Diane Prisla Purnawan Bab Ii.pdf

  • Uploaded by: Wahidah Azhari
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diane Prisla Purnawan Bab Ii.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 13,483
  • Pages: 64
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teori medis A. Kehamilan 1. Definisi Kehamilan Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai dengan partus lamanya 280 hari atau (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu : Trimester pertama, mulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu); trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-28 minggu); trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (29-42 minggu). (Ai yeyeh rukiyah, 2009). Masa Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2006). Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implansi. Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender inernasional (Prawirihardjo, 2009). 2. Fisiologi Kehamilan a. Rahim atau Uterus Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang laur biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion ratarata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapai

9 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

mencapai 20 liter atau lebih, dengan berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2009). Pada bulan-bulan pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah alpukat. Pada kehamilan 4 bulan berbentuk bulat, dan akhir kehamilan akan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kirakira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus Rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lunak (soft), pelunakan isthmus disebut tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan, Rahim teraba seperti berisi air ketuban, dinding Rahim terasa tipis. Karena itu, bagian-bagian janin dapat diraba melelui dinding perut dan dinding Rahim (Mochtar, 2002). Pertumbuhan Rahim ternyata tidak sama ke semua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga Rahim bentuknya tidak sama. Bentuk Rahim yang tidak sama disebut tanda

Dan

Piscaseck.

perubahan

konsentrasi

yang

hormonal

mempengaruhi Rahim, yaitu estrogen dan progesterone menyebabkan progesterone mengalami penurunan dan menimbulkan kontraksi Rahim yang disebut Braxton Hicks. Terjadinya kontraksi Braxton Hicks, tidak dirasakan nyeri dan terjadi bersamaan diseluruh Rahim. Kontraksi Braxton Hicks akan berlanjut menjadi kontraksi untuk persalinan (Manuaba, 2010). Table 2.1 Usia Kehamilan Berdasarkan Tinggi Fundus Usia Kehamilan

Tinggi Fundus Dalam cm

Menggunakan petunjuk badan

12 minggu

-

Teraba di atas simpisis pubis

16 minggu

-

Di tengah antara simpisis pubis dan umbilicus

20 minggu

20 cm (±2 cm)

22 - 27 minggu

Usia

kehamilan

⅔ di atas simpisis dalam

Setinggi umbilicus

minggu = cm (±2 cm) 28 minggu

28 cm (±2 cm)

29 - 35 minggu

Usia

kehamilan

minggu = cm (±2 cm)

⅓ di atas umbilicus dalam

½

antara

umbilicus

dan

prosesus xifoideus

10 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

36 minggu

36 cm (±2 cm)

Setinggi prosesus xifoideus

40 minggu

38 cm (±2cm)

Dua

jari

(4

cm)

dibawah

prosesus xifoideus

(Prawirohardjo 2010; h.203) b.

Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di Ovarium dan akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu. c. Vulva Dan Vagina Vulva Dan Vagina mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makinn berwarna merah dan kebirubiruan yang dikenal dengan tanda Chadwicks... d. Payudara Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bukan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Pada kehamilan 12 minggu ke atas suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut Kolostrum dapat keluar dari puting susu. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.Ukuran payudara sebelum hamil tidak mempunyai hubungan dengan banyaknya air susu yang akan dihasilkan. e.

Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecokelatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada areola dan daerah genital juga akan terlihat 11 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Pigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan. f.

Sirkulasi Darah Ibu

Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1)

Meningkatnya

kebutuhan

sirkulasi

darah

sehingga

dapat

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim. 2)

Terjadinya hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.

3)

Pengaruh

hormone

estrogen

dan

progesterone

makin

meningkat akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu : a) Volume Darah Volume darah semn meningkat dimana jumlah serum dalam darah besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 23 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampai 30 % sedangkan sel darah bertambah sekitar 20 %. Curah jantung akan bertambah sekitar 30 %. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga penderita penyakitt jantung harus berhati-hati

untuk

hamil

beberapa

kali.

Kehamilan

selalu

memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis. b)

Sel Darah Sel

darah

merah

makinn

meningkat

jumlahnya

untuk

mengimbangi pertumbuhan janin dalam Rahim, tetapi pertambahan sel drah tidak seimbang dengan peningkatan voleme darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologi. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan fisiologi maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.

12 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Protein darah dalam bentuk albumin dan hemaglobin dapat menurun pada triwulan pertama, sedangkan fibrinogen meningkat. g. Sistem Pernapasan Pada kehamilan, terjadi perubahan sistem pernapasan untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dengan dorongan Rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan Rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 sampai 25 % dari pada biasanya. h. Sistem Pencernaan (Traktus Digestivus) Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan : 1) Pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi) 2) Daerah lambung terasa panas 3) Terjadi mual dan sakit / pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut morning sickness 4) Muntah, yang terjadi disebut emesis gravidarum 5) Muntah berlebihan sering menggangu kehidupan sehari-hari, disebut hiperemesis gravidarum 6) Progesterone menimbulkan gerak usus makin berkurang. i.

Sistem Perkemihan (Truktus Urinarius)

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan ini akan timbul kembali. Dalam kehamilan, ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dibandingkan dengan

ureter

kiri,

karena

mengalami

lebih

banyak

tekanan

dibandingkan dengan ureter kiri.

13 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

j.

Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh akan mengalami perubahan yang mendasar, di mana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI Perubahan metabolisme pada kehamilan berupa : 1)

Metabolisme basal (basal metabolic rate, BMR) naik sebesar 15 % sampai 20 % dari semula, terutama pada trimester ketiga

2)

Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan oleh hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin

3)

Kebutuhan

protein

wanita

hamil

makin

tinggi

untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg berat badan atau sebutir telur ayam sehari 4)

Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak, dan protein

5)

Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil a)

Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin

b) Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari c) Air, ibu memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air d) Berat badan ibu hamil bertambah Berat badan ibu akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu (Manuaba, 2010). B. Antenatal Care 1. Definisi Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditunjukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam Rahim (Manuaba, 2010).

14 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Antenatal Care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dalam kehamilan normal. a. Tujuan Asuhan Antenatal. 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 3) Mengenali

secara

dini

adanya

ketidaknormalan

atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal. 6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal b. Kebijakan Program Pemeriksaan kehamilan dilaksanakan minimal 4 kali selama kehamilan,yaitu 1) Satu kali pada triwulan pertama 2) Satu kali pada triwulan kedua 3) Dua kali pada teriwulan ketiga. c. Pelayanan atau Asuhan Standar minimal termasuk “14T” 1) Timbang berat badan (T1) Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua. 2) Ukur tekanan darah (T2) Tekanan darah yang normal 110/80 – 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preeklamsi. 3) Ukur tinggi fundus uteri (T3) 4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4) 5) Pemberian imunisasi TT (T5)

15 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

6) Pemeriksaan Hb (T6) 7) Pemeriksaan VDRL (T7) 8) Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8) 9) Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9) 10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10) 11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11) 12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12) 13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

(T13)

14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14) (Sulistyawati : 2009) 2.

Penilaian Klinik 1) Anamnesa terdiri dari informasi biodata, riwayat kehamilan

sekarang, riwayat kehamilan yang lalu, riwayat kesehatan dan penyakit yang diderita, riwayat sosial ekonomi. 2) Pemeriksaan Fisik a)

Pemeriksaan Fisik Umum meliputi pemeriksaan tinggi badan, berat badan, serta tanda-tanda vital.

b)

Kepala dan Leher meliputi pemeriksaan rambut dan kulit kepala, kebersihannya, benjolan abnormal pada kepala, oEdema pada wajah, konjungtiva dan sklera, keadaan mulut dan gigi, pembengkakan pada kelenjar tiroid, lymfe dan vena jugularis serta reflek menelannya.

c)

Payudara meliputi ukuran dan bentuk payudara, puting menonjol atau tidak, pengeluaran Kolostrum, ada massa atau tidak, adakah pembesaran nodul axilla, adakah retraksi atau dimpling.

d)

Abdomen meliputi Inspeksi luka bekas operasi, Palpasi TFU, Palpasi bagaimana, presentasi dan penurunan kepala (kalau lebih dari 36 minggu), Auskultasi DJJ (jika > 18 minggu).

16 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

e)

Tangan dan kakI meliputi kepucatan pada kuku, reflek daerah bisep dan trisep, oEdema. Pada ektremitas bagian bawah memeriksa varices, kepucatan pada kuku, dan oEdema pada kaki, reflek patella.

f)

Genetal Genetal Luar (Eksternal) : varises, oEdema, lesi, perdarahan, cairan yang keluar, Palpasi uretra adakah pembengkakkan kelenjar skene dan kelenjar bartholini serta adakah pengeluaran cairan. Genetalia Dalam (internal) : Servik meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan posisi, mobilitas, tertutup atau membuka, Vagina meliputi cairan yang keluar, luka. darah dan adakah massa.

