BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin secara relatif maupun absolut. Pada umumnya dikenal 2 tipe diabetes, yaitu diabetes tipe 1 (tergantung insulin), dan diabetes tipe 2 (tidak tergantung insulin). Ada pula diabetes dalam kehamilan, dan diabetes akibat malnutrisi. Diabetes tipe 1 biasanya dimulai pada usia anak-anak sedangkan diabetes tipe 2 dimulai pada usia dewasa pertengahan (40-50 tahun). Kasus diabetes dilaporkan mengalami peningkatan di berbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, jumlah penderita DM mencapai 194 juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa di tahun 2025 mendatang, dan setengah dari angka tersebut terjadi di negara berkembang, termasuk negara Indonesia. Angka kejadian DM di Indonesia menempati urutan keempat tertinggi di dunia yaitu 8,4 juta jiwa. Penderita DM di RSUD Kota Semarang berdasarkan data dari instalasi Rekam Medik pada tahun 2011 terdapat 663 jiwa yang menderita DM, 613 jiwa diantaranya mengalami komplikasi tidak menutup kemungkinan jumlah tersebut akan meningkat di tahun mendatang. Jumlah populasi yang meningkat tersebut berkaitan dengan hal faktor genetika, life ekpectancy bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang. DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan. Berdasarkan klasifikasi WHO, diabetes melitus terbagi atas beberapa tipe yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes gestasional dan diabetes tipe lainnya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
1
diderita masyarakat. Karena dari semua kasus diabetes pada populasi di beberapa negara diketahui bahwa sekitar 90% adalah diabetes melitus tipe 2. Peningkatan ini umumnya terjadi
di negara-negara berkembang disebabkan karena
pertumbuhan penduduk, proses penuaan, obesitas, diet serta pola hidup yang tidak sehat.
1.2. Tujuan Penulisan 1.2.1.Tujuan Umum Mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang asuhan keperawatan Diabetes Mellitus 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mampu memahami pengkajian pada diabetes mellitus 2. Mampu memahami diagnosa pada diabetes mellitus 3. Mampu memahami tindakan keperawatan pada diabetes mellitus 4. Mampu memahami pelaksanaan keperawatan pada diabetes mellitus 5. Mampu memahami evaluasi pada penderita diabetes mellitus
1.3. Rumusan Masalah 1. Pengertian diabetes Mellitus 2. Klasifikasi Diabetes Mellitus 3. Etiologi diabetes mellitus 4. Patofisiologi diabetes mellitus 5. Tanda dan gejala diabetes mellitus 6. Komplikasi diabetes mellitus 7. Penatalaksanaan diabetes mellitus 8. Asuhan keperawatan teoritis diabetes melitus
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Konsep Dasar Teoritis 2.1.1. Definisi Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita DM atau tidak. Tabel berikut menunjukkan kriteria DM atau bukan : Bukan DM Puasa
Vena
< 100
2 jam PP
-
2 jam PP
Vena 100 - 140
Kapiler < 80 Gangguan
Puasa
Toleransi
Vena 100 - 140
Kapiler 80 – 120
Kapiler 80 - 120
Glukosa DM
Puasa
Vena
> 140
2 jam PP
Kapiler > 120
Vena
> 200
Kapiler > 200
2.1.2. Klasifikasi Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan 4 kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009) 1. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI) Lima persen sampai sepuluh persen penderita diabetik adalah tipe I. Sel-sel beta dari pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Awitannya mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun. Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
3
2. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) Sembilan puluh persen sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II. Kondisi ini diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan insulin. Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olah raga, jika kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan preparat hipoglikemik (suntikan insulin dibutuhkan, jika preparat oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia). Terjadi paling sering pada mereka yang berusia lebih dari 30 tahun dan pada mereka yang obesitas. 3. DM tipe lain Karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan endokrin. 4. Diabetes Kehamilan: Gestasional Diabetes Melitus (GDM) Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes.
2.1.3. Etiologi a.
Faktor genetic : Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b.
Faktor imunologi : Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
c.
Faktor lingkungan Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
4
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.
2.1.4. Patofisiologi Pada
Diabetes
Melitus
tipe
I
terdapat
ketidakmampuan
untuk
menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah makan). Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup
kelelahan
mengendalikan
dan
kelemahan.
glikogenolisis
Dalam
(pemecahan
keadaan
glukosa
normal
insulin
yang disimpan) dan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang menggangu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
5
berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan memperbaiki dengan cepat kelainan metabolik tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen terapi yang penting.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
6
Pathway
DM tipe I
DM tipe II
Reaksi Autoimun
Idiopatik, usia, genetik dll
Sel β pancreas hancur
Jumlah sel pancreas menurun Defisinsi Insulin
Hiperglikemia
Katabolisme protein meningkat
Pembatasan diit
Fleksibilitas darah merah
Hipoksia perifer
Penurunan BB
Intake tidak adekuat
Poliuria
Liposis meningkat
Resiko nutrisi kurang
Deficit volume cairan
Hipoksia perifer
Perfusi jaringan perifer tidak efektif
Nyeri
Intoleransi Aktifitas
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
7
2.1.5. Tanda dan Gejala Pada tahap awal gejala umumnya ringan sehingga tidak dirasakan, baru diketahui sesudah adanya pemeriksaan laboratorium. Pada tahap lanjut gejala yang muncul antara lain : 1. Rasa haus 2. Banyak kencing 3. Berat badan turun 4. Rasa lapar 5. Badan lemas 6. Rasa gatal 7. Kesemutan 8. Mata kabur 9. Kulit Kering
2.1.6. Komplikasi 1. Penglihatan kabur 2. Penyakit jantung 3. Penyakit ginjal 4. Gangguan kulit dan syaraf 5. Pembusukan 6. Gairah seks menurun Jika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Maka bagi penderita diabetes jangan sampai lengah untuk selalu mengukur kadar gula darahnya, baik ke laboratorium atau gunakan alat sendiri. Bila tidak waspada maka bisa berakibat pada gangguan pembuluh darah
gangguan pembuluh darah otak (stroke),
pembuluh darah mata (gangguan penglihatan),
pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), serta
pembuluh darah kaki (luka yang sukar sembuh/gangren). Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
8
Penderita juga rentan infeksi, mudah terkena infeksi paru, gigi, dan gusi serta saluran kemih.
2.1.7. Penatalaksanaan Pengobatan Diabetes milittus yang secara langsung terhadap kerusakan pulau-pulau Langerhans di pankreas belum ada. Oleh karena itu pengobatan untuk penderita DM berupa kegiatan pengelolaan dengan tujuan : a. Menghilangkan keluhan dan gejala akibat defisiensi insulin ( gejala DM ) b. Mencegah komplikasi kronis yang dapat menyerang pembuluh darah, jantung, ginjal, mata, syaraf, kulit, kaki dsb. Tindakan pengelolaan yang dilakukan : c. Menormalkan kadar glukosa, lemak, dan insulin di dalam darah serta memberikan pengobatan penyakit kronis lainnya. Langkah yang dilakukan terutama : Diet; Mengurangi kalori dan meningkatkan konsumsi vitamin. aktivitas fisik; olahraga teratur, pengelolaan glukosa dan meningkatkan kepekaan terhadap insulin. d. Obat-obat hipoglikemia oral : Sulfonylurea untuk merangsang pankreas menghasilkan insulin dan mengurangi resistensi terhadap insulin. e. Terapi insulin Tanaman obat memiliki kelebihan dalam pengobatan DM karena umumnya tanaman obat memiliki fungsi konstruktif yaitu membangun kembali jaringan-jaringan yang rusak serta menyembuhkan penyakit komplikasi yang lain. Dengan demikian dari tanaman obat diharapkan : f. Perbaikan kerusakan fungsi pankreas g. Peningkatan efektifitas insulin yang dihasilkan h. Penyembuhan penyakit komplikasi akibat DM
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
9
2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 2.2.1. Pengkajian Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari. Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a.Aktivitas dan istirahat : Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma. b. Sirkulasi Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung. c. Eliminasi Poliuri, nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat. d. Nutrisi Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah. e. Neurosensori Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung. f. Nyeri Pembengkakan perut, meringis. g. Respirasi Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas. h. Keamanan Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i. Seksualitas
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
10
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :
a.
