STUDI KASUS GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN OPIOIDA PADA PASIEN DENGAN ASPEK RISIKO EKSTERNAL DITINJAU MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN
Disusun Oleh : Nur Annisya 1102014199 Pembimbing : dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK
KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2019
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN OPIOIDA PADA PASIEN DENGAN ASPEK
RISIKO
EKSTERNAL
DITINJAU
MELALUI
PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Jakarta, Januari 2019 Pembimbing,
dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK
2
KATA PENGANTAR Assalamu’alaykum wa Rahmatullahii wa Barakatuuh Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga laporan Studi Kasus pasien yang berjudul " pada Pasien Dengan Aspek Eksternal Ditinjau Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode 24 Desember 2018 – 25 Januari 2019” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien dari Puskesmas Kecamatan Kemayoran ketika penulis ditugaskan di puskesmas tersebut pada periode 24 Desember 2018 – 25 Januari 2019. Penyelesain laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang terkait. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku dosen pembimbing dan selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
2.
dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku kepala bagian Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Masyarakat Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
3.
DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
dan Kedokteran Keluarga Universitas
YARSI.
3
4.
dr. Dini Widianti, M.KK, selaku koordinator Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat.
5.
DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6.
drg. Lindawati, M.Kes selaku kepala Puskesmas Kecamatan Menteng.
7.
dr. Nurul Inayah dan seluruh tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Kemayoran yang telah memberikan bimbinan dan data kepada penulis untuk kelancaran proses penulisan laporan ini
8.
Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun laporan ini
Jakarta, Januari 2019
Penulis
4
BAB I BERKAS PASIEN I.1 IDENTITAS PASIEN No. Rekam Medis
: P317306016113680
Nama Puskesmas
: Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Nama
: Tn. E
Tanggal Lahir
: Jarakarta, 06 September 1983
Agama
: Islam
Suku bangsa
: Jawa
Umur
: 35 tahun
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Jl. Serdang Baru 7 Rt 003/05
Pendidikan terakhir
: Tidak tamat S1
Status
: Menikah
I.2 RIWAYAT PSIKIATRI Autoanamnesis
: Pada tanggal 4 Januari 2019 pukul 15.30 WIB di Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Alloanamnesis
: Pada tanggal 8 Januari 2018 di rumah pasien.
1. Keluhan Utama : Pasien datang dengan ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran untuk melanjutkan pengobatan karena masih mendengar bisikan-bisikan 2. Keluhan Tambahan : Pasein merasa sulit tidur dan emosi tidak terkendali. 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien Tn. E, 35 tahun, datang ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada tanggal 4 Januari 2019 untuk melanjutkan pengobatan. Pasien merasa sudah ada perbaikan dalam dirinya. Namun terkadang pasien merasa sulit tidur karena terkadang masih mendengar bisikan yang mengganggunya dan emosi yang tidak dapat dikendalikan.
5
Pasien ingin melanjutkan pengobatannya agar bisikan yang didengar bisa hilang sempurna dan mampu mengontrol emosinya. Pasien khawatir apabila ia tidak meneruskan pengobatan, pasien akan kambuh dan menjadi beban pikiran bagi keluarganya karena keluarga pasien merupakan tokoh masyarakat yang terpandang di daerah rumahnya. Pasien berharap penyakit yang dialaminya ini dapat terkontrol sehingga tidak perlu dirawat inap seperti sebelumnya dan agar keluhan yang dirasakan hilang dengan sempurna. Keluarga pasien awalnya menganggap bahwa pasien mengalami kesurupan sehingga hanya dibawa ke “orang pintar”. Namun setelah tidak ada perubahan, pasien berobat ke dokter, lalu setelah mengonsumsi obat pasien mulai menganggap kalau penyakitnya merupakan gangguan medis dan merupakan cobaan dari Allah SWT yang harus ia lalui. Sejak mengalami gangguan pasien masih dapat melaksanakan sholat, namun tidak rutin. Pasien percaya bahwa sehat dan sakit datangnya hanya dari Allah SWT. Keluarga pasien yakin bahwa Allah SWT akan selalu membantu dalam proses penyembuhan pasien. 4. Riwayat Gangguan Sebelumnya a. Gangguan Psikiatri Keluhan pertama kali dirasakan pada tahun 2001 saat pasien dipaksa untuk mengonsumsi ganja oleh teman kampusnya. Pasien menjadi sering marah-marah, gaduh gelisah, melempar barang-barang tanpa sebab dan tidak dapat mengotrol dirinya. Selain itu pasien juga dapat mendengarkan suara bisikan-bisiskan. Bisikan berupa suara perempuan dan laki-laki yang menyuruh dirinya untuk marah-marah. Pasien juga mengaku sering melihat suatu benda dapat berubah-ubah dan hanya dirinya yang dapat melihat hal tersebut. Awalnya keluarga pasien menganggap bahwa pasien mengalami kesurupan sehingga membawa pasien ke “orang pintar” namun tidak ada perbaikan. Sejak saat itu pasien menjadi murung dan sulit untuk
6
beradaptasi dengan anak-anak sebayanya. Pasien juga mengeluh sulit tidur karena bisikan-bisikan yang mengganggunya. Tahun 2004 pasien dibawa oleh keluarganya ke salah satu pesantren di daerah Tegal karena menurut keluarga pasien, pasien berprilaku semakin aneh. Keluarga pasien berharap pasien dapat sembuh jika dimasukan ke pesantren. Selama di pesantren kurang lebih empat tahun pasien dapat mengikuti kegiatan-kegiatan pesantren seperti mengaji dan belajar agama Islam. Namun, keluhan yang dialami pasien tidak ada perbaikan selama di pesantren sehingga keluarga pasien memutuskan untuk membawanya pulang. Dalam beberapa bulan kemudian pasien kembali sering mengamuk tanpa sebab, melempar barang seperti orang kesurupan. Sehingga pasien dibawa keluarganya ke salah rumah sakit di daerah Tangerang dan pasien dirawat kurang lebih 3-4 bulan. Tahun 2017 pasien menikah. Namun dalam pernikahannya pasien memiliki hubungan yang tidak baik pada sang istri. Pasien dengan istri selalu bertengkar sehingga memicu pasien kembali tidak dapat menahan emosi. Sehingga istri nya memutuskan untuk pergi dari rumah dan kembali ke kampung untuk tinggal bersama orang tuanya. b. Gangguan Medik Pasien tidak pernah menderita penyakit medis yang berat atau menjalani perawatan di rumah sakit. Tidak terdapat riwayat gangguan syaraf, kejang, maupun epilepsi. Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala dan tumor otak. c. Penggunaan Zat Psikoatif dan Alkohol Pasien merokok, tidak pernah mengonsumsi alkohohol dan pernah mengonsumsi obat-obat terlarang berjenis ganja.
