang jelas dan menerapkan hasilnya dalam pedoman praktis 3. Mempunyai sasaran praktis yaitu memberikan evaluasi berdasarkan penalaran atas perilaku dan karakter individu serta memberikan respon alternatif untuk menyelesaikan problem konkret 03/22/19

2

KAJIAN NORMATIF , misalnya mengarah pada : 1. Sejauh mana kewajiban farmasis untuk melindungi keselamatan publik 2. Apa dasar kewajiban farmasis terhadap dokter, kolega dan pasien 3. Bagaimana seorang farmasis dapat memberikan informasi keluar tentang kekeliruan yang mendasar yang dibuat pabrik tempat dia bekerja 4. Nilai-nilai kepentingan siapakah yang harus didahulukan – pribadi – kehidupan profesional – perusahaan – umum – pasien 03/22/19

3

KAJIAN DESKRIPTIF 1. Berusaha memberikan informasi tentang fakta atau data untuk memahami dan menegaskan isu-isu normatif 2. Diperlukan untuk mengantisipasi dalam berhadapan dengan personalia dari disiplin atau profesi lain 3. Sebagai arahan untuk mendapatkan kesimpulan kajian yang lebih baik 03/22/19

4

KAJIAN KONSEPTUAL 1. Diarahkan pada penjernihan konsep atau ide dasar, prinsip atau argumen yang digunakan dalam membahas isu moral, baik dalam kajian normatif maupun deskriptif 2. Mencakup upaya yang menyangkut masalah “keselamatan” dalam kaitan dengan risiko yang bisa muncul 3. Berupa usaha mempertajam pemahaman butir-butir dalam kode etik

Misal : a). Seorang farmasis harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya bagi masyarakat b). Seorang apoteker harus selalu menganggap teman sejawat sebagai saudara kandung 4. 03/22/19 Digunakan untuk mendapatkan kesimpulan yang bijaksana5

Contoh kasus Seorang farmasis yang bekerja di industri melihat dan sampai pada keyakinan bahwa tingkat polutan yang dibuang perusahaannya ke dalam sebuah sungai sudah sampai pada kondisi yang membahayakan, seandainya anak-anak di daerah aliran berenang di dalamnya. Kemudian ia menyampaikan pandangannya ke atasannya langsung. Pendapat atasannya: bahwa kekhawatirannya itu tidak berdasar, karena sejauh ini tidak ada yang mengeluh tentang polusi tersebut. 03/22/19

6

KAJIAN NORMATIF 1. APOTEKER BENAR, KARENA SEBAGAI SEORANG FARMASIS AKAN TAHU BAGAIMANA DAMPAK POLUTAN YANG DIKELUARKAN PABRIK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT 2. ATASAN SALAH, KARENA HANYA MEMPERHATIKAN KEUNTUNGAN PABRIK TANPA MEMPERHATIKAN SITUASI KESEHATAN LINGKUNGAN 3. APOTEKER BENAR, KARENA SUDAH SESUAI DENGAN KODE ETIK APOTEKER : - SEORANG APOTEKER HARUS DAPAT MEMBAKTIKAN HIDUPNYA GUNA KEPENTINGAN PERIKEMANUSIAAN, TERUTAMA DIBIDANG KESEHATAN

03/22/19

KESIMPULAN : PABRIK DITUTUP

7

KAJIAN DESKRIPTIF 1. DATA LABORATORIUM MENUNJUKKAN BAHWA KADAR COD dan BOD POLUTAN PABRIK TERSEBUT SUDAH LEBIH TINGGI DARI BATAS YANG DITETAPKAN. DEMIKIAN PULA KADAR SISA LOGAM BERATNYA > DARI BATAS YANG DIPERKENANKAN.

APOTEKER BENAR , ATASAN

SALAH. 2. DATA PEMERIKSAAN KLINIS MENUNJUKKAN BAHWA TAMPAK GEJALA SAKIT KULIT YANG DIDERITA ANAK-ANAK YANG BERENANG PADA SUNGAI YANG TERKENA POLUSI PABRIK.