3) Kebijakan Teknis a) Mengupayakan kehamilan yang sehat b) Melakukan

deteksi

dini

komplikasi,

melakukan

penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan c) Persiapan persalinan yang sehat dan aman d) Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi 4) Jadwal Imunisasi TT Tabel 2.2 : Jadwal Imunisasi TT Antigen

Interval

Lama Perlindungan

% Perlindungan

TT1

Kunjungan Antenatal pertama

-

_

TT2

4 minggu setelah TT1

3 tahun

90

TT3

6 bulan setelah TT1

5 tahun

95

TT4

1 tahun setelah TT3

10 tahun

99

TT5

1 tahun setelah TT4

25 tahun/ seumur hidup

99

(Prawirohardjo, 2006). 5) Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Selama kehamilan ibu mengalami ketidaknyamanan yang fisiologis. Penyebab

utamanya

adalah

karena

pengaruh

hormonal.

17 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Ketidaknyamanan ini merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan: a) Edema Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah pergelangan kaki terkadang juga mengenai daerah tangan,

hal

ini

disebut

yang

oedema

disebabkan

oleh

pertumbuhan hormonal yang menyebabkan retensi cairan. b) Hemoroid Hemoroid sering terjadi karena konstipasi. Maka dari itu, semua yang menyebebkan konstipasi merupakan pemicu bagi terjadinya Hemoroid. Progesteron juga menyebebkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Ada sejumlah tindakan untuk mengurangi Hemoroid. Berikut adalah daftar yang yang dicatat untuk mengurangi Hemoroid : (1) Menghindari konstipasi tindakan pencegahan paling efektif (2) Menghindari ketegangan selama defekasi (3) Mandi air hangat, air panas tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga meningkatkan sirkulasi (4) Kantong es untuk meredakan (5) Istirahat di tempat tidur dengan panggul diturunkan dan dinaikan (6) Salep analgesic dan anastetik local c) Insomnia Insomnia

pada

wanita

hamil

dapat

disebabkan

oleh

ketidaknyamanan secara fisik karena pembesarkan uterus / Rahim dan pergerakan janin. Pengangan insomnia dapat terjadi secara efektif / tidak efektif. Ada beberapa hal yang sedikitnya perlu dilakukan oleh wanita hamil yang mengalami insomnia, yaitu : (1) Mandi air hangat (2) Minum air hangat

18 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(3) Sebelum

tidur

tidak

melakukan

aktifitas

yang

dapat

merangsang penyebab insomnia (4) Tidur dengan posisi relaksasi / rileks (5) Gunakan cara-cara yang dapat meningkatkan relaksasi / rileks d) Keputihan (Leukorhoe) Leukorhoe marupakan sekresi Vagina yang bermula selama trimester pertama pertama. Sekresi bersifat asam karena perubahan peningkatan sejumlah glikogen pada sel epitel Vagina menjadi asam laktat doderlin basillus. Meskipun ini memberikan fungsi perlindungan ibu dan fetus dari kemunginan infeksi yang merugikan,

ini

pemtumbuhan

menghasilkan organisme

media pada

yang vaginitis.

memungkin Tindakan

penguranganya adalah perhatian yang lebih pada kebersihan tubuh pada daerah tertentu sering mengganti celana dalam. e) Nyeri punggung Umum dirasakan ketika kehamilan lanjut. Disebabkan oleh progesteron dan relaksin (yang melunakan jaringan ikat) dan postur tubuh yang berubah serta meningkatnya beban berat yang dibawa dalam Rahim. Cara mengatasinya yaitu gunakan body mekanik yang baik untuk mengangkat benda, hindari sepatu atau sandal hak tinggi, hindari mengangkat beban yang berat, gunakan kasur yang keras untuk tidur, gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung, Hindari tidur terlentang terlalu lama karena dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat, lakukan pemanasan pada bagian yang sAKIt, dan istirahat yang cukup (Yeyeh, 2009). f)

Kram otot betis Umum dirasakan pada kehamilan lanjut. Untuk penyebab tidak jelas, bias dikarenakan iskemia transient setempat, kebutuhan akan kalsium dalam tubuh rendah atau karena perubahan sirkulasi darah. Cara mengatasinnya yaitu dengan memperbanyak makan makanan yang mengandung kalsium,

19 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

menaikan kaki keatas, pengobatan dengan simtomatik dengan kompres air hangat, masase, menarik kaki ke atas (Yeyeh, 2009). g) Buang air kecil yang sering Biasanya keluhan dirasakan saat kehamilan dini, kemudian kehamilan lanjut. Disebabkan karena progesteron dan tekanan pada kandung kemih karena pembesaran Rahim atau kepala bayi yang turun ke rongga panggul. Cara mengatasinya yaitu mengurangi minum setelah makan malam atau minimal 2 jam sebelum tidur, menghindari minuman yang mengandung kafein, jangan mengurangi kebutuhan air minum (minimal 8 gelas perhari) perbanyak disiang hari, dan lakukan senam kegel (Yeyeh, 2009). 6)

Tanda Bahaya Kehamilan Selama periode Antenatal bidan harus mampu mewaspadai terhadap tanda-tanda dalam kehamilan. Jika tanda bahaya tidak mampu terdeteksi dapat menyebabkan kematian ibu. Ada 6 tanda bahaya dalam kehamilan diantaranya: a) Perdarahan vagina Pada

beberapa

kasus

perdarahan

dapat

dijumpai

perdarahan ringan yang terjadi akibat Serviks yang rapuh akibat erosi. Perdarahan semacam ini mungkin normal, namun bisa juga merupakan tanda terjadinya infeksi. Perdarahan melalui jalan lahir pada usia kehamilan tua (usia kehamilan 7-9 bulan) yang tidak normal yaitu berwarna merah, banyak, berulang, dan disertai nyeri merupakan tanda adanya plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir). Perdarahan pada kehamilan tua meskipun hanya sedikit, dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungannya. b) Sakit kepala yang hebat Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah

20 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakitkepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang Maternal, stroke, koagulopati dan kematian (Uswhaaya, 2009). Penatalaksanaan dengan cara menanyakan kepada ibu apakah ia mengalami pembengkakan pada wajah/tangan atau terjadi masalah penglihatan. Periksa tekanan darah, protein urine, refleks dan Edema. c) Gangguan penglihatan Penglihatan

menjadi

kabur

atau

berbayang

dapat

disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oEdema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi

tanda

preeklampsia.

Masalah

visual

yang

mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunangkunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oEdema retina dan spasme pembuluh darah) (Uswhaaja, 2009). Penanganannya yaitu melakukan pemeriksaan tekanan darah, protein urin, refleks dan Edema.

21 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

d) Nyeri abdomen yang hebat Nyeri

abdomen

yang

tidak

berhubungan

dengan

persalinan normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin

menunjukkan

masalah

yang

mengancam

keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi plasenta (plasenta lepas sebelum waktunya), infeksi saluran kemih. Penanganan yang dilakukan pemeriksaan luar dan dalam, dan periksa urin untuk mengetahui kadar proteinnya. e) Bengkak pada wajah, tangan dan kaki OEdema yaitu penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. OEdema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat

atau

meninggikan

kaki.

OEdema

yang

mengkhawatirkan ialah oEdema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. OEdema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia (Uswhaaja, 2009). Penanganan yang dilakukan, tanyakan kepada ibu apakah ia mengalami sakit kepala dan gangguan penglihatan, lalu dilihat konjungtivanya pucat atau tidak, kemudian lakuakn pemeriksaan hemoglobin (Hb).

22 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

f)

Gerakan janin tidak seperti biasanya. Ibu mulai merasakan gerakan bayinya pada bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak sedikitnya 3 kali dalam periode 3 jam, gerakan akan lebih terasa jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan atau minum dengan baik. Tapi jika bayi tidak bergerak sama sekali, hal ini merupakan tanda bahaya pada janin (Yeyeh, 2009)

C. Persalinan 1. Definisi persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasl konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui Vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,2008). Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada Serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. Penyebab awitan persalinan spontan tidak diketahui, walaupun sejumlah teori menarik telah dikembangkan dan profesional perawatan kesehatan mengetahui cara menginduksi pada kondisi tertentu. (Varney, 2007). Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yan telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan laindengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Sulistiyawati : 2013) Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses iini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang di tandai oleh perubahan progresif pada Serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta. (varney’s vol 2 : 2007)

23 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Ada lima aspek dasar atau lima benang merah yang penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis yaitu : membuat keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan infeksi, pencatatan asuhan persalinan rujukan. a. Klasifikasi atau jenis persalinan Ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan cara dan usia kehamilan. Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan 1) Persalinan normal ( spontan ) Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. 2) Persalinan buatan Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar. 3) Persalinan anjuran Persalinan anjuran adalah bila kekutan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan. b. Jenis persalinan menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan 1) Abortus Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Abortus spontan adalah suatu usaha mengakhiri kehamilan dengan mengeluarkan hasil pembuahan secara paksa sebelum janin mampu bertahan hidup, jika dilahirkan. (varney vol 1 : 2006) Abortus dibagi menjadi beberapa macam yaitu : a) Abortus iminen Abortus yang mengancam,perdarahannya bisa berlanjut beberapa hari atau dapat berulang atau dipertahankan.