7
5. Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat Perkembangan Pribadi a. Riwayat prenatal dan perinatal Pasien lahir di Jakarta pada tanggal 06 September 1983. Pasien merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Pasien merupakan
anak
yang
direncanakan
dan
diinginkan.
Saat
mengandung pasien, ibunya merasa tidak ada masalah. Pasien lahir spontan dalam keadaan sehat dan langsung menangis. Ibu pasien tidak ingat berat pasien saat lahir. Riwayat komplikasi kelahiran, trauma, dan cacat bawaan disangkal. b. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun) Pasien diasuh oleh kedua orangtuanya. Selama masa ini, proses perkembangan dan pertumbuhan sesuai dengan usianya dalam hal perkembangan berbicara, berjalan, bergerak motorik maupun sensorik. Pasien tidak pernah mendapat sakit berat, demam tinggi, kejang, ataupun terjatuh hingga pingsan. Tidak ada kelainan perilaku yang menonjol. c. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun) Pasien tergolong anak yang aktif, baik, dan mudah bergaul. Pasien merupakan anak yang mempunyai beberapa teman dekat di sekolah. Pasien mengatakan tidak ada keluhan mengikuti pelajaran, patuh, dan tidak memiliki masalah yang berat saat sekolah. Pasien juga tidak pernah sakit parah, terjatuh hingga pingsan, demam, maupun kejang pada masa ini. d. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun) Pasien tumbuh dan kembang seperti anak lainnya. Pasien berteman dengan laki-laki dan perempuan. Pasien mengaku tidak pernah melakukan kegiatan anti social seperti berkelahi, mencuri dan sebagainya.
8
e. Masa Dewasa (>18 tahun) Riwayat Pendidikan Pasien tidak memiliki kendala dan lulus tepat waktu ketika bersekolah di bangku SD, SMP dan SMA. Pasien juga tidak pernah tinggal kelas. Pasien melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi namun terhenti ditengah jalan karena memiliki suatu masalah. Riwayat Pekerjaan Pasien bekerja sebagai buruh yaitu membantu pamannya berdagang. Riwayat Pernikahan Pasien sudah menikah satu kali. Pasien menikah pada saat usia 34 tahun. Selama pernikahan pasien dengan istrinya memiliki hubungan yang tidak baik. Pasien selalu bertengkar dengan istrinya sehingga sang istri memutuskan untuk pergi dari rumah dan kembali ke rumah orang tuanya. Pasien belum dikaruniai anak. Riwayat Beragama Pasien beragama Islam, dulunya pasien adalah orang yang rajin beribadah, namun semenjak sakit ini pasien jarang melaksanakan ibadah. Riwayat Pelanggaran Hukum Pasien tidak pernah berurusan dengan apparat penegak hokum dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum Aktivitas Sosial Ketika belum mengalami gangguan, pasien
sering
bersosialisasi dengan tetangga di sekitar rumahnya. Tetapi saat sudah mengalami gangguan, pasien tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungan sekitar bahkan keluarganya. Pasien cenderung menarik diri dari lingkungan dan berdiam diri di rumahnya.
9
Riwayat Psikoseksual Pasien memiliki orientasi seksual heteroseksual. f. Riwayat Keluarga Berdasarkan alloanamnesis yaitu ayah pasien, di keluarga pasien tidak terdapat gangguan yang serupa. g. Riwayat Kehidupan Sekarang Saat ini pasien tinggal di Jl. Serdang Baru VII RT 003/05 bersama dengan kedua orang tua dan ketiga adik perempuannya. Pasien cenderung pendiam dan jarang keluar rumah. pasien juga jarang bersosialisasi dengan warga disekitar tempat tinggal. Semenjak pasien mengalami sakit seperti ini, keluarga pasien merasa hal ini merupakan aib bagi keluarganya karena ayah pasien merupakan tokoh masyarakat yaitu merupakan ketua RW di daerah setempat. h. Persepsi Persepsi pasien tentang diri dan lingkungan Pasien menganggap bahwa penyakit ini disebabkan setelah dipaksa oleh temannya untuk mengkonsumsi ganja. Persepsi keluarga terhadap pasien Ayah pasien menggambarkan pasien sebagai seorang yang baik, dan memiliki impian atau cita-cita yang tinggi. Namun, pasien
berubah
sering
marah-marah
tanpa
sebab
sampai
mengamuk. Pasien juga sering terlihat berbicara sendiri. Keluarga sepakat bahwa pasien butuh mendapat perawatan kedokteran jiwa setelah berkonsultasi dengan dokter di Puskesmas Kecamatan Kemayoran. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai Pasien bercerita bahwa dia merasa ketakutan, sering mendengar bisikan-bisikan yang mengganggu dirinya. Pasien juga
10
merasa benda-benda yang dilihat dapat berubah-ubah. Pasien jarang melakukan ibadah sejak mengalami hal-hal tersebut. i. Riwayat Pengobatan Pasien tidak memiliki riwayat pengobatan. j. Riwayat Sosial Ekonomi Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah keatas. Saat ini pasien tinggal di rumah orang tuanya bersama kedua orang tua, ketiga adik perempuan, satu adik ipar dan satu keponakannya . Pasien bekerja sebagai buruh. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh penghasilan pribadi dan dibantu oleh orang tuanya. Total penghasilan pasien sebesar Rp 1.500.000,00 perbulan cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk berobat jika sakit. k. Riwayat Kebiasaan Pasien dan keluarganya memiliki kebiasan makan 3 x sehari. Pasien jarang mengonsumsi buah dan sayur. Aktivitas pasien sehari-hari adalah membantu pamannya dalam berdagang dan berolahraga 3x dalam seminggu. I.3 Status Mental (Tanggal 4 Januari 2019 15.30 WIB) A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Umum Pasien berjenis kelamin laki-laki, penampilan sesuai dengan usia, kulit berwarna sawo matang, berambut hitam pendek dan lurus. Terlihat gemuk. Pada saat wawancara pasien menggunakan baju berwarna hitam, jaket jeans, celana jeans, dan sandal jepit berwarna coklat. Perawatan diri baik. 2. Perilaku dan aktivitas psikomotor Secara umum perilaku pasien cenderung pendiam namun cukup kooperatif. Selama wawancara pasien dapat menjawab pertanyaan secara
11
spontan. Pasien jarang melakukan kontak mata dengan pemeriksa, cenderung melihat ke arah lain.
