TUGAS MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI
Dosen Pengampu: Arsita Eka Prasetyawati, dr., M.Kes.
Kelompok 6: Adil Adinda Komara
(R0216003)
Alfiqa Restuilla Ayuputri
(R0216007)
Tabita Wita Sari
(R0216095)
Wahyuni Sukma Tyaswari
(R0216099)
Wening Puspita Dini
(R0216101)
PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2019
EPIDEMIOLOGI 1. Pengertian dan Definisi Epidemiologi Epidemiologi berasal dari Bahasa Yunani: Epi: upon, pada atau tentang, Demos: people, penduduk, logia: knowledge. Selain definisi asal kata, banyak definisi epidemiologi diantaranya: a. Definisi Epidemiologi Secara Umum Ilmu epidemiologi merupakan salah satu bagian dari pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (Public Health) yang menekankan terhadap keberadaan penyakit dan masalah kesehatan lainya dalam masyarakat. b. Definisi Epidemiologi Menurut Para Ahli Definisi epidemiologi yang dikemukakan oleh berbagai ahli kesehatan adalah sebagai berikut: 1) Hirsch (1883) Hirsh mengemukakan epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis-jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal. 2) Robert H. Fletcher (1991) Robert H. Fletcher mengemukakan epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas mengenai distribusi dan determinan penyakit dalam populasi. 3) Liliendfeld (1977) Liliendfeld mengemukakan epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi. 4) Moris (1964) Moris mengemukakan epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk. 5) Leedy (1974) Leedy mengemukakan epidemiologi adalah pencarian sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap. 6) Anders Ahlbom and Staffan Norel (1989)
Anders Ahlbom and Staffan Norel mengemukakan epidemiologi adalah Ilmu pengetahuan tentang terjadinya penyakit pada populasi manusia. 7) Wade Hampton Frost (1972) Wade Hampton Frost mengemukakan epidemiologi adalah salah satu pengetahuan tentang fenomena missal (mass phenomenon) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (Natural History) penyakit menular. 8) Greenwood (1934) Greenwood mengemukakan epidemiologi adalah mempelajari tentang penyakit dan semua macam kejadian tentang kelompok (herd) penduduk yang memiliki kelebihan seperti adanya penekanan pada kelompok penduduk yang mengarah kepada distribusi suatu penyakit. 9) Center Of Disease Control (2002) Center of Disease Control mengemukakan epidemiologi adalah suatu studi yang mempelajari penyebaran dan determinan penyakit masyarakat terhadap kesehatan pada masyarakat dan penerapannya sebagai pengendalian penanganan masalah kesehatan. Epidemiologi dinamakan juga dengan Riset. 10) WHO WHO mengemukakan epidemiologi adalah ilmu tentang distribusi dan determinan kesehatan yang berhubungan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi untuk pemecahan masalah kesehatan. c. Definisi Epidemiologi Ditinjau dari Berbagai Aspek Jika ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan tujuan masing-masing, epidemilogi memiliki beberapa pengertian, yaitu: 1) Aspek Akademik Menurut akademik, epidemiologi diartian sebagai tindakan analisa data kesehatan, sosial-ekonomi, dan trend yang terjadi untuk melakukan identifikasi dan interpretasi perubahan-perubahan kesehatan
yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu. 2) Aspek Klinik Berdasarkan aspek klinik, epidemiologi artinya suatu usaha untuk melakukan deteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dijalankan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal munculnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi. 3) Aspek Praktis Berdasarkan aspek praktis, epidemiologi artinya ilmu yang diarahkan pada usaha mencegah penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum. 4) Aspek Administrasi Secara aspek administrasi, epidemiologi yaitu suatu upaya mengetahui kondisi masyarakat pada sebuah wilayah atau negara supaya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Istilah dalam Epidemiologi Epidemiologi: Ilmu yang mempelajari distribusi/penyebaran penyakit pada sekelompok manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit tersebut. Epidemiologis: Orang yang mempergunakan metode dan prinsip epidemiologis untuk pencegahan dan pengendalian penyakit. Etiologi: Ilmu atau teori tentang penyebab peyakit: kumpulan pengetahuan tentang penyebab penyebab penyakit. Carrier: Orang atau binatang yang mengandung bibit penyakit tertentu tanpa menunjukkan gejala klinis yang jelas dan berpotensi sebagai sumber penularan penyakit. Case Fataly Rate (Angka Kematian Kasus): Biasanya dinyatakan dalam presentase orang yang didiagnosa dengan penyakit tertentu kemudian meninggal karena penyakit tersebut dalam kururn waktu tertentu.
