Ergonomics Triangle.docx

  • Uploaded by: nafiesa lauza
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ergonomics Triangle.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,564
  • Pages: 8
Technology and Operations Management

“Ergonomics Triangle”

Disusun oleh:

Ayu Tabah Astari

17/172027/PEK/72027

Khoirina Nisa Budi Kurnia

17/172069/PEK/72069

Nafiesa Lauza Mernisa Hilman

17/172093/PEK/72093

Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2018

A. PENDAHULUAN Suatu sistem kerja terdiri dari elemen manusia, material, mesin, metode kerja, dan lingkungan. Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi kinerja sistem tersebut. Menurut DR. Roger W. Pease Jr. (Sander dan Cormick, 1987 dalam Husein, Kholil, dan Sarsono 2009) ergonomi adalah suatu aplikasi ilmu pengetahuan yang memperhatikan karakteristik manusia dalam mempertimbangkan perancangan dan penataan sesuatu yang digunakan sehingga antara manusia dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi yang lebih nyaman dan efektif. Ergonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos berarti aturan, kaidah atau prinsip. Menurut Sutalaksana (1979) ergonomi adalah ilmu atau kaidah yang mempelajari manusia sebagai komponen dari suatu sistem kerja mencakup karakteristik fisik maupun nirfisik, keterbatasan manusia dan kemampuannya dalam rangka merancang suatu sistem yang efektif, aman, sehat, nyaman dan efisien. Tujuan dari penerapan ergonomi adalah untuk memperbaiki kinerja dengan menambah kecepatan kerja, keakuratan, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan, mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan “human error”, dan memberikan kenyamanan manusia dalam bekerja. Pada intinya ergonomi bertujuan untuk meningkatkan produktifitas kerja. Segitiga ergonomika merupakan metode yang dapat dilakukan untuk melakukan analisis ergonomi. Interface HUMAN

TASK

INTERVENTION

Gambar 1. Segitiga Ergonomika

Segitiga ergonomika menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian antara sifat asli manusia dengan tugas yang dikerjakan, sehingga dapat mengakibatkan kinerja yang kurang produktif. Intervensi dilakukan untuk membuat sifat manusia (human) dengan tugas yang dikerjakan (task) menjadi seimbang sehingga tujuan ergonomi untuk membuat manusia lebih produktif dan bahagia dapat tercapai. Menurut Alexander dan Pulat (1985) apabila tidak menerapkan ergonomi yaitu akan berakibat pada berkurangnya output produksi, meningkatkan waktu yang hilang, meningkatkan biaya kesehatan dan material, meningkatkan ketidakhadiran pekerja, rendahnya kualitas pekerjaan, cidera dan ketegangan, meningkatnya kemungkinan trejadinya kecelakaan, meningkatkan turnover pekerja dan berkurangnya kapasitas kerja dalam menghadapi hal darurat.

B. OPERATOR REPARASI JAM TANGAN Hal yang perlu diperhatikan dari sisi ergonomika: 1. Posisi Duduk Posisi duduk tegak, tidak membungkuk, disesuaikan dengan bentuk kursi, bentuk meja, dan juga jarak kursi pada meja. 2. Jarak Rursi dengan Meja Jarak kursi dengan meja tidak terlalu jauh karena jarak yang terlalu jauh akan membuat operator reparasi kesulitan untuk menjangkau berbagai macam hal dan jika jarak terlalu dekat akan membuat posisi duduk tidak nyaman. 3. Pencahayaan Pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan yang diperlukan saja. Pada saat melakukan reparasi jam tangan, operator akan menghadapi banyak komponen yang memantulkan cahaya, sehingga ketika iluminasi cahaya terlalu berlebih akan membuat komponen-komponen tersebut memantulkan terlalu banyak cahaya yang mana akan membuat operator tidak nyaman dan tidak produktif. Selain itu, ketika pencahayaan terlalu redup atau kurang, operator juga tidak dapat melihat jam tangan secara detail karena komponennya banyak dan sangat kecil. 4. Letak Perkakas Reparasi Letakkan perkakas reparasi jam tangan di sekitar operator, yaitu di depan, serong kanan/kiri atau di sebelah kanan/kiri dan dapat juga menggantungkan perkakas di