24 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Beberapa kepustakan menyebutkan beberapa resiko untuk terjadinya

prematuritas atau

gangguan

pertumbuhan

dalam Rahim. Perdarahan yang sedikit pada hamil muda mungkin juga disebabkan oleh hal – hal lain misalnya placelta sign yaitu perdarahan dari pembuluh – pembuluh darah sekitar plasenta. b) Abortus insipien Abortus insipiens didiagnosis apabila pada wanita hamil ditemukan perdarahan banyak, kadang – kadang keluar gumpalan darah disertai nyeri karena kontraksi Rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi Serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba. Kadang –

kadang

perdarahan

dapat

menyebabkan

infeksi

sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadan ini merupakan kontraindikasi. c) Abortus inkomplitus Didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan plasenta). Perdarahan biasanya terus berlangsung, banyak dan membahayakan ibu. Serviks terbuka karena masih ada benda didalam Rahim yang dianggap sebagai benda asing. Oleh karena itu, uterus akan

berusaha

mengeluarkan

dengan

mengadakan

kontraksi sehingga ibu merasakan nyeri namun tidak sehebat insipiens. Pada beberapa kasus perdarahan tidak banyak dan bila dibiarkan Serviks akan menutup kembali. Bila perdarahan banyak akan terjadi syok. d) Abortus komplitus Hasil konsepsi lahir dengan lengkap. Pada keadaan ini kuretase tidak diperlukan. Perdarahan segera berkurang setelah isi Rahim dna dikeluarkan dan selambat – lambatnya dalam 10 hari perdarahan akan berhenti sama sekali, karena dalam masa ini luka Rahim telah sembuh

25 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

dan epitelisasai telah selesai. Serviks dengan segera menutup kembali. Kalau 10 hari setelah Abortus masih ada perdarhan, Abortus inkomplitus atau endometritis pasca Abortus harus dipikirkan. e) Abortus tertunda (Missed abortion) Istilah ini berlaku jika embrio mati walaupun terdapat plasenta yang hidup, dan kantong tertahan di dalam karna servixs yang tetap tertutup. Kematian embrio biasanya terjadi sebelum usia gestasi 8 minggu tetapi tubuh ibu tidak mengetahui kematiannya. Apabial buah kehamilan yang tertahan dalam Rahim selama 8 minggu atau lebih. Sekitar kematian

janin

kadang



kadang

ada

perdarahan

pervaginam sedikit sehingga menimbulkan gambaran Abortus imminens. Selanjutnya, Rahim tidak membesar bahkan mengecil karena absorpsi air ketuban dan maserasi

janin.

Abortus

spontan

biasanya

berakhir

selambat – lambatnya 6 minggu stelah janin mati, klau janin mati padakehamilan yang maih muda sekali, janin akan lebih sehat dikeluarkan, namun sebaliknya jika kematian janin terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut, maka retensi janin akan berlangsung labih lama. f)

Abortus habitualis Abortus ini adalah istilah yang diberikan kepada wanita yang mengalami aborsi spontan sebanyak tiga kali atau lebih secara berturut – turut. (varney vol 1 : 2006)

2) Persalinan prematur Persalinan prematur adalah persalinan dengan usia kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin kurang dari 2499 gram. 3)

Persalinan mature ( aterm ) Persalinan mature adalah persalinan dengan usia kehamilan

37-42 minggu dan berat janin di atas 2500 gram.

26 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

4)

Persalinan serotinus Persalinan

serotinus

adalah

persalinan

dengan

usia

kehamilan lebih dari 42 minggu atau 2 minggu lebih dari waktu partus yang di taksir. c. Sebab-sebab mulainya persalinan 1) Teori kerenggangan Otot Rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dimulai. 2) Teori penurunan progesteron Progesteron menurun menjadikan otot Rahim sensitif sehingga menimbulkan HIS atau kontraksi. 3) Teori oksitosin Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah sehingga dapat mengAKIbatkan HIS. 4) Teori pengaruh prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat pada usia kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot Rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. 5) Teori plasenta menjadi tua Dengan bertambahnya usia kehamilan, plasenta menjadi tua dan menyebabkan villi corialis mengalami perubahan sehingga kadar esterogen dan progesteron turun. Hal ini menimbulkan kekejangan pembuluh darah dan menyebabkan kontraksi Rahim. 6) Teori distensi Rahim Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot – otot uterus sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter. 7) Teori berkurangnya nutrisi Teori ini ditemukan pertama kali oleh Hipokrates. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan. Tanda-tanda persalinan 27 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

d. Tanda-tanda persalinan sudah dekat 1) Lightening Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh : a) Kontraksi Braxton Hicks b) Ketegangan otot perut c) Ketegangan ligamentum rotundum d) Gaya berat janin ke arah bawah. 2) Terjadinya HIS permulaan Dengan makin tua pada usia kehamilan, pengeluaran esterogen dan progesteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi, yang lebih sering sebagai HIS palsu. Sifat HIS palsu : a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah b) Datangnya tidak teratur c) Tidak ada perubahan pada Serviks atau pembawa tanda d) Durasinya pendek e) Tidak bertambah jika beraktifitas f)

Tanda-tanda persalinan

g) Terjadinya HIS persalinan HIS persalinan mempunyai sifat : a)

Pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan

b)

Sifatnya

teratur,

intervalnya

makin

pendek

dan

kekuatannya makin besar c)

Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus

d)

Makin beraktifitas (jalan), kekuatan makin bertambah

3) Bloody Show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina) Dengan HIS permulaan, terjadi perubahan pada Serviks yang menimbulkan pendataranan dan pembukaan, lendir yang terdapat pada kanalis Servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan perdarahan sedikit.

28 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

4) Pengeluaran cairan Keluar banyak cairan dari jalan lahir, ini terjadiakibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil. Dengan

pecahnya

ketuban

diharapkan

persalinan

berlangsung dalam waktu 24 jam. e. Komplikasi atau penyulit dalam persalinan 1) Kelainan pada power atau HIS a) Inersia uteri adalah hid yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari HIS normal yang terbagi menjadi : (1) Inersia uteri primer adalah apabila sejak semula kekuatan HISnya sudah lemah. (2) Inersia uteri sekunder, HIS pernah cukup kuat tetapi kemudian melemah b) Tetania uteri adalah HIS yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak ada wakttu untuk relaksasi otot Rahim. c) Inkoordinasi kontraksi otot Rahim dapat menyebabkan sulitnya kekuatan otot Rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan. 2) Kelainan pada passage atau jalan lahir a) Panggul

sempit,

menyebabkan

persalinan

akan

berlangsung lama. b) Serviks kaku, adalah suatu keadaan dimana Serviks kaku. c) Edema Serviks. 3) Kelainan pada passeger a) Letak defleksi (letak kepala tengadah), pada ibu dapat partus menjadi lama atau robekan jalan lahir yang luas. Pada bayi dapat menyebabkan moulage dan kematian. b) Letak sungsang

29 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

f.

Tahapan persalinan 1) Kala I ( Satu ) persalinan Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi yang

uterus

teratur

dan

meningkat

(

frekuensi

dan

kekuatannya ), hingga Serviks membuka lengkap ( 10 cm ). Kala I (satu) persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Pada primi, berlangsung selama 12 jam dan pada multigravida, sekitar 8 jam. Kecepatan pembukaan Serviks 1 cm hingga 2 cm ( multipara ). a) Fase laten Dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan, dan pembukaan Serviks membuka 3 cm. Berlangsung hingga Serviks membuka 3 cm. Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam. b) Fase aktif, dibagi dalam 3 fase yakni : (1) Fase akselarasi : Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. (2) Fase dilatasi maksimal

: Dalam waktu 2 jam

pembukaan Serviks berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. (3) Fase deselerasi (Pembukaan Serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm) 2) Kala II ( dua ) persalinan Persalinan kala II ( dua ) dimulai ketika pembukaan Serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II (dua) juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Tanda pasti kala II (dua) ditentukan melalui pemeriksaan dalam dan hasilnya adalah : Pembukaan Serviks telah lengkap (10cm), atau terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina.