Chemoprophylaxis: Pemberian bahan kimia termasuk antibiotik yang ditujukan untuk mencegah berkembangnya infeksi atau berkembangnya infeksi menjadi penyakit yang manifes. “Chemoprophylaxis” juga dimaksudkan untuk mencegah penularan penyakit kepada orang lain. Pembersihan: Menghilangkan bahan organik atau bahan infeksius dari suatu permukaan dengan cara mencuci dan menggosok menggunakan deterjen atau pembersih vacuum dimana agen infeksi ini kemungkinan tempat yang cocok untuk hidup dan berkembang biak pada permukaan tersebut. Penyakit Menular: Penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang pejamu, melalui vector atau melalui lingkungan. Masa Penularan: Adalah waktu pada saat dimana bibit penyakit mulai ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari orang yang sakit ke orang lain, dari binatang yang sakit ke manusia atau dari orang yang sakit ke binatang termasuk ke arthropoda. Kontak: Orang atau binatang sedemikian rupa mempunyai hubungan dengan orang atau binatang yang sakit atau dengan lingkungan yang tercemar yang menyebabkan mereka kemungkinan besar terkena infeksi. Kontaminasi: Ditemukannya bibit penyakit dipermukaan tubuh, pakaian, tempat tidur, mainan anak-anak, instrumen, atau pada bendabenda lainnya termasuk air dan makanan. Kontaminasi permukaan tubuh manusia tidak berati orang tersebut berperan sebagai “carrier”. Disinfektan: Upaya untuk membunuh bibit penyakit di luar tubuh manusia dengan menggunakan bahan kimia atau bahan fisis. Disinfektan pada tingkat yang tinggi akan membunuh semua mikro organisme kecuali spora. Untuk membunuh spora diperlukan kontak
yang lebih lama dengan disinfektan dalam konsentrasi tertentu setelah dilakukan pencucian dengan deterjen secara benar. . Disinfestasi: Tindakan yang dilakukan baik fisis maupun kimiawi dengan maksud untuk menghancurkan atau menghilangkan binatangbinatang kecil yang tidak diinginkan khususnya arthropoda atau rodensia yang hadir di lingkungan manusia, binatang peliharaan dan pakaian. Sinonim dari disinfestsai adalah disinseksi, disinsektisasi jika yang dihilangkan hanya insekta. Endemis: Suatu keadaan dimana suatu penyakit atau agen infeksi tertentu secara terus menerus ditemukan disuatu wilayah tertentu, bisa juga dikatakan sebagai suatu penyakit yang umum ditemukan disuatu wilayah. Epidemi (Wabah): Timbulnya suatu penyakit yang menimpa sekelompok masyarakat atau suatu wilayah dengan angka kejadian yang melebihi angka normal dari kejadian penyakit tersebut. Beberapa jumlah penderita untuk bisa dikatakan telah terjadi epidemi sangat tergantung dari jenis penyakit, jumlah dan tipe penduduk yang tertimpa, pengalaman masa lalu, jarangnya terpajan dengan penyakit tersebut, waktu dan tempat kejadian. Dengan demikian epidemisitas sangat relatif tergantung kepada bagaimana kejadian biasanya dari penyakit tersebut di suatu wilayah yang sama, pada penduduk tertentu pada musim yang sama. Penyinaran Makanan: Teknologi tertentu yang dapat memberikan dosis spesifik dari radiasi pengion dari suatu sumber radio isotope (Cobalt 60) atau dari mesin yang dapat menghasilkan sinar electron atau sinar X. Fumigasi: Proses yang ditujukan untik membunuh binatang tertentu seperti arthropoda dan rodensia dengan menggunakan gas kimia. Penyuluhan Kesehatan: Adalah suatu proses yang ditujukan kepada individu atau kelompok penduduk agar mereka bisa berperilaku sehat dalam menjaga dan memelihara kesehatan mereka.
