ASUHAN KEPERAWATAN I DIABETES MELITUS
Aktifitas 1 Kata Kunci : 1. Tidak merasakan keluhan apa-apa 2. IMT : 34 kg/ 𝑚2 (kategori buruk) 3. HDL : 30 mg/dl (kategori buruk) 4. Trigliserida : 185 mg/dl (kategori sedang) 5. LDL : 185 mg/dl (kategori buruk) 6. GDP : 111 mg/dl => 115 mg/dl (kategori sedang) Data tambahan : Nilai TTGO, Gula darah 2 jam PP, HbA1c, kolestrol, riwayat keluarga, riwayat gaya hidup (diet, aktifitas fisik).
Aktifitas 2 Data subjektif : Pasien mengatakan tidak merasakan keluhan apa-apa Data objektif : 1. IMT : 34 kg/ 𝑚2 (kategori buruk) 2. HDL : 30 mg/dl (kategori buruk) 3. Trigliserida : 185 mg/dl (kategori sedang) 4. LDL : 185 mg/dl (kategori buruk) 5. GDP : 111 mg/dl => 115 mg/dl (kategori sedang)
Aktiivitas 3 Masalah keperawatan pada kasus diatas yaitu : 1. Obesitas yang ditandai dengan IMT berada dalam kategori buruk
2. Ketidakstabilan glukosa darah ditandai dengan kadar glukosa darah berada diantara batas normal dan tidak normal. 3. Resiko perfusi miokard tidak efektif ditandai dengan adanya tanda displidemia.
Aktifitas 4 Faktor internal:
Faktor eskternal :
Umur dan Genetik
Gaya hidup tidak sehat
Resistensi Insulin
Gangguan toleransi glukosa
TTGO : 140 mg/dl ≤ x ≤ 200 mg/dl GDP : 100 mg/dl ≤ x ≤ 126 mg/dl 3P : poliuria, polidipsi, poliuri
PREDIABETES
Aktifitas 5 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas adalah pola gaya hidup yang tidak sehat. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakstabilan glukosa darah adalah pola gaya hidup yang tidak sehat. Aktifitas 6 Hal-hal yang harus dipelajari pada kasus prediabetes : riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, pemeriksaan penunjang, faktor-faktor pencetus dan resiko, pemeriksaan TTGO, HbA1c Aktifitas 7 1. Obesitas berhubungan dengan pola gaya hidup yang tidak sehat 2. Ketidakstailan glukosa darah berhubungan dengan pola gaya hidup yang tidak sehat 3. Resiko perfusi miokard tidak efektif berhubungan dengan dislipedemia. Aktifitas 8 1. Ketidakstabilan glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia 2. Obesitasn berhubungan dengan pola gaya hidup tidak sehat 3. Resiko perfusi miokard tidak efektif Aktifitas 9 Hal-hal yang harus dipelajari pada kasus prediabetes adalah cara mengidentifikasi masalah, menetapkan diagnosa, intervensi, implementasi beserta evaluasi yang akan dilakukan.