Nyeri akut b/d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan menggunakan glukosa (tipe 1) c. Defisit Volume Cairan b/d Kehilangan volume cairan secara aktif, Kegagalan mekanisme pengaturan d. Perfusi jaringan tidak efektif b/d hipoksemia jaringan. f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
11
2.2.3. RENCANA KEPERAWATAN NO 1
RENCANA KEPERAWATAN
NANDA (North American Nursing Diagnosis Association)
NOC ( Nursing Outcomes Classification )
NIC ( Nursing Interventions Classification )
Nyeri akut ( D.0077)
Tujuan
Kolaborasikan dengan resep dokter
- tingkat nyeri : keparahan nyeri yang Definisi : Pengalaman sensori dan dapat diamati atau dilaporkan emosi
yang
tidak
-
menyenangkan - pengendalian nyeri: tindakan individu
Pemberian analgesic (menggunakan agens farmakologi
untuk
mengurangi
atau
takibat adanya kerusakan jaringan untuk mengendalikan nyeri
menghilangkan nyeri)
yang aktual atau potensial, atau - tingkat kenyamanan : tingkat persepsi -
Pemberian
digambarkan dengan istilah seperti positif terhadap kemudahan fisik dan
memberikan dan mengevaluasi keefektifan
kerusakan (International Association psikologis
obat resep dan obat bebas)
for the study of Pain); awitan yang tiba-tiba
atau
perlahan
dengan
intensitas ringan sampai berat dengan
-
bulan.
dan
berlangsung
<6 -
nyeri
(mempersiapkan,
(meringakan
atau
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
mengurangi nyeri sampai pada tingkat
selama 3 x 24 jam, klien dapat :
kenyamanan yang dapat diterima oleh
akhir yang dapat diantisipasi atau diramalkan
Manajemen
medikasi
pasien) Menunjukkan tingkat nyeri, dengan -
Manajemen sedasi (memberikan sedative,
indikator (1-5 ; sagnat berat, berat,
memantau respon pasien dan memberikan
sedang, ringan, atau tidak ada)
dukungan
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
12
fisiologis
yang
dibutuhkan
-
Batasan Karakteristik : Subjektif :
-Melaporkan nyeri (dengan isyarat) (mis., menggunakan skala nyeri
-
-Melaporkan nyeri
Memperlihatkan pengendalian nyeri,
selama
yang dibuktikan oleh indikator ( 1-5 ;
terapeutik)
tidak pernah, jarang, kadang-kadang , -
Surveilands
sering, atau selalu)
mengiterprestasi, dan menyintesis data
Menunjukan
tingkat
kenyamanan
dengan tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik dan psikologis
Objektif : . - Respon otonom
(mis.,diaphoresis.,
perubahan tekanan darah, pernapasan, atau denyut jantung; dilatasi pupil) -Perilaku mandir,
distraksi mencari
(mis., orang
mondar dan/atau
aktivitas lain, aktivitas berulang) -perilaku merintih,
ekspresif
(mis.,
menangis,
gelisah,
kewaspadaan
berlebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela napas panjang)
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
13
prosedur
diagnostic
atau
(mengumpulkan,
pasien secara terarah dan kontinu untuk membuat keputusan klinis)
-wajah topeng -sikap melindungi -fokus menyempit (mis., gangguan persepsi waktu, gangguan proses pikir, interaksi
degan
orang
lain
atau
lingkungan menurun) -bukti nyeri yang dapat diamati -posisi untuk mengindari nyeri -perilaku menjaga atau sikap melindungi -gangguan tidur (mata terlihat kuyu, gerakan
tidak
teratur
atau
tidak
menentu, dan menyeringai)
Faktor Yang Berhubungan : ·
Agen cedera (mis, biologis, zat
kimia, fisik, psikologis)
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
14
2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Tujuan :
kebutuhan tubuh (D.0019) • Selera makan: Keinginan untuk makan Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik Batasan Karakteristik : Objektif : · Kram abdomen · Nyeri abdomen · Menghindari makanan · Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
ketika dalam keadaan sakit atau sedang menjalani pengobatan • Status Gizi: Tingkat ketersediaan zat gizi
untuk
memenuhi
kebutuhan
metabolik • Perawatan diri: Makan: Kemampuan untuk mempersiapkan dan mengingesti makanan dan cairan secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
Subjektif · Kerapuhan kapiler · Diare · Kehilangan rambut berlebihan · Bising usus hiperaktif · Kurang makanan · Kurang informasi · Kurang minat pada makanan · Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat · Kesalahan konsepsi
Setelah dilakukan tindakan keperawaan selama 3 x 24 jam diharapkan Klien mampu merasakan nutrisi terpenuhi
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
15
· Kaji adanya alergi makanan · Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. · Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe · Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C · Berikan substansi gula · Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi · Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) · Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. · Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori · Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi · Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan Nutrition Monitoring · BB pasien dalam batas normal · Monitor adanya penurunan berat badan · Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan · Monitor interaksi anak atau orangtua
· Kesalahan informasi Kriteria Hasil : · Mambran mukosa pucat · Ketidakmampuan memakan - Nafsu makan bertambah makanan - BB bertambah · Tonus otot menurun · Mengeluh gangguan sensasi Bibir lembab dan lidah bersih rasa · Mengeluh asupan makanan kurang dan RDA (recommended daily allowance) · Cepat kenyang setelah makan · Sariawan rongga mulut · Steatorea · Kelemahan otot pengunyah · Kelemahan otot untuk menelan Faktor Yang Berhubungan : · Faktor biologis · Faktor ekonomi · Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien · Ketidakmampuan untuk mencerna makanan · Ketidakmampuan menelan makanan · Faktor psikologis 3
scarlet
· Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Defisit Volume Cairan b/d Kehilangan Tujuan :
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
