TUGAS METODOLOGI PENELITIAN
OLEH: KELAS C PEND. BIOLOGI
KARTINI (15B13044) ULIL ARDI SYAHDAN (15B13055)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar mengenai suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dapat berupa fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Pengetahuan yang diperoleh sejatinya dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan dalam mendeskripsikan, menjelaskan, dan meramalkan sebuah fenomena alam di sekitarnya. Untuk memperoleh pengetahuan yang benar, penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah oleh peneliti yang memiliki integritas ilmiah. Artinya penelitian dilaksanakan berdasarkan teori-teori, prinsip-prinsip serta asumsi-asumsi dasar pengetahuan, dengan menggunakan penalaran induktif-deduktif serta procedural yang sistematik. Hal yang mendasar dilakukan oleh seorang peneliti adalah menentukan topic atau kajian masalah yang akan ditelitinya. Akar masalah penelitian dapat dikaitkan dengan masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepentingan pembangunan atau masalah-masalah pengembangan institusi. Masalah merupakan titik awal dari penelitian. Adanya penyusunan latar belakang masalah yang baik dapat menmbantu peneliti untuk dapat mengeksplorasi sejauh mungkin terkait masalah yang diteliti tersebut. Munculnya masalah dituangkan dalam judul penelitian, sehingga judul penelitian sudah seharusnya dapat menjadi gambaran tentang isi dari penelitian yang kita baca. Pada makalah ini, penulis akan memaparkan pembahasan berkaitan judul penelitian dan latar belakang masalah berdasarkan telaah pustaka dan diskusi mendalam mengenai hal tersebut.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1. Bagaimana merumuskan judul penelitian yang tepat? 2. Bagaimana menentukan latar belakang masalah penelitian? 3. Apakah hakekat masalah penelitian? 4. Dari mana saja sumber-sumber masalah penelitian? 5. Bagaimana ciri masalah penelitian yang baik? 6. Bagaimana mengevaluasi masalah penelitian?
C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui, 1. bagaimana merumuskan judul penelitian yang tepat. 2. bagaimana menentukan latar belakang masalah penelitian. 3. hakekat masalah penelitian. 4. sumber-sumber masalah penelitian. 5. ciri masalah penelitian yang baik. 6. cara mengevaluasi masalah penelitian.
BAB II PEMBAHASAN A. Kajian Literatur 1. Judul penelitian Judul penelitian merupakan identitas atau cerminan jiwa dari sebuah penelitian. Judul penelitian pada wujudnya merupakan kalimat dan hanya satu kalimat pernyataan (bukan kalimat pertanyaan), yang terdiri dari atas kata-kata yang konkret (bukan umum), jelas (tidak kabur), singkat (tidak bertele-tele), tidak puitis atau bombastis. Judul penelitian ditulis dalam kalimat yang jelas, lugas, dan menarik serta mencerminkan isinya, baik deskriptif, eksplanatif ataupun prediktif. Dalam penelitian kuantitatif, judul penelitian menunjukkan hubungan antarvariabel atau peubah. Di samping itu, judul penelitian dapat juga ditulis dalam kalimat yang menunjukkan makna simbolik yang selanjutnya diikuti penjelasannya. Judul penelitian hendaknya bersifat menjelaskan dan menarik. Dengan membaca judul, orang langsung dapat menduga materi atau masalah serta kaitan aspek lainnya. Selain itu, dapat pula diketahui objek, metode, tujuan dan kegunaan penelitian. Dengan demikian, judul penelitian merupakan gambaran dari conceptual framework suatu penelitian. Judul penelitian diungkap secara ringkas, jelas yang mengungkapkan faktorfaktor atau variabel-variabel penelitian yang menjadi perhatian peneliti. Judul penelitian tidak terlalu panjang, kira-kira terdiri atas 8-15 kata. Adakalanya peneliti menambahkan dalam judul penelitiannya yaitu lokasi penelitian, dengan alasan lokasi penelitian penting ditambahkan untuk memperjelas di mana penelitian dilakukan. Di samping fokus masalah, perumusan judul juga merupakan hal yang sangat penting. Bagi peneliti, perumusan judul memberikan pegangan dalam menentukan arah penelitian, variabel-variabel dan metode penelitian. Bagi pembaca, perumusan judul yang tepat akan menimbulkan daya tarik, dan memudahkan menangkap isinya.
