Epidemiologi Kelompok 6.docx

  • Uploaded by: wahyuni sukma tyaswari
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Epidemiologi Kelompok 6.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,860
  • Pages: 16
TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI

Dosen Pengampu: Arsita Eka Prasetyawati, dr., M.Kes.

Kelompok 6: Adil Adinda Komara

(R0216003)

Alfiqa Restuilla Ayuputri

(R0216007)

Tabita Wita Sari

(R0216095)

Wahyuni Sukma Tyaswari

(R0216099)

Wening Puspita Dini

(R0216101)

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2019

EPIDEMIOLOGI 1. Pengertian dan Definisi Epidemiologi Epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani: Epi: upon, pada atau tentang, Demos: people, penduduk, logia: knowledge. Selain definisi asal kata, banyak definisi epidemiologi diantaranya: a. Definisi Epidemiologi Secara Umum Ilmu epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (Public Health) yang menekankan terhadap keberadaan penyakit dan masalah kesehatan lainya dalam masyarakat. b. Definisi Epidemiologi Menurut Para Ahli Definisi epidemiologi yang dikemukakan oleh berbagai ahli kesehatan adalah sebagai berikut: 1) Hirsch (1883) Hirsh mengemukakan epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal. 2) Robert H. Fletcher (1991) Robert H. Fletcher mengemukakan epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas mengenai distribusi dan determinan penyakit dalam populasi. 3) Liliendfeld (1977) Liliendfeld mengemukakan epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi. 4) Moris (1964) Moris mengemukakan epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk. 5) Leedy (1974) Leedy mengemukakan epidemiologi adalah pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap. 6) Anders Ahlbom and Staffan Norel (1989)

Anders Ahlbom and Staffan Norel mengemukakan epidemiologi adalah Ilmu pengetahuan tentang terjadinya penyakit pada populasi manusia. 7) Wade Hampton Frost (1972) Wade Hampton Frost mengemukakan epidemiologi adalah salah satu pengetahuan tentang fenomena missal (mass phenomenon) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (Natural History) penyakit menular. 8) Greenwood (1934) Greenwood mengemukakan epidemiologi adalah mempelajari tentang penyakit dan semua macam kejadian tentang kelompok (herd) penduduk yang memiliki kelebihan seperti adanya penekanan pada kelompok penduduk yang mengarah kepada distribusi suatu penyakit. 9) Center Of Disease Control (2002) Center of Disease Control mengemukakan epidemiologi adalah suatu studi yang mempelajari penyebaran dan determinan penyakit masyarakat terhadap kesehatan pada masyarakat dan penerapannya sebagai pengendalian penanganan masalah kesehatan. Epidemiologi dinamakan juga dengan Riset. 10) WHO WHO mengemukakan epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan kesehatan yang berhubungan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi untuk pemecahan masalah kesehatan. c. Definisi Epidemiologi Ditinjau dari Berbagai Aspek Jika ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuan masing-masing, epidemilogi memiliki beberapa pengertian, yaitu: 1) Aspek Akademik Menurut akademik, epidemiologi diartian sebagai tindakan analisa data kesehatan, sosial-ekonomi, dan trend yang terjadi untuk melakukan identifikasi dan interpretasi perubahan-perubahan kesehatan

yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu. 2) Aspek Klinik Berdasarkan aspek klinik, epidemiologi artinya suatu usaha untuk melakukan deteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dijalankan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal munculnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi. 3) Aspek Praktis Berdasarkan aspek praktis, epidemiologi artinya ilmu yang diarahkan pada usaha mencegah penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum. 4) Aspek Administrasi Secara aspek administrasi, epidemiologi yaitu suatu upaya mengetahui kondisi masyarakat pada sebuah wilayah atau negara supaya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Istilah dalam Epidemiologi  Epidemiologi: Ilmu yang mempelajari distribusi/penyebaran penyakit pada sekelompok manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut.  Epidemiologis: Orang yang mempergunakan metode dan prinsip epidemiologis untuk pencegahan dan pengendalian penyakit.  Etiologi: Ilmu atau teori tentang penyebab peyakit: kumpulan pengetahuan tentang penyebab penyebab penyakit. Jenis-jenis Epidemiologi a. Epidemiologi deskriptif mempelajari tentang frekuensi dan distribusi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat (who: siapa, where; dimana, when: kapan) b. Epidemiologi analitis upaya epidemiologi utk menganalisis faktorfaktor (determinan) masalah kesehatan.

c. Epidemiologi eksperimental upaya epidemiologi untuk menguji faktor kebenaran tentang penyakit dengan percobaan atau eksperimen. 3. Tujuan dan Manfaat Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat a.