selama makan · Monitor lingkungan selama makan · Jadwalkan pengobatan dan perubahan pigmentasi · Monitor turgor kulit · Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah · Monitor mual dan muntah · Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht · Monitor pertumbuhan dan perkembangan · Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva · Monitor kalori dan intake nutrisi · Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. · Catat jika lidah berwarna magenta,
16
volume cairan secara aktif, Kegagalan - keseimbangan cairan : keseimbangan air · Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan mekanisme pengaturan dan kompartemen intrasel dan ekstrasel darah ortostatik ), jika diperlukan · Monitor hasil lab yang sesuai dengan tubuh retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin, Defenisi : penurunan cairan - hidrasi : jumlah air dalam kompartemen albumin, total protein ) · Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam intravaskular,interstisial,atau intrasel dan ekstrasel yang adekuat · Kolaborasi pemberian cairan IV intrasel.diagnosis ini merujuk pada - status nutrisi : asupan makanan dan · Monitor status nutrisi dehidrasi yang merupakan kehilangan cairan : jumlah makanan dan cairan · Berikan cairan oral · Berikan penggantian nasogatrik sesuai cairan saja tanpa perubahan kadar yang masuk kedalam tubuh selama 24 output (50 – 100cc/jam) · Dorong keluarga untuk membantu pasien natrium jam makan · Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih Setelah dilakukan asuhan keperawatan muncul meburuk Batasan Karakteristik : · Atur kemungkinan tranfusi Subjektif 1 kali 24 jam cairan tubuh dapat · Persiapan untuk tranfusi - Haus · Pasang kateter jika perlu terpenuhi. · Monitor intake dan urin output setiap 8 jam Objektif Kriteria Hasil : - Penurunan turgor kulit/lidah - Mempertahankan urine output sesuai - Membran mukosa/kulit kering - Peningkatan denyut nadi, penurunan dengan usia dan BB, BJ urine normal, tekanan darah, penurunan HT normal volume/tekanan nadi - Pengisian vena menurun - Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
17
- Perubahan status mental - Konsentrasi urine meningkat - Temperatur tubuh meningkat - Kehilangan berat badan secara tibatiba - Penurunan urine output - HMT meningkat - Kelemahan
batas normal Tidak
ada
tanda
tanda
dehidrasi,
Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
faktor yang berhubungan : · Tirah Baring atau imobilisasi · Kelemahan umum · Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen · Imobilitas · Gaya hidup monoton
4
Perfusi jaringan tidak efektif
b/d Tujuan :
hipoksemia jaringan ( D.0009 )
- perawatan sirkulasi: insufisiensi arteri:
• Status Sirkulasi : Aliran darah yang
meningkatkan sirkulasi arteri
tidak obstruksi dan satu arah pada -
perawatan sirkulasi: insufisiensi vena :
Defenisi :penurunan sirkulasi darah
tekanan yang sesuai melalui pembuluh
meningkatkan sirkulasi vena
ke perifer yang dapat mengganggu
darah
kesehatan
pulmonal
besae
sirkulasi
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
sistemik
dan -pencegahan
sirkulasi
:
melindungi
area
terlokalisai yang mengalami perfusi yang
18
• Integritas
Batasan karakteristik
jaringan:
Kulit
terbatas
dan
- nadi tidak ada
membran mukosa : Keutuhan struktural -promosi latihan fisik : memfasilitasi aktivitas
- perubahan fungsi motorik
dan fungsi fisiologis normal kulit dan
fisik teratur untuk mempertahankan atau
-perubahan karakteristik kulit (warna
membran mukosa
mencapai tingkat kebugaran dan kesehatan
• Perkusi
elastisitas, rambut, kelembapan, kuku,
jaringan:
Perifer
yang lebih tinggi
:
senasi, suhu )
Keadekuatan
-indeks brankial pergelagan kaki <0,90
pembuluh darah kecil ekstermitas untuk
mencegah komplikasi akibat peubahan
-perubahan
mempertahankan fungsi jaringan
kadar cairan atau elektrolit
tekanan
darah
aliran
darah
melalui -
diekstrimitas
-
-waktu pengisian kapiler >3 detik Setelah dilakukan tindakan keperawaan tidak
kembali
ketika selama 3 x 24 jam diharapkan Klien
cairan cairan
:
meningkatkan dan
mencegah
komplikasi akibat kadar cairan yang abnormal atau tidak diharapkan
mampu merasakan, rasa sakit pada - pantauan ekstrimitas bawah : mengumpulkan,
tungkai diturunkan
-pelambatan penyembuhan luka perifer pembengkakkan
dikaki
dapat
berkurang
- nadi berkurang
menganalisis da menggunakan data pasien untuk
-edema
mengkategorikan
resiko
dan
mencegah cedera pada ekstremitas bawah
-nyeri ekstrimitas -Bising femoral
manajemen keseimbangan
-klaudikasi -perubahan
manajemen cairan/elektrolit : mengatur dan
- manajemen sensasi perifer : mencegah atau Kriteria Hasil :
-jarak total yang diuji jalan selama 6 -
Tekanan
systole
meminimalkan dandiastole
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
19
dalam
cedera
atau
ketidaknyamanan pasien yang mengalami
menit lebih pendek
rentang yang diharapkan
-jarak bebas nyeri yang dicapai dalam -
Tidak ada ortostatikhipertensi
uji jalan selamaa 6 menit lebih pendek -
Tidak ada tanda tanda peningkatan
ke bagian tubuh
-parestesia
tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 -
surveilands kulit : mengumpulkan dan
-warna kulit pucat saat peninggian
mmHg)
menganalisis
(ekstrimitas)
perubahan sensai - manajemen tekanan : meminimalkan tekanan
§
data
mempertahankan
pasien
integritas
kulit
untuk dan
membrane mukosa Factor yang berhubungan -kurang
pengetahuan
factor
yang
bantuan menghentikan kebiasaan merokok : orang lain untuk berhenti merokok
mengganggu (mis., merokok, gaya
-
penyuluhan : prosedur/pengobatan :
hidup kurang gerak, trauma obesitas,
mempersiapkan pasien untuk memahami
kurang garam, imobilitas)
dan mempersiapkan secara mental untuk prosedur atau pengobatan yang
-kurang pengetahuan proses penyakit
diprogramkan
(mis., diabetes, hiperlipidemia) - diabetes mellitus -hipertensi -gaya hidup kurang gerak - merokok
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
20
5
Intoleransi aktivitas berhubungan Tujuan : dengan kelemahan ( D.0056 ) • Toleransi aktivitas : Respons fisiologis Defenisi : Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas sehari-hari yang ingin atau
terhadap gerakan yang memakan energi dalam aktivitas sehari-hari • Ketahanan
:
untuk
menyelesaikan aktivitas • Penghematan
harus dilakukan.