APOTEKER BENAR,

ATASAN SALAH

KESIMPULAN : PABRIK DITUTUP 03/22/19

8

KAJIAN KONSEPTUAL 1. KALAU PABRIK DITUTUP MAKA AKAN MUNCUL PENGANGGURAN, SEHINGGA PROBLEM KESEHATAN TERATASI TETAPI MUNCUL PROBLEM SOSIAL 2. KALAU PABRIK DITUTUP MAKA APOTEKER LAIN JUGA MENDAPAT DAMPAKNYA. PADAHAL DIDALAM KODE ETIK DISEBUTKAN BAHWA : SETIAP APOTEKER HARUS MEMPERLAKUKAN TEMAN SEJAWAT SEBAGAIMANA DIA SENDIRI INGIN DIPERLAKUKAN

3. BIAYA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CUKUP BESAR, PADAHAL PABRIK JUGA MEMERLUKAN DANA UNTUK PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN PERUSAHAAN

03/22/19

9

KESIMPULAN AKHIR :

a ). Pabrik tidak perlu ditutup b).

Pabrik harus tetap memperhatikan proses pengolahan limbah sebagai mana mestinya

c).

Pembangunan instalasi pengolahan limbah dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan finansial pabrik

03/22/19

10

TUGAS MAHASISWA 1. BENTUK KELOMPOK KECIL @ 5 MAHASISWA. 2. BUATLAH SUATU KASUS / ISU MORAL YANG TERJADI PADA TEMPAT DIMANA SAUDARA BERHARAP DAPAT BEKERJA. LAKUKAN KEMUDIAN KAJIAN KASUS TERSEBUT SECARA NORMATIF, DESKRIPTIF DAN KONSEPTUAL. KEMUDIAN BERILAH KESIMPULAN AKHIR DARI KAJIAN SAUDARA TERSEBUT 3. PEKERJAAN DTULIS DALAM BENTUK KETIKAN KOMPUTER. 4. DIPRESENTASIKAN PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA.

03/22/19

11

TEORI PERKEMBANGAN MORAL

Dikenal sebagai DILEMA HEINZ Seorang wanita terkena penyakit kanker. Dia dapat segera meninggal apabila tidak diberi obat yang mahal. Seorang apoteker setempat memasang harga 10 x lipat biaya pembuatan obat tersebut. Hal ini dilakukan karena dialah penemu obat tersebut. Suami wanita itu berupaya mendapat uang dengan meminjam kepada teman-temannya. Namun akhirnya dia hanya memperoleh separuh dari jumlah harga itu 03/22/19 12

Suami itu meminta kepada apoteker agar harga obat lebih murah atau dia dapat membeli dengan harga kredit. Apoteker menolak semua permintaannya. Dengan keadaan putus asa suami wanita itu (Heinz) mendobrak apotek dan mencuri obatnya. Masalah: Secara moral benar atau salahkah perbuatan Heinz ? 03/22/19

13

KESIMPULAN - Heinz salah, karena dia melanggar hukum. Bahwa

perilaku yang benar adalah segala hal mematuhi hukum Penalaran pada tingkat: konvensional - Heinz benar, karena sesuai dengan ajaran agama , bahwa hidup manusia adalah lebih penting daripada uang Penalaran pada tingkat: konvensional - Heinz benar, karena hak hidup istri Heinz secara inheren lebih penting daripada hak kepemilikan si apoteker. Penalaran pada tingkat: pasca konvensional

03/22/19

14

PRAKONVENSIONAL 1. Perilaku yang benar dipandang dari sisi yang menguntungkan diri sendiri 2. Merupakan tingkat perkembangan semua anak muda 3. Penilaian tentang baik dan buruk didasarkan pada faktor-faktor dari luar, atas akibat atau konsekuensi perbuatan yang dilakukan oleh anak yang berupa hukuman atau ganjaran, hal yang pahit atau hal yang menyenangkan 03/22/19

15

PRA KONVENSIONAL DIBAGI DALAM DUA TAHAP a. Tahap 1 : - Orientasi pada hukuman dan kepatuhan - Perspektif bersifat egosentris - Membatasi diri pada kepentingannya sendiri dan belum memandang kepentingan orang lain - Faktor dominan yang menyertai motivasi moral ini adalah perasaan ketakutan akibat perbuatannya b. Tahap 2 : - Orientasi relativis instrumental - Perbuatan baik bila dapat memenuhi kebutuhan sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain , dengan bentuk seperti hubungan tukarmenukar dan bukannya soal loyalitas, rasa terima 03/22/19 kasih dll.