Kekebalan Kelompok (Herd inmunixty): Adalah kekebalan dari sekelompk orang atau masyarakat. Kemampuan dari sekelompok orang untuk menanngkal invasi atau penyebaran suatu penyakit infeksi jika mereka yang kebal mencapai proporsi yang cukup tinggi di masyarakat. Pejamu/Tuan Rumah/Inang: Disebut juga “Host”, hospes ialah orang atau binatang termasuk burung dan arthropoda yang mengandung bibit penyakit tertentu yang didapatkan secara alamiah (bukan sebagai hasil eksperimen). Individu yang kebal: Orang atau binatang yang memiliki antibodi spesifik dan atau memiliki antibodi seluler akibat infeksi atau pemberian imunisasi yang dialami sebelumnya. Imunitas: Kekebalan yang dikaitkan dengan adanya antibodi atau sel yang mempunyai tanggap kebal terhadap mikroorganisme dari penyakit infeksi tertentu atau terhadap toksinnya. Infeksi yang tidak kelihatan (Inapparent Infection): Adalah terjadinya infeksi pada pejamu tanpa disertai dengan gejala klinis yang jelas. Infeksi ini hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan laboratorium seperti melalui pemeriksaan darah, skin test. Angka Insidensi (Incidence Rate): Jumlah kasus baru penyakit tertentu yang dilaporkan pada periode waktu tertentu, tempat tertentu dibagi dengan jumlah penduduk dimana penyakit tersebut berjangkit. Biasanya dinyatakan dalam jumlah kasus per 1000 dtau per 100.000 penduduk per tahun. Angka ini bisa diberlakukan bagi umur tertentu, jenis kelamin tertentu atau karakteristik spesifik dari penduduk. “Attack rate” atau “Case Rate”: proporsi yang menggambarkan insidensi kumulatif dari kelompok tertentu, yang diamati dalam waktu yang terbatas dalam situasi tertentu misalnya pada waktu terjadi kejadian luar biasa atau wabah. Dinyatakan dalam prosentase (jumlah kasus per 100 penduduk). Masa Inkubasi: Yaitu interval waktu antara kontak awal dengan bibit penyakit dan awal munculnya gejala penyakit yang dikaitkan dengan infeksi tersebut. Didalam tubuh vector adalah waktu antara msauknya
mikro organisme ke dalam tubuh vector dan waktu dimana vector tersebut mampu menyebarkan penyakit (Masa Inkubasi Ekstrinsik). Waktu antara orang terpajan dengan parasit sampai ditemukannya parasit tersebut dalam darah atau feces dinamakan masa percobaan. Orang yang terinfeksi: Seseorang atau binatang yang mengandung bibit penyakit baik dia menunjukkan gejala klinis maupun tidak, atau infeksi yang tidak kelihatan Infeksi: masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit ke dalam tubuh manusia atau binatang. Agen Infeksius: Adalah organisme (virus, rickettsia, bacteria, fungus, protozoa, cacing) yang bisa menimbulkan infeksi atau penyakit infeksi. Penyakit Infeksius: Penyakit pada manusia atau binatang yang manifes secara klinis sebagai akibat dari infeksi. Infestasi: Berlaku untuk orang atau binatang yaitu hinggap dan berkembang biakanya arthropoda di permukaan tubuh manusia atau di pakaian. Insektisida: Bahan kimia yang dipakai untuk memusnahkan insekta, pemakaiannya bisa dalam bentuk tepung, cairan, cairan yang dibuat menjadi pertikel, aerosol, disemprotkan baik yang menggunakan residu maupun tidak. Moluskasida: Bahan kimia yang dipakai untuk membunuh keong dan mollusca lainnya. Angka Kesakitan: Adalah angka insidensi (q.v) yang dipakai untuk menyatakan jumlah keseluruhan orang yang menderita penyakit yang menimpa sekelompok penduduk pada periode waktu tertentu. Angka Kematian: Angka yang perhitungannya sama dengan perhitungan angka insidensi yaitu pembilangnya (Numerator) adalah jumlah mereka yang mati pada periode waktu tertentu yang menimpa sekelompok penduduk, biasanya dalam satu tahun, sedangkan penyebutnya (Denominator) adalah jumlah orang yang mempunyai resiko mati pada paeriode yang sama.