Diagnosa I Ketidakstabilan glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemia Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan glukosa darah dalam batas normal. Kriteria hasil : 1. Kepatuhan pada diet sehat 2. Dapat mengontrol kadar glukosa darah (GDP : 80 mg/dl -100 mg/dl, GD2JPP: 110 mg/dl-144 mg/dl, HbA1c : <7) 3. Olahraga teratur
4. Mengontrol stres Intervensi Pantau kadar glukosa darah Pantau tanda dan gejala hiperglikemia Pantau tekanan darah dan denyut nadi Identifikasi kemungkinan penyebab glukosa darah tidak stabil Fasilitasi kepatuhan diet dan latihan
Rasional Mengetahui tindak lanjut perawatan yang diberikan Mengetahui tindak lanjut perawatan yang diberikan Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut Mengurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan gula darah tidak stabil Meningkatkan kepatuhan pasien mengenai intervensi yang diberikan
Diagnosa II Obesitas berhubungan dengan pola gaya hidup yang tidak sehat Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ...x24 jam diharapkan terjadi penurunan berat badan pasien menjadi ideal. Kriteria hasil : 1. Menunjukkan penurunan berat badan (IMT : 18,5 kg/ 𝑚2 - 24,9 kg/ 𝑚2 ) 2. Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan Intervensi Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien Timbang BB secara periodik Tentukan tingkat aktifitas dan rencana program latihan diet Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kebutuhan kalori dan nutrisi untuk penurunan berat badan Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penurun nafsu makan (ex:dietilpropinion)
Rasional Mengidentifikasi dan mempengaruhi penentuan intervensi Memberikan informasi tentang keefektifan program Mendorong pasien untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai rencana Kalori dan nutrisi terpenuhi secara normal
Terjadi penurunan berat badan
Diagnosa III : Resiko perfusi miokard tidak efektif Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan perfusi jaringan miokard menjadi efektif. Kriteria hasil : 1. Tekanan sistol dan distol dalam kategori normal.
2. Trigliserida, kolestrol, HDL dalam kategori normal 3. HDL meningkat 4. Tidak ada nyeri dada Intervensi Monitor tanda-tanda vital Monitor status trigliserida, kolestrol, HDL dan LDL Monitor jika ada tanda dan gejala nyeri dada, pusing, sakit kepala Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan zat gizi yang dibutuhkan Kolaborasi pemberian obat statin Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan EKG jantung
Rasional Mengetahui intervensi tindak lanjut Mencegah terjadinya dispedemia pada pasien dengan diabetes Mencegah terjadinya cidera Mendapatkan asupan nutrisi dan kalori yang sesuai dengan kondisi tubuh Mengurangi kadar kolestrol dalam tubuh Mengetahui kelainan pada jantung
Catatan Perkembangan Diagnosa I S:
Pasien mengatakan dapat mematuhi diet sehat Pasien mengatakan dapat mengontrol kadar glukosa darah Pasien mengatakan dapat mengontrol berat badan Pasien mengatakan olahraga teratur Pasien mengatakan dapat mengelola stress Tidak ada keluhan hiperglikemia (polidipsi,polipagi, poliuria)
O: GDP, GD2JPP dalam batas normal A : Masalah teratasi P : Hentikan intervensi Diagnosa II S: Pasien mengatakan dapat mematuhi anjuran diet yang diberikan Pasien mengatakan mematuhi anjuran aktivitasa fisik yang diberikan O: Berat badan dalam batas normal A: Masalah teratasi
P: Hentikan Intervensi
Diagosa III S: Pasien mengatakan dapat menerapkan pola gaya hidup sehat O: TTV dalam batas normal Trigliserida, kolestrol, HDL, LDL dalam batas normal A: Masalah teratasi P: Hentikan Intervensi
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS TIPE 1 TANPA KOMPLIKASI Aktifitas 2 Kata Kunci : Aktifitas sangat tinggi dan aktif disekolah Usia 10 tahun, didiagnosa 3 tahun yang lalu Sering tidak merasa nyaman dengan tubuhnya An.T lemas dan duduk terdiam setelah pulang sekolah Data Tambahan : Kadar glukosa darah, TTV
Aktifitas 3 Kata Kunci : 1. Usia 10 tahun, didagnosa 3 tahun yang lalu 2. Aktifitas tinggi dan aktif disekolah 3. Sering tidak merasa nyaman dengan tubuhnya
