Ekonomi Kreatif Nama: Muhammad Fikri Haikal Kelas; IX F Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang utama.[1] Konsep ini biasanya akan didukung dengan keberadaan industri kreatif yang menjadi pengejawantahannya.[2] Seiring berjalannya waktu, perkembangan ekonomi sampai pada taraf ekonomi kreatif setelah beberapa waktu sebelumnya, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi. Ibnu menuturkan di Banjarmasin sendiri sudah mulai bermunculan para pelaku ekonomi kreatif. Mulai dari kerajinan, konveksi, kuliner, desain grafis, aksesori, hingga bisnis start up. Usaha-usaha tersebut digolongkan kreatif lantaran dipasarkan atau dipromosikan dengan cara yang tidak biasa. “Dengan kata lain, tidak sekadar jualan. Tapi, ada strategi khusus dalam bidang pemasaran dan promosinya. Selain itu, juga ada nilai tambah yang bertujuan mengkampanyekan kepada konsumen agar mencintai dan menghargai produk lokal, sehingga ada kebanggaan,” tambahnya. Ketua KKF, Farid Faturahman, meminta agar para pelaku usaha ekonomi kreatif di Kalsel terus meningkatkan kreativitasnya. “Terus berinovasi dan jangan mudah menyerah. Dan yang paling penting, terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah masing-masing sembari memperkuat jaringan bisnis, terutama dengan sesama pelaku bisnis ekonomi kreatif,” ujar Farid. Dalam komunitas KKF sendiri, urai Farid, beranggotakan puluhan pelaku usaha ekonomi kreatif. Dalam forum inilah mereka sering berdiskusi mengenai peluang-peluang bisnis bidang ekonomi kreatif. “Kami juga sering bertukar ide dengan pihak pemerintah daerah sebagai bentuk partisipasi dalam meningkatkan perekonomian dearah,” tuntasnya.(oza/at/dy