30 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

3) Kala III (tiga) persalinan Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban. Biasanya berlangsung antara 5 – 10 menit. Partus kala III disebut pula kala uri. Kelainan pada kala III ini bisa menyebabkan perdarahan. Waktu yang paling kritis untuk mencegah perdarahan postpartum adalah ketika plasenta lahir dan segera setelah iu. Akan tetapi, kisaran normal kala III sampai 30 menit. Resiko perdarahan meningkat apabila kala III lebih dari 30 menit, terutama 30 – 60 menit. 4) Kala IV (empat) persalinan Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum. g. Tujuan asuhan persalinan 1) Memberikan dukungan fisik maupun emosional kepada ibu dan keluarga selama persalinan dan kelahiran. 2) Melakukan

pengkajian,

membuat

diagnosa,

mencegah,

menangani komplikasi – komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran. 3) Melakukan rujukan – rujukan pada kasus – kasus yang tidak bisa ditangani sendiri unuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu. 4) Memberikan asuhan yang adekuat kepada ibu, dengan intervensi minimal, sesuai dengan tahapan persalinan. 5) Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi yang aman. 6) Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarga mengenai kemajuan persalinan, adanya penyulit maupun intervensi yang akan dilakukan dalam persalinan D. NIFAS 1. Definisi Nifas Masa nifas ( puerperium ) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan

31 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

sebelum hamil. Masa nifas ( puerperium ) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu dalam bahasa latin waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu dari kala puer ( bayi ) dan parous ( melahirkan ). Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan, selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pelayanan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk mememnuhi kebutuhan ibu dan bayi . ( Vivian, dkk. 2011, hal. 1 ) Masa nifas adalah masa yang dimulai sesaat setelah keluarnya plasenta dan selaput janin serta berlanjut hingga 6 minggu. (Myles : 2009). Masa nifas atau puerperium adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan passca persalinan harus di selenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan

pelayanan

ASI,

cara

menjarangkan

kehamilan,

imunisasi dan nutrisi bagi ibu. Pada akhir kunjungan nnifas ke 6 minggu

memberikan

konseling

tentang

alat

kontrasepsi.

(Prawirohardjo 2010; h.356) Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan

untuk

selalu

melakukan

pemantauan

karena

pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi nifas, seperti sepsis puerperalis. a. Nifas dibagi dalam 3 periode: 1)

Puerperium

dini

yaitu

kepulihan

dimana

ibu

telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

32 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

2)

Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.

3)

Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai

komplikasi.

Waktu

untuk

sehat

sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan. (Asrinah 2009) b. Fisiologi nifas Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis menurut Hanifa, W, 2005: 237 yaitu : 1)

Perubahan fisik Suatu keadaan dimana tubuh ibu kembali ke keadaan

semula, seperti sebelum hamil. a) Involusi uterus Proses Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram b) Pengeluaran lochea Lochea merupakan eksresi cairan Rahim selama masa nifas. Lochea dibagi menjadi tiga yaitu: lochea rubra yang muncul pada hari pertama sampai hari ke empat masa post partum. Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi yang muncul pada hari kelima sampai hari ke sembilan masa post partum. Lochea alba yang warnanya lebih pucat mengandung leukosit dan selaput lender Serviks serta serabut jaringan yang mati. c) Laktasi atau pengeluaran air susu ibu Pengeluaran ASI terjadi karena adanya rengsangan dari isapan bayi yang dapat mengeluarkan hormone prolaktin dan oksitosin. d) Perubahan system tubuh lainnya. Perubahan system organ lain meliputi perubahan Vagina saluran kencing, system kardiovaskuler, system hematology dsb.

33 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

e) Perubahan psikologi Wanita mengalami banyak perubahan emosi selama masa nifas, sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. c. Tujuan Asuhan 1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik 2) Melaksanakan

skrining

yang

komprehensif,

mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. 3) Memberikan kesehatan

pendidikan diri,

nutrisi,

kesehatan keluarga

tentang

perawatan

berencana,

menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. 4) Memberikan pelayanan keluarga berencana. d. Program dan kebijakan teknis Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang sering terjadi. 1) Kunjungan Pertama, 6-8 Jam setelah persalinan bertujuan untuk : a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut. c) Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. d) Pemberian ASI awal. e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. f)

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

g) Jika petugas kesehatan menolong peasalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam 34 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. (Suuherni, 2009; h.3) 2) Kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan bertujuan untuk; a) Memastikan Involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal. c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat. d) Memastikan bayi menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. (Suherni, 2009; h.4) 3) Kunjungan ketiga, 2 minggu setelah persalinan bertujuan untuk: a) Memastikan Involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus,

tidak

ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau. b) Menilai

adanya

tanda-tanda

demam,

infeksi

atau

perdarahan abnormal. c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat. d) Memastikan bayi menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. (Suherni, 2009; h.4) 4) Kunjungan keempat, 6 minggu setelah persalinan bertujuan untuk: 1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami.

35 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Suherni, 2009; h.4) e. Penanganan masa nifas 1) Kebersihan diri a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. b) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Membersihkan daerah disekitar vulva dulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan

ulang

jika

dicuci

dengan

baik,

dan

dikeringkan dibawah matahari atau disetrika. d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. e) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka 2) Istirahat a) Anjurkan ibu beristirahat cukup guna mencegah kelelahan yang berlebihan. b) Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. c) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu : mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses Involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri 3)

Latihan a) Mobilisasi dini yaitu kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing parturient turun dari tempat

36 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

tidurnya. Pada persalinan normal sebaiknya dikerjakan 6 jam. b) Senam nifas untuk mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali normal. Otot perut menjadi kuat sehingga mengurangi rasa nyeri pada punggung. 4)

Gizi Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, Minum ± 3 liter/hari, zat besi diminum ± 40 hari pasca persalinan, minum kapsul vit A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

5)

Perawatan payudara. a) Menjaga payudara tetap bersih dan kering. b) Menggunakan BH yang menyokong payudara. c) Apabila puting susu lecet oleskan Kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui. d) Apabila lecet sampai berat

dapat diistirahatkan

selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok. e) Untuk menghilangkan nyeri minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam. f)

Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan

:

pengompresan

payudara

dengan

menggunakan kain basah hangat selama 5 menit, urut payudara dari arah pangkal menuju puting dengan arah “Z”, keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak. 6)

Hubungan seksual Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam Vagina tanpa rasa nyeri.

37 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

7)

Keluarga Berencana a)

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.

b)

Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum

haid

pertama

kembali

untuk

mencegah

terjadinya kehamilan baru. c)

Sebelum menggunakan KB, sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan

efektifitasnya,keuntungan,

kekurangan,

efek

samping, bagaimana menggunakannya, kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascasalin yang menyusui ( Saifuddin, : 127-129). f.

Komplikasi Masa Nifas 1) Infeksi Nifas Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 380C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 (dua) hari.(Manuaba,: 312). 2) Keadaan Abnormal pada Rahim Menurut Manuaba keadaan abnormal pada Rahim yaitu: a) SubInvolusi uteri b) Flegmasia alba dolens 3) Masalah payudara a) Payudara Bengkak (Engorgement) b) Kelainan putting susu c) Putting susu nyeri (Sore Nipple) dan Lecet (Crecked Nipple) d) Saluran Air susu tersumbat (Obstructive Duct) e) Mastitis f)

Abses Payudara

g) Air susu ibu kurang (Myles : 2009)

38 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

E. BAYI BARU LAHIR 1. Definisi Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada kehamilan usia kehamilan normal 37 – 42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram. (Sondakh,2013 hal: 150). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui Vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan antara 2500 gram sampai 4000 gram nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2010) 1) Penanganan Bayi Baru Lahir Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah: a) Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsun menangis segeralah membersihkan jalan nafas. b) Memotong dan merawat tali pusa Tali pusat dipotong sebelim atau sesudah plasenta lahir

tidak

begitu

menentukan

dan

tidak

akan

mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. c) Mempertahankan suhu tubuh bayi Pada

waktu

bayi

lahir,

bayi

belum

mampu

mengatur suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus hangat d) Pencegahan infeksi Cara pencegahan infeksi pada bayi yaitu dengan cara mencegah terjadinya perdarahan pada bayi dengan memberikan vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg diberikan secara IM (intra muscular). Dan diberikan obat tetes mata atau salep mata. (Prawirohardjo 2009)

39 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

2) Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir. Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai asuhan essensial neonatal yang meliputi : a) Persalinan bersih dan aman. Melaksanakan

persalinan

selalu

menerapkan

upaya pencegahan infeksi dan ditatalaksana sesuai dengan ketentuan atau indikasi yang tepat. b) Memulai Pernafasan Spontan Segera lakukan penilaian awal 0 – 30 detik. Nilai kondisi

bayi

baru

lahir

secara

cepat

dengan

mempertimbangkan atau menanyakan 5 pertanyaaan sebagai berikut : (1) Apakah

air

ketuban

jernih,

tidak

bercampur

mekonium? (2) Apakah bayi bernafas spontan ? (3) Apakah kulit bayi berwarna kemerahan? (4) Apakah tonus / kekuatan otot bayi cukup ? (5) Apakah ini kehamilan cukup bulan ? c) Stabilisasi temperatur tubuh bayi / menjaga agar bayi tetap hangat. Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak dapat dicegah. Bayi yang kehilangan panas (hipotermia) beresiko tinggi jatuh sakit atau meninggigil. (APN, 2008; h.127) d) ASI dini dan eksklusif Anjurkan ibu memberikan ASI dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir dan berikan ASI saja selama 6 bulan pertama. (Prawirohardjo; 2010) e) Pencegahan Infeksi. Tetes mata profilaksis (larutan perak nitrat 1 %) atau salep antibiotik (tetrasiklin 1 % atau eritromisin 0,5 %) harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah bayi