Infeksi Nosokomial – Infeksi yang terjadi pada penderita yang sedang dirawat di Rumah Sakit dimana infeksi ini belum ada pada waktu penderita masuk ke Rumah Sakit; atau infeksi residual pada waktu dirawat di Rumah Sakit sebelumnya. Termasuk juga infeksi yang muncul setelah penderita keluar Rumah Sakit, dan juga infeksi yang mengenai staf dan fasilitas Rumah Sakit (sinonim : infeksi yang didapat di Rumah Sakit) Patogenisitas: adalah kemampuan yang dimiliki oleh bibit penyakit untuk membuat orang menjadi sakit, atau untuk membuat sekelompok penduduk yang terinfeksi menjadi sakit. Penderita atau Orang Sakit: adalah orang yang menderita suatu penyakit. Higiene Perorangan: Dalam bidang pemberantasan penyakit menular maka upaya untuk melindungi diri terhadap penyakit menjadi tanggung jawab individu dalam menjaga kesehatan mereka dan mengurangi penyebaran penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui kontak langsung. Angka Prevalensi: Jumlah keseluruhan orang yang sakit yang menggambarkan kondisi tertentu yang menimpa sekelompok penduduk tertentu pada titik waktu tertentu (Point Prevalence), atau pada periode waktu tertentu (Period Prevalence), tanpa melihat kapan penyakit itu mulai dibagi dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko tertimpa penyakit pada titik waktu tertentu atau periode waktu tertentu. Karantina: Pembatasan aktivitas yang ditujukan terhadap orang atau binatang yang telah kont ak dengan orang/binatang yang menderita penyakit menular pada masa penularan. Tujuannya adalah untuk mencegah penularan penyakit pada masa inkubasi jika penyakit tersebut benar-benar diduga akan terjadi. Repelan: adalah bahan kimia yang digosokkan di kulit, pakaian atau tempat lain dengan maksud: 1. Mencegah serangga menggigit/menyerang 2. Mencegah larva cacing masuk melalui kulit
Pelaporan Penyakit: Adalah laporan resmi yang ditujukan kepada pejabat kesehatan yang berwenang yang berisikan kejadian penyakit yang menimpa orang atau binatang. Reservoir (dari penyakit infeksi): Setiap orang, binatang, arthropoda, tumbuh-tumbuhan, tanah atau barang-barang (atau kombinasi dari keduanya) dimana bibit penyakit biasanya hidup dan berkembang biak serta hiduonya sangat tergantung pada inang tempatnya menumpang. Resistensi: Merupakan hasil dari mekanisme tubuh yang dapat menghalang-halangi atau mencegah invasi, multipliksi dari bibit penyakit kedalam tubuh atau mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang diakibatkan oleh racun yang dikelurkan oleh bibit penyakit. Rodentisida: Suatu bahan kimia yang dipergunakan untuk membunuh rodensia, umumnya setelah ditelan oleh rodensia tersebut. Sumber Infeksi: Orang, binatang, barang/bahan dari mana bibit penyakit ditularkan pada orang lain. Sumber infeksi harus dibedakan dengan Sumber Kontaminasi yaitu sebagai contoh septic tank yang meluap mencemari sumber air atau juru masak yang terinfeksi mencemari salad yang disajikan. Surveilans Penyakit: Berbeda dengan surveilans terhadap manusia, surveilans penyakit adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melihat seluruh aspek dari muncul dan menyebarnya suatu penyakit agar dapat dilakukan penanggulangan yang efektif. 46. Susceptible (Rentan) – Seseorang atau binatang yang tidak memiliki daya tahan yang cukup untuk melawan bibit penyakit tertentu untuk mencegah dirinya tertulari jika mereka terpajan dengan bibit penyakit tersebut. Tersangka: Tersangka dalam pemberantasan penyakit menular dimaksudkan adalah kesakitan yang diderita seseorang dimana gejala dan
perjalanan
penyakitnya
megidentifikasikan
bahwa
kemungkinan menderita sesuatu penyakit menular tertentu.
mereka
Penularan Penyakit Infeksi: Mekanisme dimana penyakit infeksi ditularkan dari suatu sumber atau reservoir kepada seseorang. Mekanisme tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penularan Langsung; 2. Penularan Tidak Langsung 3. Penularan Melalui Udara Kewaspadaan Universal: merupakan kewaspadaan universal terhadap darah dan cairan. Virulensi: Adalah tingkat patogenisitas dari bibit penyakit yang digambarkan dengan “Case Fatality Rate” dan atau dengan kemampuan dari bibit penyakit menembus dan merusakkan jaringan tubuh dari inang. Zoonosis: Infeksi atau penyakit infeksi yang ditularkan secara alamiah oleh binatang bertulang belakang (vertebrata) kepada manusia. Dia bisa termasuk golongan enzootic atau epizootic. 3. Tujuan dan Manfaat Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat a.
Tujuan Epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
epidemiologi adalah memperoleh data frekuensi, distribusi dan determinan penyakit atau fenomena lain yang berkaitan dengan fenomena kesehatan masyarkat, misalnya: 1.
Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan yang tercemar dan menemukan penyebabnya.
2.
Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes, rokok dengan penyakit jantung dan hubungan-hubungan penyakit dan masalah kesehatan lainnya
3.
Menentukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari percobaan heawan konsisten dengan data epidemiologis
4.
Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggualangan masalah kesehatan, serta menentuka prioritas masalah keseahatan masyarakat
Sedangkan tujuan epidemiologi menurut Risser (2000), Gordis (2000), Gerstman (1998), Kleinbaum (1982) dapat di simpulkan sebagai berikut : Mendeskripsikan distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi. Menjelaskan etiologi penyakit. Meramalkan kejadian penyakit. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi. b.
Manfaat epidemiologi dalam Kesehatan Masyarakat Apabila epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik, akan
diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah sebagai berikut: 1. Membantu pekerjaan administrasi kesehatan. Yaitu membantu pekerjaan dalam perencanaan (planning) dari pelayanan kesehatan, pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluation) suatu upaya kesehatan. Data yang diperoleh dari pekerjaan epidemiologi akan dapat dimanfaatkan untuk melihat apakah upaya yang dilakukan telah sesuai dengan rencana atau tidak (pemantauan) dan ataukah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau tidak (penilaian). 2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan. Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan. 3. Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit. Salah satu masalah kesehatan yang sangat penting adalah tentang penyakit. Dengan menggunakan metode epidemiologi dapat diterangkan Riwayat Alamiah Perkembangan Suatu Penyakit (Natural History of Disease). Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam menggambarkan perjalanan suatu penyakit. Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sedemikian rupa sehingga penyakit tidak sampai berkelanjutan. Epidemiologi dalam menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit adalah melalui pemanfaatan keterangan tentang frekuensi dan penyebaran penyakit terutama penyebaran penyakit menurut waktu. Dengan diketahuinya
waktu muncul dan berakhirnya suatu penyakit, maka dapat diperkirakan perkembangan penyakit tersebut. 4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan. Karena epidemiologi mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan tersebut. Keadaan yang dimaksud di sini merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri – ciri manusia, tempat dan waktu. Perpaduan ciri ini pada akhirnya menghasilkan 4 ( empat ) keadaan masalah kesehatan yaitu : a. Epidemi (singkat dan tinggi) Adalah keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam frekuensi yang meningkat. b. Pandemi
(peningkatan
yang
sangat
tinggi
dan
sangat
luas)
Adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang sangat luas. c. Enemi (frekuensi tetap dalam waktu yang lama) Adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama. a. Sporadik (berubah-ubah menurut perubahan waktu) Adalah suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu. c. Peranan Epidemiologi dalam Kesehatan dan Keselamatan Kerja Epidemiologi kesehatan dan keselamatan kerja adalah studi yang mempelajari efek kesehatan yang disebabkan oleh faktor-faktor pemaparan (bahaya) di lingkungan kerja. Selain itu gaya hidup (merokok, minum minuman keras, pola makan kebiasaan olah raga merupakan faktor sekunder
yang turut memodifikasi variabel yang menyertai pemaparan faktor lingkungan kerja. Tujuan adanya epidemiologi di lingkup kesehatan keselamatan kerja adalah untuk menentukan pemapar yang menyebabkan penyakit akibat pekerjaan atau gangguan kesehatan dan merekomendasi upaya pencegahan serta menyediakan data untuk proyeksi yang akan datang. Pendekatan yang dilakukan dalam epidemiologi kesehatan keselamatan kerja eksperimental, observasional (retrospektif dan prospektif). 4. Ruang Lingkup Epidemiologi Adapun ruang lingkup epidemiologi sebagai berikut : 1. Epidemiologi penyakit menular Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi gangguan penyakit menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali. 2. Epidemiologi penyakit tidak menular Upaya untuk mencegah penyakit yang tidak menular seperti kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat dan lain-lain. 3. Epidemiologi klinik Banyak yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi atau para dokter dan tenaga medis tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi. 4. Epidemiologi kependudukan Cabang epidemiologi yang menggunakan sistem pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi yang terjadi dalam masyarakat. 5. Epidemiologi gizi Banyak digunakan dalam menganalisis masalah gizi masyarakat, dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat. 6. Epidemiologi kesehatan jiwa Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk
tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. 7. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan Salah satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis masalah, mencari faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. 8. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja Merupakan bagian dan cabang dari epidemiologi yang mempelajari dan menganalisis
keadaan
kesehatan
tenaga
kerja
akibat
pengaruh
keterpaparan pada lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia, biologi, sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja. 5. Variabel Epidemiologi 1. Waktu Waktu Mempelajari distribusi penyakit menurut waktu merupakan aspek utama analisis epidemiologi. Distribusi kejadian penyakit ini biasanya dinyatakan dalam bulanan atau tahunan. Ada tiga macam perubahan dalam distribusi penyakit yang dapat diidentifikasi menurut waktu yaitu : a. Secular trends, yaitu perubahan atau variasi frekuensi kejadian penyakit dalam jangka panjang b. Cyclic change, perubahan yang terjadi secara periodis dalam satu tahun, atau lebih Fluktuasi jangka pendek yang sering ditemukan dalam epidemi penyakit. 2. Orang Karakteristik penting yang secara rutin diperhatikan dalam mempelajari distribusi kejadian penyakit menurut orang adalah umur dan jenis kelamin. Angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) umumnya berhubungan dengan umur dan jenis kelamin. Sebagai contoh, diare akut non-spesifik umumnya terjadi pada balita dan ini penting secara epidemiologi oleh karena kelompok usia balita memang paling rentan untuk menderita diare, yang jika tidak diatasi segera dapat berakibat fatal.