4. Tampak lemas dan duduk terdiam Data tambahan Hasil laboratorium, riwayat keluarga, TTV, tes antibody/ICA, riwayat pengobatan, pemeriksaan fisik, gaya hidup (pola makan, aktifitas fisik dan istirahat)
Aktifitas 4 Masalah I : Keletihan D.S : Klien merasa tidak nyaman dengan tubuhnya Ibu mengatakan selalu mengawasi dan memantau kebutuhan pengobatan serta perawatannya D.O : Anak tampak lemas dan duduk diam saja
Aktifitas 4 : Masalah I : Keletihan D.S : Klien mengatakan merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, aktifitas tinggi dan aktif disekolah D.O : Anak tampak lemas dan duduk diam saja Masalah II : Gangguan Rasa Nyaman D.S : Klien merasa tidak nyaman dengan tubuhnya Masalah III : Resiko ketidakstabilan glukosa darah Faktor resiko : aktifitas yang sangat tinggi Masalah IV : Resiko Defisit Nutrisi Faktor resiko : DM Tipe 1 dan Aktifitas yang Tinggi
Aktifitas 5
Aktifitas 6 Faktor genetic Autoimun
Kerusakan sel pulau langerhans
Infeksi virus
Penurunan produksi metabolik
Penurunan suplai glukosa ke jaringan
Aktifitas meningkat
Unmetabolisme
Sel B tidak mampu memproduksi insulin
Hipermetabolisme seluler
Penyerapan glukosa vaskuler >>
Iskemik KELELAHAN
Resiko defisit nutrisi
Gangguan rasa nyaman
Aktifitas 7
Gangguan penyerapan glukosa darah
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
4 pilar penanganan diabetes melitus : 1. perencanaan makan 2. latihan jasmani 3. pengobatan (OHO dan pemberian insulin) 4. edukasi mengenai : -cara melakukan pemberian insulin -pengecekan gula darah mandiri -merawat anak dengan DM tipe 1 - cara menjaga pola diet dan aktifitas fisik Pertemuan II Aktifitas 1 1. ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan peningkatan aktifitas fisik 2. intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan suplai glukosa
Aktifitas 2 1. keletihan berhubungan dengan penurunan suplai glukosa 2. gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kondisi patologis 3. resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan peningkatan aktifitas fisik 4. resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
Aktifitas 3 1. cara mengontrol glukosa darah pada DM Tipe 1 2. cara mencegah hiperglikemia dan hipoglikemia dan penanganannya 3. cara mencegah keletihan 4. edukasi mengenai : penyuntikan insulin, pemeriksaan glukosa mandiri, merawat anak dengan DM, cara menjaga pola diet dan aktifitas fisik
Pertemuan hari II Diagnosa I : Keletihan berhubungan dengan penurunan suplai glukosa Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan keletihan berkurang/hilang. Kriteria hasil : 1. memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik 2. menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan 3. kecemasan menurun 4. kualitas hidup meningkat 5. istirahat cukup 6. mempertahankan kemampuan untk berkonsentrasi Intervensi Oservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktifitas Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan Kaji faktor yang menyebabkan keletihan Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat Tingkatkan tirah barung dan pembatasan aktifitas (tingkatkan periode istirahat)
Rasional Menunjukkan tanda dan gejala keletihan Mengali informasi tentang keletihan Mengetahui faktor penyebab keletihan Energi yang adekuat mencegah terjadi keletihan Mengurangi kebutuhan energi yang dibutuhkan
Diagnosa II : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kondisi patologis Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan klien merasa lebih nyaman dengan keadaannya Kriteria hasil : 1. mampu mengontrol kecemasan 2. status lingkungan yang nyaman 3. mengontrol nyeri 4. kualitas tidur dan istirahat adekuat 5. status kenyamanan meningkat 6. agresi pengendalian diri Intervensi Gunakan pendekatan yang menenangkan
Rasional Memberikan rasa nyaman pada pasien
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Mengurangi rasa kecemasan Mengurangi rasa kecemasan Memberikan rasa nyaman pada pasien Meningkatkan rasa nyaman
Diagnosa III : Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan glukosa darah dalam batas normal Kriteria hasil : 1. klien dan keluarga dapat mematuhi terapi 2. klien dan keluarga mampu mengontrol glukosa darah secara mandiri 3. klien dapat mengontrol stress 4. klien dapat menerima kondisi kesehatan 5. dapat memanajemen dan mencegah penyakit semakin parah Intervensi Pantau kadar glukosa darah Pantau adanya tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia Pantau pengelolaan insulin Jaga akses intravena pasien Lindungi pasien dari cedera
