(BREBES CREATIVE CITY NETWORK BASED ON HUMAN CREATIVE DEVELOPMENT APPROACH : SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA KREATIF BREBES)
Diusulkan Oleh Wisnu Bayu Aji (C1A015072) Adi Nurfadillah (C1A015081)
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2017
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul : “Brebes Creative City Network Based on Human Creative Development Approach : Sebagai Strategi Pengembangan Kota Kreatif Brebes” 2. Bidang : Ekonomi Kreatif 3. Ketua Penulis : a. Nama Lengkap : Wisnu Bayu Aji b. NIM : C1A015072 c. Fakultas/Jurusan : Jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis d. Nama Perguruan Tinggi : Universitas Jenderal Soedirman e. Alamat Rumah : Gg Sawo RT 13/03 Desa Kalangsari Kab. Karawang f. No. Telp/Hp : 085773353445 g. Alamat email :
[email protected] 4. Jumlah Anggota Penulis : 1 5. Dosen Pendamping : a. Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Neni Widyaningsih b. NIP : 196303221989012001 c. Alamat Rumah : Jl. Saripong Purwosari RT 4/2 Purwokerto d. No. Telp/ Hp : 08122666065
Purwokerto, 2 Oktober 2017 Menyetujui Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Penulis
( Dra. Dijan Raharjuni, Msi) NIP.196201111988032001
( Wisnu Bayu Aji) NIM. C1A015072
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Dr. Ade Banani, MMS) NIP. 196001311989031002
(Dra. Neni Widyaningsih) NIP.196303221989012001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Karya tulis ilmiah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini berjudul “Brebes Creative City Network Based on Human Creative Development Approach : Sebagai Strategi Pengembangan Kota Kreatif Brebes” Penulisan Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah di LKTIN HN Expo 2017 Universitas Sumatera Utara. Karya tulis ini merupakan sebuah karya yang tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ini. Akhir kata, Penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat serta menambah pengetahuan bagi semua pihak yang mempunyai kepentingan.
Purwokerto, 1 Oktober 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................... i Halaman Pengesahan…………………………………………………….ii Kata Pengantar......................................................................................... iii Daftarisi................................................................................................... iv Daftar Tabel……………………………………………………………….v Daftar Gambar………………………………………………………….. vi Abstraksi .................................................................................................. vii BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 1.3. Tujuan .......................................................................................... 1.4. Manfaat......................................................................................... BAB II TinjauanPustaka 2.1. DefinisiEkonomiKreatif ............................................................. 2.2. GambaranUmum Kota Brebes............................................ 6 BAB III MetodePenelitian 3.1. JenisPenelitian............................................................................ 3.2. Jenis Data.......................................................................... 7 3.3. Teknik Pengumpulan data ………………………………………. 3.4. Teknik Analisis Data........................................................................ BAB IV Pembahasan 4.1. PeluangdanTantanganEkonomiKreatif Indonesia dalamAsean Economic Community ................................................................. 9 4.2 GambaranUmumPotensiEkonomiKreatif Kota Brebes.... 10 4.3 Konsep dan Grand Design Impelementasi Brebeso Creative City Networkbased onHuman Creative Development Approach..................................................................................... 12 4.4. Model Sinergitas Stakeholders dalam Pengembangan Brebes Creative City Network .................................................................. 15 BAB V Penutup 5.1.Kesimpulan.................................................................................. 5.2. Saran ............................................................................................
1 4 4 5 5
7 7 7
17 17
DaftarPustaka......................................................................................... 19 Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 20
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1. Peta Persaingan Industri Kreatif Nasional dengan Negara ASEAN….9 Tabel 2. Grand Design Implementasi Brebes Creative City NetworkBased on Creative Development Approcah………………………………………………13 Gambar 2. Model Sinergitas Antar Stakeholders……………………………….15
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pergeseran Orentasi Ekonomi dunia Barat……………………..1
vi
BREBES CREATIVE CITY NETWORK BASED ON HUMAN CREATIVE DEVELOPMENT APPROACH : SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA KREATIF BREBES WisnuBayuAji, danAdiNurfadilahRosyandi Universitas Jenderal Soedirman Abstrak Penulisankaryatulisinidilatarbelakangiolehbesarnyapotensiekonomikreatifbaik di bidangkerajinan, fesyenmaupunkulinernamunpotensitersebutbelumtermanfaatkansecara optimal.Olehkarenaitutujuan yang ingindicapaidaripenulisaniniadalahuntukmengetahuidanmerumuskanbagaimanagagasan kritistentangimplementasibrebes creative city melalui human creative development approach.Penulisaninimerupakanpenulisandeskriptifdenganmetodependekatankualitatif dankuantitatifberdasarkan data sekunder yang dikumpulkanmelaluistudiliteratur, dokumenter, dananalisissubjektif-intuisi.Rendahnyakualitas SDM manusiamenyebabkantampilan, fungsi, dankualitasdariproduk yang dihasilkankurangdapatbersaingdipasardomestikmaupun global, padahalbanyakpotensidaerah yang apabilaterorganisirdenganbaikmakaakandapatmendorongpengembangankota industry kreatif yang berbasisbudayalokal. Implementasi Human Creative Development Approachpadasektorekonomikreatifmenawarkansuatustrategidalampengembangansumbe rdayamanusiadenganmengadakanpelatihan, kolaborasidaninvestasi di bidangekonomikreatif, sertagunamendukungpengembangSDM yang lebihbaikmakadilakukannsebuahpemetaanwilayahberdasarkanpotensinya. HasilpenerapanHuman Creative Development Approach iniadalahterciptanyakotakreatifbrebes yang memilikisumberdayamanusiaberkualitas, berdayasaingtinggidandapatberkontribusiterhadappengembangansektorekonomilainnya. Kata Kunci : brebescreative city, human creative development approach, budaya lokal
vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alvin Toffler Future Shock (1970) dalam bukunya menyebutkan bahwa peradaban manusia terdiri dari tiga gelombang yaitu gelombang 1 adalah abad pertanian, gelombang 2 adalah abad industri dan gelombang 3 adalah abad informasi. Namun seiring perkembangan zaman, peradaban manusia terus mengalami perubahan dinamis yang ditandai dengan kompetisi keras sebagai dampak dari globalisasi (perdagangan bebas). Beberapa ilmuwan menyebutnya sebagai knowlgde-based economy, sebagai ekonomi yang berorientasi pada kreatifitas.1 Ekonomi
Ekonomi
Ekonomi
Ekonomi
Pertanian
Industri
Informasi
Kreatif
Sumb er : Neny Anggriani, 2009 : 145 Gam bar 1. Pergeseran
Orentasi Ekonomi dunia Barat Perdagangan bebas dan krisis ekonomi global mengharuskan setiap negara, termasuk Indonesia berupaya keras untuk dapat bersaing baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Kondisi tersebut dapat dipecahkan dengan mendorong suatu bentuk perekonomian yang lebih berdaya saing, sumber daya yang terbarukan dan berkesinambungan berbasis kreatifitas, dimana ide atau gagasan dapat memberikan kesejahteraan secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Pengembangan ekonomi dan ekonomi kreatif di Indonesia diperlukan agar siap memanfaatkan dan merebut peluang pasar yang semakin kompetitif. Hal ini dikarenakan ekonomi kreatif memiliki potensi besar dalam memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan dalam suatu negara; menciptakan iklim bisnis yang positif; membangun citra dan identitas bangsa; berbasis pada sumberdaya yang terbarukan; menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa; dan memberikan dampak sosial yang positif. Di bidang pengembangan konsep Ekonomi Kreatif, Indonesia terbilang cukup tertinggal dengan negara lain yang sudah memperkenalkan konsep ini terlebih dahulu. Indonesia membutuhkan sekitar satu dekade untuk melihat potensi pengembangan Ekonomi Kreatif semenjak istilah ini pertama diperkenalkan di Australia pada era 90an 1
Gambar. Tersebut menjelaskan bahwa dinegara maju telah menyusut jauh , standar hidup yang tinggi menyebabkan biaya operasional pabrik besar dinegara-negara maju menjadi semakin mahal sehingga pemanfaatan teknologi informasi, mesin-mesin canggih yang optimal akan sangat membantu mengurangi biaya-biaya manusia. Negara-negara maju secara serentak mencanagkan lahirnya era globalisasi. Dengan mengandalkan modal besar, negara maju mendirikan pabriknya dinegara-negara berkembang . seiring perkembangan zaman, penelitian statistic yang super canggih berhasil mengidentifikasi bahwa konsepkonsep dan gagasan kreatif adalah modal baru bagi perekonomian dinegara-negara maju dan mampu menjadi sumber ekonomi yang tinggi. menurut Jakob Oetama (2008), pada era ekonomi kreatif tidak ada atribut yang cocok untuk abad ke-20, karena tidak lagi sesuai diabad i-21, sehingga diperlukan perubahan disegala bidang. Selanjutnya dikatakan yang paling penting saat ini adalah tumbuhnya kekuatan ide. Lihat Nenny Angriani, Industri Kreati,. Jurnal Ekonomi Desember 2008 Vol 8. (Indonesia : Lembaga Penilitian Indonesia), hal 144-145
8
(UNCTAD, 2004) dan tumbuh pesat di Inggris saat Tony Blair di tahun 1997 membentuk Creative Industries Task Force (Djumena, 2011). Cepatnya negara-negara lain beranjak ke Ekonomi Kreatif adalah akibat kesadaran dan usaha mereka untuk mengurangi ketergantungan pada industri-industri manufaktur yang mulai mengalihkan pusat produksinya ke negara-negara berkembang, oleh karena itu mereka mencoba alternatif ekonomi lain melalui pengembangan industri kreatif (Howkins, 2008).2 Menyadari peran penting ekonomi, Presiden RI telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional yang mulai berlaku tanggal 7 Mei 2008. Selain itu pemerintah juga telah mencanangkan tahun 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif (TIK). Tujuan dari program ini adalah terbukanya wawasan seluruh pemangku kepentingan akan kontribusi ekonomi kreatif terhadap ekonomi Indonesia dan terciptanya citra bangsa yang positif. Presiden Republik Indonesia juga telah memerintahkan kepada 28 instansi pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung kebijakan Pengembangan Ekonomi Kreatif tahun 2009- 2015 melalui Instruksi Presiden Nomor 6 tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Semenjak pemerintah mencanangkan program ekonomi kreatif sebagai salah satu rencana strategis untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data BPS 2016, industri kreatif telah mampu menyumbang PDB nasional sebesar 7,05 persen. Selain itu ekonomi krearif mampu menyerap 11,8 juta tenaga kerja atau sebesar 10,72 persen dari total tenaga kerja nasional, menciptakan 5,4 juta usaha atau sekitar 9,68 persen dari total jumlah usaha nasional, dan berkontribusi terhadap devisa negara sebesar Ro 119 triliun atau sebesar 5,72% dari total ekspor nasional. Semangat pengembangan ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor strategis dalam pembangunan ekonomi nasional telah direspon dengan oleh beberapa daerah. Respon pemerintah daerah tersebut terlihat dari program-program pelatihan dan pembiayaaan, integrasi dengan sektor swasta dan pendidikan serta penyelanggaraan event ekonomi kreatif berstandar internasional. Hingga saat ini terdapat 5 kota di Indonesia yang berhasil menyandang predikat kota kreatif dari kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif semenjak pemerintah menggulirkan program tersebut dinataranya Kota Jakarta, Kota Bandung, Kota Denpasar, Kota Solo dan Kota Yogyakarta. Kelima kota tersebut berhasil menggerakkan perekonomian kreatif dengan melibatkan semua unsur masyarakat seperti seniman, pelaku