dinding selama masih terjangkau dengan tangan ketika operator dalam posisi duduk di kursi. Perkakas yang dibutuhkan jangan diletakkan di belakang operator karena akan sulit dijangkau. Dalam hal ini, memutar kursi atau posisi tubuh untuk menjangkau perkakas sangat tidak efisien karena operator akan sering mengganti alat perkakas untuk berbagai keperluan reparasi. 5. Kenyamanan Penggunaan Alat Memilih peralatan yang memiliki nilai ergonomis tinggi, dari segi desain, efisiensi, keamanan sehingga tidak menimbulkan kecelakaan, kebingungan dalam penggunaan, atau kesalahan fungsi yang mana hal ini merupakan salah satu faktor penting untuk dapat meningkatkan produktivitas operator reparasi. 6. Letak Mikroskop (Kaca Pembesar) Letakkan mikroskop tepat di depan operator untuk kemudahan dan efisiensi saat pengerjaan proses reparasi dan masukkan faktor intervensi alat untuk aspek ini jika dibutuhkan. 7. Bentuk Meja Bentuk meja dapat berbentuk standar persegi dengan beberapa slot atau rak untuk meletakkan berbagai macam komponen dan alat perkakas. Bentuk meja juga dapat dengan model letter U (di bagian sudut atau sisi) supaya mencakup area yang lebih luas dan bisa menjangkau banyak alat tanpa harus memutar posisi tubuh atau kursi. Selain itu, perlu diperhatikan mengenai ruang untuk kaki agar kaki bisa bergerak dengan leluasa. Dalam hal ini tidak disarankan untuk menggunakan meja dengan ruang bawah (vertical atau horizontal) yang sempit karena akan membuat kaki tidak nyaman untuk bergerak dan berikan alas yang lunak untuk pijakan kaki apabila diperlukan untuk pengerjaan untuk jangka panjang, seperti 2 jam atau lebih pengerjaan. 8. Bentuk Kursi Menggunakan kursi dengan sandaran punggung dan sandaran tangan (arm rest). Sandaran punggung dibuat lunak dan melengkung ke belakang sesuai dengan postur alami manusia. Kursi yang digunakan memiliki roda, dapat diputar, serta disesuaikan tinggi rendahnya dan memungkinan untuk mobilitas lebih tinggi.

9. Intervensi Alat Reparasi Sebaiknya menggunakan alat sebagai intervensi proses apabila pekerjaan secara manual terkadang menghambat tangan untuk mengerjakan proses lain yang lebih bernilai. Contohnya adalah menggunakan holder atau penahan jam tangan saat reparasi, gunakan penahan yang stabil dan tidak bergerak untuk memegang jam tangan yang sedang direparasi. Tangan manusia terkadang membuat gerakan kecil sehingga menjadi tidak stabil dan tidak nyaman bagi mata bila pengerjaan reparasi ini berhubungan dengan komponen-komponen kecil dan dalam waktu yang lama. Sebenarnya meletakkan jam tangan di atas meja cukup, namun terkadang kurang stabil karena mudah bergeser, maka fixed holder dapat menjadi salah satu solusi dalam hal ini. Selain itu, dapat menggunakan mounted microscope daripada kaca pembesar manual karena mounted microscope dapat dipasang di meja dan disesuaikan kekuatan perbesaran serta posisinya sehingga lebih fleksibel untuk banyak situasi. Mikroskop ini dapat didekatkan pada operator dengan mudah dan disingkirkan lagi ketika selesai digunakan. Titik penting dalam hal ini adalah faktor posisi yang dapat disesuaikan dengan mudah karena harus dapat membuat operator nyaman ketika menggunakannya, terutama mengenai jarak antara mata, mikroskop, tangan, serta jam tangan yang sedang direparasi harus diperhatikan.

C. AKUNTAN Hal yang perlu diperhatikan dari sisi ergonomika: 1. Pencahayaan Lebih Seorang akuntan sangat perlu cahaya yang terang, karena seorang akuntan harus menghitung secara teliti dan detail dalam pekerjaanya, sehingga harus di pasang lampu atau desk lamp di samping meja kerja, agar suasana kerja akan terasa lebih hangat dan nyaman. Meja dengan pencahayaan yang cukup juga bisa membuat lebih produktif, kreatif dan tidak mudah mengantuk, begitu juga sebaliknya karena cahaya yang masuk dalam ruangan kerja biasanya tidak terlalu banyak sehingga penerangan dari dalam ruangan terkadang belum cukup.