Kapasitas
energi
:
Tindakan
individu dalam mengelola energi untuk Batasan Karakteristik : · Respon tekanan darah abnormal terhadap aktivitas · Respon frekwensi jantung abnormal terhadap aktivitas · Perubahan EKG yang mencerminkan aritmia · Perubahan EKG yang mencerminkan iskemia · Ketidaknyamanan setelah beraktivitas · Dipsnea setelah beraktivitas · Menyatakan merasa letih · Menyatakan merasa lemah
memulai dan menyelesaikan aktivitas • Kebugaran fisik : Pelaksanaan aktivitas fisik yang penuh vitalitas
Setelah dilakukan tindakan keperawaan selama 3 x 24 jam diharapkan klien mampu
menunjukkan
menggerakkan
kaki
dan
beraktivitas.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
21
dapat dapat
Activity Therapy · Kolaborasikan dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat · Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan · Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social · Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan · Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek · Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai · Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang · Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas · Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas · Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan · Monitor respon fisik, emosi, social
dan spiritual Faktor Yang Berhubungan : · Tirah Baring atau imobilisasi · Kelemahan umum · Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen · Imobilitas · Gaya hidup monoton
Kriteria Hasil : - Dapat menggerakkan kaki -
Pembengkakan berkurang
Dapat
melakukan
aktivitas
dibantu oleh keluarga.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
22
tanpa
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1. PENGKAJIAN 3.1.1. Identitas Pasien Seorang pasien perempuan bernama Ny. H, berumur 71 Tahun, agama Kristen, suku Batak, pekerjaan PNS Pertamina, alamat rumah Jl. Air Bersih, komp. Pertamina blok IV Medan, tanggal masuk rumah sakit 25 mei 2018 di ruangan/kutilang S-1, No. Register 08.09.96, Diagnosa Medis Diabetes Melitus (DM) Tp.I, dan penulis mengkaji pasien tanggal 28 Mei 2018. Penanggung jawab pasien Tn. C, berumur 73 Tahun, agama Kristen, suku Batak, alamat rumah Jl. Air Bersih, komp. Pertamina blok IV Medan, hubungan dengan pasien adalah Suami. 3.1.2. Keluhan utama Saat melakukan pengkajian klien mengeluh kaki bengkak dan sakit. 3.1.3. Riwayat kesehatan sekarang B. Provocative/Palliative 1. Apa penyebabnya Kadar gula darah yang meningkat sehingga dapat menyebabkan komplikasi terutama terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah dikaki yang dapat menyebabkan pembengkakkan. 2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan Klien mengatakan minum obat yang diberikan oleh dokter dan istirahat yang cukup. C. Quantity/Quality 1. Bagaimana dirasakan Klien merasa kesakitan pada kaki yang bengkak. 2. Bagaimana dilihat Klien terlihat meringis kesakitan karena pembengkakkan pada kaki, lemas, dan susah untuk menggerakkan kaki bagian kanan. D. Region Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
23
1. Dimana lokasinya Klien mengalami sakit pada kaki bagian kiri. 2. Apakah menyebar Tidak, karena rasa sakit hanya dirasakan pada kaki bagian kiri. E. Severity (mengganggu aktivitas) Ia, penyakit klien dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dimana semua ADL klien dibantu oleh keluarga. F. Time Penyakit klien timbul + 5 hari sebelum masuk Rumah Sakit. 3.1.4. Riwayat Kesehatan yang lalu Klien mengatakan sudah 14 tahun yang lalu menderita penyakit diabetes mellitus, klien pernah dirawat di RSU Elisabet, tidak ada riwayat alergi dan imunisasi lengkap. 3.1.5. Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan orangtuanya laki-laki menderita penyakit diabetes mellitus, dan penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit keturunan dalam keluarga klien.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
24
Genogram
Keterangan : =
Laki-laki
=
Perempuan
=
Laki-laki Meninggal
=
Perempuan Meninggal
=
Klien/pasien
=
Tinggal serumah
3.1.6. Riwayat/Keadaan Psikososial Bahasa yang digunakan klien : Bahasa Indonesia, persepsi
klien tentang
penyakitnya : Klien sangat cemas dan selalau bertanya apakah penyakitnya dapat disembuhkan. keadaan emosi labil, hubungan klien dengan keluarga baik adanya keluarga yang datang menjenguknya, sebelum masuk rumah sakit klien tinggal serumah dengan istri dan 5 anaknya. Sebelum masuk rumah sakit klien taat menjalankan ibadah setelah masuk rumah sakit klien tidak pernah menjalankan ibadah hanya berdoa saja.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
25
3.1.7. Pemeriksaan fisik A. Tanda-tanda vital TD
: 130/80 mmHg
Pols
: 90 x/menit
Temp
: 39o C
RR
: 20 x/menit
BB sebelum : 55 kg BB sesudah
: 40 kg
Kesadaran
: Composmentis
B. Pemeriksaan Persistem - Kepala dan rambut
:
Simetris, tidak ada benjolan, ubun-ubun tidak lunak jika ditekan, penyebaran rambut rata, kurang bersih dan bau.
- Mata
:
Konjungtiva anemis, sclera tidak dijumpai adanya ikterus, fungsi penglihatan mulai menurun, kelopak mata tidak dijumpai kelainan.
- Hidung
:
Lubang hidung bersih, fungsi penciuman baik dapat membedakan bau, tidak nampak adanya pergerakan cuping hidung.
- Telinga
:
Fungsi pendengaran baik, tidak dijumpai adanya kelainan.
- Mulut dan tenggorokan : Fungsi pengecapan kurang baik lidah tampak kotor, bibir pucat dan terkelupas, jumlah gigi lengkap. Keadaan bibir sariawan pada leher tidak ada kelainan, tidak dijumpai adanya pembesaran kelenjar gondok.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
26
- Dada/pernafasan
:
tidak ada tanda-tanda kesulitan bernafas, frekuensi
:
tidak ada massa, tidak terlihat bayangan pembuluh
pernafaan 20x/menit. - Abdomen
darah, gerakan peristaltic cepat yaitu 20x/menit. - Genitalia
:
Tidak ada kelainan,
- Ekstremitas
: Tidak simetris karena adanya pembengkakkan dikaki bagian kanan dan sulit untuk digerakkan.
- Kulit
:
Turgor kulit kering dan terasa panas.
C. Pemeriksaan Neurologi 1. Tingkat kesadaran: GCS: 15, E: 4, M: 6, V: 5 2. Nervus Cranialis: a. Nervus olfaktorius/N I : Dapat mengidentifikasi bau dengan baik. b. Nervus optikus/N II : Klien dapat melihat dan membaca dengan dalam batas jarak 20 cm. c. Nervus Okulomotoris/N III, trochlearis/N IV, Abdusen/NVI: Gerakan bola mata ada d. Nervus Trigeminus/N V: Klien mampu membuka dan menutup mata dan mulut. e. Nervus FasialisN VII): Gerakan otot wajah normal, klien meringis,
tersenyum,
wajah simetris. f. Nervus Vestibulocochlearis/N VIII: Klien mampu mendengar dengan baik. g. Nervus Glossopharingeus/N IX, vagus/N X :klien mampu menggerakkna lidah dengan baik, tidak ada tremor. h. Nervus Asesorius/N XI: klien dapat bebas meggerakkan bahu i. Nervus Hipoglossus/N XII: Pasien dapat menjulurkan lidah 3. Fungsi Motorik a. Fungsi
motorik
:
Klien
berjalan
dibantu
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
27
keluarga
D. Pola aktivitas sehari-hari Aktivitas
Sebelum Masuk
Sesudah Masuk
Sehari-Hari Pola nutrisi
Makan 3 x sehari Klien makan 3x sehari dan diet dengan dengan
porsi:
1 rendah gula.
piring/1kali
Porsi yang dihabiskan: ½ piring/ 1 kali
makan.
makan
Dengan nasi dan Nafsu makan menurun lauk pauk nafsu makan baik Minum
Klien minum air Klien minum air putih + 5 gelas/hari, putih 8 gelas/hari minum susu 1 gelas/hari. minum, teh manis 1 gelas/hari pada pagi hari.
Pola elimininasi
BAB
1x
sehari, BAB 1x/hari konsistensi cair.
kontesistensi lembek,
Bau: khas warna
kuning, bau khas BAK : sering (7-8 BAK : + 6x/hari x
warna kekuning-
sehari), kuningan, bau khas
konsistensi
cair
warna
kuning
jenih, bau khas Pola
tidur
istirahat
dan Tidur
7-8
jam Tidur 2-3 jam sehari dan dapat terbangun
sehari
dari
jam bila datang rasa nyeri
21.00-05.00 dapat
wib
terbangun
bila
mendengar
suara ribut-ribut Pola
aktivitas Klien
dan latihan
bekerja Klien tidak dapat bekerja, susah untuk
sebagai
PNS menggerakkan kaki dan bedrest.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
28
Pertamina
(sudah
pensiun), pernah
tidak mengisi
waktu luang. Personal hygiene
Klien
mandi
2x Klien dilap ditempat tidur 1x/hari dan
sehari gosok gigi 2 dibantu oleh keluarga. x sehari bila mandi cuci rambut.
