Diagnosa Tipes.docx

  • Uploaded by: DARMAWATY
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diagnosa Tipes.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 978
  • Pages: 3
Diagnosa Keperawatan 1 : Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi salmonella thypi. Tujuan : Suhu tubuh normal Intervensi :  Observasi suhu tubuh klien R/ mengetahui perubahan suhu tubuh.  Beri kompres dengan air hangat pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas R/ melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.  Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang tipis dan dapat menyerap keringat seperti katun R/ menjaga kebersihan badan, agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh  Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh. R/ klien dan keluarga mengetahui sebab dari peningkatan suhu dan membantu mengurangi kecemasan yang timbul.  Observasi TTV tiap 4 jam sekali. R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.  Anjurkan pasien untuk banyak minum, minum. R2,5 liter / 24 jam)./ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak (  Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antipiuretik R/ menurunkan panas dengan obat. Diagnosa Keperawatan 2. : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi. Kriteria hasil : – Nafsu makan meningkat – Pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan Intervensi :  Kaji pola nutrisi klien R/ mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu makan.  Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai R/ meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari pemberian makan yang tidak disukai.  Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut R/ penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.  Timbang berat badan tiap hari R/ mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan.  Anjurkan klien makan sedikit tapi sering. R/ mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.  Hindari pemberian laksatif. R/ penggunaannya berakibat buruk karena digunakan sebagai pembersih makanan/kalori tubuh oleh pasien.  Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan/nutrisi. R/ untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat.  Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang, maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat. R/ untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antasida dan nutrisi parenteral. R/ antasida mengurangi rasa mual dan muntah. Nutrisi parenteral dibutuhkan terutama jika kebutuhan nutrisi per oral sangat kurang.  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet R/ mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi. Diagnosa keperawatan 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik.

Tujuan : Pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS) optimal. Intervensi :  Beri motivasi pada pasien dan keluarga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan (mis : Miring kanan, miring kiri). R/ pasien dan keluarga mengetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest.  Kaji kemampuan pasien dalam beraktivitas (makan, minum). R/ untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi.  Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauannya. R/ untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktivitas.  Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam hilang. R/ untuk menghindari kekakuan sendi dan mencegah adanya dekubitus. Diagnosa Keperawatan 4 : Gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan (mual/muntah). Tujuan : Kebutuhan cairan dan elektrolit terpenuhi. Kriteria hasil : Turgor kulit meningkat, Wajah tidak nampak pucat Intervensi :  Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga. R/ untuk mempermudah pemberian cairan (minum) pada pasien.  Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan. R/ untuk mengetahui keseimbangan cairan, 2,5 liter / 24 jam.  Anjurkan pasien untuk banyak minum. R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan.  Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif/diuretik. R/ membantu pasien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan/atau penggunaan laksatif/diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut.  Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral / parenteral). R/ untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi (secara parenteral). Diagnosa Keperawatan 5 : Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pencernaan. Tujuan : Nyeri tidak dirasakan. Kriteria hasil : Individu akan menyampaikan kepuasan setelah tindakan pereda nyeri diberikan. Intervensi :  Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0 – 10). R/ membantu diagnosa keluhan nyeri.  Kaji faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri. R/ membantu menegakkan diagnosa dan kebutuhan terapi.  Kolaborasi dalam pemberian obat yang diresepkan (analgesik) R/ menghilangkan nyeri. Diagnosa Keperawatan 6 : Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan respon imun. Tujuan : Mencegah infeksi dialami oleh klien. Kriteria hasil : Individu dapat menyebutkan faktor resiko yang berkaitan dengan infeksi dan kewaspadaan yang dibutuhkan. Intervensi :  Kaji adanya faktor prediktif. R/ Faktor prediktif adalah factor terkontrol yang sudah teridentifikasi mampu meningkatkan resiko infeksi dan menurunkan pertahanan hospes.  Kaji adanya faktor penyulit. R/ faktor penyulit dapat memperbesar resiko infeksi.  Kurangi masuknya kuman ke dalam tubuh. R/ mengurangi kontaminasi resiko infeksi silang. Diagnosa Keperawatan 7 : Resiko integritas kulit berhubungan dengan program terapi bedrest total. Tujuan : Mencegah terjadinya gangguan integritas kulit.

Kriteria hasil : Individu dapat mempertahankan kebersihan kulit ( personal hygiene) Intervensi :  Kaji faktor penyebab. R/ menetapkan terapi yang dapat dilakukan.  Beri kesempatan klien beradaptasi dalam aktivitas perawatan diri. R/ Meningkatkan kemampuan klien dalam aktivitas perawatan diri.  Observasi tanda-tanda gangguan integritas kulit. R/ Melindungi klien dari resiko integritas kulit.  Diskusikan pentingnya perubahan posisi sering, perlu untuk mempertahankan aktivitas. R/ Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dan mencegah tekanan lama pada jaringan. Diagnosa Keperawatan 8 : Kurangnya pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang informasi Tujuan : Pengetahuan klien dan keluarga meningkat Intervensi :  Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya R/ Mengetahui apa yang diketahui pasien tentang penyakitnya.  Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pasien R/ pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan pencegahan penyakit typhoid.  Beri kesempatan pasien dan keluaga pasien untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti R/ Mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dan keluarga pasien setelah di beri penjelasan tantang penyakitnya.  Beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat R/ Memberikan rasa percaya diri pasien dalam kesembuhan sakitnya.

Related Documents

Diagnosa
August 2019 49
Diagnosa Diare.doc
May 2020 26
Diagnosa Bru.docx
April 2020 23
Diagnosa Virus
June 2020 22

More Documents from "ESA MUKTIAJI"