16

KONVENSIONAL 1. Norma keluarga, kelompok atau masyarakat diterima sebagai standar moralitas yang final 2, Ada motivasi untuk menyenangkan orang lain dan memenuhi harapan kelompok sosialnya, terlepas dari kepentingan diri sendiri 3, Merupakan tingkat perkembangan orang dewasa

03/22/19

17

KONVENSIONAL DIBAGI DALAM DUA TAHAP Tahap 1 : - Adanya penyesuaian dengan kelompok - Perilaku yang baik adalah perilaku yang menyenangkan dan membantu orang lain serta disetujui oleh mereka Tahap 2 : - Orientasi pada hukum dan ketertiban (law and order) - Perilaku yang baik adalah melakukan kewajiban, menghormati otoritas dan mempertahankan ketertiban sosial

03/22/19

18

PASCA KONVENSIONAL 1. Standar kebenaran dipandang sebagai seperangkat prinsip yang berkaitan dengan hak dan kebaikan umum yang tidak dapat dikurangi oleh kepentingan pribadi atau kesepakatan sosial 2. Merupakan tingkat perkembangan individu yang otonom 3. Berusaha hidup dan menalar menurut prinsip umum : Lakukan terhadap orang lain seperti apa yang ingin mereka lakukan terhadapmu 03/22/19

19

4. Motivasinya adalah melakukan apa yang secara moral masuk akal bagi diri sendiri dan diikuti dengan keinginan untuk mempertahankan integritas moral, harga diri dan rasa hormat kepada individu lain 5. PASCA KONVENSIONAL dibagi dalam dua tahap: - Orientasi pandangan pada kontrak sosial legalistis - Orientasi pandangan pada prinsip etika yang universal 03/22/19

20

PERKEMBANGAN MORAL MENURUT GILLIGAN TINGKAT PRAKONVENSIONAL -

Perilaku yang benar dipandang secara egois semata untuk kebaikan diri sendiri

TINGKAT KONVENSIONAL -

Ada prinsip untuk mengorbankan kepentingan diri dan membantu atau memperhatikan orang lain

- Wanita cenderung pada stereotype kultural tingkat ini TINGKAT PASCA KONVENSIONAL - Ada keseimbangan antara penalaran memperhatikan orang lain dan mengejar kepentingan diri sendiri sambil memperhatikan hubungan timbal balik.

03/22/19

21

HUKUM DAN KONVENSIONALISME ETIS

Bahwa tindakan secara moral adalah benar bila dapat diterima oleh hukum atau konvensi, dan tindakan itu salah bila melanggar hukum atau kebiasaan Alasan: - Hukum tampak nyata dan jelas - Hukum menyediakan cara umum untuk menjawab perselisihan tanpa akhir tentang yang benar dan yang salah - Hukum menjadi cara obyektif untuk 03/22/19

22

Fakta: - Pertimbangan moral menjadi kritik obyektif pada seperangkat hukum yang immoral Misal: Hukum Apartheid di Afrika - Hukum, adat, keyakinan moralitas antara masyarakat berbeda satu sama lain Misal: Hitler dan pengikutnya adalah benar dengan membunuh jutaan orang Yahudi 03/22/19

23

PROBLEM DAN DILEMA MORAL PROBLEM MORAL : ADA KONDISI UNTUK MEMILIH PERBUATAN BAIK ATAU BURUK YANG SULIT DIPASTIKAN • ADA GAMBARAN SITUASI YANG TIDAK JELAS DAN TIDAK LANGSUNG •

( prinsip moral yang mana yang harus dipegang dalam menjawab persoalan moral yang dihadapi )

CONTOH KASUS : Untuk pengadaan obat-obatan di suatu tahun anggaran, maka Kantor Dinas Kesehatan menawarkan apotek-apotek untuk ikut berpartisipasi. Seorang pejabat berkata kepada apoteker X, 03/22/19 24 bahwa apoteknya dapat menang tender apabila

Pertimbangan apoteker X Empat tahun yang lalu dia tidak setuju akan tawaran tersebut, akibatnya dia gagal tender. Disisi lain kalau dia menang tender, maka apoteknya mendapat keuntungan, sehingga dia dapat lebih mensejahterakan kehidupan karyawannya. 03/22/19

25

Bagi individu yang terlibat: Tidak jelas pertimbangan atau prinsip moral yang mana, yang dapat dipegang untuk menjawab situasinya : 

– Praktek yang fair – Ketidakjujuran – Kemanusiaan

03/22/19

26



Dilema moral:

-

Kebenaran Situasi di mana dua atau lebih kewajiban moral yang ada dalam konflik satu sama lain, tetapi tidak dapat diselesaikan dalam saat yang bersamaan

Misal: Kita membuat janji dengan teman. Secara moral kita wajib memenuhi janji. Di saat yang bersamaan orang tua sakit dan harus ditunggu di rumah.