Fungsi utama dari judul penelitian adalah sebagai kompas dalam melakukan penelitian dan atau menyusun tulisannya. Bagi pembaca fungsi utama judul penelitian adalah menunjukkan hakikat objek penelitian, wilayahnya, sert metode yang dipergunakan dalam melakukan penelitian. Penelitian yang berjudul “Partisipasi Guru dan Komite Sekolah dalam Pelaksanaan Program Sekolah”, mengarah pada penelitian deskriptif kualitatif atau deskriptif survai, karena tidak ada kata yang menerangkan hubungan antara partisipasi guru dan komite sekolah dengan pelaksanaan program sekolah. Apabila judulnya diubah menjadi “ Korelasi atau Hubungan antara Partisipasi Guru dan Komite Sekolah dengan Efektivitas Pelaksanaan Program Sekolah”, maka penelitiannya mengarah pada penelitian korelasional. Kalau kata korelasi atau hubungan tersebut diganti dengan kontribusi, sehingga judulnya menjadi “ Kontribusi Partisipasi Guru dan Komite Sekolah terhadap Efektivitas Pelaksanaan Program Sekolah”, maka penelitiannya menjadi mengarah pada penelitian tentang kontribusi atau dampak. Kalau diganti dengan kata pengaruh, sehingga judulnya menjadi “Partisipasi Guru dan Komite Sekolah terhadap Efektivitas Pelaksanaan Program Sekolah”, maka penelitiannya mengarah pada penelitian eksperimental. Memang kata-kata tersebut belum standar mengarah kepada makna di atas tetapi kecenderungan ke arah sana besar sekali. Kata-kata lain yang besar sekali kecenderungannya ke arah pendekatan atau metode penelitian tertentu adalah: relevansi, efektivitas, efisiensi, produktivitas, akuntabilitas dan sejenisnya. Kata-kata tersebut mengarahkan pada penelitian evaluatif. Judul penelitian “ Efektivitas Pelaksanaan Program Pendidikan“, mengarah kepada penelitian yang bersifat menilai apakah pelaksanaan program pendidikan sudah efektif atau belum. Judul dalam penelitian kuantitatif pada umumnya disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang akan diteliti. Judul penelitian kuantitatif digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan diteliti, teori yang digunakan, instrumen penelitian yang dikembangkan, teknik analisis
data, serta kesimpulan. Dalam penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara dan bersifat holistik (menyeluruh), maka judul dalam penelitian kualitatif yang dirumuskan dalam proposal juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul penelitian kualitatif yang baik justru berubah atau mungkin diganti. Judul penelitian kualitatif yang tidak berubah, berarti peneliti belum mampu menjelajah secaara mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti sehingga belum mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap situasi sosiaal yang diteliti. Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan mendalam serta menemukan hipotesis dan teori. Secara garis besar, menurut Suharsimi Arikunto (1998: 28) dalam Mahmud, peneliti mempermasalahkan tiga jenis fenomena atau gejala yang akan menjadi dasar dalam merumuskan judul penelitian, yaitu sebagai berikut. 1. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena. Sehubungan dengan jenis permasalahan ini, terjadilah penelitian deskriptif, penelitian historis, dan filosofis. Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya, penelitiannya bersifat deskriptif yaitu menjelaskan atau menerangkan peristiwa. Format judul penelitian: studi deskriptif tentang …; penelitian tentang pendapat …. 2. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema komparasi). Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mencari persamaan dan perbedaan fenomena, selanjutnya mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang ada. Dalam melakukan perbandingan, peneliti selalu memandang dua fenomena atau lebih, ditinjau dari perbedaan atau persamaan yang ada. Format judul penelitian: penelitian komparasi antara … dengan …. 3. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema korelasi). Penelitian hubungan atau pengaruh lebih dikenal dengan istilah penelitian korelasi yang memiliki dua jenis yaitu sebagai berikut.