usaha (bisnsi kreatif) dan laim-lain dengan berlandaskan nilai-nilai budaya dimasing-masing daerah tersebut. Salah satu keberhasilan suatu kota yang menyandang predikat kota kreatif tergantung pada sumber daya manusia yang ada yaitu baik yang tergabung dalam komunitas kreatif ataupun creativepreneur. Sebagai contoh di Kota Bandung, komunitas kreatif di Kota Bandung cenderung terfragmentasi bergerak masing-masing. Agar timbul gerakan kolaboratif melalui jejaring. Terjadinya evolusi dari kekuatan individu yang terfragmentasi kemudian menjadi kekuatan kolaboratif dengan berjejaring, tentunya akan memberikan implikasi yang besar dalam pengembangan Bandung Kota Kreatif. Peran komunitas kreatif di Kota Bandung melalui aksi kolaboratifnya dinilai mampu mempengaruhi komunitas kreatif, masyarakat dan Pemerintah. Landry (2008) mengemukakan bahwa membangun kesadaran akan kebutuhan untuk berjejaring dan berkolaborasi jauh lebih sulit bagi pelaku yang heterogen dengan masing-masing budaya 2
Felix Kusmoto. 2012. Peran Corporate Social Responsibility dalam Pengambangan Ekonomi Kreatif Indonesia. Seminar Nasional Kewirauhsaan dan Inovasi Bisnis II. (Universitas Tarumanegara Jakarta)
9
organisasi dan rencana yang dimilikinya. Komunitas kreatif di Kota Bandung mampu membangun kesadaran akan kebutuhan untuk berjejaring dan berkolaborasi antar komunitas kreatif3. Salah satu kota di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk menjadi kota kreatif adalah Kota Brebes. Potensi – potensi yang dimiliki kota ini antara lain, seperti pariwisata, makanan tradisional, seni, tempat pendidikan dan masih banyak lagi yang sangat mendukung kota ini untuk dapat dijadikan sebagai kota kreatif. Selain itu Kota Brebes mampu menciptakan iklim investasi yang baik dan mengundang para investor untuk menanam modalnya di Brebes. Dengan melihat latar belakang tersebut dan segala potensi yang bisa menjadikan Kota brebes sebagai salah satu icon kota kreatif di Indonesia, untuk judul karya tulis ini adalah Brebes Creative City NetworkBased onHuman Creative Development Approach : Sebagai Strategi Pengembangan Kota Kreatif Brebes. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah : 1) bagaimana peluang dan tantangan ekonomi kreatif indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015; 2) bagaimana gambaran umum potensi ekonomi kreatif Kota Brebes; 3) bagaimana bagaimana konsep Brebes Creative City NetworkBased onHuman Creative Development Approach; 4) bagaimanamodel sinergitas stakeholders dalam pengembangan Brebes Creative City Network; 5) bagaimana Identifikasi dan analisis faktor-faktor internal dan eksternal dari gagasan Brebes Creative City Network Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari karya tulis adalah : 1) untuk mengetahui peluang dan tantangan ekonomi kreatif indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015 ; 2) untuk mengetahui gambaran umum potensi ekonomi kreatif Kota Brebes; 3) untuk mengetahui bagaimana konsep Brebes Creative City NetworkBased on Human Creative Development Approach; 4) untuk mengetahuimodel sinergitas stakeholders dalam pengembangan Brebes Creative City Network; 5) untuk mengetahui Identifikasi dan analisis faktor-faktor internal dan eksternal dari gagasan Brebes Creative City Network Manfaat Penulisan 1) Bagi Pemerintah Kota Brebes : Menjadi acuan dasar dalam mengembangan rencana strategis yang lebih kompleks untuk pengembangan Kota Brebes menjadi Kota Kreatif; 2) Bagi Masyarakat : Menghimbau betapa besarnya potensi ekonomi kreatif di kota Brebes; 3) Dunia Bisnis : Menjadikan Kota Brebes sebagai salah satu tujuan Investasi di bidang ekonomi kreatif; 4) Mahasiswa : Menjadi agent of change.
3
Banyaknya komunitas kreatif yang ada, namun masih terfragmentasi, mendorong seorang tokoh kreatif Ridwan Kamil untuk membentuk Bandung Creative City Forum (BCCF) sebagai gerakan kebersamaan dalam mengembangkan Kota Bandung sebagai Kota Kreatif. Lihat Freska Fitriyana. “Pengembangan Bandung Kota Kreatif Melalui Kekuatan Kolaboratif Komunitas” , (Indonesia : SAPPK – PWK, Institut Teknologi Bandung), hal 3
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ekonomi Kreatif Menurut Departemen Perdagangan RI (2008) ekonomi kreatif merupakan subsektor dalam ekonomi yang diddukung oleh sumber daya pengetahuan, jaringan/Network, kreatifitas dan inovasi4. Industri kreatif di Indonesia merupakan industri baru yang berlandaskan inovasi dan kreatifitas sehingga memaksa produsen dalam industri ini untuk terus berinovasi dalam mengembangkan produsknya. Industri kreatif merupakan cerminan dari usaha kecil dan menengah5 Menurut United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD (2008) dalam Mohammad Adam Jerusalem (2009), industri kreatif adalah6 : 1) siklus kreasi, produksi, dan distribusi dari barang dan jasa yang menggunakan modal kreatifitas dan intelektual sebagai input utamanya; 2) bagian dari serangkaian aktivitas berbasis pengetahuan, berfokus pada seni, yangberpotensi mendatangkan pendapatan dari perdagangan dan hak atas kekayaan intelektual; 3) terdiri dari produk-produk yang dapat disentuh dan intelektual yang tidak dapat disentuh atau jasa-jasa artistik dengan muatan kreatif, nilai ekonomis, dan tujuan pasar; 4) bersifat lintas sektor antara seni, jasa, dan industri; dan 4) bagian dari suatu sektor dinamis baru dalam dunia perdagangan. 2.2 Gambaran Umum Kota Brebes 2.2.1
Selayang Pandang Kota Brebes
Brebes merupakan kabupaten yang berada di Jawa Tengah, Indonesia. Dengan Luas wilayah 1.657,73 km², dan jumlah penduduk sekitar 1.767.000 jiwa yang merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di Jawa Tengah. Ibukota kabupaten Brebes terletak di bagian timur laut wilayah kabupaten. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah. Bagian barat daya merupakan dataran tinggi (dengan puncaknya Gunung Pojoktiga dan Gunung Kumbang), sedangkan bagian tenggara terdapat pegunungan yang merupakan bagian dari Gunung Slamet. Kabupaten Brebes terletak di bagian Utara paling Barat Provinsi Jawa Tengah, diantara koordinat 108° 41'37,7" - 109° 11'28,92" Bujur Timur dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48 Lintang Selatan. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat (Cirebon), di Timur Berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kota Tegal, 4