3. Sikap terhadap Pemeriksa Pasien kooperatif dalam bercerita dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. Terlihat pasien berusaha untuk dapat menjawab setiap pertanyaan pemeriksa. B. Alam Perasaan (Emosi) 1. Mood
: Eutim (saat pemeriksaan)
2. Afek
: Luas (saat pemeriksaan)
3. Keserasian
: Serasi antara mood dan afek
C. Pembicaraan Pasien hanya berbicara bila ditanya dan dapat menjawab pertanyaan dalam beberapa kalimat. Volume suara sedang, artikulasi jelas, intonasi sedikit merendah, laju bicara lambat. Pasien sering menjawab tidak tahu. D. Gangguan Persepsi a. Halusinasi auditorik : Pasien mendengar suara bisikan yang mmembuat dirinya untuk marah-marah. b. Ilusi
: Pasien melihat suatu benda dapat berubah-ubah.
c. Depersonalisasi
: Tidak ada
d. Derealisasi
: Tidak ada
E. Pikiran a. Arus Pikir Produktivitas
: Cukup
Kontinuitas
: Koheren
Hendaya Bahasa
: Tidak ada
b. Isi Pikir Preokupasi
: Tidak ada
Miskin isi pikir
: Tidak
Waham
: Tidak ada
12
Obsesi
: Tidak ada
Kompulsi
: Tidak ada
Fobia
: Tidak ada
F. Sensorium dan Kognitisi a. Taraf Pendidikan
: S1 (Tidak tamat)
b. Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui presiden saat ini adalah jokowi dan gubernur DKI Jakarta saat ini adalah Anies Baswedan) c. Kecerdasan
: Baik
d. Konsentrasi
: Baik (Pasien dapat menghitung mundur 10-1)
e. Kesadaran
: Composmentis
f. Orientasi
Waktu : Baik. Pasien dapat membedakan waktu pagi, siang, dan malam.
Tempat : Baik, pasien tahu bahwa saat ini ia sedang berada di Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Orang : Baik. Pasien dapat mengingat identitas dirinya serta nama keluarganya.
g. Daya ingat
:
Jangka panjang : Baik. Pasien dapat mengingat tanggal lahirnya.
Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan pagi.
Jangka segera : Baik, pasien dapat mengingat dan mengulangi kata-kata dari pemeriksa.
h. Kemampuan Visuospasial Pasien dapat menyebutkan jam berapa dengan tepat dan dapat menggambarkan arah jam panjang dan pendek dengan baik. i. Pikiran Abstrak Baik, pasien dapat membedakan antara buah apel dan jeruk. j. Intelegensia dan Kemampuan Informasi Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan pemeriksa, seperti nama Gubernur DKI Jakarta saat ini. G. Pengendalian Impuls 13
Pengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri dengan berperilaku baik dan sopan terhadap lawan bicara. Saat wawancara tidak menunjukan gejala yang agresif. H. Daya Nilai
Daya Nilai Sosial Baik, pasien bersikap sopan terhadap pemeriksa, dokter, perawat, dan petugas Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
Uji Daya Nilai Baik (Pasien Mengatakan bahwa permusuhan adalah hal yang tidak baik)
RTA
: Terganggu
I. Tilikan
Tilikan (Insight) Derajat 6 (menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya)
J. Taraf Dapat Dipercaya (Reliabilitas ) Pemeriksa memperoleh kesan bahwa keseluruhan jawaban pasien dapat dipercaya I.4 Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda vital a.
Tekanan darah
: 130/80 mmHg
b.
Respirasi
: 20 x/menit
c.
Nadi
: 80 x/menit, reguler
d.
Suhu
: 36,5 °C
Status Generalis a. Kepala b) Bentuk : Normocephal c) Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
14
b. Mata
: Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya
(+/+) pupil bulat isokor c. Mulut
: dalam batas normal
d. Telinga
: dalam batas normal
e. Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-) f. Thorax Cor
: Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
: vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing -/-, rhonki -/-
Abdomen
: Datar, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak teraba pembesaran
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-/-/-), sianosis (-/-/-/-) g. Abdomen Inspeksi
: Simetris, kelainan kulit (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Palpasi
: Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-)
Hepatomegali (-), splenomegaly (-) Status Gizi Berat badan
: 70 kg
Tinggi badan
: 160 cm
IMT = BB (kg) : TB (m)2 = 70 : (1,6)2 = 27,3 kg/m2 Berdasarkan IMT, maka pasien termasuk dengan berat badan berlebih.
15
BAB II BERKAS KELUARGA II.1
Profil Keluarga II.1.1 Karakteristik Keluarga a. Identitas Kepala Keluarga Nama
: Tn. J
Umur
: 61 tahun
Pekerjaan
: Ketua RW
Pendidikan
: S1
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Serdang Baru VII RT 003/RW 05
b. Struktur Komposisi Keluarga Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah No .
Kedudukan Nama
dalam Rumah Tangga Kepala Keluarga
Jenis
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
L
61 th
S1
Ketua RW
SMA
Kelamin
1.
Tn. J
2.
Ny. Y
Ibu Pasien
P
59 th
3.
Tn. E
Pasien
L
35 th
4.
Ny. R
Adik Pasien
P
29 th
SMA
5. 6.
Tn. H An. A
Adik Ipar Keponakan
L L
30 th 8 bln
S1 -
7.
Ny. F
Adik Pasien
P
25 th
SMA
8.