Tujuan Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam

epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan fenomena kesehatan masyarkat, misalnya: 1.

Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.

2.

Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes, rokok dengan penyakit jantung dan hubungan-hubungan penyakit dan masalah kesehatan lainnya

3.

Menentukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaan heawan konsisten dengan data epidemiologis

4.

Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan masalah kesehatan, serta menentuka prioritas masalah keseahatan masyarakat Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis (2000),

Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan sebagai berikut :  Mendeskripsikan distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.  Menjelaskan etiologi penyakit.  Meramalkan kejadian penyakit.  Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi. b.

Manfaat epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat Apabila epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan

diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut: 1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan. Yaitu membantu pekerjaan dalam perencanaan (planning) dari pelayanan kesehatan, pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) suatu upaya

kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (penilaian). 2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan. 3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode epidemiologi dapat diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit (Natural History of Disease). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekuensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapat diperkirakan perkembangan penyakit tersebut. 4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan. Karena epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri – ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan ciri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) keadaan masalah kesehatan yaitu : a. Epidemi (singkat dan tinggi) Adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat.

b. Pandemi

(peningkatan

yang

sangat

tinggi

dan

sangat

luas)

Adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang sangat luas. c. Enemi (frekuensi tetap dalam waktu yang lama) Adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama. d. Sporadik (berubah-ubah menurut perubahan waktu) Adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu. c. Peranan Epidemiologi dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja Epidemiologi kesehatan dan keselamatan kerja adalah studi yang mempelajari efek kesehatan yang disebabkan oleh faktor-faktor pemaparan (bahaya) di lingkungan kerja. Selain itu gaya hidup (merokok, minum minuman keras, pola makan kebiasaan olah raga merupakan faktor sekunder yang turut memodifikasi variabel yang menyertai pemaparan faktor lingkungan kerja. Tujuan adanya epidemiologi di lingkup kesehatan keselamatan kerja adalah untuk menentukan pemapar yang menyebabkan penyakit akibat pekerjaan atau gangguan kesehatan dan merekomendasi upaya pencegahan serta menyediakan data untuk proyeksi yang akan datang. Pendekatan yang dilakukan dalam epidemiologi kesehatan keselamatan kerja eksperimental, observasional (retrospektif dan prospektif). 4. Ruang Lingkup Epidemiologi Adapun ruang lingkup epidemiologi sebagai berikut : 1. Epidemiologi penyakit menular Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali. 2. Epidemiologi penyakit tidak menular

Upaya untuk mencegah penyakit yang tidak menular seperti kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat dan lain-lain. 3. Epidemiologi klinik Banyak yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi atau para dokter dan tenaga medis tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi. 4. Epidemiologi kependudukan Cabang epidemiologi yang menggunakan sistem pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi dalam masyarakat. 5. Epidemiologi gizi Banyak digunakan dalam menganalisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat. 6. Epidemiologi kesehatan jiwa Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. 7. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan Salah satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. 8. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja Merupakan bagian dan cabang dari epidemiologi yang mempelajari dan menganalisis

keadaan

kesehatan

tenaga

kerja

akibat

pengaruh

keterpaparan pada lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia, biologi, sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja. 5. Variabel Epidemiologi 1. Waktu