Variabel lain yang juga diperhitungkan adalah ras, pekerjaan, status perkawinan, golongan darah, kecenderungan kepribadian dan variabel keluarga misalnya ukuran keluarga. 3. Tempat Mempelajari distribusi penyakit menurut tempat sering dinyatakan menurut suatu lokasi yang dibatasi oleh batas-batas alam (misalnya gunung, sungai) atau batas administrasi pemerintahan. Batas alam lebih memiliki arti dalam kaitan dengan pemahaman etiologi enyakit. Tempat/wilayah berkaitan dengan tinggi rendahnya frekuensi penyakit oleh karena kondisi lingkungan tertentu, iklim misalnya kelembaban, curah hujan, ketinggian, kandungan mineral, penyediaan air dan sebagainya. 6. Definisi Sehat Sakit a. Definisi sehat Di Indonesia, konsep sehat WHO (1948), diadopsi ke dalam Undang-Undang No.23,1992 tentang Kesehatan, yang menyatakan bahwa, Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi.” Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Mengandung 3 karakteristik : 1. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia. 2. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal. 3. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif. b. Definisi sehat Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit (Soejoeti, 2005). Menurut Bauman(1965), seseorang menggunakan 3 kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit atau tidak, yaitu :
1. Adanya gejala, misalnya naiknya temperatur, nyeri. 2. Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan, seperti baik, buruk, dan sakit. 3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya bekerja, sekolah. Akan tetapi, konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya. Jadi sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial yang dapat memungkinkan sesorang untuk melakukan aktifitas secara produktif baik ekonomi maupun social, sedangkan sakit adalah suatu keadaan dalam fungsi normal pada setiap manusia sebagai totalitas yang termasuk dalam system biologis dan adaptasi. c. Model Sehat Sakit 1.
Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman) Menurut Neuman (1990): ”sehat dalam suatu rentang merupakan tingkat kesejahteraan klien pada waktu tertentu , yang terdapat dalam rentang dan kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan habisnya energi total” Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan
pada
mempertahankan
lingkungan keadaan
internal
fisik,
dan
emosional,
eksternalnya
untuk
intelektual,
sosial,
perkembangan, dan spiritual yang sehat. Sedangkan sakit merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. 2.
Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn) Model yang dikembangkan oleh Dunn (1977) ini berorientasi pada cara memaksimalkan potensi sehat pada individu melalui perubahan perilaku.
Pada pendekatan model ini perawat melakukan intervensi keperawatan yang dapat membantu klien mengubah perilaku tertentu yang mengandung resiko tinggi terhadap kesehatan. 3.
Model Agen-Pejamu-Lingkungan(Leavell at all.) Menurut pendekatan model ini tingkat sehat dan sakit individu atau kelompok ditentukan oleh hubungan dinamis antara Agen, Pejamu, dan Lingkungan. Agen merupakan berbagai faktor internal-eksternal yang dengan atau tanpanya dapat menyebabkan terjadinya penyakit atau sakit. Agen ini bisa bersifat biologis, kimia, fisik, mekanis, atau psikososial. Jadi Agen ini bisa berupa yang merugikan kesehatan (bakteri, stress) atau yang meningkatkan kesehatan (nutrisi, dll). Model ini menyatakan bahwa sehat dan sakit ditentukan oleh interaksi yang dinamis dari ketiga variabel tersebut.
4.