Nn. L Adik Pasien P 16 th II.1.2 Struktur Komposisi Keluarga
SMA
(Ayah)
SI (tidak tamat)
Ibu Rumah Tangga Buruh Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Pelajar
a. Bentuk Keluarga
16
Keluarga Tn. E terdiri dari satu orang, yaitu Ny. S sebagai istri,
Menurut Goldenberg (1980), bentuk keluarga Tn. E adalah
single parent family. Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah. b. Tahapan Siklus Keluarga Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall (1998) tahapan siklus Tn. E dan Ny. S termasuk ke dalam tahap I yaitu keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan) II.1.3 Dinamika Keluarga Tn. E tinggal bersama kedua orang tuanya bernama Tn. J dan Ny. Y, ketiga adiknya Ny. R, Ny. F dan Nn. L, adik ipar Tn. H dan keponakannya An. A. Tn. E tidak tinggal bersama istrinya karena sering bertengkar. Komunikasi antara anggota keluarga serumah terjalin dengan baik namun komunikasi dengan istri terbilang jarang. Pengambilan keputusan dalam melakukan sesuatu dilakukan dengan musyawarah keluarga yang serumah. II.1.4Fungsi Keluarga a. Fungsi Biologi Keluarga ini belum memiliki keturunan sebagai generasi selanjutnya. b. Fungsi Psikologi Hubungan antar anggota keluarga baik. Intensitas bertemu antar keluarga cukup sering. Namun, Tn. E dengan istri nya sering bertengkar sehingga intensitas bertemu antara keduanya jarang. c. Fungsi Ekonomi Pasien berada ditingkatan sosial ekonomi menengah ke atas.
17
Keluarga Tn. E tinggal di rumah pribadi milik orang tuanya. Ayah Tn. E merupakan tulang punggung keluarga dengan penghasilan ≥ Rp. 2.500.000. Penghasilan tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarga. Tn. E sendiri bekerja sebagai buruh yaitu membantu pamannya dalam berdagang. Untuk biaya kesehatan, pasien Tn. E menggunakan BPJS. d. Fungsi Sosial Dalam kehidupan bermasyarakat keluarga Tn. E dikenal cukup baik. Ayah Tn. E merupakan ketua RW sehingga banyak dikenal orang. e. Fungsi Pendidikan Keluarga Ny. S menyadari akan pentingnya mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Namun, pada saat Tn. E ingin melanjutkan ke perguruan tinggi memiliki masalah terhadap lingkungan dan dirinya. f. Fungsi Spiritual Tn. E mengatakan ia rutin melaksanakan ibadah wajib sebelum mengalami gangguan namun, setelah sakit Tn. E mulai tidak rutin melaksanakan ibadah wajib dan tidak khusyu.
g. Genogram
18
Keterangan Gambar : : Laki-laki
: Pernikahan
: Perempuan : Keturunan : Tinggal serumah
: pasien
II.2
Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
2.2.1 Lingkungan Tempat Tinggal Tabel. 2 Lingkungan Tempat Tinggal Status Kepemilikan : Ruma Pribadi Orang Tua Tn. E Karakteristik Rumah dan Lingkungan Luas Rumah : 10 m x 8 m
Kesimpulan Keluarga Tn. E tinggal di
Jumlah penghuni dalam rumah : 8 orang
rumah pribadi milik orang
Luas halaman rumah : tidak ada, langsung
tuanya bersama ketiga adik
jalan gang rumah
perempuan, satu adik ipar dan
Tidak bertingkat
satu
Lantai rumah : keramik
tinggal Tn. E berada dalam
Dinding rumah : tembok
lingkungan
Jamban keluarga : ada
penduduk.
Penerangan listrik : 1500 watt
bersih, jamban keluarga serta
keponakannya. yang
Rumah padat
Ketersediaan
air
19
Ketersediaan air bersih : Ada
tempat pembuangan sampah
Tempat pembuangan sampah : Ada
baik baik.
2.2.2 Pedoman Penilaian Rumah Sehat Tabel 3. Pedoman Penilaian Rumah Sehat NO
Komponen Rumah
Kriteria
Nilai
Bobot
Yang Dinilai I
Komponen
1
Rumah Langit-langit
2
Dinding
31 a. Tidak ada b. Ada, kotor, sulit dibersihkan,
0 1
dan rawan kecelakaan c. Ada, bersih dan tidak rawan
2
kecelakaan a. Bukan tembok (terbuat dari
1
anyaman bambu/ilalang) b. Semi permanen/setengah
2
2
tembok/pasangan bata atau batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air. c. Permanen (tembok/pasangan
3
3
batu bata yang diplester) papan 3
Lantai
kedap air. a. Tanah b. Papan/anyaman bambu dekat
0 1
dengan tanah/plesteran yang retak dan berdebu. c. Diplester/ubin/keramik/papan 4 5
(rumah panggung). Jendela kamar tidur a. Tidak ada b. Ada Jendela ruang a. Tidak ada
2
2
0 1 0
1
1
1
keluarga b. Ada
20
6
7
Ventilasi
Lubang asap dapur
a. Tidak ada b. Ada, lubang ventilasi dapur <
0 1
10% dari luas lantai c. Ada, lubang ventilasi > 10%
2
dari luas lantai a. Tidak ada b. Ada, lubang ventilasi dapur <
0 1
10% dari luas lantai dapur b. Ada, lubang ventilasi dapur >
2
2
2
10% dari luas lantai dapur (asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan atau ada 8
Pencahayaan
peralatan lain yang sejenis. a. Tidak terang, tidak dapat
0
dipergunakan untuk membaca b. Kurang terang, sehingga
1
kurang jelas untuk membaca dengan normal c. Terang dan tidak silau
2
2
sehingga dapat dipergunakan untuk membaca dengan normal. II 1
SARANA SANITASI Sarana Air Bersih (SGL/SPT/PP/KU/ PAH).