Rasional Mencegah terjadinya hiperglikemia/hipoglikemia Mencegah terjadinya komplikasi akut Mengetahui kepatuhan terapi obat Akses jalur pemberian glukosa via IV Mencegah terjadinya komplikasi
Diagnosa IV : Resiko defisit nutrisi Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan nutrisi dalam keadaan seimbang Kriteria hasil : 1. peningkatan BB sesuai dengan tujuan 2. BB dalam rentang ideal 3. mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi 4. tidak ada tanda malnutrisi 5. tidak terjadi penurunan berat badan yang signifikan Intervensi
Rasional
Monitor status gizi pasien Timbang BB secara berkala Monitor tipe dan jumlah aktifitas yang biasa dilakukan Monitor kalori dan intake nutrisi Berikan infrormasi mengenai kebutuhan nutrisi
Mengetahui intervensi tindak lanjut Mengetahu status gizi Mengetahui kebutuhan energi yang diperlukan Mengetahui kecukupan intake nutrisi yang diserap tubuh Meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien
Aktifitas 3 Catatan Perkembangan Diagnosa I S: Pasien mengatakan peningkatan energi dan merasa lebih baik Pasien dapat menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan Pasien mengatakan kecemasan menurun dan kualitas hidup meningkat Pasien mengatakan istirahat cukup O: TTV dalam batas normal Gula darah dalam batas normal Pasien mampu mempertahankan konsentrasi Pasien tampak tenang dan bertenaga A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi
Diagnosa II S: Pasien mengatakan mampu mengontrol kecemasan Pasien mengatakan mampu mengontrol nyeri Pasien mengatakan kualitas tidur dan istirahat adekuat
Pasien mengatakan status kenyamanan meningkat O: Pasien tampak tenang dan nyaman Pasien tampak rileks TTV dalam batas normal Pasien dapat melakukan aktifitas fisik seperti biasa A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi Diagnosa III : S: Pasien mengatakan dapat mematuhi terapi Pasien mengatakan dapat mengontrol glukosa darah secara mandiri Pasien mengatakan mampu mengontrol stress Pasien dapat menerima kondisi kesehatan Pasien mengatakan pemahamannya mengenai manajemen DM O: Glukosa darah dalam batas normal HbA1c dalam batas normal TTV dalam batas normal Status nutrisi adekuat A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi
Diagnosa IV S:
Pasien mengatakan terjadi peningkatan BB sesuai tujuan Pasien mengatakan BB dalam kategori ideal Pasien mampu mengidentifikasi kebutuhan energi O: BB dalam rentang ideal Tidak ada tanda malnutrisi A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi ASUHAN KEPERAWATAN DM TIPE II TANPA KOMPLIKASI Aktifitas 2 Kata kunci : Pasien tidak memiliki komplikasi Tidak terdapat luka pada kaki Glukosa arah 150 mg/dl Terapi obat glibenlamit Pasien hanya merasa kurang enak badan dan cepat lelah Data tambahan : HbA1c Glukosa darah puasa Glukosa darah 2 jam PP TTV IMT
Aktifitas 4 Masalah I : Keletihan D.S :
Pasien mengatakan tidak memiliki komplikasi, tidak terdapat luka pada kaki Pasien mengatakan selalu mengkonsumsi glibenklamid Pasien mengatakan sering merasa kurang enak badan dan cepat lelah D.O : Glukosa darah 150 mg/dl
Masalah II : Gangguan rasa nyaman D.S : Pasien mengatakan merasa kurang enak badan D.O : glukosa arah 150 mg/dl
Masalah III : Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah
Aktifitas 4 Faktor-faktor penyebab DM Tipe II : 1. faktor genetik 2. faktor kegemukan 3. faktor demografi 4. berkurangnya penyakit infeksi/kurang gizi Keempat faktor diatas menyebabkan resistensi insulin/kurangnya insulin dalam tubuh sehingga menyebabkan ketidakseimbangan glukosa darah yang menjadi sumber energi yang diserap tubuh berkurang sehingga menyebabkan masalah KELELAHAN. Kurangnya suplai glukosa juga menyebabkan unbolisme yang dapat menyebabkan iskemik sehingga menimbulkan masalah GANGGUAN RASA NYAMAN. Penderita DM tipe 2 sangat beresiko terjadinya KETIDAKSEIMBANGAN KADAR GLUKOSA DARAH dikarenakan resistensi insulin/kurangnya insulin dalam tubuh.