E. Pemeriksaan Penunjang Jenis Pemeriksaan
Satuan
Hasil
Normal/Rujukan
KIMIA KLINIK : Analisa Gas Darah PH
7,456
7,35-7,45
pCO2
mmHg
26,1
38-42
pO2
mmHg
148,3
85-100
Bikarbonat (HCO3)
mmol/L
18,0
22-26
Total CO2
mmol/L
18,0
10-25
Kelebihan Bassa (BE)
mmol/L
4,1
(-2)-(+2)
Saturasi O2
%
99,4
95-100
Mg/dL
200
<200
Ureum
Mg/dL
100,70
<50
Creatinin
Mg/dL
9,38
0,70-1,20
Natrium
mEq/L
125
135-155
Kalium
mEq/L
4,1
3,6-5,5
Klorida
mEq/L
97
96-106
METABOLISME KH : Glukosa darah (sewaktu)
GINJAL :
ELEKTROLIT :
HEMATOLOGI : Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
29
Darah Lengkap (CBC) Haemoglobin (HGB)
g%
8,3
11,0-16,0
Eritrosit (RBC)
103/mm3
2,94
4,2-5,4
Leukosit (WBC)
mm3
6900
4500-10000
Hematokrit
%
26
36-46
Trombosit (PLT)
mm3
305,000
150.000-450.000
MCV
fL
89
76-96
MCH
pg
28
27-32
MCHC
%
31
33-35
RDW
%
14,00
11,6-14,8
MPV
fL
9,80
7,0-10,2
Neutrofil
%
89,30
37-80
Limfosit
%
17
20-40
Monosit
%
10
2-8
Eosinofil
%
0,80
1-6
Basofil
%
0,200
0-1
Neutrofil Absolut
103/uL
7,75
27-65
Limfosit Absolut
103/uL
0,48
15-37
Monosit Absolut
103/uL
0,38
0,2-0,4
Eosinofil Absolut
103/uL
0,05
0-0,10
Basofil Absolut
103/uL
0,02
0-0,1
Retikulosit
%
1,95
0,2-2,5
F. Penatalaksanaan dan Terapi NO NAMA OBAT
DOSIS
FUNGSI
1
20 tts/menit
Menambah cairan dan elektrolit
Inf. NaCl o,9%
tubuh 2
Metronidazol
500mg/8jam
Antibiotic
4
Ranitidine
50mg/8jam
Antiemetik
5
Metformin tab
3x500mg
Anti hiperglikemia
6
Furosemid
40mg/8jam
Antidiuretik (anti bengkak)
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
30
7
Paracetamol
1x500mg
Antipiretik
3.2. ANALISA DATA No Data 1
DS
Etiologi : klien
mengatakan
Masalah
Bibir klien pecah pecah ↓
tidak nafsu makan, - nyeri di bagian bibir
Nyeri dan sakit ↓
- bibirnya sakit
Nafsu makan ↓ ↓
DO : - Bibir: pecah pecah - porsi yang dihabiskan ½ / sekali makan
Gangguan Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
porsi yang dihabiskan ½ / sekali makan
- BB ↓ 10 kg
↓ BB ↓ 10 kg
2
DS
: klien
mengatakan
Defisiensi insulin
kaki bengkak -
terasa
dingin
Perfusi jaringan
di
Hiperglikemia
daerah ekstrimitas - mengatakan sakit
perifer
tidak
efektif Thrombosis
DO : - KGD: 200mg/dl - area berwarna biru
Ateroklerosis Ektremitas
- ekstrimitas dingin Pembengkakan, ektrimitas dingin, sakit dan area berwarna biru
Perfusi jaringan perifer tidak efektif
3.
DS: klien mengatakan susah untuk
Defisiensi insulin
melakukan Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
Intoleransi aktivitas 31
aktivitas sehari-hari -
Tidak
Hiperglikemia
bisa
berdiri
bisa
mandi
Thrombosis
untuk
Ateroklerosis Ektremitas
sendiri -
Tidak sendiri
DO: - kaki bengkak - Kaki
sulit
digerakkan - Bedrest
Pembengkakan pada
- T/D: 130/80 mmHg
ektremitas bawah
- Pols: 90x/menit - Temp: 39oC - RR: 20x/menit
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
3.3
DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d adanya sariawan di bibir d/d klien mengatakan
tidak nafsu makan, nyeri di bagian bibir dan sakit
kemudian terlihat pecah pecah, porsi makanan yang dihabiskan ½ / makan dan BB ↓ 10 kg 2. Perfusi
jaringan perifer tidak efektif b/d adanya pembengkakan pada ekstremitas
bawah bagian kiri d/d klien mengatakan kaki bengkak dan sakit, KGD: 200mg/dl, ekrimitas dingin dan area berwarna biru 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ekstremitas d/d klien mengatakan susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari, kaki bengkak, kaki sulit untuk digerakkan, bedrest, T/D: 130/80 mmHg, Pols: 90x/menit, Temp: 39oC dan RR: 20x/menit
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
32
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
33
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN NANDA No. 1.
(North
American
Nursing
Diagnosis Association)
RENCANA KEPERAWATAN NOC ( Nursing Outcomes Classification )
NIC (Nursing Interventions Classification)
Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan Tujuan :
1. Kaji Vitalsign
tubuh
2. Kaji intake dan output
b/d
Intake
dan
output
tidak • Selera makan: Keinginan untuk makan ketika
adekuat.
dalam keadaan sakit atau sedang menjalani Definisi : Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
pengobatan
DS: Klien mengatakan bibir pecah pecah -
Bibirnya sakit
-
Nyeri
• Perawatan diri: Makan: Kemampuan untuk mempersiapkan dan mengingesti makanan dan cairan secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
DO: - porsi yang dihabiskan ½ / sekali makan - Nafsu makan menurun - Bibir sariawan
Setelah dilakukan tindakan keperawaan selama 3 x 24 jam diharapkan Klien mampu merasakan nutrisi terpenuhi
- BB ↓ 10 kg Kriteria Hasil : - Nafsu makan bertambah Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
4. Berikan makanan sering tapi dalam porsi sedikit
• Status Gizi: Tingkat ketersediaan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karakteristik :
3. Timbang BB setiap hari
34
5. Berikan makanan yang hangat 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
Faktor
yang
mengunyah
berhubungan
atau
menelan,
:Kesulitan
- BB bertambah
intoleransi
- Bibir lembab dan lidah bersih
makanan, hilang nafsu makan, mual dan muntah. 2.