2. Kursi Kursi yang digunakan sangat berpengaruh dalam kenyamana kerja, maka tempat duduk yang nyaman akan mendukung produktivitas dan suasana kerja. Kursi yang nyaman bagi seorang akuntan yaitu kursi putar. Hal yang perlu diperhatikan yaitu: a) Ketinggian Kursi Tinggi rendah kursi harus bisa diatur, sehingga telapak kaki pengguna bisa menapak dengan nyaman di lantai. Posisi yang nyaman adalah, tungkai kaki dan paha membentuk sudut 90 derajat atau mendekati, hal ini supaya beban tubuh tidak hanya tertumpu pada betis dan paha. b) Sandaran Lengan Kursi kantor yang bisa diatur ketinggian sandaran lengannya akan sangat baik, sehingga terdapat mungkin posisi lengan bawah membentuk sudut 90 derajat dari lengan atas. Selain itu, dapat juga diatur dengan posisi lengan atas sedekat mungkin dengan badan agar bahu terasa nyaman, sehingga dapat mengurangi ketegangan pada sendi bahu dan juga leher. c) Sandaran Badan Sandaran badan dengan daya pegas akan menjadi pilihan terbaik, sehingga bisa menyesuaikan dengan postur badan dan juga berat badan, juga bisa menopang dan menempatkan posisi punggung dengan nyaman. Ketinggian sandaran sebaiknya yang bisa menopang dan sebagai sandaran kepala, supaya otot leher lebih rileks. d) Kursi yang Memiliki Roda Memiliki kursi dengan roda, agar mudah untuk di maju mundurkan atau di geser-geser untuk mendapatkan posisi yang tepat dibelakang meja, selain itu juga akan lebih mudah untuk dipindahkan dari ruangan satu ke ruangan lainnya. 3. Meja Meja yang minimalis, berbentuk persegi panjang atau kotak terdapat laci, karena seorang akuntan biasanya membutuhkan meja yang luas untuk meletakkan barang dan ruang untuk membuat atau menghitung laporan secara manual. Pada umumnya, banyak orang yang membuat meja kerja berantakan dengan tumpukan barang

terlalu banyak. Hal ini tentu sangat mengganggu kerja dan membuat tingkat produktivitas menurun, maka sebaiknya membuang atau menyimpan barangbarang yang tidak terpakai, dan sisakan beberapa barang penting. Barang-barang yang diletakkan di atas biasanya adalah komputer, keyboard, mouse, jam, kalender, catatan penting dan tempat alat tulis, kalkulator, lampu meja, dan telpon. Di dalam laci terdapat buku atau laporan keuangan. Bentuk meja dapat berupa sudut 90 derajat untuk memberikan ruang yang lebih luas dan dapat menempatkan barang lebih terorganisasi. 4. Posisi Duduk a) Duduk tegak Duduk dalam posisi tulang belakang harus lurus, tidak membungkuk, apalagi membusung ke depan. b) Pengaturan posisi kepala Telinga dengan leher harus sejajar. Jika bagian telinga terlalu ke depan, maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada bagian leher. c) Sejajarkan pandangan dengan layar komputer. Apabila bekerja di depan komputer setiap hari, maka posisikan komputer tersebut sejajar dengan pandangan mata. d) Kaki harus menapak pada lantai. Kaki jangan menggantung selama bekerja seharian, sebab akan membuat otot-otot kaki terus menegang menahan posisi tersebut. 5. Ruang Kerja Sebaiknya ruang kerja seorang akuntan didesain terlihat menyenangkan dan segar. Hal ini dapat dilakukan dengan meletakkan tanaman hijau di dalam kantor. Tugas seorang akuntan sangat jenuh dan memungkinkan timbul kebosanan karena menghitung laporan keuangan setiap hari, maka dengan adanya tanaman hijau dapat membantu untuk meningkatkan pikiran menjadi segar, mengurangi rasa lelah, tekanan darah, dan meningkatkan fokus. Selain itu, dapat juga menambah speaker sehingga dapat memutar musik untuk lebih menenangkan pikiran.

DAFTAR PUSTAKA Husein, Torik, M. Kholil, and Ari Sarsono. 2009. “Perancangan Sistem Kerja Ergonomis Untuk Mengurangi Tingkat Kelelahan.” INASEA 10 (1): 45–58.

Related Documents

Ergonomics
May 2020 23
Ergonomics
May 2020 25
Ergonomics
May 2020 16
Rr321103-ergonomics
October 2019 32

More Documents from "SRINIVASA RAO GANTA"