Aktifitas 5
Aktifitas 7 1. cara melakukan 4 pilar manajemen DM yaitu : diet, aktifitas fisik, pengobatan dan edukasi 2. pencegahan terhadap komplikasi
Pertemuan hari II Aktifitas 1 1. Keletihan berhubungan dengan penurunan energi yang diserap dalam tubuh 2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan penurunan suplai glukosa ke jaringan 3. Resiko ketidakseimbangan kadar glukosa darah Aktifitas 3 1. Manajemen 4 pilar DM 2. Cara mengatasi kelelahan 3. Cara mengatasi gangguan rasa nyaman
Pertemuan hari III Diagnosa I : Keletihan berhubungan dengan penurunan energi yang diserap dalam tubuh Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan keletihan berkurang/hilang. Kriteria hasil : 1. memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
2. menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan 3. kecemasan menurun 4. kualitas hidup meningkat 5. istirahat cukup 6. mempertahankan kemampuan untk berkonsentrasi Intervensi Oservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktifitas Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan Kaji faktor yang menyebabkan keletihan Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat Tingkatkan tirah barung dan pembatasan aktifitas (tingkatkan periode istirahat)
Rasional Menunjukkan tanda dan gejala keletihan Mengali informasi tentang keletihan Mengetahui faktor penyebab keletihan Energi yang adekuat mencegah terjadi keletihan Mengurangi kebutuhan energi yang dibutuhkan
Diagnosa II : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan penurunan suplai glukosa ke jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan klien merasa lebih nyaman dengan keadaannya Kriteria hasil : 1. mampu mengontrol kecemasan 2. status lingkungan yang nyaman 3. mengontrol nyeri 4. kualitas tidur dan istirahat adekuat 5. status kenyamanan meningkat 6. agresi pengendalian diri Intervensi Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Rasional Memberikan rasa nyaman pada pasien Mengurangi rasa kecemasan Mengurangi rasa kecemasan Memberikan rasa nyaman pada pasien Meningkatkan rasa nyaman
Diagnosa III : Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x24 jam diharapkan glukosa darah dalam batas normal Kriteria hasil : 1. klien dan keluarga dapat mematuhi terapi 2. klien dan keluarga mampu mengontrol glukosa darah secara mandiri 3. klien dapat mengontrol stress 4. klien dapat menerima kondisi kesehatan 5. dapat memanajemen dan mencegah penyakit semakin parah Intervensi Pantau kadar glukosa darah Pantau adanya tanda-tanda hiperglikemia/hipoglikemia Pantau pengelolaan insulin Jaga akses intravena pasien Lindungi pasien dari cedera
Rasional Mencegah terjadinya hiperglikemia/hipoglikemia Mencegah terjadinya komplikasi akut Mengetahui kepatuhan terapi obat Akses jalur pemberian glukosa via IV Mencegah terjadinya komplikasi
Aktifitas 3 Diagnosa I S: Pasien mengatakan peningkatan energi dan merasa lebih baik Pasien dapat menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan Pasien mengatakan kecemasan menurun dan kualitas hidup meningkat Pasien mengatakan istirahat cukup O: TTV dalam batas normal Gula darah dalam batas normal Pasien mampu mempertahankan konsentrasi Pasien tampak tenang dan bertenaga A: Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Diagnosa II S: Pasien mengatakan mampu mengontrol kecemasan Pasien mengatakan mampu mengontrol nyeri Pasien mengatakan kualitas tidur dan istirahat adekuat Pasien mengatakan status kenyamanan meningkat O: Pasien tampak tenang dan nyaman Pasien tampak rileks TTV dalam batas normal Pasien dapat melakukan aktifitas fisik seperti biasa A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi Diagnosa III : S: Pasien mengatakan dapat mematuhi terapi Pasien mengatakan dapat mengontrol glukosa darah secara mandiri Pasien mengatakan mampu mengontrol stress Pasien dapat menerima kondisi kesehatan Pasien mengatakan pemahamannya mengenai manajemen DM O: Glukosa darah dalam batas normal HbA1c dalam batas normal TTV dalam batas normal