 Dalam kasus dilema moral: – Penyelesaian dalam bentuk sederhana ialah minta maaf – Namun tidak semua dilema moral dapat selesai dengan 03/22/19 permintaan maaf

27

Moral antara kata dan tindakan

MORAL:  Yang seharusnya dilakukan atau yang seharusnya tidak dilakukan  Yang benar atau salah bila dilakukan, dan yang baik atau buruk bila dijalankan

FAKTA:  Menyangkut karakter/sifat orang yang melakukan  Banyak hal yang menunjukkan situasi yang sama tetapi tidak menyangkut soal moral 03/22/19

28

Misal: – Orang seharusnya memasukkan kunci mobil dalam lobang kunci “starter” agar mobil bisa jalan – Orang harus menggosok gigi sebelum tidur – Obat-obat antasida seharusnya diminum sebelum makan – Untuk memperoleh laba yang lebih besar, maka apotek harus menaikkan omzetnya 03/22/19

29

Egoisme etis Egoisme : pandangan yang melihat bagaimana memperoleh hasil yang sebanyakbanyaknya bagi diri sendiri Etis : hal yang menyangkut moral

Nilai moral yang ditarik atas pandangan kepedulian diri yang bersifat rasional, tanpa memerlukan pertimbangan untuk kepentingan jangka panjang 03/22/19

30

Egoisme etis Terlalu berfokus pada diri sendiri, sampai tidak peduli dan tidak memperhitungkan kepentingan orang lain

Merupakan suatu paradoks kebahagiaan

03/22/19

31

Egoisme etis Bukan teori yang sungguh-sungguh masuk akal tentang moralitas, tetapi sesungguhnya merupakan penolakan skeptis tentang moralitas

Contoh: Dengan dalih menghormati hak-hak orang lain atau memperhatikan kesejahteraan mereka, padahal sesungguhnya hanya untuk keperluan diri sendiri.

03/22/19

Bahwa sikap sosial hanya dipakai sebagai alasan moral

32

Empat tipe teori moral - Konsep moral mana yang dipandang

paling mendasar 1. 2. 3. 4.

03/22/19

Konsekuensi yang baik bagi semua orang Kewajiban Hak-hak asasi Keutamaan

33

.... KEMBALI KE KASUS PENGADAAN OBAT ..... Untuk pengadaan obat-obatan di suatu tahun anggaran, maka Kantor Dinas Kesehatan menawarkan apotek-apotek untuk ikut berpartisipasi. Seorang pejabat berkata kepada apoteker X, bahwa apoteknya dapat menang tender apabila dia bisa menyisihkan dana sebesar 5% ...................... Pertimbangan apoteker X ..................................... Empat tahun yang lalu dia tidak setuju akan tawaran tersebut, akibatnya dia gagal tender. Disisi lain kalau dia menang tender,maka apoteknya mendapat keuntungan, sehingga dia dapat lebih mensejahterakan kehidupan karyawannya. 03/22/19

34

PERTIMBANGAN PADA KONSEKUENSI ATAU AKIBAT YANG MUNCUL  Secara umum terlihat bahwa tindakan tersebut  



berakibat buruk Apotek lain dirugikan karena kehilangan kesempatan untuk ikut tender Kualitas perusahaan lain mungkin lebih baik, sehingga masyarakat dirugikan, karena mendapat obat yang lebih rendah kualitasnya Juga pemerintah / dinas kesehatan dapat kehilangan kepercayaan dari masyarakat

03/22/19

....... selain itu ..........