40 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

lahir. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam waktu satu jam pertama kehidupan. (sarwono : 2010) f)

Pemberian Imunisasi Rekomendasi

jadwal

imunisai

PPI

(program

pengembangan imunisasi) (Mikrobiologi dan parasitologi 2003, 35). (1) Hepatitis B 0 ( uniject) 0 – 7 hari dan polio 1 (2) BCG pada 1 bulan. (3) Hb I dan DPT 1 ( combo 1 ) pada 2 bulan dan polio 2, (4) Hb 2 dan DPT 2 ( combo 2 ) pada 3 bulan dan polio 3 (5) Hb 3 dan DPT 3 ( combo 3 ) pada 4 bulan dan polio 4 (6) Campak 9 bulan. g) Memberi vitamin K Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada BBL dilaporkan cukup tinggi, berkisar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral dengan dosis 1 mg / hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosisi 0,5-1 mg I.M (Sarwono, 2010) h) Perawatan tali pusat Selama tali pusat belum lepas, perlu dilakukan perawatan secara cermat agar tidak terjadi infeksi. Beberapa cara merawat tali pusat, diantaranya: (1) mengusahakan setiap kali akan dan setelah merawat tali pusat harus mencuci tangan terlebih dahulu. (2) menjaga kebersihan tali pusat dan sekitarnya, dan diupayakan tali pusat selalu dalam keadaan kering. (3) menggunakan kapas baru pada setiap basuhan. (4) Tali pusat tidak di tutup oleh kasa steril ataupun oleh kasa alkohol atau kasa betadine sehingga mendapat udara cukup biarkan kering dengan sendirinya.

41 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(5) Saat membersihkan, memastikan suhu kamar tidak terlalu dingin. (6) Mengenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar. (7) Membersihkan tali pusat minimal 1–2 kali sehari. (Muslihatun, 2010; h.20) i)

Penilaian Untuk Tanda-tanda Kegawatan Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tandatanda kegawatan atau kelainan yang menunjukan suatu penyakit.

Bayi

baru

lahir

dinyatakan

sakit

apabila

mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda sebagai berikiut: (1) Sesak napas (2) Frekwensi pernafasan 60 kali/menit (3) Gerak retraksi di dada (4) Malas minum (5) Panas atau suhu tubuh badan bayi rendah (6) Kurang aktif (7) Berat lahir rendah (1500-2500 gr) dengan kesulitan minum (Muslihatun, 2010; h.7) 3) Adapun tanda bayi sakit berat yaitu sebagai berikut: a) Sulit minum b) Sianosis sentral (lidah Biru) c) Perut kembung d) Kejang e) Merintih f)

Perdarahan

g) Sangat kuning h) Berat badan lahir < 1500 gr (Muslihatun, 2010; h.7) 4) Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir a)

Suhu badan bayi dan suhu lingkungan

b)

Tanda-tanda vital

c)

Berat badan

d)

Mandi dan perawatan kulit

42 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

e)

Pakaian

f)

Perawatan tali pusat (Varney, 2007; h.915)

5) Kegawat daruratan pada bayi baru lahir a) Perdarahan tali pusat Perdarahan talipusat dapat disebabkan oleh trauma, ikatan talipusat yang longgar. Perdarahan talipusat dapat disesabkan oleh robekan umbilicus, tersayatnya dinding umbilicus atau plasenta sewaktu seksio sesaria. b) Asfiksia neonatorum Adalah keadaan bayi dimana bayi baru lahir tidak bisa bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia akan bertambah buruk apabila tidak dilakukan penanganan secara sempurna. (Manuaba, 2007; h.349) Penyebab

dari

asfiksia

adalah

adanya

gangguan

pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, pada massa kehamilan, persalinan atau segera setelah bayi baru lahir. Tanda dan gejalanya adalah pernafasan cuping hidung, nadi cepat, dan sianosis. 6) Jadwal kunjunagn neonatal Menurut Muslihatun dalam bukunya yang berjudul asuhan neonatus bayi dan balita (2010) dan APN (2008; h.140) jadwal kunjungan neonatal adalah sebagai berikut : a) 1 kali pada umur 6 jam sampai 48 jam (1) Memastikan bayi telah diberikan injeksi vit.k (2) Memastikan bayi telah diberikan salep mata (3) Pemberian imunisasi Hb.0 (4) Menjaga kehangatan bayi (5) Memberikan ASI ekslusif (6) Mencegah infeksi (7) Merawat talipusat b) 1 kali pada umur 4-7 hari (1) Menjaga kehangatan tubuh bayi

43 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(2) Memeriksa tanda bahaya yang mungkin terjadi seperti infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah, dan masalah pemberian ASI (3) Memberikan ASI ekslusif (4) Merawat tali pusat (5) Memberikan imunisasi Hb.0 apabila belum diberikan pada saat bayi baru lahir (6) Konseling

terhadap

ibu

dan

keluarga

untuk

memberikan ASI ekslusif pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah c) 1 kali pada umur 8-28 hari (1) Memeriksa ada tidaknya tanda bahaya atau gejala sakit (2) Memeriksa kenaikan berat badan bayi (3) Memantau aktifitas bayi (4) Menjaga kehangatan bayi (5) Beri Asi ekslusif F. KELUARGA BERENCANA 1. Definisi Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. (Saifudin, 2010) Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki – laki

mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau

mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam Rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut

44 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

sterilisasi

adalah

metode

kontrasepsi

yang

tidak

dapat

mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi. 2. Penapisan KB hormonal dan nonhormonal. b.

Non hormonal (AKDR) Menanyakan hari pertama hadi terakhir 7 hari atau lebih, menanyakan apakah klien mempunyai pasangan seks lain dan menanyakan apakah klien mempunya penyAKIt menular seksual (PMS)

c.

Hormonal ( pil, suntik, implant) Menanyakan hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih, menyanyakan apakah klien sedang menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca salin, menanyakan pada klien setelah senggama adakah perdarahan atau bercak antara haid. Memeriksa klien untuk mengetahui apakah ada tanda – tanda ikterus pada kulit dan sklera mata, menayakan kepada klien apakah klien mengalami nyeri hebat pada betis, pahaataupun dada, tungkai bengkak (oEdema), tekanan darah klien diatas 160 mmHg (sisitolik) atau 90 mmHg (sisitolik), memastikan pada klien tidak ada massa atau benjolan pada payudara, dan menanyakan apakah klien sedang minum obat – obatan.

3. Macam – macam metode kontrasepsi a. Metode Alamiah a)

Coitus Interruptus (Sanggama Terputus) Senggama terputus adalah penarikan penis dari Vagina

sebelum terjadinya ejakulasi. ( ilmu kandungan : 2011 ) Senggama terputus adalah metode kontrasepsi tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari Vagina sebelum mencapai ejakulasi. (Saifudin, 2011; h.MK-15) Cara kerja : Alat kelamin di keluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam Vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat di cegah.

45 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Manfaat : 1.

Kontrsepsi : a.

Efektif bila dilaksanakan dengan benar

b.

Tidak mengganggu produksi ASI.

c.

Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.

2.

d.

Tidak ada efek samping.

e.

Dapat digunakan setiap waktu.

f.

Tidak membutuhkan biaya.

Non kontrasepsi : a.

Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.

b.

Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam.

b)

Sistem Kelender (Pantang Berkala) Metode ini disebut juga dengan The Rhythm Method. Jika cara ini jadi pilihan maka pengetahuan Anda tentang masa subur atau fertility awareness harus tinggi. Anda harus mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling memungkinkan

Anda

mengalami

kehamilan.

Bila

Anda

memang ingin menunda kehamilan, maka pada saat tubuh memasuki masa subur tundalah keinginan berhubungan intim dengan pasangan. Atau Anda dan pasangan tetap melakukan hubungan seksual tapi menggunakan kondom. "Perhatikan terlebih dahulu siklus mentruasi Anda selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna mendapatkan perhitungan waktu siklus mentruasi yang tepat, masa "aman" seorang wanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga 14 hari menjelang mentruasi berikutnya buat yang memiliki siklus haid pendek. Jika siklus menstruasi Anda panjang, maka masa "aman" 2 hari setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang. Namun perlu di ingat sebenarnya masa subur sangat sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan mengalami "kebobolan"

46 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

EFEKTIF: Bagi wanita dengan siklus mentruasi teratur. Buat mereka yang siklus haidnya tidak teratur akan sulit untuk menggunakan metode ini, karena kesulitan menentukan masa subur. b. Metode Perlindungan (Barrier) a) Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintesis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Ada 2 macam jenis kondom yaitu kondom pria dan kondom wanita. (Saifudin, 2011; h.MK-17). Cara kerja : 1.