2
Jamban (saran pembua-
25 a. Tidak ada b. Ada, bukan milik sendiri dan
0 1
tidak memenuhi syarat kesehatan.. c. Ada, milik sendiri dan tidak
2
memenuhi syarat kesehatan. d. Ada, milik sendiri dan
3
memenuhi syarat kesehatan e. Ada, bukan milik sendiri dan
4
memenuhi syarat kesehatan. a. Tidak ada. b. Ada, bukan leher angsa, tidak
0 1
3
ada tutup, disalurkan ke sungai /
21
ngan kotoran).
kolam c. Ada, bukan leher angsa, ada
2
tutup, disalurkan ke sungai atau
3
Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
kolam d. Ada, bukan leher angsa, ada
3
tutup, septic tank e. Ada, leher angsa, septic tank. a. Tidak ada, sehingga tergenang
4 0
tidak teratur di halaman b. Ada, diresapkan tetapi
1
4
mencemari sumber air (jarak sumber air (jarak dengan sumber air < 10m). c. Ada, dialirkan ke selokan
2
terbuka d. Ada, diresapkan dan tidak
3
2
mencemari sumber air (jarak dengan sumber air > 10m). e. Ada, dialirkan ke selokan
4
tertutup (saluran kota) untuk 4
Sarana Pembuangan Sampah/Tempat Sampah
III 1
0 1
tidak ada tutup c. Ada, kedap air dan tidak
2
bertutup d. Ada, kedap air dan bertutup.
3
PERILAKU PENGHUNI Membuka jendela kamar tidur
2
diolah lebih lanjut. a. Tidak ada b. Ada, tetapi tidak kedap air dan
Membuka jendela ruang keluarga
3 44
a. Tidak pernah dibuka b. Kadang-kadang c. Setiap hari dibuka
0 1 2
1
a. Tidak pernah dibuka b. Kadang-kadang c. Setiap hari dibuka
0 1 2
1
22
3
4
5
Mebersihkan
a. Tidak pernah b. Kadang-kadang rumah dan halaman c. Setiap hari
0 1 2
Membuang tinja
a. Dibuang ke
0
bayi dan balita ke
sungai/kebun/kolam
jamban
sembarangan b. Kadang-kadang ke jamban c. Setiap hari dibuang ke jamban a. Dibuang ke sungai / kebun /
1 2 0
kolam sembarangan b. Kadang-kadang dibuang ke
1
tempat sampah c. Setiap hari dibuang ke tempat
2
Membuang sampah pada tempat
1
2
2
sampah. Keterangan: Hasil Penilaian: Nilai x Bobot 1. Komponen Rumah : 15x 31
= 465
2. Sarana Sanitasi
= 300
: 12 x 25
3. Perilaku Penghuni : 7 x 44 Total
= 308 = 1073
Kriteria: Rumah Sehat: 1068-1200 Rumah Tidak Sehat: <1068 Kesimpulan : Rumah yang dihuni pasien Tn. E masuk dalam kriteria rumah sehat berdasarkan Pedoman Penilaian Rumah Sehat 2.2.3. Kepemilikan Barang-Barang Berharga Kendaraan
: 1 mobil, 2 motor
Elektronik
: 2 buah televisi, 2 buah kipas angina, 1 buah AC
Peralatan Rumah Tangga : 1 buah kompor gas, 1 buah kulkas, 1 buah
23
setrikaan, 1 buah rice cooker dan 1 buah mesin cuci. 2.2.4. Denah Rumah
Gambar 1. Denah Rumah Tn. E II.3 Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga 2.3.1. Perilaku terhadap sakit dan penyakit Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit keluarga Tn. E selalu berobat ke Puskesmas Kecamatan Kemayoran karena sudah memiliki BPJS dan juga karena tempatnya yang tidak jauh dari rumah. 2.3.2. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan Keluarga Tn. E mengikuti program BPJS dan selalu membayar iuran untuk mendapatkan jaminan kesehatan di Puskesmas ataupun Rumah Sakit. Tn. E menggunakan BPJS kelas II untuk biaya pelayanan kesehatan. Pasien berobat ke puskesmas dengan angkutan umum atau menggunakan motor. Pasien mengaku biaya pengobatan di puskesmas terjangkau oleh pasien dan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal pasien. Selain itu pasien puas dengan pelayanan di puskesmas. 2.3.3. Perilaku terhadap makanan 24
Keluarga Tn. E mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari. Menu makanan pasien dan keluarga pasien tidak sesuai dengan gizi seimbang yaitu jarang mengonsumsi buah, sayur mayur, dan susu. Namun Tn. E rutin berolahraga setiap sore hari. Makanan yang dimakan oleh keluarga Tn. E adalah makanan buatan ibu Tn. E sendiri. Menu makanan yang biasa dimasak nasi dengan lauk berupa ayam, ikan, tempe, tahu, telur, ayam, atau daging, serta sayur mayur. 2.3.4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan Tn. E mempunyai rumah yang terang dan cukup bersih. Rumah mempunyai ventilasi, ketersedian air bersih, jamban keluarga serta tempat pembuangan sampah yang cukup baik. II.4 Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Tabel 4. Pelayanan Kesehatan Faktor Cara mencapai pusat
Keterangan Motor/angkutan umum
Kesimpulan Letak Puskesmas Kecamatan
pelayanan kesehatan
cukup dekat dari tempat tinggal
Tarif pelayanan
Tanpa biaya
pasien. Untuk biaya pengobatan murah
kesehatan Kualitas pelayanan
Cukup memuaskan
karena ditanggung oleh BPJS
kesehatan
Pelayanan Puskesmas dirasakan keluarga
pasien
cukup
memuaskan
II.5 Pola Konsumsi Makanan Keluarga II.5.1 Kebiasaan Makan Pola makan Tn. E mempunyai kebiasaan makan sebanyak 3 kali sehari yaitu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Pada pagi hari Tn. E biasa mengonsumsi nasi dengan lauk pauk. Biasanya Tn. E makan-makanan yang dimasak oleh ibu Tn. E sendiri. Menu makanan yang biasa dihidangkan terdiri dari nasi, sayur, dan lauk. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti ayam, ikan, tempe, tahu, telur, atau
25
daging serta sayur mayur. Sedangkan untuk buah-buahan dan susu jarang dikonsumsi. Tn. E memakan jenis makanan yang sama dengan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga lain. Keluarga Tn. E memiliki ruang makan yang juga digunakan sebagai ruang keluarga. Mereka mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan, pasien yang membersihkan peralatan mereka setelah makan. II.5.2 Menerapkan pola gizi seimbang Menu makanan gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur mayur, buah, dan susu. Menu makan sehari-hari keluarga Tn. E yang biasa disajikan terdiri dari nasi, dan lauk pauk, namun keluarga Tn. E jarang mengonsumsi sayuran, buah-buahan, dan susu. Adapun 10 pesan gizi seimbang departemen kesehatan adalah : 1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan 2. Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan 3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi 4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok 5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak 6. Biasakan Sarapan 7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman 8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan 9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir 10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal. Keluarga Tn. E belum menerapkan gizi seimbang sesuai dengan pedoman gizi karena walaupun mereka sehari-hari telah membiasakan untuk sarapan, namun terkadang juga lupa untuk sarapan serta kalori makanan yang mereka konsumsi kurang. Makanan yang dimakan juga tidak sesuai dengan menu makan gizi seimbang. Keluarga sering mengonsumsi makanan yang berminyak, sering mengonsumsi makanan
yang
mengandung
bahan
pengawet,
dan
jarang
mengonsumsi buah dan sayur mayur.