a. Korelasi sejajar, menyangkut penelitian tentang dua hal atau lebih yang tidak mempunyai hubungan sebab akibat, tetapi dapat dicari alasan yang diperkirakan ada hubungannya. Format judul penelitian: korelasi … dengan …. b. Korelasi sebab akibat, menyangkut penelitian tentang dua hal atau lebih yang saling memiliki pengaruh. Keadaan yang satu dengan lainnya memiliki hubungan sebab akibat. Keadaan pertama diperkirakan menjadi penyebab keadaan yang kedua. Keadaan pertama berpengaruh pada keadaan kedua. Format judul penelitian: pengaruh … terhadap …. Judul penelitian mencakup unsur-unsur: (1) sifat dan jenis penelitian; (2) objek yang diteliti; (3) subjek penelitian; (4) lokasi atau daerah waktu penelitian; (5) tahun atau waktu terjadinya peristiwa. Secara prosedural, judul penelitian dirumuskan pada awal penelitian. Akan tetapi secara teknis banyak peneliti yang merumuskan judul penelitian tersebut setelah mengidentifikasi rumusan masalah penelitian.
2. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang penelitian, peneliti mengungkapkan berbagai persoalan yang menjadi perhatiannya. Peneliti mengungkapkan secar teoretis dan konseptual terkait dengan berbagai hal atau persoalan yang perlu mendapat perhatian oleh semua pihak. Apabila persoalan itu tidak segera mendapat pemecahan akan berdampak sangat luas. Peneliti merasakan adanya kesenjangan antara harapan (what should be) dan kenyataan yang ada dilapangan (what is). Berkenaan dengan adanya kesenjangan tersebut, peneliti berupaya memecahkan persoalan tersebut. Peneliti perlu mengidentifikasi faktor-faktor atau variabel-variabel penelitian dan selanjutnya memaparkan dalam latar belakang penelitian. Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah merupakan “penyimpangan” dari apa seharusnya dengan apa terjadi, penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Latar belakang masalah dalam
penelitian kuantitatif berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pada suatu obyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari standard yang ada, baik standard yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar belakang ini peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti. Walaupun dalam penelitian kualitatif, masalah ini bersifat sementara namun perlu dikemukakan dalam proposal penelitian. Setiap masalah pasti ada yang melatar belakangi. Mobil diparkir di tengah jalan akan menjadi masalah karena jalan dipakai untuk lalu lintas, tetapi apabila jalan tersebut sudah merupakan jalan yang tidak dipakai, maka tidak akan menjadi masalah. Kualitas pelayanan yang rendah akan menjadi masalah karena pemerintah bertugas melayani masyarakat. Mobil mogok menjadi masalah karena mobil direncanakan untuk bepergian. Sewaktu mengikuti kuliah bisa tidur menjadi masalah karena yang diharapkan sewaktu kuliah tidak tidur sebaliknya tidak bisa tidur akan menjadi masalah kalau sudah waktunya direncanakan untuk tidur. Dalam latar belakang masalah ini perlu dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan dengan peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori, pengalaman, sehingga terlihat adanya kesenjangan yang merupakan masalah. Masalah ini perlu dikemukakan dalam bentuk data. Misalnya kegagalan transmigrasi menjadi masalah, maka perlu ditunjukkan berapa orang yang gagal dari tahun ke tahun. Kualitas pelayanan yang rendah menjadi masalah, maka perlu ditunjukkan perilaku yang tidak simpatik yang melayani dan keluhan atau pengaduan dari pihak yang dilayani. Masalah yang dikemukakan dalam bentuk data, bisa diperoleh dari studi pendahuluan, dokumentasi laporan penelitian, atau pernyataan orang-orang yang dianggap kredibel dalam media baik media cetak maupun elektronika. Ianti dari latar belakang masalah berisi tentang jawaban atas pertanyaan, mengapa perlu dilakukan penelitian.