Kondom

menghalangi

terjadinya

pertemuan

antara

sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma

tersebut

tidak

tercurah

kedalam

saluran

reproduksi perempuan. 2.

Mencegah

penularan

mikroorganisme

dari

satu

passangan ke pasangan yang lain. Efektifitas : Kondom cukup efektif jika dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karna tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2 – 12 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Manfaat : (1) Kontrasepsi : (a) Efektif bila digunakan dengan benar. (b) Tidak mengganggu produksi ASI.

47 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(c) Tidak mengganggu kesehatan klien. (d) Tidak mempunya pengaruh sistematik. (e) Murah dan dapat dibeli secara umum. (f) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan secara khusus (g) Metode

kontrasepsi

sementara

bila

metode

kontrasepsi lainnya harus ditunda. (2) Non kontrasepsi : (a) Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber KB. (b) Dapat mencegah penularan IMS. (c) Mencegah ejakulasi dini. (d) Membantu mencegah terjadinya kanker Serviks. (e) Saling berinteraksi sesama pasangan. (f) Mencegah imuno infertilitas. Keterbatasan : (1) Efektifitasnya tidak terlalu tinggi. (2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi. (3) Agak mengganggu hubungan seksual. (4) Pada beberapa klien menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi. (5) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan. (6) Bebrapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum. (7) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah. b) Spermatisida Spermisida adalah bahan kimia ( biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemass dalam bentuk : aerosol (busa), tablet vagina, supositoria atau dissolvabel film. (saifudin, 2011; h.MK-24) Cara kerja : Menyebabkan memperlambat

sel

membran

pergerakan

sperma,

sperma dan

terpecah, menurunkan

48 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

kemampuan pembuahan sel telur. Manfaat : (1) Kontrasepsi (a) Efektif seketika busa dan krim. (b) Tidak mengganggu produksi ASI. (c) Bissa digunakan sebagai pendukung metode lain. (d) Tidak mengganggu kesehatan klien. (e) Tiak mempunyai pengaruh sistematik. (f) Mudah digunakan. (g) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual. (h) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan khusus. (2) Nonkontrasepsi Merupakan suatu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS. Keterbatasan : (1) Efektivitasnya lkurang. (2) Efektivitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan. (3) Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual. (4) Pengguna harus menunggu 10 – 15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual. (5) Efektivitas aplikasi hanya 1 – 2 jam. c) Vagina Diafragma Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam Vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup Serviks. (Saifudin, 2011; MK-21). Cara kerja : Menahan

sperma

agar

tidak

mendapatkan

akses

mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat tempat spermisida. Manfaat : (1) Kontrasepsi :

49 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(a) Efektif bila digunakan dengan benar. (b) Tidak mengganggu produksi ASI. (c) Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya. (d) Tidak mengganggu kesehatan klien. (e) Tidak mempunyai pengaruh sistemik. (2) Nonkontrasepsi : (a) Salah satu perlindungan terhadap HIV/AIDS/IMS, khususnya apabila digunakan dengan spermisida. (b) Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi. Keterbatasan : (1) Efetifitasnya sedang. (2) Keberhasilan

sebagai

kontrasepsibergantung

pada

kepatuhan mengikuti cara penggunaan. (3) Motivasi

diperlukan

berkesinambungan

dengan

menggunakannya setiap berhubungan seksual. (4) Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih perlu untuk memastikan ketepatan pemasangan. (5) Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra. (6) Pada 6 jam pasca hubungan seksual, alat harus masih beradda di posisinya. c. Kontrasepsi kombinasi (hormon estrogen dan progesteron) a)

Pil KB kombinasi Jenis : 1.

Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7 tabel tanpa hormoin aktif.

2.

Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

50 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

3.

:

Trifasik

pil

yang

tabletmengandung

tersedia hormon

dalam aktif

kemasan estrogen

21 dan

progesteron dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa bahan hormon aktif. (Saifudin, 2011; h.MK28) Cara kerja : (1) Menekan ovulasi (2) Mencegah implantasi. (3) Lendir Serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma (4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula. Manfaat : (1) Memiliki efektifitas yang tinggi (2) Resikko terhadap kesehatan sangat kecil (3) Tidak mengganggu hubungan seksual (4) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang, tidak terjadi nyeri haid (5) Dapat digunakan dalam jangka penjang (6) Dapat digunakan sejak usia remaja sampai menopouse (7) Mudah dihentikan setiap saat (8) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan (9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat (10) ektopik,

Membantu mencegah penyakit seperti : kehamilan kanker

Ovarium,

kanker

endometrium,

kista

Ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenorhea, akne. d) Suntik Kombinasi Jenis

suntikan

kombinasi

adalah

25

mg

Depo

Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg estradol sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (cyclofem), dan 50mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali. (Saifudin, 2010; h.41)

51 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Cara kerja : (1) Menekan ovulasi (2) Membuat lendir Serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu. (3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu. (4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba. Keuntungan : (1) Kontrasepsi a.

Resiko terhadap kesehatan kecil.

b.

Tidak berpengaruuh pada hubungan suami istri

c.

Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

d.

Jangka panjang

e.

Efek samping sangat kecil

f.

Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

(2) Nonkontrasepsi (a) Mengurangi jumlah perdarahan (b) Mengurangi nyeri saat haid (c) Mencegah anemia (d) Khasiat pencegahan terhadap kanker Ovarium dan kanker endometrium (e) Mengurangig

penyakit

payudara

jinak

dan

kista

Ovarium (f) Mencegah kehamilan ektopik (g) Melindungi pasien dari jenis – jenis penykit tertentu penyakit raddang panggul (h) Pada

keadaan

tertentu

dapat

diberikan

pada

perempuan usia perimenopouse. Kerugian : (1) Terjadi perubahan pada pola haid seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spoting, atau perdarahan sela sampai 10 hari (2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan ini akan menghilang pada suntikan kedua atau ketiga

52 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. (4) Efektifitasnya berkurang apabila di gunakan bersamaan dengan obat – obatan epilepsi atau obat tuberkulosis. (5) Penambahan berat badan. (6) Kemungkinan

terlambatnya

pemulihan

kesuburan

setelah penghentian pemakaian. e) Suntik progesteron Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progesteron yaitu : (1) Depo

medroksiprogesteron

asetat

(Depoprovera),

mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan I.M di daerah bokong. (2) Depo

Noretisteron

enantat

(Depo

Noristerat),

yang

mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara suntikan I.M. Cara kerja : (1) Mencegah ovulasi. (2) Menegntalkan

lendir

Serviks

sehingga

menurunkan

kemampuan penetrasi sperma (3) Menjadikan selaput lendir Rahim tipis dan atrofi (4) Menghambat transportasi gamet dan tuba Keuntungan : (1) Sangat efektif. (2) Pencegahan kehamilan jangka panjang (3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri (4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius (5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI. (6) Sedikit efek samping. (7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik (8) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun (9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik (10)

Menurunkan kejadian penyAKIt jinak payudara

53 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(11)

Mencegah beberapa penyebab penyAKIt radang

panggul (12) f)

Menurunkan krisis anemia bulan sabit

Pil progestin (minipil) Jenis minipil : (1) Kemasan dengan isi 35 pil : 300 μg levonorgestrol atau 350 μg noretindron. (2) Kemasan dengan isi 28 pil : 75 μg desogestrel Cara kerja : (1) Menekan sekresi gonadopropin dan sintesis steroid seks di Ovarium (tiak begitu kuat) (2) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit. (3) Mengentalkan lendir Serviks (4) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu. Keuntungan : (1) Kontrasepsi : (a) Sanga6t efektif bila digunakan secara benar (b) Tidak mengganggu hubungan seksual (c) Tidak mempengaruhi ASI (d) Kesuburan cepat kembali (e) Nyaman dan mudah di gunakan (f) Sedikit efek samping (g) Dapat dihentikan setiap saat (h) Tidak mengandung estrogen (2) Nonkontrasepsi : (a) Mengurangi nyerri haid (b) Mengurangi jumlah darah haid (c) Menurunkan tingkat anemia (d) Mencegah kanker endometrium (e) Melindungi dari penyakit radang panggul (f) Tidak meningkatkan pembekuan darah (g) Dapat diberikan pada penderita endometriosis

54 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(h) Kurang menyebabkan tekanan darah, nyeri kepala (i) Dapat mengurangi keluhan premenstruasi sindrom. (Saifudin, 2010; h.48) g) Susuk KB Implant/susuk