26
Tabel 5. Food Record Pasien dalam Tiga Hari Hari I (Sabtu, 5 Januari 2019) Jadwal Makanan
Pagi
Jumlah
Kalo
Karbohi
Prote Lema
ri
drat
in
k
(kKa
(gr)
(gr)
(gr)
Nasi Putih
30 gr
l) 175
Telur
1 butir
89
0,43
6,24
6,76
ceplok
1 gelas
0
0
0
0
Nasi Putih
30 gr
175
40
4
0
Tempe
1
34
1,79
2
2,28
Goreng
potong
80
12,9
3,18
2,76
Sayur
1 cup
0
0
0
0
Asem
1 gelas
Air Putih Mie
1
420
57
7
18
Goreng
bungku
0
0
0
0
Air Putih
s
973
2 gelas 152,12
26,42
29,8
Jumlah
Kalo
Karbohi
ri
drat
in
k
(kKa
(gr)
(gr)
(gr)
40
4
0
Air putih Siang
Malam
Total
Hari II (Minggu, 6 Januari 2019) Jadwal Makanan
Pagi
Prote Lema
Nasi putih
1
l) 175
Telur
centong 1 butir
93
0,42
6,48
7,33
dadar Air putih
1 gelas
0
0
0
0
40
4
0
27
Siang
Malam
Total
Nasi putih
1
175
40
4
0
Ayam
centong
260
10,7
21,93
14,55
goreng
1
0
0
0
0
Air putih
potong
Nasi putih
0 1
175
40
4
0
Sayur
centong 1 cup
78
7,17
5,62
4,39
bayam Tahu
1
36
1,36
2,23
2,62
goreng Air putih 992
potong 1 gelas 139,65
0 48,26
0 28,89
0
0
Jumlah
Kalo
Karbohi
Prote Lema
ri
drat
in
k
(kKa
(gr)
(gr)
(gr)
Hari III (Senin, 7 Januari 2019)I Jadwal Makanan
Pagi
Siang
Nasi putih
1
l) 175
Telur
centong
93
0,42
6,48
6,76
dadar
1 butir
0
0
0
0
Air putih Nasi putih
2 gelas 1
175
40
4
0
Ikan
centong
466
4,76
36,16
32,8
bandeng
200 gr 0
0
0
0
goreng Malam
40
4
0
Air putih Nasi putih
2 gelas 1
175
40
4
0
Ikan
centong 100 gr
233
2,38
18,08
16.4
1 gelas 127,56
0 72,72
0 55,96
0
0
bandeng
Total
goreng Air putih 1.317
28
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Ny. R mendapat total kalori perhari:
Tanggal 5 Januari 2019
: 973 kKal
Tanggal 6 Januari 2019
: 992 kKal
Tanggal 7 Januari 2019
: 1.317 kKal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 1.094 kKal, dengan rata-rata asupan karbohidrat 140 gr, protein 49,1 gr, dan lemak 38,22 gr. Penentuan Status Gizi Berat badan
: 70 kg
Tinggi badan
: 160 cm
IMT = BB (kg) : TB (m)2 = 70 : (1,6)2 = 27,3 kg/m2 Status Gizi
: Berat badan berlebih
BB ideal
= (Tinggi Badan-100) – 10% (Tinggi Badan-100)
BB Ideal
= (160-100) - 10% x (160-100) = 60 – 6 kg = 66 kg
Perhitungan kebutuhan kalori perhari Kalori Basal = Berat badan ideal x kalori laki-laki = 66 x 30
= 1.980 kKal
Koreksi BB berlebih = Kalori basal x 20% = 1.980 x 20%
= - 396 kKal
Aktivitas ringan = Kalori basal x 10% = 1.980 x 10% Total kebutuhan
= + 198 kKal 1.782 kKal
Perhitungan kebutuhan zat gizi perhari
29
Kebutuhan Karbohidrat (4 kalori setara dengan 1 gr Karbohidrat) = 60% x kebutuhan energi =60% x 1.782 =1.069,2 Kal Kebutuhan Protein (4 kalori setara dengan 1 gr Protein) = 20% x kebutuhan energi =20% x 1.782 =356,4 Kal Kebutuhan Lemak (9 kalori setara dengan 1 gr lemak) = 20% x kebutuhan energi =20% x 1.782 =356,4 Kal
= 267.3 gr = 89,1 gr = 39,6 gr
Kesimpulan : Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record pasien selama 3 hari setelah melakukan home visit maka dapat disimpulkan bahwa setiap harinya menu makan pasien tidak sesuai dengan jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Kebutuhan kalori, karbohidrat, protein, dan lemak masih kurang. II.6
Pola Dukungan Keluarga a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah Dalam Keluarga 1. Tn. E sadar sadar akan penyakit yang dideritanya. 2. Keluarga Tn. E memiliki BPJS sehingga tidak dikenakan biaya untuk berobat. 3. Keluarga Tn. E mendukung ia untuk minum obat teratur. 4. Lokasi rumah Tn.E dekat dengan puskesmas yang memudahkan keluarga unruk mendapatkan akses layanan kesehatan baik, dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan umum. b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga 1. Ayah Tn. E masih mengaggap bahwa peyakit anaknya merupakan aib bagi keluarganya. Karena ayah Tn. E merupakan tokoh masyarkat yang terpandang dilinhkungannya. Sehingga terkadang ayah Tn. E malu memiliki ana seperti Tn. E 2. Tn. E memiliki hubungan yang tidak harmonis terhadap istrinya.
II.7
Identifikasi Permasalahan yang Didapatkan dalam Keluarga
30
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu: 1.
Pandangan ayah dari Tn. E bahwa penyakit anakanya ini merupakan aib bagi keluarganya.