Di dindonesia subsektor ekonomi kreatif cukup cepat perkembangannya, terutama sektor fashion, kerajinan dan periklanan. Kegita bidang itulah yang menguasai seluruh subsektor industri kreatif di Indonesia. lihat A. Prasetyantoko, Ponzi Ekonomi : Prospek Indonesia Di Tengah Instabilitas Global, Penerbit Buku Kompas, 2010, hal. 174-175 5 Kota Bandung dan Yogyakarta merupakan Kota yang mengawali industri kreatif, melalui inovasi yang dilakukan anak-anak muda yang memilki bakat seni yang kemudian disalurkan industri-industri dalam negeri hingga bisa mencapai pasaran dalam maupun luar negeri. Lihat Eddy Soeryanto Soegoto, Entrepreneurship : Menjadi Pebisnis Ulung, Elex Media Kompotindo, 2009, hal. 35-36 6 Klasifikasi industri kreatif yang ditetapkan oleh tiap negara berbedabeda. Tidak ada benar dan salah dalam pengklasifikasian industri kreatif ini. Hal tersebut tergantung dari tujuan analitik, dan potensi suatu negara. Industri kreatif yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia telah ditetapkan sebanyak 14 (empat belas) subsektor industri kreatif yaitu periklanan, arsitektur, pasar barang seni, desain, fashion, film, video dan fotografi, permaian interaktif, musik, seni pertunjukan, percetakan dan penerbitan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radion serta riset dan pengembang. Lihat Mohammad Saddam Jerussalem, Prosseding Seminar Nasional Program Studi Teknik Busana, 2009. Hal 2-3
11
Utara dengan laut jawa, Selatan dengan Kab. Banyumas dan Cilacap dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon. Penduduk Kabupaten Brebes mayoritas menggunakan bahasa Jawa yang yang mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, biasanya disebut dengan Bahasa Jawa Brebes. Namun terdapat Kenyataan pula bahwa sebagian penduduk Kabupaten Brebes juga bertutur dalam bahasa Sunda dan banyak nama tempat yang dinamai dengan bahasa Sunda menunjukan bahwa pada masa lalu wilayah ini adalah bagian dari wilayah Sunda. Daerah yang masyarakatnya sebagian besar menggunakan bahasa Sunda atau biasa disebut dengan Bahasa Sunda Brebes, adalah meliputi Kecamatan Salem,Banjarharjo,dan Bantarkawung, dan sebagian lagi ada di beberapa Desa di Kecamatan Losari,Tanjung, Kersana, Ketanggungan dan Larangan. Iklim tropis, curah hujan rata-rata 18,94 mm per bulan. Kondisi itu menjadikan Daerah Brebes sangat potensial untuk pengembangan produk pertanian seperti tanaman padi, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya. Kota Brebes bersebelahan dengan Kota Tegal, sehingga kedua kota ini seolah "menyatu". Pemisahananya, yaitu Brebes Utara dan Selatan. Dari 17 Kecamatan yang ada, 6 Kecamatan (Tonjong, Bumiayu, Sirampog, Paguyangan, Bantarkawung dan Salem) berada di wilayah Selatan, dan 11 Kecamatan Berada di Utara (Larangan, Songgom, Banjarharjo, Jatibarang, Wanasari, Losari, Bulakamba, Kersana, Brebes, Ketanggungan dan Tanjung). Mencermati Kabupaten Brebes dengan kondisi alam, luas wilayah dan jumlah penduduk terbanyak di Jawa Tengah merupakan asset daerah yang semestinya mampu menjadikan Brebes Maju terdepan dalam segala bidang khususnya ekonomi pertanian/perkebunan dan perikanan, pendidikan, seni dan budaya. Mencermati sumber daya alam, Kabupaten Brebes penuh dengan kekayaan alam, laut, hutan, perkebunan, pertanian, hingga kerajian (handicraft) yang mampu menembus pasar lokal pun internasional. Disisi lain, sumber daya manusia bisa dibilang tidak kurang, dengan melihat data jumlah siswa lulusan SD/SLTP/SLTA, pun lulusan perguruan Tinggi baik dalam pun luar negeri, walhasil banyak pula yang sukses di daerah lain.
12
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penulisan Penulisan ini merupakan jenis penulisan deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif (uraian terhadap suatu peristiwa atau masalah) berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang diamati tidak secara langsung, atau studi kasus tunggal dan dalam satu lokasi saja berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks dan rinci. 3.2 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder, data sekunder yaitu sumber data penulisan yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter), baik yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan (Moeloeng, 2004). 3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: (1). Studi pustaka, yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian; (2) Dokumenter, studi dokumentasi dilakukan dengan jalan membaca laporan-laporan penulisan sebelumnya serta artikel yang diakses dari internet, buku maupun jurnal yang sesuai dengan permasalahan. Pada metode ini penulis hanya memindahkan data yang relevan dari suatu sumber atau dokumen yang diperlukan; (3) Diskusi, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan pembicaraan dan pertukaran pikiran dengan orangorang yang berkompeten dengan obyek yang sedang diteliti guna memecahkan masalah tertentu; dan (4) Intuitif-Subjektif, merupakan perlibatan pendapat penulis atas masalah yang sedang dibahas. 3.4 Teknik Analisis Data Sehubungan dengan permasalahan yang tertulis pada rumusan masalah dan pendekatan penulisan yang digunakan, penulis menganalisa data-data yang diperoleh dengan metode analisa deskriptif kualitatif, yaitu data yang diperoleh disusun, sehingga mempermudah pembahasan masalah-masalah yang ada. Karena titik fokus penelitian ini adalah penelitian berbasis literatur (pustaka), maka data yang diumpulkan merupakan data kualitatif atau non-angka. Menurut Moeloeng (2004) Proses analisa data yang dilakukan dalam penulisan ini terjadi secara bolak balik dan berinteraktif, yang terdiri dari: 1) Pengumpulan data (data collection), 2) Reduksi data (data reduction), 3)
13
Penyajian data (data display), 4) Pemaparan dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and verification).