Latar belakang masalah berisi uraian tentang keadaan berbagai gejala yang memperlihatkan adanya suatu masalah. Seseorang akan melakukan penelitian apabila dia menghadapi masalah tertentu yang harus dipecahkan. Dalam kaitan ini yang menjadi persoalan adalah darimana masalah ini bisa diperoleh dan apa yang menyebabkan timbulnya maslah tersebut. Latar belakang masalah bertolak dari adanya perhatian dan ketertarikan hati terhadap sesuatu yang disinyalir mengandung masalah. Sesuatu tersebut diangkat dari pengalaman kehidupan sehari-hari atau pergulatan pemikiran dalam dunia ilmiah. Latar belakang masalah secara sistematis merupakan argumentasi-argumentasi yang disuguhkan sebagai latar dari masalah itu sendiri. Paparan dilakukan, baik bersumber dari hasil studi pendahuluan lapangan ataupun eksplorasi literatur. Signifikansi penelitian diuraikan menjadi dasar keterkaitan peneliti untuk melakukan penelitian. Substansi latar belakang masalah terletak pada penyajian fenomena-fenomena yang diindikasikan mengandung masalah atau penyajian sejumlah asumsi yang disinyalir bertentangan atau mengandung kontradiksi dalam bentuk pernyataanpernyataan yang sistematis. Cik Hasan Bisri (1999: 23) dalam Mahmud mengemukakan bahwa pengungkapan pernyataan-pernyataan tersebut dilakukan secara deduktif dari yang bersifat umum dan berakhir pada pernyataan yang bersifat khusus. Keseluruhan paparan pernyataan dalam latar belakang maslah mengerucut pada kesimpulan bahwa penting dilakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih tersebut. Ada dua model yang dapat digunakan di dalam membuat latar belakang masalah yaitu: 1.
Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan kondisi normatif/ asumsi-asumsi tertentu;
2.
Menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa membandingkannya dengan kondisi normatif.
Jika peneliti menggunakan model pertama, kondisi objektif dapat digambarkan melalui data sekunder yang ada, sedangkan kondisi normatif dapat berbentuk teori, nilai, atau norma yang berlaku umum. Sementara itu, jika peneliti menggunakan model kedua, peneliti hanya menggambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih rinci.
3. Hakekat Masalah Penelitian Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam penelitian kuantitatif, dan “masalah” dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif “masalah” yang akan dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah, tetapi dalam penelitian kualitatif “masalah” yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, “masalah” dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. Dalam penelitian masalah merupakan antecedent variabel yang sangat penting. Mengapa masalah penelitian menjadi penting? Jawabannya antara lain, (1) masalah dalam penelitian merupakan sesuatu yang akan dicari alternatif jawabannya melalui kegiatan penelitian, (2) masalah dalam penelitian merupakan fenomena dialektika irama perkembangan teori dan penelitian, (3) masalah penelitian merupakan tolak ukur perlu tidaknya sesuatu itu dilakukan penelitian, (4) masalah dalam penelitian menjadi tolak ukur bobot hasil dari penelitian yang akan, sedang atau telah dilakukan penelitian, (5) masalah merupakan dasar untuk memilih, mengidentifikasi, mencari, mempelajari berbagai sumber pustaka yang relevan, (6) masalah merupakan dasar untuk menentukan alternatif metode, rancangan, dan analisis data dalam suatu penelitian dan (7) masalah merupakan tolok ukur penentuan besar-kecilnya biaya yang diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian. Peneliti dalam upaya menjelajah suatu masalah penelitian perlu menggunakan pendekatan yang sesuai. Pendekatan yang dimaksud meliputi (1) pendekatan yang berorientasipada masalah itu sendiri, (2) pendekatan yang berorientasi pada proses atau
teknik, dan (3) pendekatan yang berorientasi pada keberadaan kondisi yang mendukungnya.
4. Sumber Masalah Penelitian Tiga sumber persoalan penelitian yang penting adalah pengalaman, deduksi dari teori, dan literatur yang ada kaitannya. 1. Pengalaman Salah satu diantara sumber-sumber yang paling berguna bagi para peneliti pemula adalah pengalaman mereka sendiri sebagai praktisi kependidikan. Banyak keputusan yang harus diambil setiap hari tentang kemungkinan pengaruh praktekpraktek kependidikan terhadap tingkah laku murid. 2. Deduksi dari teori Deduksi yang dapat ditarik dari berbagai teori pendidikan dan teori tingkah laku yang sudah dikenal oleh peneliti merupakan sumber permasalahan yang baik sekali. Teori menyangkut prinsi-prinsip umum, yang kelayakannya untuk diterapkan pada pesoalan-persoalan pendidikan masih belum terbukti sebelum prinsip tesebut dikuku kan secara empiris. 3. Literatur yang berkaitan Sumber permasalahan lain yang berharga ialah literatur dalam bidang yang menarik perhatian peneliti. Pada waktu membaca laporan-laporan penelitian yang sudah dilakukan, kita dihadapkan pada contoh-contoh permasalahan penelitian serta cara bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Juga para penulis ering menutup studi mereka dengan saran-saran tentang penelitian selanjutnya yang diperlukan guna meneruskan pekerjaan yang telah dilaporkan itu. Ada gunanya kita melihat kalaukalau prosedur yang dipakai dalam penelitian terdahulu itu dapat disesuaikan guna memecahkan persoalan-persoalan lain. Atau apakah studi yang serupa juga dapat dilakukan di lapangan bidang persoalan, atau dengan kelompok subyek yang berbeda.
