4. Jelaskan Epidemiologi, Etiologi dan Faktor Resiko! Epidemiologi : kejadian jatuh dilaporkan terjadi pada sekitar 30% orang berusia 65 tahun ke atas setiap tahunnya, dan 40% sampai 50% dari mereka yang berusia 80 tahun ke atas. 1/3 daei mereka yang berusia 65 tahun keatas dan tinggal di rumah mengalami satu kali jatuh setiap tahun, dan sekitar 1/40 orang yang jatuh tersebut memerlukan perawatan di rumah sakit. Hanya sekitar setengah dari pasien usia lanjut yang di rawat akibat jatuh akan hidup setahun kemudian. Jatuh dapat mempengaruhi kualitas hidup. Ketakutan mengalami jatauh dialami oleh 25-40% orang berusia lanjut, yang kebanyakan dari mereka belum mengalami jatuh. Data di indonesia mengenai kejadian instabilitas dan jatuh masih amat sedikit. Penelitian Handayani tahun 2003 di divisi geriatri RSUPN Cipto Mangun Kusumo mendapatkan angka kejadian instabilittas sebessar 23,35%. Etiologi : 1. Kecelakaan : merupakan faktor penyebab jatuh yang utama bagi lansia, yaitu sekitar30-50 % kasus jatuh. Murni kecelakaan, misalnya karena jatuh terpeleset atau tersandung sesuatu. Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-kelainan akibat prosesmenua, misalnya karena penglihatan pada lansia sudah menurun (mata kurangawas), kemudian menabrak bendabenda yang ada di rumah, sehingga akhirnya jatuh. 2. Nyeri kepala dan atau vertigo 3. Hipotensi orthostatik •
Hipovolemia (curah jantung rendah)
•
Disfungsi otonom
•
Penurunan kembalinya darah vena ke jantung
•
Terlalu lama berbaring dan kurang bergerak selama berbaring
•
Pengaruh obat-obat hipotensi
•
Hipotensi sesudah makan
•
4. Obat-obatan :
•
anti hipertensi, misalnya alfa-bloker
•
anti depresan trisiklik
•
sedativa
•
antipsikotik
•
obat-obat hipoglikemik
•
alkohol
5. Proses penyakit yang spesifik. Penyakit-penyakit akut seperti : Kardiovaskuler : - aritmia- stenosis aorta- sinkope sinus karotis Neurologi : - TIA- stroke- serangan kejangParkinson- kompresi saraf spinal karena spondilosis- penyakit cerebelum 6. Idiopatik ( tidak jelas sebabnya ) 7. Sinkope : kehilangan kesadaran secara tiba-tiba drop attack (serangan roboh) penurunan darah ke otak secara tiba-tiba terbakar matahari 8. Faktor lingkungan : alat-alat atau perabot rumah tangga yang sudah tidak layak pakai karena sudah tua,tidak stabil, atau tergeletak di sembarang tempat. tempat tidur atau jamban yang rendah (jongkok) sehingga menyulitkan lansia ketikaakan berdiri.tempat berpegangan yang tidak kuat / susah dipegang :lantai yang tidak datar, baik ada trapnya atau menurun karpet yang kurang baik, sehingga bisa membuat jatuh, keset yang tebal,/menekukpinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin dan mudah tergeser.lantai yang licin dan basah yang tidak
diperhatikan penerangan yang kurang baik (kurang terang atau terlalu menyilaukan) alat bantu jalan yang ukuran, berat, maupun penggunaannya yang tidak tepat.
Faktor Resiko : 1. Faktor intrinsik:
Sistem Sensorik yang berperan di dalamnya adalah visus (penglihatan), pendengaran, fungsivestibuler, dan propioseptif. Semua gangguan atau perubahan pada mata akanmenyebabkan gangguan penglihatan. Semua penyakit telinga akan menimbulkan gangguanpendengaran. Vertigo tipe perifer sering terjadi pada lansia yang diduga karena adanyaperubahan fungsi vestibuler akibat proses menua. Neuropati perifer dan penyakit degeneratifleher akan mengganggu fungsi propioseptif. Gangguan sensorik tersebut menyebabkanhamper sepertiga lansia
mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik. Sistem saraf pusat (SSP)SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik. PenyakitSSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal sering diderita oleh lansia danmenyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon
tidak baik terhadap input sensorik. KognitifPada beberapa penelitian, demensia diasosiasikan dengan meningkatnya
risiko jatuh. MuskuloskeletalFaktor ini disebutkan leh beberapa peneliti merupakan faktor yang benar-benar murnimilik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh. Gangguan musculoskeletalmenyebabkan gangguan gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan dengan proses menuayang fisiologis.
2. Faktor ekstrinsik:
Faktor ekstrinsik merupakan faktor dari luar (lingkungan sekitarnya) diantaranya cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tersandung benda-benda. Faktor-faktor ekstrinsik tersebut antara lain lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok, obat-obatan yang diminum dan alat-alat bantu berjalan.
7. Pencegahan Jatuh. 1. Identifikasi faktor risiko Pada setiap lanjut usia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor instrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assessment keadaan sensorik, neurologis, muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering menyebabkan jatuh. Keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergerser sendiri) sebaiknya diganti, peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalan/tempat aktivitas lanjut usia. Kamar mandi dibuat tidak licin sebaiknya diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC sebaiknya dengan kloset duduk dan diberi pegangan di dinding. 2. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan (gait) Setiap lanjut usia harus dievaluasi bagaimana keseimbangan badannya dalam melakukan gerakan pindah tempat, pindah posisi. Bila goyangan badan pada saat berjalan sangat berisiko jatuh, maka diperlukan bantuan latihan oleh rehabilitasi medis. Penilaian gaya berjalan juga harus dilakukan dengan cermat, apakah kakinya menapak dengan baik, tidak mudah goyah, apakah penderita mengangkat kaki dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah penderita cukup untuk berjalan tanpa bantuan. Kesemuanya itu harus dikoreksi bila terdapat kelainan/penurunan.
3. Mengatur/ mengatasi faktor situasional Faktor situasional bahaya lingkungan dapat dicegah dengan mengusahakan perbaikan lingkungan , faktor situasional yang berupa aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan
kondisi kesehatan lanjut usia. Aktifitas tersebut tidak boleh melampaui batasan yang diperbolehkan baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka di anjurkan lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau berisiko tinggi untuk terjadinya jatuh.