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Peluang dan Tantangan Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Asean Economic Community Menurut Global Competitiveness Report, Indonesia menduduki peringkat ke-50 dalam indeks persaingan global sejak tahun 2012. Di tahun 2015-2016, Indonesia menduduki peringkat ke-37. Indeks ini menunjukkan produktivitas sebuah negara, baik dari sisi sumber daya alam hingga SDM. Indonesia kalah dengan Thailand yang duduk di peringkat ke-31, Malaysia ke-20, dan Singapura ke-2. Daya saing Indonesia lebih baik dijika dibandingkan dengan negara ASEAN seperti Filipina (52), Vietnam (68), LAO PDR (93), Cambodia (95), Timor Leste (136). Secara umum, industri kreatif di Indonesia didominasi oleh subsektor fashiondan kerajinan. Namun hal ini tidak mengindikasikan Indonesia tidak memiliki pesaing. Didua subsektor tersebut pesang Indoensia adalah Singapura (fashion) dan Vietnam (Kerajinan dan TPT). Disamping terdapat pula subsektor ekonomi kreatif Indoensia yang kurang memiliki daya saing jika dibandingkan dengan negara ASEAN. Berikut adalah peta persaingan Industri Kreatif Nasional dengan negara-negara ASEAN. Tabel 1. Peta Persaingan Industri Kreatif Nasional dengan Negara ASEAN Industri Kreatif Negara Pesaing Fashion
Singapura : Singapura sukses memasarkan produk fashion impor ke Indoensia melalui online shop yang memiliki jaringan luas di asia tenggara yaitu Lazada, Zalora dan FaveChic7 Vietnam : Pasar tekstil dan produk tekstil (TPT) di negara-negara Asean pada tahun ini diperkirakan menembus US$ 2,4 miliar atau Rp 21,6 triliun. Namun, pangsa ekspor TPT RI tersaingi Vietnam yang menunjukkan pertumbuhan tinggi dalam dua tahun terakhir.Ekspor TPT RI ke Asean diprediksi hanya meraih pangsa 21,55%. Sedangkan ekspor TPT Vietnam bisa meraup pangsa 26,38%. Di tingkat dunia, ekspor TPT Vietnam mulai menyusul Indonesia. Dalam dua tahun belakangan, laju pertumbuhan ekspor TPT Vietnam menduduki peringkat kedua (30,3%), di bawah Bangladesh (48,5%). Indonesia hanya menempati urutan keenam dengan tingkat pertumbuhan ekspor TPT hanya 3%.
Kerajinan
Pada sektor kerajinan khususnya mabel, Indoensia berasing degan Malaysia dan Vietnam. Total ekspor mebel dunia sepanjang 2013 mencapai USD 124 miliar. Dalam pasar global 2013 tersebut, nilai ekspor mebel Indonesia hanya mencapai 1,5 persen atau hanya USD 1,7 miliar dan hanya menempati peringkat ke-13 sebagai negara pengekspor industri kayu. Sedang Vietnam memiliki nilai ekspor
7
FaveChic merupakan online store yang berasal dari Singapura dan membawakan lebih dari 30.000 produk fashion dari China, Jepang, Korea dan Taiwan (https://id.berita.yahoo.com/favechic-tawarkanpengalaman-impor-produk-fashion-yang-nyaman-115241076.html)
15
mebel lebih tinggi, yakni USD 4,2 miliar. Sementara Malaysia memiliki nilai ekspor USD 2,4 miliar (Rangga Pandu Asmara Jingga) Research Development
and
Berdasarikan data Global Innovation IndexRankings Indonesia menduduki peringkat 87. Indonesia kalah dengan Singapura (7), Malaysia (33), Thailand (48), dan Vietnam (71) Peringkat Indoensia lebih baik jika dibandingkan dengan Brunai Darussalam (88), Philiphina (100), Myammar (140), Merujuk pada jumlah anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) hanya 14.842 orang. Jumlah ini sudah termasuk yang sudah purna tugas/wafat/tidak aktif. Adapun anggota IAI yang bersertifikat dan bisa berpraktik mandiri hanya 2.965, yang tersebar ke dalam berbagai klasifikasi. Untuk arsitek utama sebanyak 152, arsitek madya 1.503 dan arsitek muda 1.310. Sedangkan untuk level ASEAN Architects, hanya ada 45 orang, sementara Singapura dengan jumlah penduduk yang jauh lebih sedikit dari Indonesia memiliki 30 orang tenaga ahli berstandar AA. (Makmur Kaliat, dkk 2013)
Arsitektur
Sumber : Olahan Penulis 4.2 Gambaran Umum Potensi Ekonomi Kreatif Kota Brebes Kota Brebes yang memiliki potensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif bagi perkembangan perekonomian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tesebut ditunjang oleh kondisi geografis, budaya serta potensi – potensi lainnya yang dimiliki . Potensi ekonomi kreatif yang terdapat di Kota Brebes dapat dirinci berdasarkan sub-sektor, sebagai berikut 1. Kuliner : Kota Brebes dapat dikatakan sebagai kota kuliner. Berbagai jenis makanan olahan dapat ditemui di kota ini mulai dari yang makanan tradisonal, kontemporer hingga modern. Selain itu kota ini juga dikenal sebagi Kota Telor Asin. Sektor kuliner merupakan salah satu sektor industri kreatif unggulan di Kota Brebes yang terdiri dari beberapa subsektor diantaranya
Telor Asin : sentra kuliner ini terletak di Kecamatan Brebes.
Soto : sentra kuliner ini terletak di Kecamatan Brebes, Kecamatan Bumiayu
Bakso : sentra kuliner ini terletak di Kecamatan Ketanggungan
Sate : sentra kuliner ini terletak di Kecamatan Bumiayu, Kecamatan Brebes, dan Kecamatan Tanjung
Tape Ketan : Kecamatan Brebes
2. Kerajinan : Kota Brebes memiliki berbagai potensi kerajinan yang potensial untuk terus dikembangkan menjadi produk-produk kreatif sehingga memiliki nilai jual tinggi dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kerajinan tersebut antara lain batik salem, keramik hias, sanggul, rebana, dan pembuatan tambang untuk kapal. 16
Sektor kerajinan merupakan salah satu sektor industri kreatif unggulan di Kota Brebes yang terdiri dari beberapa subsektor diantaranya
Home Industri Batik Salem : Sentra pembutan batik salem ini terletak di Desa Bentar, Bentar, Kabupaten Brebes.
Home Industri Keramik Hias : Pencinta keramik hias di Brebestentu tahu bahwa di wilayah ini banyak terdapat pengrajin logam mulia jenis ini sentranya di wilayah Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo.