2.
Tn. E tidak tinggal bersama dengan istrinya. Karena keduanya sering bertengkar.
3.
Keluarga Tn. E juga jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
4.
Keluarga Tn. E jarang mengonsumsi buahbuahan, sayur mayur dan susu
5.
Keluarga Tn. E belum menerapkan 10 pesan gizi seimbang.
31
BAB III DIAGNOSIS HOLISTIK III.1
Aspek Personal
a. Alasan Kedatangan Pasien ingin melanjutkan pengobatan untuk menghilangkan halusinasi yang terkadang masih ia rasakan dan keluhan sulit tidur. b. Kekhawatiran Pasien khawatir apabila ia tidak meneruskan pengobatan, pasien akan kambuh dan menjadi beban bagi keluarganya. c. Harapan Pasien berharap penyakit yang dialaminya ini dapat terkontrol sehingga tidak perlu dirawat inap seperti sebelumnya dan agar keluhan yang dirasakan hilang dengan sempurna. d. Persepsi Mengenai Penyakit Awalnya pasien menganggap penyakit ini merupakan kejadian magis yaitu dimasuki oleh rohroh halus. Namun setelah pasien berobat ke dokter, lalu setelah mengonsumsi obat pasien mulai menganggap kalau penyakitnya merupakan gangguan medis e. Aspek Religi Pasien percaya bahwa penyakitnya ini merupakan cobaan dari Allah SWT yang harus ia lalui. III.2 Aspek Klinik Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, berdasarkan PPDGJ III disimpulkan bahwa pasien: Diagnosis kerja: F11 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Opioida Diagnosis banding: F20 Skizofrenia
32
III.3 Aspek Internal 1. Genetik
: Tidak ada
2. Kebiasaan
:
1. Pasien belum menerapkan 10 pesan gizi seimbang 2. Pasien jarang mengonsumsi buahbuahan, sayur mayur dan susu 3. Pasien jarang mencuci tangan sebelum dan sesudah makan 3.4 Aspek Eksternal (Psikososial) 1. Ayah Tn. E yang mengaggap bahwa penyakit anak nya merupakan aib bagi keluarganya. 2. Tn. E dengan istrinya sering bertengkar sehingga saat ini mereka tidak satu rumah. 3.5 Aspek Fungsional Menurut Internasional Classification Primary Care (ICPC) pasien digolongkan pada tingkat ke 1 yaitu pasie masih dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan orang lain..
33
3.6
Rencana Penatalaksanaan Tabel 6. Rencana Tata Laksana
Aspek Aspek Personal
Masalah Alasan Kedatangan: Pasien ingin melanjutkan pengobatan untuk menghilangkan halusinasi yang terkadang masih ia rasakan.
Kegiatan Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, yaitu faktorfaktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit tersebut serta gejala akibat yang terjadi dari penyakitnya tersebut.
Sasaran Pasien
Waktu Pada saat home visit
Kekhawatiran: Pasien khawatir apabila ia tidak meneruskan pengobatan, pasien akan kambuh dan tidak menjadi aib bagi keluarganya.
Menjelaskan kepada pasien pentingnya rutin kontrol kesehatannya ke poli jiwa di puskesmas karena risiko kekambuhan dapat dicegah apabila diobati secara teratur serta dengan adanya dukungan keluarga. Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa keluarga memiliki peran dalam proses pengobatan.
Pasien
Pada saat home visit
Hasil yang di Harapkan Pasien memahami dengan baik tentang penyakit yang sedang dideritanya dan mengetahui faktor faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit tersebut serta gejala akibat yang terjadi dari penyakitnya tersebut Pasien tidak khawatir dan menjadi lebih tenang dan rutin kontrol kesehatannya ke poli jiwa di Puskesmas Kemayoran serta minum obat secara teratur. Keluarga menyadari bahwa keadaanya sangat berperan dalam proses pengobatan sehingga tidak menganggap bahwa hal ini
Follow Up Pasien sudah mengerti tentang penyakit yang dialaminya dan mengerti apa saja faktor yang dapat menyebabkannya serta gejala akibat yang terjadi dari penyakitnya tersebut
Pasien tidak khawatir lagi dengan kemungkinan kekambuhannya serta bersedia rutin kontrol kesehatannya ke poli jiwa di Puskesmas Kemayoran dan minum obat secara teratur Keluarga mendukung dalam proses pengobatan pasien
34
Aspek
Masalah
Kegiatan
Sasaran
Waktu
Hasil yang di Harapkan merupakan aib bagi keluarganya.
Harapan: Pasien berharap penyakit yang dialaminya ini dapat terkontrol sehingga tidak perlu dirawat inap seperti sebelumnya dan agar keluhan yang dirasakan hilang dengan sempurna.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat terkontrol dan keluhan yang dirasakan dapat berkurang apabila rutin meminum obat secara teratur
Pasien
Pada saat home visit
Persepsi Medis: Awalnya pasien menganggap penyakit ini merupakan kejadian magis yaitu dimasuki oleh roh roh halus. Namun setelah pasien berobat ke dokter, lalu setelah mengonsumsi obat pasien mulai menganggap kalau penyakitnya merupakan gangguan medis.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya ini bukan merupakan kejadian magis, melainkan gangguan medis bagian kejiwaan akibat beberapa faktor, dalam kasus ini ialah faktor lingkungan yaitu pengalaman pasien saat dipaksa untuk mengonsumsi ganja oleh teman kampusnya.
Pasien
Pada saat home visit
Aspek Religi: Pasien percaya bahwa penyakitnya ini merupakan cobaan dari Allah SWT
Memotivasi pasien untuk selalu ber Khusnuzon dan ikhlas serta sabar terhadap apa
Pasien
Pada saat home visit
Pasien mengetahui bahwa bahwa penyakitnya dapat terkontrol dan keluhan yang dirasakan dapat berkurang apabila rutin meminum obat secara teratur Pasien mengetahui bahwa penyakitnya ini bukan merupakan kejadian magis, melainkan gangguan medis bagian kejiwaan akibat beberapa faktor, dalam kasus ini ialah faktor lingkungan yaitu pengalaman pasien saat dipaksa untuk mengonsumsi ganja oleh teman kampusnya. Pasien sabar dan ikhlas terhadap apa yang terjadi Pasien rajin
Follow Up
Pasien rutin meminum obat secara teratur
Pasien mengerti bahwa penyakitnya ini disebabkan akibat dirinya pernah mengonsumsi ganja.