Model Keyakinan-Kesehatan Model Keyakinan-Kesehatan menurut Rosenstoch (1974) dan Becker dan Maiman (1975) menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang ditampilkan. Model ini memberikan cara bagaimana klien akan berprilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
5.
Model Peningkatan-Kesehatan (Pender). Dikemukakan oleh I (1982,1993,1996) yang dibuat untuk menjadi sebuah model yang menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan. Fokus dari model ini adalah menjelaskan alasan keterlibatan klien dalam aktivitas kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah), mengembalikan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit. Dengan demikian sehat dan sakit bukanlah suatu kondisi yang
berbeda. Sehat dan sakit merupakan keadaan fungsi dan struktur jasmani mental sosial seseorang pada skala ukur yang disebut derajat kesehatan atau tingkat kesehatan atau status kesehatan. 7. Riwayat alamiah perjalanan penyakit
Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) adalah deskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibatpenyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik. Berikut merupakan kerangka umum riwayat alamiah penyakit :
Perjalanan penyakit dimulai dengan terpaparnya individu sebagai penjamu yang rentan (suseptibel) oleh agen kausal. Paparan (exposure) adalah kontak atau kedekatan (proximity) dengan sumber agen penyakit. Konsep paparan berlaku untuk penyakit infeksi maupun non-infeksi. Jika terdapat tempat penempelan (attachment) dan jalan masuk sel (cell entry) yang tepat maka paparan agen infeksi dapat menyebabkan invasi agen infeksi dan terjadi infeksi. Agen infeksi melakukan multiplikasi yang mendorong terjadinya proses perubahan patologis, tanpa penjamu menyadarinya. Periode waktu sejak infeksi hingga terdeteksinya infeksi melalui tes laboratorium/ skrining disebut “window period”. Dalam “window period” individu telah terinfeksi, sehingga dapat menular-kan penyakit, meskipun infeksi tersebut belum terdeteksi oleh tes laboratorium. Implikasinya, tes laboratorium hendaknya tidak dilakukan selama “window period”, sebab infeksi tidak akan terdeteksi. Selanjutnya berlangsung proses promosipada tahap preklinis, yaitu keadaan patologis yang ireversibel dan asimtomatis ditingkatkan derajatnya menjadi keadaan dengan manifestasi klinis (Kleinbaum et al., 1982; Rothman,
2002).Melalui proses promosi agen kausal akan meningkatkan aktivitasnya, masuk dalam formasi tubuh, menyebabkan transformasi sel atau disfungsi sel, sehingga penyakit menunjukkan tanda dan gejala klinis. Waktu yang diperlukan mulai dari paparan agen kausal hingga timbulnya manifestasi klinis disebut masa inkubasi (penyakit infeksi) atau masa laten (penyakit kronis). Pada fase ini penyakit belum menampakkan tanda dan gejala klinis, disebut penyakit subklinis (asimtomatis). Masa inkubasi bisa berlangsung dalam hitungan detik pada reaksi toksik atau hipersentivitas. Pada penyakit kronis masa inkubasi (masa laten) bisa berlangsung sampai beberapa dekade. Selanjutnya terjadi inisiasi penyakit klinis. Pada saat ini mulai timbul tanda (sign) dan gejala (symptom) penyakit secara klinis, dan penjamu yang mengalami manifestasi klinis disebut kasus klinis. Gejala klinis paling awal disebut gejala prodromal. Selama tahap klinis, manifestasi klinis akan diekspresikan hingga terjadi hasil akhir/ resolusi penyakit, baik sembuh, remisi, perubahan beratnya penyakit, komplikasi, rekurens, relaps,sekuelae, disfungsi sisa, cacat, atau kematian. Periode waktu untuk mengekspresikan penyakit klinis hingga terjadi hasil akhir penyakit disebut durasi penyakit. 8. Perhitungan Morbiditas, Mortalitas, Prevalensi, Insidensi. a. Morbiditas (Angka kesakitan) untuk mengukur masalah penyakit Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam istilah tunggal: morbiditas. Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi. Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan suatu kondisi sakit. Morbiditas mengacu pada angka kesakitan yaitu jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko. Didalam epidemiologi, ukuran utama morbiditas adalah angka insidensi dan prevalensi dan berbagai ukuran turunan dari kedua indikator tersebut. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan dapat diukur dengan Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.
1. Insidensi Insidensi adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat. Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu tentang : ™ Data tentang jumlah penderita baru. ™ Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru (Population at Risk). Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: a) Incidence Rate ™ Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Rumus yang digunakan adalah:
Manfaat Incidence Rate adalah:
Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi.