Kerajinan Sanggul : Kerajinan sanggul dikembangkan di Keluarahan Limbang, Kecamatan Brebes. Kerajinan Rebana : sentra kerajinan bambu terletak di Desa Kaliwadas, Kecamatan Bumiayu Kerajinan Pembuatan Tambang Untuk Kapal : sentra kerajinan ini terletak di Desa Kubangwungu. 3. Fashion Fashion di Kota Brebes sangat berkembang pesat, diantaranya pembuatan aksesoris pakaian, pembuatan pakaian jadi, pembuatan sepatu dan sandal, dan pembuatan batik. Di Brebes sendiri terkenal akan Batiknya. Sentra batik Brebes terletak di Kecamatan Salem. Industri ini perlu dikembangkan lagi agar dapat terekspos lebih baik lagi dan lebih terkenal seperti halnya batik solo, cirebon, pekalongan, dan jogja. 4. Entertaiment Seni Pertunjukan Seni pertunjukan di Kota Brebes cukup berkembang dengan baik. Hal tersebut ditunjang oleh keragaman budaya yang dimiliki oleh Kota Brebes seperti tari-tarian dan seni pertunjukan. Berdasarkan data dinas perhubungan, komunikasi, kebudayaan dan Pariwisata Kota Brebes, kebudayaan asli kota Brebes antara lain Seni Burok/Burokan, Sintren, Dogdog Kaliwon, Kuntulan, Tari Topeng Brebes, Tari Topeng Sinok, Reog Banjarharjo . 5. Periklanan Perkembangan usaha periklanan juga semakin menjamur di Kota Brebes, hal tersebut dapat terlihat dari perkembangan ekonomi Kota Brebes yang semakin menunjukkan trend positif setia tahunnya. Berbagai investor telah menamankan modal untuk pengembangan usaha di Kota Brebes. hal tersebut menjadi keuntungan tersendiri bagi usaha penyedia jasa periklananan. 4.3 Konsep dan Grand Design Impelementasi Brebes Creative City Networkbased on Human Creative Development Approach Dalam menopang pengembangan Kota Brebes sebagai kota kreatif, dibutuhkan peran aktif kominitas kreatif. Komunitas tersebut dibentuk berdasarkan koridor kegiatan yang dijalani oleh masyarakat. hal tersebut dimaksudnya agar tercipta kelembagaan 17
komunitas yang saling terintegrasi dalam suatu kelembagaan pusat yang nantinya akan membantu komunitas-komunitas kreatif tersebut dalam membangun kreatifitas di Kota Brebes melalui penciptaan iklim yang kondusif Brebes Creative City Network atau merupakan jaringan lintas komunitas kreatif yang memiliki tujuan untuk dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan komunitas kreatif (pengusaha dan non pengusaha) di Kota Brebes khususnya. selain itu, jaringan ini diharapkan turut serta menginisiasi pengembangan strategi branding dan membangun network yang seluas-luasnya sebagai upaya kolektif demi mewujudkan Kota Brebes sebagai kota kreatif yang siap berkolaborasi sekaligus berkompetisi secara global. Brebes Creative City Network nantinya akan menjadi wadah untuk mempertemukan beragam individu, komunitas, dan organisasi untuk berdiskusi, berbagi ide, dan berkolaborasi dalam merancang kegiatan bersama Dalam setiap aktivitasnya, Brebes Creative City Network menggunakan pendekatan human creative development approach dimana pendeketan ini berfokus pada peningkatan kualitas SDM kreatif baik creativepreneur, creativity community, dan lainlain. Adapun strategi dalam pendekatan human creative development approach yaitu antara lain : 1. Fostering Creative Culture : Events, Media, Commmunity Organization and Education Program Creative Culture berupaya mengkreatifkan masyarakat secara budaya melalui kreativitas dalam pendidikan dan penyelenggaraan festivalfestival kreatif. Brebes Creative City Network juga akan menyelenggarakan pameran, diskusi, workshop ekonomi kreatif, pertemuan antar komunitas kraetif se-Brebes 2.
Nurturing Creative Busineses/Entrepreneurs : Business Incubators, Networking, Economic Policy, Taskforce/Creative Economy Council Program Creative Economy membuat kreativitas menjadi value added secara ekonomi melalui program kewirausahaan dan jejaring Creative Entrepreneur Network (CEN), yang kegiatannya meliptui: Business Talk, Creative Entrepreneur Tours, YES (Young Entrepreneur Start up),
3.
Development Cooperation Program : peningkatan jaringan komunitas lintas kota, membangun kerjasama antar komunitas dalam hal pemasaran produk anggota , membangun jaringan internasional.
Adapun Grand Design implementasi di Kota Brebes dalam mendorong iklim kreativitas adalah Tabel 2. Grand Design Implementasi Brebes Creative City NetworkBased on Creative Development Approcah Subsektor Brebes Creative City Network Human Creative Development Ekonomi Kreatif Approcah Reseach and Development; IT
Membangun komunikasi antar perguruan tinggi seBrebes dalam membangun
Membangun pusat penelitian bersama di Brebes dengan fokus penelitian adalah 1) sektor pertanian; 18
Industries
jaringan penelitian yang saling integrasi dalam sistem informasi manajemen (joing research programme) Membangun komunitas IT Brebes
2) perkebunan dan holtikultura; 3) parawisata; 4) industri manufaktur; dan 5) kajian kebudayaan Pembanguan Techno Park di Brebes Meningkatkan kuanitas paten dilevel nasional dan internasional
Lifestyle and Performance Art Industries (Fashion, Musik, Film, Fotografi, Festival, Radio dan Televisi)
Mendata semua pengusaha fashion dan desiner seBrebes Membangun jaringan komunikasi antar sesama seninam dan pencinta seni Jawa Tengah
Membangun sekolah fashion berstandar internasional; mengadakan parade fashion berstandar internasional (Brebes Fashion Week) Membangun Institut Seni di Brebes, guna melestarikan kebudayaan asli Jawa Tengah yang unik dan sudah dikenal oleh umum Menciptakan konten tv dan radio yang mengangkat budaya nusantara yang dikemas dengan international taste . konten tersebut dapat melibatkan seniman dan budayawan Brebes untuk melakukan pertunjukan seni
Pemberian edukasi internship kepada pengusaha kerajinan di Brebes seperti kerajinan batik salem, keramik hias, sanggul, rebana, dan pembuatan tambang untuk kapal Membangun jaringan komunikasi antar sesama pengusaha pengrajin. Industri Desain Menciptakan komunitas (Arsitektur, desain di Brebes yang Penerbitan dan meliputi Ikatan Sarjana percetakan, Arsitektur, Asosiasi perikalan serta Penerbit dan Percetakan desain) Brebes, serta Asosiasi Pengusaha Advertasiment Pengadaan pelatihan dan diskusi rutin bagi antar komunitas Sumber : Olahan Penulis
Membangun Pusat Pelatihan Kerja dan Desain Kerajinan di Brebes Aktif mengadakan pameran crafs
Crafs Industries (Kerajinan, Pasar Senin dan barang antik)
Pengadaan event pameran buku berstantar internasional; pameran bisnis periklanan; dan lain-lain.