Status nutrisi adekuat A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi
ASKEP III HIPERGLIKEMIA Kata kunci : Menderita DM sejak 10 tahun Terapi novomix 12-150 Keluhan mual, badan lemah, sesak nafas dan buang air kecil terus GDS : 628 mg/dl, A1c =9,7%, keton = 0,7 Data tambahan : Riwayat kesehatan sebelumnya Riwayat gaya hidup : pola makan, aktifitas, kepatuhan terapi -IMT -TTV - Pemeriksaan data tambahan laratorium : cairan dan elektonik, GDP, GD2JPP, kolestrol, HDL, LDL, Leukosit -Usia
Aktifitas 4
Masalah I : Ketidakstabilan glukosa darah D.S : Pasien mengeluh mual, badan lemas, nafas sesak, dan buang air kecil terus D.O : GDS : 628 mg/dl, A1c =9,7%, keton = 0,7
Masalah II : Pola napas tidak efektif D.S : Pasien mengeluh napas sesak D.O : GDS : 628 mg/dl, A1c =9,7%, keton = 0,7
Masalah III : Hipovolemia D.S : Mual dan buang air kecil terus D.O : GDS : 628 mg/dl, A1c =9,7%, keton = 0,7
Masalah IV : Keletihan D.S : Badan lemah D.O : GDS : 628 mg/dl, A1c =9,7%, keton = 0,7
Masalah V : Nausea D.S : Mual D.O :
GDS : 628 mg/dl, A1c =9,7%, keton = 0,7
Aktifitas 5 1. Ketidakstabilan kadar gula darah 2. Pola napas tidak efektif 3. Intoleransi aktifitas 4. Resiko hipovolemia 5. Resiko syok
Aktifitas 4 1. Faktor penyebab ketidakstabilan kadar gula darah : Resistensi/penurunan sekresi insulin => glukosa masuk ke sel menurun => gula darah meningkat 2. Faktor penyebab pola napas tidak efektif : Defisiensi/resistensi insulin => glukoneogenesis => ketogenesis => sesak napas 3. Faktor penyebab intoleransi aktifitas : Hiperglikemia => sel kelaparan => produksi energi metabolisme menurun 4. Faktor penyebab resiko hipovolemia Defisiensi/resistensi insulin => diuretik osmotik => poliuria 5. Faktor penyebab resiko syok : Defisiensi/resistensi insulin => gula darah tidak dapat dimetabolisme => hiperglikemia
Aktifitas 5
Aktifitas 7 1. Pengertian hiperglikemia 2. Penyebab hiperglikemia 3. Tanda dan gejala hiperglikemia 4. Klasifikasi hiperglikemia 5. Cara mencegah hiperglikemia 6. Cara pengobatan dan penanganan hiperglikemia 7. Asuhan keperawatanpasien dengan hiperglikemia 8. Patofisiologi hiperlikemia
PERTEMUAN HARI II Aktifitas 1 1. Ketidakstailan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi/defisiensi insulin 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan adanya proses ketogenesis
3. Hipovelmia berhubungan dengan poliuria 4. keletihan berhubungan dengan penurunan energi metabolisme 5. Nausea berhubungan dengan adanya proses ketogenesis metaboik
Aktifitas 2 1. Ketidakstailan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi/defisiensi insulin 2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan adanya proses ketogenesis 3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan energi metabolisme 4. Resiko hipovolemia 5. Resiko syok
Aktifitas 3 1. Asuhan keperawatan hiperglikemia 2. Pengertian hiperglikemia 3. Penyebab hiperglikemia 4. Tanda dan gejala hiperglikemia 5. Klasifikasi hiperglikemia 6. Patofisiologi hiperglikemia 7. Pencegahan hiperglikemia 8. Penanganan hiperglikemia 9. Pengobatan hiperglikemia