KB

adalah

kontrasepsi

dengan

cara

memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. (Saifudin, 2010; h.53) Macam implant : (1) Norplant : terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga denagn panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi 36 mg Levonorgestrol dan lama kerjanya 5 tahun. (2) Implanon : terdiri dari 1 batang putih dengan pannjang kira – kira 40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi 68 mg 3-ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. (3) Indoplant : terdiri dari 2 batang yang terisi dengan 75 mg Levonorgestrol dengan lama kerja 3 tahun. Cara kerja : (1) Lendir Serviks menjadi kental (2) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi (3) Mengurangi transportasi sperma (4) Menekan ovulasi Keuntungan : (1) Kontrasepsi : (a) Daya guna tinggi (b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun) (c) Pengembalian kesuburan yang cepat (d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam (e) Bebas dari pengaruh estrogen (f) Tidak mengganggu kegiatan senggama (g) Tidak menggangu ASI

55 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan (i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan (2) Nonkontrasepsi : (a) Mengurangi nyeri haid (b) Mengurangi jumlah darah haid (c) Mengurangi atau memperbaiki anemia (d) Melindungi terjadinya kenker endometrium (e) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara (f) Melindungi diri dari beberapa penyebab radang panggul (g) Menurunkan angka kejadian endometriosis Efek samping : (1) Amenorea (2) Perdarahan bercak (spoting) (3) Ekspulsi (4) Infeksi pada daerah insersi (5) Berat badan naik atau turun h)

IUD Intrauterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang seperti spiral.(Saifudin, 2010; h.63) Jenisnya : (1) AKDR CuT-380A Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, terbentuk huruf T diselubung oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu). (2) AKDR lain yang beredar diindonesia adalah NOVA T (schering) (3) Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CuT-380A. Cara kerja : (1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba valopi (2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

56 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

(3) Mencegah sperma dan ovum bertemu (4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. Keuntungan : (1) Evektifitasnya tinggi (2) Metode jangka panjang (3) Sangat efektif karna tidak perlu mengingat – ingat (4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual (5) Meningkatkan kenyamanan seksual (6) Tidak ada efek samping hormonal (7) Tidak mempengaruhi produksi ASI (8) Membantu mencegah kehamilan ektopik Kerugian : (1) Perubahan yang umum : perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, saat haid lebih sakit (2) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS (3) Tidak baik digunakan oleh perempuan yang mengidap penyakit IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan. (4) Perempuan dengan penyakit IMS beresiko mengalami radang panggul setelah pemasangan. i)

Kontrasepsi Mantap (1) Tubektomi Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan. Mekanisme kerja : Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. (Saifudin 2011; h.MK-81) Manfaat : (a) Sangat efektif (b) Tidak mempengaruhi proses menyusui (c) Tidak bergantung pada proses senggama (d) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko

57 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

kesehatan bagi klien. (e) Pembedahan

sederhana

dapat

dilakukan

dngan

anastesi lokal (f) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang (g) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual. Komplikassi : (a) Infeksi luka (b) Demam pasca operasi (>38) (c) Luka pada kandung kemih intestinal (jarang terjadi) (d) Hematoma (subkutan) (e) Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (f) Rasa sakit pada lokasi pembedahan (g) Perdarahan superfisial (Hartanto 2004; h.243) (2) Vasektomi Vasektomi

adalah

prosedur

klinik

untuk

menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan

oklusi

vasa

deferensia

sehingga

alur

transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Indikasi : Vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif. (Hartanto, 2004; h.307) Komplikasi : (a) Hematoma skrotalis (b) Infeksi atau abses pada testis (c) Atrofi testis (d) Epididimitis kongestif (e) Peradangan kronik granuloma di tempat insisi B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan 1. Asuhan kebidanan manajemen dengan metode 7 langkah varney

58 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Manajemen kebidanan adalah suatu metode pendekatan pemecahan

masalah

dalam

pemberian

pelayanan

asuhan

kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisasi melalui tindakan yang logikal dalam memberi pelayanan. Tahapan Manajemen Kebidanan a. Langkah pertama adalah pengumpulan dan analisa data dasar Pengumpulan merupakan

dan

langkah

analisa

awal

dari

data

dasar

manajemen

(pengkajian) kebidanan.

Pengumpulan data dasar utuk menilai kondisi klien. Yang termasuk data dasar : riwayat kesehatan klien, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan

atas

indikasi

tertentu,

catatan

riwayat

kesehatan yang lalu dan sekarang serta hasil pemeriksaan penunjang. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah – langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data subyektif, obyektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi pasien yang sebenarnya dan valid. Kaji ulang data yang sudah di kumpulkan apakah sudah lengkap dan akurat. b. Langkah kedua adalah Interpretasi Data Menginterpretasikan data secara fisik kedalam rumusan dignosa dan masalah kebidanan. Kata masalah dan diagnosa digunakan kedua-duanya dan mempunyai pengertian yang berbeda-beda.

Masalah

tidak

dapat

didefinisikan

sebagai

diagnosa, tetapi memerlukan suatu pengembangan rencana keperawatan secara menyeluruh pada klien. Masalah lebih sering berhubungan dengan bagaimana klien menguraikan keadaan yang dirasakan, sedangkan diagnosa lebih sering

59 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

didefinisikan oleh bidan yang difokuskan pada apa yang dialami oleh kllien. c. Langkah ketiga adalah identifikasi diagnosa/masalah potensial Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi,

bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap – siap mencegah diagnosa atau masalh potensail ini menjadi benar – benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. d. Langkah keempat adalah evaluasi perlunya tindakan segera (emergency dan konsultasi). Proses manajemen kebidanan dilakukan secara terus menerus selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Beberapa data menunjukkan adanya suatu situasi yang menutut tindakan segera selagi menunggu instruksi dari dokter seperti prolapsus tali pusat. Situasi lain yang bukan merupakan keadaan darurat tetapi boleh memerlikan konsultasi dokter atau manajemen kolaborasi. e. Langkah kelima adalah perencanaan asuhan kebidanan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah – langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen diagnosa

terhadap

masalh

atau

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi . pada

langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya multiputi apa –apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan

akan

terjadi

berikutnya,

apakah

dibutuhkan

penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk pasien bila ada masalah – masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomikultural atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain, asuhan

60 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak. f. Langkah keenam pelaksanaan asuhan kebidanan Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lain oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah – langkah tersebut benar – benar terlaksana. Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalamin komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah terlaksana. g. Langkah ketujuh evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan observasi terhadap masalah yang dihadapi oleh klien, apakah masalah diatasi seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau mungkin timbul masalah baru. Selain terhadap permasalahan klien, bidan juga harus mengenal apakah rencana yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan baik, apakah perlu disusun kembali rencana intervensi yang lain sehingga maslah dapat dipecahkan dengan cepat. Pada prinsipnya tahap evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana yang dilakukan.

61 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

2. Metode pendokumentasian SOAP SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan tertulis. Pencatatan ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan. 4 (empat) langkah dalam metode ini adalah ini secara rinci adalah sebagai berikut: a. S Data Subjektif : Merupakan informasi yang diperoleh langsung dari klien. Informasi

tersebut

dicatat

sebagai

kutipan

langsung

atau

ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa. b. O Data Objektif : Data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu pemeriksaan termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dll. Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan. c. A Analisa/assessment : Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan data objektif yang didapatkan. Merupakan suatu proses yang dinamik, meliputi: 1)

Diagnosa

2)

Antisipasi diagnosa/masalah potensial

3)

Perlunya tindakan segera (Langkah 2,3,4 dalam manajemen varney)

d. P Plan/Planning = perencanaan : Merupakan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kesimpulan yang dibuat ( berdasarkan langkah 5,6,7 pada manajemen varney) Alasan pemakaian SOAP dalam pendokumentaian Asuhan kebidanan, yaitu: 1) SOAP

merupakan pencatatan yang

memuat

kemajuan

informasi yang sistematis, mengorganisasikan penemuam kesimpulan sehingga terbentuk suatu rencana asuhan. 2) SOAP merupakan intisari dari manajemen kebidanan untuk penyediaan pendokumentasian.

62 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

3)

SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat embantu bidan mengorganisasikan pikiran dalam pemberian asuhan yang bersifat komprehensif.

C. LANDASAN HUKUM KEWENANGAN BIDAN DAN KOMPETENSI BIDAN A. Landasan hukum kewenangan bidan Peraturan

Mentri

Kesehatan

Republik

indonesia

nomor

1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktek bidan Pasal 1 a. Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan bidan adalah seorang perempuan yang lulus darai pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang undangan b. Fasilitas pelayanna kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative c. Surat izin praktek bidan yang selanjutnya disingkat SIPB adalah bukti tertulis yang diberikan kepada bidan yang sudah memenuhi persyaratan untuk menjalankan praktek kebidanan d. Standar adalah pedoman yang harus dipergunakan sesuai petunjuk dalam menjalankan profesi yang meliputi standar pelayanan, standar profesi dan standar operasional prosedur. e. Surat tanda registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang – undanagn f.