19
4.4 Model Sinergitas Stakeholders dalam Pengembangan Brebes Creative City Network
Goverment Sector
Education Sector
Business Sector
Youth Community
Gambar 2. Model Sinergitas Antar Stakeholders Gambar 2. Stakeholder dalam Brebes Creative City Network Keterangan Gambar 1. Governmet Sector (Pemerintah Kota Brebes) Insentif dan Penghargaan Insan Kreatif dan Konservasi : Hal ini bisa menjadi strategi untuk pengembangan SDM pelaku ekonomi kreatif. Tujuannya adalah untuk memberikan motivasi kepada masyarakat khususnya pelaku ekonomi kreatif lain untuk tetap meningkatkan kreatifitas dalam menjalan bisnis. Hal tersebut juga bisa membuktikan bahwa pemerintah mempunyai tekad yang kuat dalam mewujudkan Kota Brebes menjadi kota kreatif. Arahan Edukatif dan Iklim Usaha yang Kondusif : Untuk menjaga agar pelaku bisnsi tetap bertahan dan berkelanjutan, pemerintah Kota Brebes dapat membuat regulasi yang secara khsus melindungi keberlangsugan bisnis mereka. Sedangkan, menciptakan iklim usaha yang kondusif dapat dilakukan melalui perbaikan tata kelembagaan komitas pelaku ekonomi kreatif atau UMKM dan perumusan kebijakan serta implementasinya, peningkatan akses UMKM dan stakeholder terkait aksesinformasi dan pasar 2. Academic Sector (Lembaga Pendidikan Brebes) : 1) Riset Inovatif Multidisiplin; 2) Kebebasan Pers dan
Akademisi; 3) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan :
membangun pusat lembaga dan pelatihan khusus untuk ekonomi kreatif baik berupa inkunator bisnis daerah ataupun lembaga kursus yang berorientasi untuk menciptkan crative entrepreneur; 4) Kurikulum berorientasi kreatif dan entrepreneurship untuk pemberdayaaan masyarakat Kota Brebes 3. Business Sector (Investor) : 1) Skema Pembiayaan : Membangun kerjasama dengan pihak investor yang dilakukan oleh pemerintah Kota Brebes untuk membantu permodalan bisns berbasi ekonomi kreatif; 2) Kewirausahaan, Business Coaching, 20
dan Mentoring untuk pendampingan pelaku bisns kraetif start up; 3) Pemasaran : Menjalin kerjasama dengan perusahaan dalam memasarkan produk kreatif masyarakat Brebes; membantu akses pemasaran baik skala nasional maupun internasional; 4) Komunitas Kreatif : membangun komunitas Brebes Crative City Network 4. Youth Community :1) menjalin komunikasi antar komunitas di Brebes; 2) menyelanggaran event youth; 3) mem-branding Kota Brebes sebagai kota kreatif
21
BAB V PENUTUP KESIMPULAN Ekonomi kreatif Indonesia sangat rentang terhadap persaingan global. Menjelang Asean Economc Commuity beberapa negara pesing Indonesia disektor ekonomi kreatif adalah Malaysia, Singapura, Thailand, Filiphina dan Vietnam. Masing-masing negara tersebut memiliki keunggulan dan daya saing yang tinggi. Brebes merupakan salah satu kota yang berpotensi menjadi kota yang memiliki ekonomi kreatif. Hal ini tercermin dari kondisi geografis kota dan pertumbuhan ekonomi. Iklim ekonomi kreatif di Brebes dapat tercermin dari beberapa subsektor seperti kuliner, fashion, kerajinan, pertunjukan, RnD, IT, periklanan dan pecetakan, serta TV dan Radion. Brebes Creative City Network sebuah jaringan (forum) lintas komunitas kreatif yang memiliki tujuan untuk dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan komunitas kreatif di Brebes khususnya. Dalam setiap aktivitasnya, Brebes Creative City Network menggunakan pendekatan human creative development untuk memberikan edukasi kepada masyarakat pelaku ekonomi kreatif khususnya komunitas bisnis dan non bisnis Sinergitas stakeholder yang terlibat dalam pengembangan Brebes Creative City Network adalah pemerintah, lembaga pendidikan, sektor bisnis dan komunitas pemuda. SARAN Pemerintah Brebes : Agar mendukung pengembangan Brebes Creative City Network
Institrusi Pendidikan (SMK dan PT) : Mengoptimalkan fungsi riset dan pengembangan untuk dijadikan sebagai salah satu komoditas industri kreatif yang terdapat di HKI
Masyarakat Brebes dan Youth Community : Membangun minat dan kesadaran untuk terus berpikir kreatif dan solutif untuk pembanguna ekonomi kreatif Kota Brebes kedepannya
Pelaku ekonomi kreatif : Membangun kelembagaan terkait asosiai yang sesuai dengan sektor yang saat ini dijalankan agar tercipta iklim bisnis yang kondusif dan semangat bersama untuk terus berinovasi ditengah tantangan globalisasi pasar. 22
Investor : Mengoptimalkan investasi di Kota Brebes untuk pengembangan bisnis berbasi ekonomi kreatif
23