Stonner (1982) dalam Sugiyono mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. 5. Mengevaluasi Masalah Penelitian Sesudah suatu masalah dipilih secara tentatif (sementara) masalah tersebut harus dievaluasi. Peneliti harus yakin bahwa bidang masalah tersebut cukup penting untuk diselidiki, meskipun hal ini tidak selalu mudah untuk ditetapkan. Mempertimbangkan nialai suatu persoalan sering merupakan maslah peneliaian individu serta pendapat yang subyektif. Akan tetapi ada beberapa kriteria yang hendaknya digunakan dalam proses evaluasi terhadap pentingnya persoalan ini. 1. Idealnya masalah tersebut hendaknya merupakan masalah yang pemecahannya akan memberikan sumbangan kepada bangunan pengetahuan di bidang pendidikan. Peneliti hendaknya dapat menunjukkan bahwa studi tersebut memberikan kemungkinann untuk mengisi kekosongan dalam pengetahuan yang ada atau membantu memecahkan sebagian ketidakmantapan yang terdapat di dalam penelitian sebelumnya. 2. Persoalan itu hendaknya merupakan persoalan yang akan membawa kita kepada persoalan-persoalan baru dan dengan demikian juga kepada penelitian-penelitian berikutnya. Suatu penelitian yang baik di samping memperoleh jawaban suatu persoalan biasanya juga menyebabkan timbulnya sejumlah persoalan lain yang memerlukan penyelidikan. 3. Persoalan tersebut harus merupakan persoalan yang dapat diteliti. Agar dapat diteliti suatu persoalan harus berkenaan dengan hubungan yang ada diantara dua atau lebih variabel yang dapat dirumuskan dan diukur. 4. Persoalan itu harus sesuai bagi peneliti. Beberapa aspek pribadi yang harus diperhatikan di sini ialah: a. Persoalan tersebut hendaknya benar-benar menarik bagi peneliti dan dapat membuat peneliti bersemangat.
b. Persoalan tersebut hendaknya berada dalam bidang yang dikuasai oleh peneliti c. Persoalan tersebut harus dapat dilaksanakan dalam situasi ditempat peneliti berada. d. Persoalan tersebut harus dapat diteliti serta diselesaikan dalam waktu yang tersedia.
6. Ciri Masalah Penelitian Yang Baik Ada beberapa kriteria masalah penelitian yang baik, antara lain: 1. Topik atau judul menarik 2. Pemecahan masalah benar-benar bermanfaat bagi orang-orang dalam lapangan pekerjaan atau bidang tertentu 3. Masalah harus merupakan hal baru 4. Masalah harus mengandung rancangan yang lebih komplek 5. Harus dapat diselesaikan dengan sesuai dengan waktu yang diinginkan 6. Tidak bertentangan dengan etika dengan moral Nazir (1983: 134-139) dalam Mahmud, menyebutkan ciri-ciri masalah yang baik adalah sebagai berikut. 1. Masalah yng dipilih harus mempunyai nilai penelitian, yaitu (a) masalah harus mempunyai keaslian dalam hal ini menyangkut hal-hal yang up to date atau baru, mempunyai nilai ilmiah atau aplikasi ilmiah, tidak berisi hal-hal yang sepele; (b) masalah harus menyatakan suatu hubungan; (c) masalah harus merupakan hal yang penting, dalam hal ini harus mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk penelitian terapan; (d) masalah harus dapat diuji dengan perlakuan-perlakuan serta data dan fasilitas yang ada; dan (e) masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak membingungkan. 2. Masalah yang dipilih harus mempunyai visibilitas, yaitu (a) data dan metode untuk memecahkan masalah harus tersedia; (b) biaya untuk memecahkan masalah, secara relatif harus ada di dalam batas-batas kemampuan; (c) waktu untuk memecahkan