Obat bebas dalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau yang dapat diperoleh tanpa resep dokter

g. Obat bebas terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna biru yang dapat diperoleh tanpa resep dokter h. Organisasai profesi adalah Ikatan Bidan Indonesia

63 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Pasal 2 a. Bidan

dapat

menjalankan

praktek

pada

fasilitas

pelayanan

kesehatan b. Fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) meliputi fasilitas pelayanna kesehatan diluar praktek mandiri dan atau praktek mandiri c. Bidan yang menjalankan praktik mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berpendidikan minimal Diploma III (DIII) kebidanna Pasal 3 a. Setiap bidan yang menjalankan praktek wajib memiliki SIPB b. Kewajiban memiliki SIPB dikecualikan bagi bidan yan menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan diluar praktik mandiri atau bidan yang menjalankan tugas pemerintah sebagai Bidan Desa Pasal 4 1. SIPB sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota 2. SIPB berlaku selama STR masih berlaku Pasal 5 1. Untuk memperoleh SIPB sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4, bidan harus mengajukan permohonan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota dengan melampirkan : a. Fotokopi STR yang masih berlaku dan dilegalisir b. Surat keteranagn sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik c. Surat pernyataan memiliki tempat praktik d. Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 3 (tiga) lembar e. Rekomendasi dari organisasi profesi 2. Surat permohonan memperoleh SIPB sebagaimaan dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam formulir I terlampir

64 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

3. SIPB sebagaimaan dimaksudkan pada ayat (1) hanya diberikan untuk 1 ( satu ) tempat praktik 4. SIPB sebagaimana dimaksudkan pada ayat (3) sebagaimana tercantum dalam formulir II terlampir. Pasal 6 1. Bidan

dalam

menjalankaan

praktik

mandiri

harus

memenuhi

persayratan meliputi tempat praktik dan peralatan untuk tindakan asuhan kebidanan 2. Ketentuan persyaratan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) tercantum dalam lampiran peraturan ini 3. Dalam menjalankan praktek sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) bidan wajib memasang nama praktik kebidanan Pasal 7 SIPB dinyatakan tidak berlaku karena : a. Tempat praktik tidak sesuai lagi denagn SIPB b. Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang c. Dicabut atas perintah pengadilan d. Dicabut atas rekomendasi organisasi profesi e. Yang bersangkutan meninggal dunia Pasal 8 Bidan

dalam

menjalankan praktik

berwenang

untuk

memberikan

pelayanan meliputi : a. Pelayanan kebidanan b. Pelayanan reproduksi perempuan c. Pelayanan kesehatan masyarakat

65 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Pasal 9 1. Pelayanan kebidanan sebagaimaan dimaksud dalam pasal 8 huruf a ditunjukan kepada ibu dan bayi. 2. Pelayanna kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan pada maas kehamilan, masa persalianan, masa nifas dan masa menyusui 3. Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimaan dimaksud pada ayat (1) diberikan pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 ( dua puluh delapan ) hari Pasal 10 1. Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 ayat (2) meliputi : a. Penyuluhan dan konseling b. Pemeriksaan fisik c. Pelayanan Antenatal pada kehamilan d. Pertolongan persalinan normal e. Pelayanan ibu nifas normal 2. Pelayanan kebidanan kepada bayi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3) meliputi : a.

Pemeriksaan bayi baru lahir

b.

Perawatan tali pusat

c.

Perawatan bayi

d.

Resusitasi pada bayi baru lahir

e.

Pemberian imunisasi bayi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah

f.

Pemberian penyuluhan

Pasal 11 Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a berwenang untuk : a. Memberikan imunisasi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah b. Bimbingan senam hamil 66 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

c. Episiotomy d. Penjahitan luka episiotomy e. Kompresi bimanual dalam rangka kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan f. Pencegahan anemia g. Inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif h. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia i. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk j. Pemberian minum dengan sonde/pipet k. Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif kala III l. Pemberian surat keterangan kelahiran m. Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti melahirkan Pasal 12 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf b, berwenang untuk : a. Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam Rahim dalam rangka menjalankan tugas pemerintah dan kondom b. Memasang alat kontrasepsi dalam Rahim difasilitas pelayanan kesehatan pemerintah dengan supervise dokter c. Memberikan penyuluhan/konseling pemilihan kontrasepsi d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim difasilitas pelayanan kesehatan pemerintah e. Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada masa pranikah dan prahamil. Pasal 13 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf c, berwenang untuk : a. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan bayi b. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas 67 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

c. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) serta penyAKIt lainnya, Pasal 14 1. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter ditempat kejadian, bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagimana dimaksud pasal 8 2. Bagi bidan yang menjalankan tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 3. Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah kecamatan atau kelurahan/desa yang di tetapkan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota 4. Dalam hal daeah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tlaqh terdapat dokter, kewenangan bidan sebaigaimana dimaksud pada ayat(2) tidak berlaku. Pasal 15 1. Pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan pelayanan didaerah yang tidak memiliki dokter 2. Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan sesuai dengan modul, pelatihan yang ditetapkan oleh Menteri 3. Bidan yang lulus pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memperoleh sertifikat. Pasal 16 Pada daerah yang tidak memiliki dokter, pemerintah daerah hanya menempatkan bidan dengan pendidikan Diploma III atau bidan dengan Diploma I kebidanan yang telah mengikuti pelatihan.

68 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Pasal 17 Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu progam pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pasal 18 1. Dalam menjalankan praktik, bidan berkewajiban untuk : a. Menghormati hak pasien b. Merujuk kasus yang tidak ditangani dengan tepat waktu c. Menyimpan

rahasia

kedokteran

sesuai

dengan

ketentuan

peraturan perundang-undangan d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang di butuhkan e. Meminta persetujuan tindakan kebidanan yang telah dilakukan f.

Melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis

g. Mematuhi satndar h. Melakukan

pelaporan

penyelenggaraan

praktik

kebidanan

termasuk pelaporan kelahiran dan kematian. 2. Bidan dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan

profesinya,

dengan

mengikuti

perkembangan

ilmu

pengetahuan dan teknlogi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 19 Dalam melaksanakan praktik, bidan mempunyai hak : a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik sepanjang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan. b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau keluarganya c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan, standar profesi dan standar pelayanan d. Menerima imbalan jasa profesi

69 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Pasal 20 1. Pemerintah dan pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasn dan mengikutseratkan organisasi profesi 2. Pembinaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Pasal 21 1. Dalam rangka melaksanakan pengawasn sebagaimana dimaksud dalm pasal 20, pemerintah dan pemerintah daerah dapat memberikan tindakan

administrative

kepada

bidan

yang

melakukan

penyelenggaraan praktik dalam peraturan ini 2. Tindakan administrative sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui : a. Teguran lisan b. Teguran tertulis c. Pencabutan SIPB untuk sementara paling lama 1 tahun d. Pencabutan SIPB selamany Pasal 22 1. SIPB yang dimiliki bidan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan masih tetap berlaku sampai masa SIPB berakhir 2. Pada saat peraturan ini mulai berlaku, SIPB yang sedang dalam proses perizinan, dilaksanakan sesuai ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII2002 tentang registrasi dan praktek bidan Pasal 23 Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan

70 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

sepanjang yang berkaitan dengan perizinan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 24 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam berita Negara Republik Indonesia B. Landasan hukum kompetensi bidan Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan, salah satu komponen di dalamnya berisi mengenai standar kompetensi bidan di Indonesia, sebagai acuan untuk melakukan asuhan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Jenis-jenis kompetensi bidan : a.

Standar kompetensi 1 : bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan kode etik yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.

b.

Pra konsepsi, KB dan Ginekologi Bidan

memberikan

asuhan

yang

bermutu

tinggi,

pendidikan kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan

menyeluruh

di

masyarakat

dalam

rangka

meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua. c. Asuhan dan konseling selama kehamilan Bidan memberi asuhan Antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu. d. Asuhan selama persalinan dan kelahiran Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi

71 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir. e. Asuhan pada ibu nifas dan menyusui Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. f. Asuhan pada bayi dan balita Bidan

memberikan

asuhan

yang

bermutu

tinggi,

komprehensif pada bayi dan balita sehat (1 bulan -5 tahun) g. Kebidanan komunitas Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat h. Gangguan system reproduksi dan menopause Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.

72 Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

Related Documents

Diane Hamilton
November 2019 17
Diane-single.pdf
December 2019 12
Diane & Geoirdi.docx
April 2020 12
Diane Ref
December 2019 18
Diane Karcz
December 2019 15

More Documents from "Angus Davis"