Waktu Mempelajari distribusi penyakit menurut waktu merupakan aspek utama analisis epidemiologi. Distribusi kejadian penyakit ini biasanya dinyatakan dalam bulanan atau tahunan. Ada tiga macam perubahan dalam distribusi penyakit yang dapat diidentifikasi menurut waktu yaitu : a. Secular trends, yaitu perubahan atau variasi frekuensi kejadian penyakit dalam jangka panjang b. Cyclic change, perubahan yang terjadi secara periodis dalam satu tahun, atau lebih Fluktuasi jangka pendek yang sering ditemukan dalam epidemi penyakit. 2. Orang Karakteristik penting yang secara rutin diperhatikan dalam mempelajari distribusi kejadian penyakit menurut orang adalah umur dan jenis kelamin. Angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) umumnya berhubungan dengan umur dan jenis kelamin. Sebagai contoh, diare akut non-spesifik umumnya terjadi pada balita dan ini penting secara epidemiologi oleh karena kelompok usia balita memang paling rentan untuk menderita diare, yang jika tidak diatasi segera dapat berakibat fatal. Variabel lain yang juga diperhitungkan adalah ras, pekerjaan, status perkawinan, golongan darah, kecenderungan kepribadian dan variabel keluarga misalnya ukuran keluarga. 3. Tempat Mempelajari distribusi penyakit menurut tempat sering dinyatakan menurut suatu lokasi yang dibatasi oleh batas-batas alam (misalnya gunung, sungai) atau batas administrasi pemerintahan. Batas alam lebih memiliki arti dalam kaitan dengan pemahaman etiologi enyakit. Tempat/wilayah berkaitan dengan tinggi rendahnya frekuensi penyakit oleh karena kondisi lingkungan tertentu, iklim misalnya kelembaban, curah hujan, ketinggian, kandungan mineral, penyediaan air dan sebagainya. 6. Definisi Sehat Sakit a. Definisi sehat

Di Indonesia, konsep sehat WHO (1948), diadopsi ke dalam Undang-Undang No.23,1992 tentang Kesehatan, yang menyatakan bahwa, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.” Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Mengandung 3 karakteristik : 1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia. 2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal. 3. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif. b. Definisi sehat Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit (Soejoeti, 2005). Menurut Bauman(1965), seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit atau tidak, yaitu : 1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri. 2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, seperti baik, buruk, dan sakit. 3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya bekerja, sekolah. Akan tetapi, konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya. Jadi sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial yang dapat memungkinkan sesorang untuk melakukan aktifitas secara produktif baik ekonomi maupun social, sedangkan sakit adalah suatu keadaan dalam fungsi normal pada setiap manusia sebagai totalitas yang termasuk dalam system biologis dan adaptasi. c. Model Sehat Sakit

1.

Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman) Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total” Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan

pada

mempertahankan

lingkungan keadaan

internal

fisik,

dan

eksternalnya

untuk

intelektual,

sosial,

emosional,

perkembangan, dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. 2.

Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn) Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku. Pada pendekatan model ini perawat melakukan intervensi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan.

3.

Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.) Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan. Agen merupakan berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial. Jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll). Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut.

4.

Model Keyakinan-Kesehatan

Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan. 5.

Model Peningkatan-Kesehatan (Pender). Dikemukakan oleh I (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan. Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah), mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit. Dengan demikian sehat dan sakit bukanlah suatu kondisi yang

berbeda. Sehat dan sakit merupakan keadaan fungsi dan struktur jasmani mental sosial seseorang pada skala ukur yang disebut derajat kesehatan atau tingkat kesehatan atau status kesehatan. 7. Riwayat alamiah perjalanan penyakit Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) adalah deskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibatpenyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik. Berikut merupakan kerangka umum riwayat alamiah penyakit :

Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya individu sebagai penjamu yang rentan (suseptibel) oleh agen kausal. Paparan (exposure) adalah kontak atau kedekatan (proximity) dengan sumber agen penyakit. Konsep paparan berlaku untuk penyakit infeksi maupun non-infeksi. Jika terdapat tempat penempelan (attachment) dan jalan masuk sel (cell entry) yang tepat maka paparan agen infeksi dapat menyebabkan invasi agen infeksi dan terjadi infeksi. Agen infeksi melakukan multiplikasi yang mendorong terjadinya proses perubahan patologis, tanpa penjamu menyadarinya. Periode waktu sejak infeksi hingga terdeteksinya infeksi melalui tes laboratorium/ skrining disebut “window period”. Dalam “window period” individu telah terinfeksi, sehingga dapat menular-kan penyakit, meskipun infeksi tersebut belum terdeteksi oleh tes laboratorium. Implikasinya, tes laboratorium hendaknya tidak dilakukan selama “window period”, sebab infeksi tidak akan terdeteksi. Selanjutnya berlangsung proses promosipada tahap preklinis, yaitu keadaan patologis yang ireversibel dan asimtomatis ditingkatkan derajatnya menjadi keadaan dengan manifestasi klinis (Kleinbaum et al., 1982; Rothman, 2002).Melalui proses promosi agen kausal akan meningkatkan aktivitasnya, masuk dalam formasi tubuh, menyebabkan transformasi sel atau disfungsi sel, sehingga penyakit menunjukkan tanda dan gejala klinis. Waktu yang diperlukan mulai dari paparan agen kausal hingga timbulnya manifestasi klinis disebut masa inkubasi (penyakit infeksi) atau masa laten (penyakit kronis). Pada fase ini penyakit belum menampakkan tanda dan gejala klinis, disebut penyakit subklinis (asimtomatis). Masa inkubasi bisa berlangsung dalam hitungan detik pada reaksi toksik atau hipersentivitas. Pada penyakit kronis masa inkubasi (masa laten) bisa berlangsung sampai beberapa dekade. Selanjutnya terjadi inisiasi penyakit klinis. Pada saat ini mulai timbul tanda (sign) dan gejala (symptom) penyakit secara klinis, dan penjamu yang mengalami manifestasi klinis disebut kasus klinis. Gejala klinis paling awal disebut gejala prodromal. Selama tahap klinis, manifestasi klinis akan diekspresikan hingga terjadi hasil akhir/ resolusi penyakit, baik sembuh, remisi, perubahan beratnya penyakit, komplikasi, rekurens, relaps,sekuelae, disfungsi

sisa, cacat, atau kematian. Periode waktu untuk mengekspresikan penyakit klinis hingga terjadi hasil akhir penyakit disebut durasi penyakit.

DAFTAR PUSTAKA ____. 2011. Manfaat Epidemiologi.(http://epiders.blogspot.com/2011/11/manfaatepidemiologi.html?m=1). Diakses pada 9 Maret 2019 pukul 22.40. ____.24

Pengertian

Epidemiologi

Menurut

Para

Ahli

Terlengkap.

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/09/pengertian-epidemiologimenurut-para-ahli-terlengkap.html. Diakses pada 10 Maret 2019 pukul 08.57 Arjuna, Fatkurahman. Kesehatan Masyarakat “Epidemiologi”. http://staffnew.uny.ac.id/upload/198303132010121005/pendidikan/(6)+Epide miologi+.pdf. Diakses pada 10 Maret 2019 pukul 08.35. Chandra, Budiman (2006). Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas, EGC, Jakarta. Dwiprahasto, Iwan.

Epidemiologi.

https://docobook.com/epidemiologi-

epidemiologid0b42cebc7c48a252648504382b19b3228676.html.

Diakses

pada 11 Maret 2019 pukul 15.47. Humam

Z.

(2014).

Konsep

Sehat

Sakit

Materi

Keperawatan.

http://humamakper1.blogspot.com/2014/11/konsep-sehat-sakit.html. Diakses pada 9 Maret 2019 pukul 21.37. Murti,

Bhisma.

Bab

4

Riwayat

Alamiah

Penyakit.

https://fk.uns.ac.id/static/materi/Riwayat_Alamiah_Penyakit-Prof_Bhisma Murti.pdf. Diakses pada 11 Maret 2019 pukul 16.03. Ngurah,

Ketut.

2011.

Ruang

Lingkup

Epidemiologi

K3.

(http://www.slideshare.net/KetutNgurah/epid-k3sesi2). Diakses pada 9 Maret 2019 pukul 20.03. Nurcahyo, Hendro. 2013. Manfaat Epidemiologi dalam Lingkup Kesehatan Keselamatan Krja (KKK) dalam Menganalisis Status Kesehatan Pekerja. http://hendronurcahyo.wordpress.com/tag/tugas-kuliah-semeter-2-dasar-k3/. Diakses pada 9 Maret pukul 20.15.

Soejoeti, Sunanti Z., (2005). Konsep sehat, sakit dan penyakit dalam konteks sosial budaya. Cermin Dunia Kedokteran, 149, 49-52. Undang-Undang No.23 Tahun 1992, tentang Kesehatan. Wirawan, Andika. 2011. Tujuan, Manfaat, Dan Peran Epidemiologi. (https://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/24/tujuan-manfaat-dan-peranepidemiologi/amp/). Diakses pada 9 Maret pukul 2019 22:30.

Related Documents


More Documents from "Arya RezaGamma"