Pasien sudah sabar dan ikhlas terhadap apa yang terjadi Pasien masih belum
35
Aspek
Aspek Klinik
Aspek Risiko Internal
Masalah yang harus ia lalui. Semenjak gangguan pasien masih dapat melaksanakan sholat, namun tidak rutin.
Diagnosis Kerja: F11 Gangguan Mental dan Perilaku Akibad Penggunaan Opioida Diagnosis Banding: F20 Skizofrenia Pasien belum menerapkan 10 pesan gizi seimbang
Pasien jarang mengonsumsi buah buahan, sayur mayur
Pasien jarang mencuci
Kegiatan yang terjadi Memotivasi pasien untuk rajin melaksanakan Ibadah sholat 5 waktu, membaca AlQuran, dan terus berdoa memohon kesembuhan Pemberian antipsikotik: Haloperidol 2x2 mg Risperidon 1x2 mg Trihexyphenidyl 2x1 mg Menjelaskan kepada pasien mengenai 10 pesan gizi seimbang dan menyarankannya untuk menerapkan 10 pesan tersebut Menjelaskan kepada pasien pentingnya mengonsumsi buah buahan dan sayur mayur setiap hari untuk menjaga kesehatan dan menyarankan untuk mengonsumsinya setiap hari
Sasaran
Waktu
Hasil yang di Harapkan melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, membaca AlQuran, dan terus berdoa memohon kesembuhan
Follow Up rajin melaksanakan ibadah sholat 5 waktu dan membaca Al Quran, namun terus berdoa memohon kesembuhan
Pasien
Puskesmas
Keluhankeluhan pasien yaitu mendengar bisikan dapat berkurang
Pasien sudah mulai jarang mendengar bisikan
Pasien
Pada saat home visit
Pasien mengetahui 10 pesan gizi seimbang dan menerapkannya
Pasien sudah mengetahui 10 pesan gizi seimbang namun belum mulai menerapkannya secara sempurna
Pasien
Pada saat home visit
Pasien sudah memahami pentingnya mengonsumsi buahbuahan dan sayur mayur setiap hari untuk menjaga kesehatan namun belum rutin mengonsumsinya setiap hari
Menjelaskan kepada
Pasien
Pada saat
Pasien memahami pentingnya mengonsumsi buah buahan dan sayur mayur setiap hari untuk menjaga kesehatan sehingga rutin mengonsumsinya setiap hari Pasien memahami
Pasien sudah memahami
36
Aspek
Aspek Psikososial Keluarga
Masalah tangan sebelum dan sesudah makan
Kegiatan pasien pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan agar terhindar dari penyakit dan menyarankan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Sasaran
Waktu home visit
Hasil yang di Harapkan pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan agar terhindar dari penyakit sehingga menjadi selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai rumah sehat Menyarankan pasien dan keluarga untuk rutin membersihkan rumah dan membuka jendela sehingga pasien terhindar dari penyakit yang lainnya
Pasien dan keluarga
Pada saat home visit
Suami pasien jarang bertemu dan berkomunikasi dengan pasien serta tidak pernah menemani pasien untuk pergi kontrol ke poli jiwa
Menyarankan kepada suami pasien agar lebih sering bertemu dan berkomunikasi dengan pasien serta sesekali dapat mengantar istrinya setiap kali kontrol ke
Suami pasien
Pada saat home visit (via telepon)
Keluarga sudah memahami tentang rumah sehat namun belum dapat menerapkannya Kebersihan rumah terlihat baik, namun jendela di ruang keluarga masih jarang dibuka, hanya pintu saja yang sering dibuka untuk keluar masuk udara Suami pasien lebih Suami pasien sudah sering bertemu dan mencoba meluangkan berkomunikasi dengan waktunya untuk bertemu pasien serta sesekali dan berkomunikasi dapat mengantar dengan pasien, namun istrinya setiap kali belum dapat mengantar kontrol ke poli jiwa istrinya setiap kali kontrol
Keluarga pasien memahami tentang rumah sehat dan dapat menerapkannya Keluarga menjaga kebersihan rumah dan selalu membuka jendela pada pagi hari untuk menjaga kesegaran udara di rumah
Follow Up memahami pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan agar terhindar dari penyakit dan sudah mulai mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
37
Aspek
Aspek Fungsiona l
Masalah Selain ibu dari pasien, keluarga pasien tidak rajin melaksanakan ibadah baik sholat 5 waktu atau membaca AlQuran Digolongkan pada tingkat ke 1 berdasarkan urutan ICPC, yaitu pasien masih dapat melakukan aktivitas sehariharinya tanpa bantuan orang lain
Kegiatan poli jiwa Memotivasi keluarga untuk rajin melaksanakan Ibadah sholat 5 waktu serta membaca AlQuran Menyarankan agar pasien kontrol rutin untuk menstabilkan keadaannya Mengingatkan untuk makan
makanan
dengan gizi seimbang Mengingatkan pasien
Sasaran
Waktu
Keluarga
Pada saat home visit
Pasien
Pada saat home visit
Hasil yang di Harapkan Keluarga menjadi rajin melaksanakan Ibadah sholat 5 waktu serta membaca Al Quran Pasien kontrol rutin untuk menstabilkan keadaannya Pasien makan makanan dengan gizi seimbang Pasien beristirahat yang cukup setiap harinya
Follow Up ke poli jiwa Keluarga pasien sudah mulai rajin melaksanakan Ibadah sholat 5 waktu serta membaca AlQuran Pasien sudah kontrol rutin untuk menstabilkan keadaannya Pasien belum makan makanan dengan gizi seimbang Pasien sudah beristirahat yang cukup setiap harinya
agar istirahat yang cukup setiap harinya
38
4. Prognosis 1. Ad vitam
: dubia ad bonam
2. Ad sanactionam
: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam
: dubia ad bonam
39
LAMPIRAN 1
Foto 1: Ruang keluarga
Foto 2: Dapur
Foto3: Salah Satu kamar Tidur
Foto 4: Home Visit 1
40
Foto 5: Kamar Mandi
Foto 6: Follow Up pasien
41