Perfusi
jaringan perifer tidak efektif b/d Tujuan :
1. Kaji Vitalsign
adanya
pembengkakan
2. Kaji pembengkakan pada kaki
pada
ekstremitas • Status Sirkulasi : Aliran darah yang tidak
bawah bagian kiri
obstruksi dan satu arah pada tekanan yang Defenisi
:Penurunan
mengakibatkan
oksigen
kegagalan
yang
pengantaran
nutrisi ke jaringan pada tingkat kapiler
sesuai
melalui
pembuluh
darah
besae
sirkulasi sistemik dan pulmonal • Integritas jaringan: Kulit dan membran
fisiologis normal kulit dan membran mukosa • Perkusi jaringan: Perifer : Keadekuatan
DS: Klien mengatakan kaki bengkak
aliran darah melalui pembuluh darah kecil ekstermitas untuk mempertahankan fungsi
-
Terasa dingin
-
Mengatakan sakit
jaringan
DO: Setelah dilakukan tindakan keperawaan selama
- KGD: 200mg/dl - Area berwarna biru - Ektrimitas dingin
3 x 24 jam diharapkan Klien mampu merasakan,
rasa
sakit
pada
pembengkakkan dikaki dapat berkurang Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
35
cairan NaCl 0,9% 4. Kompres kaki yang bengkak dengan air hangat
mukosa : Keutuhan struktural dan fungsi Batasan Karakteristik :
3. Bersihkan kaki yang bengkak dengan
5. Berikan posisi kaki yang aman dan terhindar dari tekanan 6. Atur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala. 7. Kolaborasi pemberian obat antidiuretik
Faktor yang berhubungan : Perubahan Kriteria Hasil : kemampuan
hemoglobin
untuk
mengikat -
oksigen
-
Pembengkakkan kaki berkurang KGD: 140 mg/dl Rasa sakit berkurang
3.
Intoleransi
aktivitas
b/d
kelemahan Tujuan :
1. Kaji Vitalsign
ekstremitas
2. Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan • Toleransi aktivitas : Respons fisiologis
Defenisi
:
fisiologis
Ketidakcukupan atau
psikologis
energi untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas sehari-hari
yang
ingin
atau
harus
terhadap gerakan yang memakan energi dalam aktivitas sehari-hari • Ketahanan : Kapasitas untuk menyelesaikan aktivitas
dalam mengelola energi untuk memulai dan menyelesaikan aktivitas
Batasan Karakteristik :
• Kebugaran fisik : Pelaksanaan aktivitas fisik
DS: Klien
mengatakan
susah
untuk
yang penuh vitalitas
melakukan aktivitas sehari-hari -
Tidak bisa berdiri sendiri
-
Tidak bisa mandi sendiri
DO:
Setelah dilakukan tindakan keperawaan selama 3 x 24 jam diharapkan klien mampu menunjukkan dapat menggerakkan kaki
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
3. Anjurkan
pasien
menggerakkan/mengangkat bawah
sesuai
untuk ekstrimitas
kemampuan
minimal
3x/hari.
• Penghematan energi : Tindakan individu
dilakukan.
otot pada kaki klien.
36
4. Mengatur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala. 5. Mengubah posisi tubuh setiap 2 jam
- Kaki bengkak
dan dapat beraktivitas.
- Kaki sulit untuk digerakkan - Bedrest
Kriteria Hasil :
- T/D: 130/80 mmHg
- Dapat menggerakkan kaki
- Pols: 90x/menit
-
Pembengkakan berkurang
- Temp: 39oC
-
Dapat
- RR: 20x/menit
melakukan
dibantu oleh keluarga.
Faktor yang berhubungan :Tirah baring dan imobilitas, ketidakseimbangan
kelemahan antara
umum, suplai
dan
kebutuhan oksigen, gaya hidup kurang gerak.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
37
aktivitas
tanpa
CATATAN PERKEMBANGAN I Diagnosa Keperawatan
Waktu
Implementasi
Evaluasi
Pemenuhan nutrisi kurang dari Tanggal 28 mei 2018
S : klien mengatakan nafsu
kebutuhan tubuh b/d intake dan Dinas Pagi output tidak adekuat d/d
klien 09.00 WIB
makan bertambah. Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D O : - Nafsu makan bertambah
mengatakan tidak nafsu makan,
130/80 mmHg, Pols 90 x/i, RR 20
- Porsi yang disajikan habis
mual
x/i, Temp. 390 C
- Bibir lembab dan tidak
muntah
porsi
yang
dihabiskan ½ / sekali makan, 09.20 WIB
Mengkaji intake dan output
Nafsu
Timbang BB setiap hari
makan
menurun,
Bibir: 09.40 WIB
pucat. A : Masalah nutrisi teratasi
kering dan pucat, BB sebelum 80 10.00WIB
Memberikan makanan sering tapi P
kg dan BB sesudah 70 kg.
dalam porsi sedikit
:
Rencana
tindakan
dipertahankan.
10.30 WIB
Memberikan makanan yang hangat
11.00WIB
Mengkolaborasikan
dengan
ahli
gizi, dgn hasil : memberikan Gizi yang seimbang.
Perfusi jaringan perifer tidak efektif 09.00 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D S : klien mengatakan masih sakit
b/d
130/80 mmHg, Pols 90 x/i, RR 20 pada bagian kaki yang bengkak.
adanya
pembengkakan
pada
ekstremitas bawah bagian kiri d/d
x/i, Temp. 390 C
klien mengatakan kaki bengkak 09.40 WIB
Mengkaji pembengkakan pada kaki
dan sakit, KGD: 200mg/dl, dan
Hasilnya: kaki bengkak sebelah kiri dari
adanya pembengkakan pada kaki
telapak
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
kaki 38
sampai
lutut.
O: - klien tampak meringis kesakitan - KGD: 180 mg/dl
bagian kiri.
10.00 WIB
Membersihkan
kaki
yang
bengkak A : masalah sebagian teratasi
dengan cairan NaCl 0,9%. 11.00WIB
Melakukan kompres dengan air hangat P pada kaki yang bengkak.
11.15 WIB
11.30 WIB
Memberikan posisi kaki yang aman dan
- Pemberian furosemid 40 mg/ 8 jam
Memberikan posisi kaki lebih tinggi -
Kompres kaki yang bengkak
dari kepala
dengan air hangat.
Dinas sore
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D
14.30 WIB
130/80 mmHg, Pols 90 x/i, RR 20 x/i, Temp. 380 C Mengkaji pembengkakan pada kaki Hasilnya: kaki bengkak sebelah kiri dari telapak kaki sampai lutut. Membersihkan
kaki
yang
bengkak
dengan cairan NaCl 0,9% Melakukan kompres dengan air hangat
16.00 WIB
tindakan
terhindar dari tekanan
Memberikan furosemid 40 mg/8 jam.
15. 30 WIB
rencana
dipertahankan dan dilanjutkan.
13.00 WIB
15.00 WIB
:
pada kaki yang bengkak. Memberikan posisi kaki yang aman dan
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
39
16. 30 WIB
terhindar dari tekanan Memberikan posisi kaki lebih tinggi
16.40 WIB
dari kepala
Dinas Malam
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D
20.10WIB
120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C Mengkaji pembengkakan pada kaki
20.30 WIB
Hasilnya: kaki bengkak sebelah kiri dari telapak kaki sampai lutut. Membersihkan
20.40 WIB
kaki
yang
bengkak
dengan cairan NaCl 0,9% Melakukan kompres dengan air hangat
21.00 WIB
pada kaki yang bengkak. Memberikan posisi kaki yang aman dan
21.20 WIB
terhindar dari tekanan Memberikan posisi kaki lebih tinggi
21.40 WIB
dari kepala Memberikan furosemid 40 mg/8jam.
22.00 WIB Intoleransi aktivitas b/d kelemahan Dinas
Pagi Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D S : klien mengatakan belum bisa
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
40
ekstremitas d/d klien mengatakan 09.00 WIB
130/80 mmHg, Pols 90 x/i, RR 20
susah untuk melakukan aktivitas
x/i, Temp. 390 C
sehari-hari, kaki bengkak, kaki
Mengkaji tingkat kekuatan otot pada
sulit untuk digerakkan dan bedrest.