35

 Tinjauan manfaat (utility) adalah berfokus

pada adanya keseimbangan yang menyeluruh dari konsekuensi yang baik atas yang buruk  Utilitarianisme berpendapat: – Kita harus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, dengan memperhitungkan hal yang sama bagi setiap orang yang terkena perbuatan itu – Konsekuensi yang baik dan yang buruk merupakan satusatunya pertimbangan moral yang relevan 03/22/19

36

Pertimbangan berfokus pada perbuatan ketimbang konsekuensi - Bahwa sesungguhnya perbuatan menipu, tidak fair terhadap sesama esensinya adalah merusak dasar kewajiban manusia, yaitu :

- jangan menipu , - bertindaklah “fair”, dll. - Etika kewajiban menekankan pada kewajiban yang harus ditaati manusia dalam hidupnya, meskipun dapat 03/22/19 37 berakibat yang kurang menguntungkan bagi dirinya

ETIKA HAK - Bahwa akibat adanya ketidak”fair”an itu, maka hak masyarakat akan keuntungan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dihancurkan oleh kompetisi seperti itu - Etika hak menilai bahwa perbuatan itu salah bila perbuatan itu memperkosa hak-hak moral

Orang harus memiliki kewajiban terhadap orang lain karena orang lain memiliki hak yang harus dihormati pula 03/22/19

38

Pertimbangan berfokus pada konsep dasar pribadi orang yang melakukan perbuatan Konsep dasar teori ini berfokus pada pribadi orang yang melakukan perbuatan, apakah perbuatan baik atau buruk  Orang yang utama akan mempunyai pandangan 

untuk menjadi orang “macam apa” sehingga dapat 03/22/19

39

EMPAT TIPE UTAMA TEORI ETIKA  Utilitarianisme (John Stuart Mill dan Richard

Brandt )  Teori kewajiban ( Immanuel Kant dan John Rawls )  Teori hak ( Locke dan Melden )  Teori keutamaan ( Aristoteles dan 03/22/19 40 Alasdair Mac Intyre )

UTILITARIANISME a) Utilitarianisme tindakan – John Stuart Mill (1806 – 1873) - Tindakan benar secara moral bila tindakan itu menghasilkan kebaikan terbesar bagi sejumlah orang - Bahwa orang itu harus menghasilkan kebaikan terbesar bagi orang banyak (masyarakat sosialnya) - Standar perbuatan yang benar adalah memaksimalisasi kebaikan intrinsik yang berupa suatu kebahagiaan 03/22/19

41

b) Utilitarianisme aturan – Richard Brandt - Tindakan benar secara moral bila tindakan itu mengikuti aturan yang bila diikuti secara luas akan menghasilkan kebaikan terbesar bagi sejumlah orang - Suatu aturan harus ditempatkan dalam pedoman moral - Pedoman moral adalah benar bila pedoman itu merupakan pedoman optimal yang akan memaksimalkan kebaikan umum bagi masyarakat luas - Pedoman-pedoman itu dapat berupa: Standar

umum 03/22/19

42

Teori - teori kewajiban  Dipelopori oleh Immanuel Kant dan John Rawls  Immanuel Kant (1724 – 1804) ; menekankan bahwa

kewajiban manusia itu adalah hal yang paling mendasar dalam masalah moralitas  Tindakan benar secara moral bila tindakan itu mengikuti prinsip yang menghormati otonomi dan rasionalitas orang dan dikehendaki semua orang  Tindakan yang benar adalah tindakan-tindakan yang dituntut oleh sejumlah kewajiban seperti: Jujur, 03/22/19 tepat janji, tidak menyusahkan 43 orang,berbuat “fair”,dll



Kewajiban menurut Immanuel Kant harus memenuhi 3 (tiga) syarat, yaitu : a) Ada rasa hormat pada orang lain b) Merupakan tindakan yang tidak bersyarat (tidak imperatif katagoris) c) Merupakan sesuatu yang bersifat universal

03/22/19

44

John Rawls (1971) -

Suatu tindakan adalah benar secara moral bila tindakan itu mengikuti prinsip yang disetujui oleh semua orang yang rasional dalam situasi “ imajiner “

-

Ciri orang dalam situasi “imajiner” a) Tidak mengandalkan diri-sendiri ( intelegensi ; potensi ; prestasi dll) b) Memiliki pengetahuan umum tentang kejiwaan manusia, ekonomi, politik masyarakat c) Mempunyai keprihatinan untuk kepentingan masa depan d) Berusaha mencapai kesepakatan tentang prinsip 03/22/19 kehidupan berkelompok