Mengetahui resiko untuk terkena masalah kesehatan yang dihadapi.
Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan kesehatan.
b) Attack Rate ™ Yaitu jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Manfaat Attack Rate adalah :
Memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit.
Makin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan penularan penyakit tersebut. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
c) Secondary Attack Rate Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama. ™ Digunakan menghitung suatu penyakit menular dan dalam suatu populasi yang kecil (misalnya dalam satu keluarga). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
2. Prevalensi Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang kebal atau penduduk dengan risiko (Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya bukanlah suatu rate yang murni, karena penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu : a) Period Prevalen Rate ™ Yaitu jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan
jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. ™ Nilai Period Prevalen Rate hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya pada penyakit kanker dan kelainan Jiwa. ™ Rumus yang digunakan :
b) Point Prevalen Rate ™ Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
b. Mortalitas (Angka kematian) Mortalitas merupakan ukuran frekuensi dalam populasi yang spesifik pada interval waktu dan tempat tertentu. Crude mortality rate adalah total jumlah populasi yang meninggal dibagi total jumlah populasi
Infant Mortality Rate (IMR) adalah total jumlah kematian dalam satu tahun anak yang berumur kurang dari satu tahun dibagi jumlah bayi yang lahir hidup pada tahun yang sama.
Selain Infant Mortality Rate (IMR) terdapat pula Perinatal Mortality untuk kematian janin pada umur kehamilan 28 minggu hingga umur bayi 1 minggu, Neonatal Mortality untuk kematian bayi umur hingga 1 bulan dan Post Neonatal Mortality untuk kematian bayi umur 1 bulan hingga 1 tahun. Angka kematian ibu (AKI) Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas selama periode waktu tertentu dibagi jumlah kelahiran hidup yang dilaporkan selama periode waktu yang sama.
Case Fatality Rate (CFR) adalah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA ____. 2011. Manfaat Epidemiologi.(http://epiders.blogspot.com/2011/11/manfaatepidemiologi.html?m=1). Diakses pada 9 Maret 2019 pukul 22.40. ____.24
Pengertian
Epidemiologi
Menurut
Para
Ahli
Terlengkap.
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/09/pengertian-epidemiologimenurut-para-ahli-terlengkap.html. Diakses pada 10 Maret 2019 pukul 08.57 Arjuna, Fatkurahman. Kesehatan Masyarakat “Epidemiologi”. http://staffnew.uny.ac.id/upload/198303132010121005/pendidikan/(6)+Epide miologi+.pdf. Diakses pada 10 Maret 2019 pukul 08.35. Chandra, Budiman (2006). Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas, EGC, Jakarta. Dwiprahasto, Iwan.
Epidemiologi.
https://docobook.com/epidemiologi-
epidemiologid0b42cebc7c48a252648504382b19b3228676.html.
Diakses
pada 11 Maret 2019 pukul 15.47. Humam
Z.
(2014).
Konsep
Sehat
Sakit
Materi
Keperawatan.
http://humamakper1.blogspot.com/2014/11/konsep-sehat-sakit.html. Diakses pada 9 Maret 2019 pukul 21.37. Murti,
Bhisma.
Bab
4
Riwayat
Alamiah
Penyakit.
https://fk.uns.ac.id/static/materi/Riwayat_Alamiah_Penyakit-Prof_Bhisma Murti.pdf. Diakses pada 11 Maret 2019 pukul 16.03. Ngurah,
Ketut.
2011.
Ruang
Lingkup
Epidemiologi
K3.
(http://www.slideshare.net/KetutNgurah/epid-k3sesi2). Diakses pada 9 Maret 2019 pukul 20.03. Nurcahyo, Hendro. 2013. Manfaat Epidemiologi dalam Lingkup Kesehatan Keselamatan Krja (KKK) dalam Menganalisis Status Kesehatan Pekerja. http://hendronurcahyo.wordpress.com/tag/tugas-kuliah-semeter-2-dasar-k3/. Diakses pada 9 Maret pukul 20.15.
Soejoeti, Sunanti Z., (2005). Konsep sehat, sakit dan penyakit dalam konteks sosial budaya. Cermin Dunia Kedokteran, 149, 49-52. Undang-Undang No.23 Tahun 1992, tentang Kesehatan. Wirawan, Andika. 2011. Tujuan, Manfaat, Dan Peran Epidemiologi. (https://epidemiolog.wordpress.com/2011/02/24/tujuan-manfaat-dan-peranepidemiologi/amp/). Diakses pada 9 Maret pukul 2019 22:30.