09.40 WIB
menggerakakan kaki. klien
P : rencana tindakan dilanjutkan untuk
menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan minimal 3x sehari. Mengatur posisi klien dengan kaki
11.00 WIB
lebih tinggi dari kepala. Mengubah posisi tubuh klien setiap
11.30 WIB
Dinas Sore 14.30 WIB
2 jam.
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D 130/80 mmHg, Pols 90 x/i, RR 20 x/i, Temp. 380 C Mengkaji
15.00 WIB
O : kaki klien tidak bisa bergerak
kaki klien. Hasilnya: klien tidak dapat A : masalah belum teratasi
Melatih 10.00 WIB
menggerakan kaki.
tingkat kekuatan otot pada
kaki klien. Hasilnya: klien tidak dapat menggerakakan kaki. Melatih
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
klien
41
untuk
- Melatih pergerakan otot pada kaki klien.
15. 30 WIB
menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan minimal 3x sehari. Mengatur posisi klien dengan kaki
16.00 WIB
lebih tinggi dari kepala. Mengubah posisi tubuh setiap 2 jam.
16.30 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D Dinas Malam 20.30 WIB
120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C Mengkaji tingkat kekuatan otot pada
21.00 WIB
kaki klien. Hasilnya: klien tidak dapat menggerakakan kaki. Melatih
21.30 WIB
22.00 WIB
22.30 WIB
klien
untuk
menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan minimal 3x sehari. Mengatur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala. Mengubah posisi tubuh setiap 2 jam.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
42
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
43
CATATAN PERKEMBANGAN II
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Implementasi
Evaluasi
Perfusi jaringan perifer tidak Tanggal 29 mei 2018 efektif
b/d
S : klien mengatakan rasa sakit pada
adanya Dinas Pagi
bagian
pembengkakan pada ekstremitas 09.00 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil :
bawah bagian kanan d/d klien
T/D 130/80 mmHg, Pols 90 x/i,
mengatakan
RR 20 x/i, Temp. 380 C
kaki
bengkak
yang
bengkak
berkurang.
O: - klien tampak tenang dan nyaman
dan sakit, KGD: 200mg/dl, 09.40 WIB
Mengkaji pembengkakan pada kaki,
dan adanya pembengkakan
Hasilnya: kaki bengkak sebelah kiri
pada kaki bagian kiri.
dari telapak kaki sampai lutut. 10.00 WIB
kaki
- KGD: 160 mg/dl
A: masalah kaki yang sakit sebagian
Membersihkan kaki yang bengkak
teratasi
dengan cairan NaCl 0,9% 10.30 WIB
Melakukan
kompres
dengan
air P: rencana tindakan dipertahankan
hangat pada kaki yang bengkak. 11.15 WIB
11.30 WIB
13.00WIB
Memberikan posisi kaki yang aman -
Pemberian furosemid 40 mg/8
dan terhindar dari tekanan
jam
Memberikan posisi kaki lebih tinggi -
Kompres kaki yang bengkak
dari kepala
dengan air hangat.
Memberikan furosemid 40mg/8jam.
Dinas sore 14.30 WIB
dan dilanjutkan.
Mengkaji Vitalsign dgn hasil :
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
44
T/D 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C 15.00 WIB
Mengkaji pembengkakan pada kaki, Hasilnya: kaki bengkak sebelah kiri dari telapak kaki sampai lutut.
15. 15 WIB
Membersihkan kaki yang bengkak dengan cairan NaCl 0,9%
16.00 WIB
Melakukan
kompres
dengan
air
hangat pada kaki yang bengkak 16. 30 WIB
Memberikan posisi kaki yang aman dan terhindar dari tekanan
17.00 WIB
Memberikan posisi kaki lebih tinggi dari kepala
Dinas Malam 20.10WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C
20.30WIB
Mengkaji pembengkakan pada kaki, Hasilnya: pembengkakan kaki mulai berkurang.
20.45 WIB
Membersihkan kaki yang bengkak
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
45
dengan cairan NaCl 0,9% 21.00 WIB
Melakukan
kompres
dengan
air
hangat pada kaki yang bengkak. 21.30 WIB
Memberikan posisi kaki yang aman dan terhindar dari tekanan
21.40WIB
Memberikan posisi kaki lebih tinggi dari kepala
22.00 WIB
Intoleransi
aktivitas
Memberikan furosemid 40mg/8 jam.
b/d Dinas Pagi
S : klien mengatakan mulai bisa
kelemahan ekstremitas d/d klien
mengatakan
untuk
melakukan
sehari-hari,
kaki
susah 09.00 WIB
menggerakan kaki dan bisa Mengkaji Vitalsign dgn hasil :
aktivitas
T/D 130/80 mmHg, Pols 90 x/i,
bengkak,
RR 20 x/i, Temp. 380 C
duduk. O: klien menggerakkan kaki sesuai kemampuannya
kaki sulit untuk digerakkan 09.40 WIB
Mengkaji
tingkat kekuatan otot
dan bedrest.
pada kaki klien. Hasilnya: klien A: masalah sebagian teratasi sudah mulai bisa menggerakakan kaki.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
P: rencana tindakan dilanjutkan -
46
Melatih pergerakan otot kaki
10.00 WIB
Melatih
klien
untuk
menggerakkan/mengangkat ekstrimitas
bawah
sesuai
kemampuan minimal 3x sehari. 11.00WIB
Mengatur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
11.30 WIB
Mengubah posisi tubuh setiap 2 jam.
Dinas Sore
14.30 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C
15.00 WIB
Mengkaji
tingkat kekuatan otot
pada kaki klien. Hasilnya: klien mulai bisa menggerakakan kaki.
15. 30 WIB
Melatih
klien
untuk
menggerakkan/mengangkat ekstrimitas
bawah
sesuai
kemampuan minimal 3x sehari. Mengatur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala. Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
47
16.00 WIB
Mengubah posisi tubuh setiap 2 jam.
16.30 WIB
Dinas Malam 20.30 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C
21.00 WIB
Mengkaji tingkat kekuatan otot pada kaki klien. Hasilnya: klien sudah dapat menggerakakan kaki.
21.30 WIB
Melatih
klien
untuk
menggerakkan/mengangkat ekstrimitas
bawah
sesuai
kemampuan minimal 3x sehari. 22.00 WIB
Mengatur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala. Mengubah posisi tubuh setiap 2
22.30 WIB
jam.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
48
CATATAN PERKEMBANGAN III
Diagnosa Keperawatan
Waktu
Implementasi
Evaluasi
Perfusi jaringan perifer tidak Tanggal 30 mei 2018
S: klien mengatakan kaki yang
efektif
bengkak sudah tidak sakit.
b/d
adanya Dinas Pagi
pembengkakan pada ekstremitas 09.00 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D
bawah bagian kanan d/d klien
120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 O: - klien tampak tenang dan
mengatakan
x/i, Temp. 370 C
kaki
bengkak
nyaman
dan sakit, KGD: 200mg/dl, 09.40 WIB
Mengkaji pembengkakan pada kaki,
dan adanya pembengkakan
Hasilnya:
pada kaki bagian kiri.
berkurang. 10.00 WIB
pembengkakkan
-
KGD: 150 mg/dl
kaki A: masalah kaki yang sakit
Membersihkan kaki yang bengkak teratasi dengan cairan NaCl 0,9%
11.00WIB
Melakukan kompres dengan air hangat P: pada kaki yang bengkak.