45

Teori hak Locke dan Melden Tindakan benar secara moral bila tindakan itu merupakan cara terbaik untuk menghormati hak-hak asasi manusia setiap orang yang terkena pengaruh suatu tindakan

03/22/19

46

TEORI KEUTAMAAN Menilai bahwa suatu tindakan itu  SALAH sejauh perbuatan itu menunjukkan karakter yang buruk  BENAR sejauh memperlihatkan atau mendukung perbuatan yang baik (keutamaan)  Konsep dasar teori ini pada pribadi orang yang melakukan perbuatan Seharusnya kita harus menjadi orang “macam apa” untuk dapat menggugah dan menjadi panutan orang lain 03/22/19

47

Aristoteles (384 – 322 SM) Tindakan benar secara moral bila tindakan itu sepenuhnya mendukung keutamaan yang menjadi ciri pencapaian kebaikan sosial Keutamaan: suatu kebiasaan hidup yang memungkinkan kita secara efektif terlibat dalam aktivitas rasional sebagai penentu jati diri manusia Misal: –efisien; disiplin; tabah; –seimbang dalam emosi-keinginan dan sikap –jujur; berani 03/22/19

48

KEUTAMAAN : SUATU KONDISI TENGAH ANTARA DUA PERBUATAN YANG TIDAK BAIK MISAL : - BERANI : ANTARA NEKAD DAN PENAKUT - JUJUR : ANTARA MENGATAKAN SESUATU YANG DAPAT MENGHANCURKAN DAN MENIPU - MURAH HATI : ANTARA BOROS DAN KIKIR

03/22/19

49

Alasdair Mac Intyre (1984) Menekankan keutamaan dalam aplikasi praktis untuk mewujudkan kebaikan sosial . Misal: Kebaikan internal yang berupa hormat pada pasien; pemberian informasi kesehatan

03/22/19

50

PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PRAKTEK KEFARMASIAN Etika dalam praktek kefarmasian merupakan isu utama dalam profesi farmasi. Praktek kefarmasian merupakan proses yang menyangkut dimensi: penyiapan sediaan, distribusi maupun aspek keamanan, kemanfaatan dan kesesuaian terhadap pasien. Hal tersebut membutuhkan seorang farmasis yang mampu menjalankan prinsip pekerjaan kefarmasian dengan penuh tanggung jawab dan berbasis pada prinsip moral dan tanggung jawab yang dimilikinya.

03/22/19

51

Perilaku Etis Profesional Pengambilan keputusan dalam praktek kefarmasian meliputi dua pendekatan: Pendekatan berdasar prinsip (etika); menghargai martabat klien, menghindari perbuatan salah, memberikan sesuatu yang bermanfaat, keadilan menjelaskan manfaat dan resiko. Pendekatan berdasarkan asuhan, berpusat pada hubungan interpersonal, meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien, mengolah berbagai saran dan data, menekankan pada tanggung jawab moral, kebaikan, empati. 03/22/19 l

52

Apakah diperlukan Pharmacy practice? Pola hubungan tradisional dokter dan farmasis (ataupun dengan professional lain), selama ini dianggap sederhana, aman. Kompleksitas Kompleksitas permasalahan dalam dunia pengobatan menunjukkan pola hubungan tradisional tersebut tidak lagi sesuai, tidak dapat meyakinkan untuk faktor keamanan, efektifitas dan kepatuhan pada terapi obat. Seringkali muncul medication error: 4-10% pasien dinegeara berkembang mengalami dampak negatif pengobatan disebabkan karena adanya multiple drug therapy khusunya pada pasien yang sudah tua dan dengan penyakit yang kronis dan menjadi penyebab kematian peringkat ke-4 – 6 di negara berkembang. 03/22/19

53

Pendorong Perkembangan Profesi Farmasi 1.Kompleksitas masalah terkait obat dan pengobatan 2.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 3.Perkembangan profesi kesehatan lain 4.Peningkatan kesadaran pasien 5.Pengakuan posisi strategis farmasi dan pembagian tanggung jawab profesional dalam lingkup profesi kesehatan 6.Peningkatan kesejahteraan profesi farmasi