masalah harus wajar; (d) biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang dicapai harus seimbang; (e) administrasi dan sponsor harus kuat; (f) tidak bertentangan dengan hukum dan adat. 3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti, yaitu (a) menarik bagi peneliti, dalam hal ini menarik keingintahuan peneliti dan memberi harapan untuk menemukan jawaban ataupun menemukan masalah lain yang lebih penting dan lebih menarik; (b) cocok dengan kualifikasi peneliti dalam hal ini masalah yang harus dipecahkan sesuai dengan derajat keilmiahan yang dimiliki peneliti atau minimal cocok dengan bidang kemampuannya. Dalam memilih masalah penelitian, ada empat relevansi yang harus dipertimbangkan. Pertama relevansi akademik. Jenis dan bobot masalah disesuaikan dengan jenis dan jenjang akademik, seperti skripsi, tesis, disertasi dan jenis penelitian seperti penelitian murni, penelitian pesanan, dan penelitian terapan. Kedua, relevansi institusional. Substansi permasalahan disesuaikan dengan misi, visi, dan tujuan pada lembaga penelitian yang ditujukan. Penelitian untuk mencapai gelar akademik tertentu hendaknya relevan dengan konsentrasi atau jurusan yang dipilih peneliti dilembaga tersebut. Ketiga, relevansi sosial. Permasalahan yang dipilih bermanfaat bagi masyarakat yang berkepentingan dengan permasalahan bidang yang dimaksud (komunitas ilmiah). Keempat, relevansi personal. Permasalahan yang dimaksud mempertimbangkan keahlian, keterkaitan, keterjangkauan, waktu, tenaga, biaya yang dimiliki peneliti Imam Suproyogo (2001: 35) dalam Mahmud. Menurut Muhammad Ali (1992: 23-25) dalam Mahmud, kriteria layak tidaknya suatu masalah dijadikan sebagai pokok penelitian adalah sebagai berikut. 1. Baru. Masalah yang masih hangat atau aktual dan masalah yang masih berlangsung serta mempunyai kaitan kepentingan dengan situasi saat penelitian dilaksanakan layak diteliti. 2. Bernilai praktis. Pelaksanaan penelitian untuk kepentingan apa pun membutuhkaan biaya, waktu, tenaga dan pikiran. Apabila hasil penelitian tidak mempunyai
manfaat yang berarti dalam menunjang kegiatan praktis, biaya, waktu, tenaga dan pikiran akan terbuang dengan sia-sia. 3. Berada dalam batas kemampuan peneliti. Apabila tidak mempunyai kemampuan dalam bidang yang diteliti, analisis yang dilakukan akan menyimpang dari tujuan pembahasan semula.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Judul penelitian hendaknya bersifat menjelaskan dan menarik. Judul penelitian diungkap secara ringkas, jelas yang mengungkapkan faktor-faktor atau variabel-variabel penelitian yang menjadi perhatian peneliti. Judul penelitian tidak terlalu panjang, kira-kira terdiri atas 8-15 kata. 2. Ada dua model yang dapat digunakan di dalam membuat latar belakang masalah yaitu: a. Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi objektif dengan kondisi normatif/ asumsi-asumsi tertentu; b. Menggambarkan perkembangan teori atau suatu kondisi objektif tanpa membandingkannya dengan kondisi normatif. 3. Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah merupakan “penyimpangan” dari apa seharusnya dengan apa terjadi, penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. 4. Tiga sumber persoalan penelitian yang penting adalah pengalaman, deduksi dari teori, dan literatur yang ada kaitannya. 5. Beberapa kriteria masalah penelitian yang baik, antara lain: a. Topik atau judul menarik. b. Pemecahan masalah benar-benar bermanfaat bagi orang-orang dalam lapangan pekerjaan atau bidang tertentu. c. Masalah harus merupakan hal baru d. Masalah harus mengandung rancangan yang lebih komplek. e. Harus dapat diselesaikan dengan sesuai dengan waktu yang diinginkan. f. Tidak bertentangan dengan etika dengan moral
DAFTAR PUSTAKA
Furchan, Arief. Penelitian dalam Pendidikan. Usaha Nasional: Surabaya. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. CV Pustaka Setia: Bandung. Mustami, Khalifah. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Aynat Publishing: Yogyakarta. Prasetyo, Bambang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta: Bandung. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarsa: Bandung.