11.15 WIB
11.30 WIB
-
terhindar dari tekanan
40mg/8jam.
Memberikan posisi kaki lebih tinggi
Memberikan Furosemid 40mg/8jam.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
49
tindakan
dipertahankan dan dilanjutkan.
Memberikan posisi kaki yang aman dan -
dari kepala 13.00 WIB
rencana
Pemberian
furosemid
Dinas sore 14.30 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C
15.00 WIB
Mengkaji pembengkakan pada kaki, Hasilnya:
pembengkakkan
kaki
berkurang. 15. 30 WIB
Membersihkan kaki yang bengkak dengan cairan NaCl 0,9%
16.00 WIB
Melakukan kompres dengan air hangat pada kaki yang bengkak.
16. 30 WIB
Memberikan posisi kaki yang aman dan terhindar dari tekanan
17.00 WIB
Memberikan posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
Dinas Malam 20.10WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
50
20.30WIB
Mengkaji pembengkakan pada kaki, Hasilnya:
pembengkakkan
kaki
berkurang. 20.45 WIB
Membersihkan kaki yang bengkak dengan cairan NaCl 0,9%
21.0 WIB
Melakukan kompres dengan air hangat pada kaki yang bengkak.
21.30 WIB
Memberikan posisi kaki yang aman dan terhindar dari tekanan
22.00 WIB
Memberikan posisi kaki lebih tinggi dari kepala
22.15 WIB
Intoleransi
aktivitas Tanggal 31 mei 2018
berhubungan kelemahan ditandai mengatakan
Memberikan furosemid 40mg/8jam
dengan ekstremitas
dengan susah
klien
Dinas Pagi 09.00 WIB
09.40 WIB
klien
mengatakan
bisa
menggerakkan kaki, duduk dan Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D makan serta ke kamar mandi. 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C
untuk
melakukan aktivitas sehari-
S:
Mengkaji tingkat kekuatan otot pada
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
51
O: klien menggerakkan kaki sesuai kemampuannya
hari, kaki bengkak, kaki sulit
kaki
untuk
menggerakakan kaki.
bedrest.
digerakkan
dan 10.25 WIB
klien.
Hasilnya:
klien dapat A: masalah teratasi
Mendorong klien untuk tetap melatih menggerakkan/ mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan .
11.00 WIB
Mengatur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
11.30 WIB
Mengubah posisi tubuh setiap 2 jam.
Dinas Sore 14.30 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C
15.00 WIB
Mengkaji tingkat kekuatan otot pada kaki
klien.
Hasilnya:
klien dapat
menggerakakan kaki. 15. 30 WIB
Mendorong klien untuk tetap melatih menggerakan
kaki
sesuai
kemampuannya. 16.00 WIB
Mengatur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
52
P:
rencana
dipertahankan.
tindakan
16.30 WIB
Mengubah posisi tubuh setiap 2 jam.
Dinas Malam 20.30 WIB
Mengkaji Vitalsign dgn hasil : T/D 120/80 mmHg, Pols 80 x/i, RR 20 x/i, Temp. 370 C
21.00 WIB
Mengkaji tingkat kekuata otot pada kaki
klien.
Hasilnya:
klien dapat
menggerakakan kaki. 21.30 WIB
Mendorong klien untuk tetap melatih menggerakkan/ mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan.
22.00 WIB
Mengatur posisi klien dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
22.30 WIB
Mengubah posisi tubuh setiap 2 jam.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
53
BAB IV PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan, yang penulis temukan dalam praktek tentang kasus implementasi antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus di Rumah Sakit Umum Herna Medan. Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan evaluasi.
4.1. Pengkajian Pada tahap pengkajian dilakukan pendekatan umum untuk memperoleh pengumpulan data yang meliputi aspek bio, psiko, spiritual. Pada tahap ini tidak ditemukan kesulitan, karena pasien dalam keadaan sadar walaupun masih merasakan kaki bengkak dan sakit.
4.2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan hasil pengumpulan data pada tahap pengkajian, maka ditemukan 3 diagnosa keperawatan pada tinjauan kasus. Adapun diagnose keperawatan yang ditemukan pada tinjauan kasus adalah : 1. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d adanya sariawan di bibir d/d klien mengatakan
tidak nafsu makan, nyeri di bagian bibir dan sakit
kemudian terlihat pecah pecah, porsi makanan yang dihabiskan ½ / makan dan BB ↓ 10 kg 2. Perfusi
jaringan perifer tidak efektif b/d adanya pembengkakan pada ekstremitas
bawah bagian kiri d/d klien mengatakan kaki bengkak dan sakit, KGD: 200mg/dl, ekrimitas dingin dan area berwarna biru 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ekstremitas d/d klien mengatakan susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari, kaki bengkak, kaki sulit untuk digerakkan, bedrest, T/D: 130/80 mmHg, Pols: 90x/menit, Temp: 39oC dan RR: 20x/menit 4.3. Intervensi Merupakan lanjutan dari diagnose keperawatan dalam rangka mengatasi permasalahan yang timbul, penulis menyusun satu perencanaan tindakan keperawatan agar asuhan Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
54
keperawatan yang diberikan dapat dilaksanakan lebih rasional dan benar-benar berkualitas sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi dengan optimal 4.4. Implementasi Pada dasarnya dalam tahap pelaksaan penulis tetap mengacu pada perencanaan yang disusun sebelumnya dimana semua rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan baik tanpa adanya kesulitan atau hambatan yang berarti. Hal ini dapat terlaksana dengan baik berkat adanya kerjasama yang baik antara penulis dan klien, keluarga klien dan tim medis juga tersedianya fasilitas yang memadai. 4.5. Evaluasi Merupakan proses pencapain tujuan yang baik antara penulis dengan keluarga klien, dokter dan perawat ruangan, sehingga hasil yang ditetapkan dapat diamati dengan jelas, disamping itu klien memberikan respon yang positif terhadap tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
55
BAB V PENUTUP 3.1. Kesimpulan Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Dokumen konsesus tahun 1997 oleh American Diabetes Association’s Expert Committee on the Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus, menjabarkan 4 kategori utama diabetes, yaitu: (Corwin, 2009) 1. Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI) 2. Tipe II: Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Berdasarkan pengkajian data berdasarkan tinjauan kasus, maka diagnosa keperawatan yang muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :
1. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d adanya sariawan di bibir d/d klien mengatakan
tidak nafsu makan, nyeri di bagian bibir dan sakit
kemudian terlihat pecah pecah, porsi makanan yang dihabiskan ½ / makan dan BB ↓ 10 kg 2. Perfusi
jaringan perifer tidak efektif b/d adanya pembengkakan pada ekstremitas
bawah bagian kiri d/d klien mengatakan kaki bengkak dan sakit, KGD: 200mg/dl, ekrimitas dingin dan area berwarna biru 3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan ekstremitas d/d klien mengatakan susah untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tidak bisa berdiri sendiri, mandi sendiri, kaki bengkak, kaki sulit untuk digerakkan, bedrest, T/D: 130/80 mmHg, Pols: 90x/menit, Temp: 39oC dan RR: 20x/menit
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
56
3.2. Saran Berdasarkan simpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah : 1. Agar pembaca dapat mengenali tentang penyakit DIABETES MELITUS TIPE I. 2. Agar pembaca dapat menerapkan asuhan keperawatan DIABETES MELITUS TIPE I pada klien yang mengalami penyakit DIABETES MELITUS TIPE I.
Febrianti|Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus Tipe I
57