03/22/19

54

Faktor-faktor penghambat 1.Soliditas farmasis masih lemah 2.Image sebagai produk dispenser 3.Kompetensi dan konfidensi farmasi masih terasa kurang 4.Kompetisi dengan profesi kesehatan lain 5.Kepentingan bisnis 6.Pengharagaan kepada farmasis belum merata dan berimbang 7.Perkembangan teknologi profesi lain dan gap skill profesional dengan profesi lain

03/22/19

55

Strategi Penguatan Profesi Continuing Profesional development Farmasis menerima pembagian tanggung jawab Memperkuat organisasi profesi Pengembangan dan penggunaan tekonologi untuk meningkatkan kemampuan farmasis pada segala bidang. Memperkuat implementasi regulasi kesehatan dan kefarmasian Sinergi dengan PT, asosiasi profesi dan stakeholder lain untuk merumuskan dan mengimplemenatasikan konsep yang tepat dan relevan dalam praktek profesi dengan orientasi peningkatan mutu pelayanan berorientasi pasien Implementasi prinsip profesionalisme 03/22/19

56

Prinsip Sifat Profesional 1. Altruisme, Menempatkan pasien sebagai pusat layanan diatas kepentingan lainnya. 2. Accountability, Farmasis memiliki akuntabilitas/ tanggung jawab untuk menyatakan dan memenuhi kesepakatan kerja dengan pasien mereka. Memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dan menjalankan tugas sesuai dengan kode etik dan standard layanan yang telah ditentukan oleh organisasi profesi.

03/22/19

57

3. Exellence, Farmasis harus memiliki komitmen untuk selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan untuk melayani pasien termsuk keinginan untuk melewati batas minimal standard layanan, menghasilkan layanan berkualitas, memenuhi tanggung jawab dan berkomitmen membantu pasien.

03/22/19

58

4. Duty, Farmasis harus memiliki komitmen untuk melayani pasien meskipun tidak menyenangkan bagi farmasis 5. Honor and integrity, Farmasis harus adil, jujur, menjaga kata-kata 6. Respect for other, Farmasis harus memberikan respeknya kepada farmasis lain, tenaga profesional kesehatan lain, pasien dan keluarganya

03/22/19

59

Asuhan kefarmasian: Tanggung jawab pemberian farmako terapi dengan tujuan untuk mencapai target peningkatkan kualitas hidup pasien. Merupakan upaya kolaboratif untuk mencegah dan mengatasi permasalahan yang muncul dari penggunaan obat (drug related problem) dan produk-produk kesehatan.

03/22/19

60

Tujuan Asuhan kefarmasian: Untuk optimasi layanan klinis kepada pasien sehingga dihasilkan luaran yang positif (ada peningkatan kesehatan dan kualitas hidup pasien). Langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut: 1.Hubungan professional antara pasien dengan farmasis. 2.Memerlukan medication record, termasuk informasi spesifik. 3.Evaluasi terhadap informasi pasien dan mengembangkan terapi yang melibatkan pasien dan pemberi resep.

03/22/19

61

Langkah-langkah praktis pada asuhan kefarmasian: 1.Pengumpulan data: interview dengan pasien, data yang diperoleh harus akurat. Dikaitkan pula dengan informasi penunjang: misal gaya hidup, faktor obat-obatan dan faktor-faktor penyakit. 2.Evaluasi terhadap informasi dan memformulasi perencanaan, farmasis bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain mengidentifikasi dan mengevaluasi untuk menghasilkan tindakan yang sesuai dengan standar kemanan dan efektifitas (terkait dengan ekonomi) terhadap langkah terapi yang telah dan akan dikerjakan untuk meminimalkan dampak yang tidak diinginkan.

03/22/19

62

3. Penerapan rencana, farmasis bekerjasama dengan pasien untuk meningkatkan pemahaman pasien dan komitmen untuk menjalankan program terapi. Farmasis menjamin pasien mengerti bagaimana menggunakan obatobatn yang diperlukan dan peralatan yang diperlukan.

03/22/19

63

4. Monitoring dan modifikasi program untuk mendaptkan positive outcome, farmasis secara regular mereview kemajuan pasien. Apabila tidak mendapatkan kemajuan seperti yang diharapkan dilakukan modifikasi rencana. 5. Follow up, setelah diperoleh outcome sesuai dengan yang diharapkan, diikuti dengan langkah lanjut untuk memastikan keberlanjutan kondisi pasien.

03/22/19

64

Related Documents


More Documents from ""