DAFTAR PUSTAKA Angriani, Nenny 2008. Industri Kreatif,. Jurnal Ekonomi Desember 2008 Vol 8. (Indonesia : Lembaga Penilitian Indonesia). hal 144-145 Anwaruddin. 2009. KajianSpesifikasiArahKebijakan Pembangunan Kota Brebes. JurnalIlmuAdministrasi Negara, Volume 9, Nomor 2, Juli 2009. Biro Humas Provinsi Jawa Tengah. 2015. Promo Brebes. (online) http://www.promojatengpemprovjateng.com/ambildaerah.php?kota=Brebespage=4. (diakses pada 25 September 2017) Arista, Arul. 2014. Kota brebes; Jadi Penyelenggara Pameran Pangan Nusa dan Produk Dalam Negeri Regional 2014. (online) http://www.kabarindo.com/index.php/images/images/photo/function.sessionstart?act=single&no=34680. (diakses 25 September 2017) Ahzamedia. 2013. Home Industri Di Wilayah Brebes. (online) http://ahzamedia.biz/homeindustri-di-wilayah-brebes-dan-brebes/. (diakses pada 26 September 2017) Anonim. 2014. Festival Jamu 2014 Siap Digelar Di Brebes. (online) http://m.jurnas.com/news/151781/Festival-Jamu-2014-Siap-Digelar-di-Brebes-2014/1/Sosial-Budaya/Humaniora/. (diakses pada 27 September 2017) Pariwisata Kota Brebes. 2013. Industri Kreatif. (online) http://virtualmapbrebes.com/group/byms1f9d971cf19086047bdc5e238ca4411791 15ad77. (diakses pada 28 September 2017) DuniaIndustri.com, 2009. PasarTekstilAseanTembusRp 21,6Triliun(online) http://duniaindustri.com/pasar-tekstil-asean-tembus-rp-216-triliun. (diakses 28 September 2017) Faisal, Sanapiah. 1999. Format-Format PenelitianSosial. Jakarta: PT. RayaGrafindoPersada. Fitriyana, Freska2012. Pengembangan Bandung Kota Kreatif Melalui Kekuatan Kolaboratif Komunitas, (Indonesia : SAPPK – PWK, Institut Teknologi Bandung), hal 3 Jerussalem, Mohammad Saddam . 2009. Prosseding Seminar Nasional Program Studi Teknik Busana. Hal 3 Keliat, Makmur dkk. 2013. Pemetaan Pekerja Terampil Indoensia dan Liberalsiasi Jasa ASEAN : LaporanPenelitian ASEAN Study Center Universitas Indonesia bekerjasamadenganKementerianLuarNegeriRepublik Indonesia. ASC FISIP UI : Depok Kemenko. 2011. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Jakarta : Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kusmoto, Felix 2012. Peran Corporate Social Responsibility dalam Pengambangan Ekonomi Kreatif Indonesia. Seminar Nasional Kewirauhsaan dan Inovasi Bisnis II. (Universitas Tarumanegara Jakarta) Moleong, Lexy J. 2004. MetodePenelitianKualitatif.RemajaRosdakarya: Bandung Nazir. 2003. MetodologiPenelitian, CetakanKelima. Jakarta: Ghalia Indonesia. Oetama, Jakob . 2009 Bersyukur dan Menggugat Diri. Jakarta : Penerbit Buku Kompas Prasetyantoko, A. 2010 Ponzi Ekonomi : Prospek Indonesia Di Tengah Instabilitas Global, Penerbit Jakarta : Buku Kompas Produkbms. 2014. Pusat Produk UKM Brebes. (online) http://produkbrebes.com/pusatproduk-ukm-brebes WIPO, 2014. The Global Innovation Index 2014. Geneva : Swisterland Wicaksono,Adi. 2013. PeranTeknologiInformasi Dan KomunikasiDalamPemasaranPariwisata Di Kabupatenbrebes. (online) https://www.academia.edu/6800840/PPAN_PENELITIAN. (diaksespada 29 September 2017) 24
World Economic Forum, 2014. The Global Competitiveness Report 2014-2015. WEF : Geneva
25
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap NIM Tempat dan Tanggal Lahir Jenis Kelamin Fakultas
: Wisnu Bayu Aji : C1A015072 : Banyumas, 22 Juli 1997 : Laki – Laki : Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Alamat Rumah : Gg Sawo RT 13/03 Desa kalangsari Kec.Rengasdengklok Kab. Karawang Telpon/HP : 085726527208 E-mail :
[email protected] Karya Tulis yang Pernah dibuat : Optimalisasi Peran Digital Technology dalam Pemberdayaan UMKM Guna Memperkuat Fundamental Ekonomi Lebih Waspada Dalam Pengaturan PPh Untuk UKM dan Bisnis Online Rupiah Anjlok, Pedagang Terperosok Mengkritisi dan Menyikapi Satu Tahun Kepemimpinan Jokowi Pemanfaatan Peranan Teknologi Berbasis Inovasi Guna Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Indonesia Penghargaan yang Pernah diterima : Juara Dua Lomba Eco Journalizm di Pekan Raya HIMESBANG 2015 Juara Empat Lomba Debat di Pekan Raya HIMESBANG 2015 Juara Dua Lomba LCC di Pekan Raya HIMESBANG 2016 Finalis 10 Besar LKTIN di Universitas Riau 2017 Finalis Debat Nasional di Universitas mulawarman 2017 Pengalaman Organisasi Ketua Remaja Dusun Mekarsari RT 13/03 Staf Penelitian HIMESBANG 2016 Staf Penelitian HIMESBANG 2017
26
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap NIM Tempat dan Tanggal Lahir September 1996 Jenis Kelamin Fakultas
Jurusan
Alamat Rumah
: Adi Nurfadilah Rosyandi : C1A015081 : Kuningan, 06 : Laki – Laki : Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan : Rt/Rw 02/01 No.86 Dusun Manis Desa Kapandayan Kec. Ciawigebang Kab. Kuningan Jawa barat : 082214787201 :
Telpon/HP E-mail
[email protected] Penghargaan yang Pernah diterima : Finalis International Microeconomics Competition 2016 di Unpad, Bandung Peserta International Microeconomics Competition 2017 di Unpad, Bandung Besar LKTIN di Universitas Riau Pengalaman Organisasi Ketua Musyawarah Anggota Himesbang 2015 Exchange participant of AIESEC for Thailand 2015 Ketua Pekan Raya Himesbang 2016 Staf Pemberdayaan Sumber Daya Manusia HIMESBANG 2016 Kordinator Sekertaris Umum SASMI 2017
1