Pertemuan hari III Aktifitas 1 Diagnosa I : Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi/defisiensi insulin Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ....x24 jam diharapkan kadar glukosa darah dalam batas normal Kriteria hasil :
-kadar glukosa darah dalam batas normal - HbA1c dalam rentang normal -tidak ada tanda dan gejala hiperglikemia Intervensi Monitor kadar glukosa darah Monitor tanda dan gejala hiperglikemia Monitor keton dalam urine Monitor status cairan Kolaborasi oemberian rehidrasi cairan Kolaborasi pemberian insulin/OHO
Rasional Mengetahui nilai kadar gula darah pasien Memberikan tindakan medis yang cepat Mencegah terjadi asidosis Agar input dan output seimbang Mencegah terjadi syok Menurunkan kadar gula darah
Diagnosa II : . Pola napas tidak efektif berhubungan dengan adanya proses ketogenesis Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ....x24 jam diharapkan pola napas pasien kembali efektif Kriteria hasil : -frekuensi, irama, kedalaman pernapasan dalam rentang normal - tidak menggunakan otot bantu pernapasan -TTV dan saturasi oksigen dalam rentang normal Intervensi Posisikan pasien dalam keadaan semifowler Auskultasi suara napas , catat hasil penurunan daerah ventilasi/tidak adanya suara adventif Monitor pernapasan/status oksigen yang sesuai Pertahankan jalan napas pasien Monitor kecepatan ritme, kedalaman dan usaha saat bernapas Kolaborasi dalam pemberian terapi oksigen
Rasional Memaksimalkan potensi ventilasi Memonitor kepatenan jalan napas Memonitor respirasi dan keadekuatan oksigen Menjaga keadekuatan ventilasi Melihat keadekuatan pernapasan Meningkatkan ventilasi dan asupan oksigen
Diagnosa III : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan energi metabolisme Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ....x24 jam diharapkan toleransi aktifitas pasien meningkat Kriteria hasil : -memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik - kecemasan menurun -istirahat cukup
Intervensi Oservasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktifitas Dorong anak untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan Kaji faktor yang menyebabkan keletihan Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat Tingkatkan tirah barung dan pembatasan aktifitas (tingkatkan periode istirahat)
Rasional Menunjukkan tanda dan gejala intoleransi aktifitas Mengali informasi tentang intoleransi aktifitas Mengetahui faktor penyebab intoleransi aktifitas Energi yang adekuat mencegah terjadi intoleransi aktifitas Mengurangi kebutuhan energi yang dibutuhkan
Diagnosa IV : Resiko hipovolemia Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ....x24 jam diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi dengan seimbang. Kriteria hasil : -TTV dalam batas normal -intake dan ouput seimbang -turgor kulit baik -mukosa bibir lembap - kapiler refill < 2 detik Intervensi Observasi vital sign tiap 8 jam Obsevasi berat badan tiap pagi Observasi tugor kulit Observasi adanya muntah
Observasi intake-output tiap 24 jam Kolaborasi pemberian cairan sesuai indikasi
Rasional Mengetahui keadaan umum kliem Memberikan hasilpengkajian terhadap status cairan Indikator dehidrasi Kekurangan cairan/elektrolit mengubah motilitas lambung yang seringkali akan menimbulkan muntah Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume cairan tubuh Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon pasien secara individual
Diagnosa V : Resiko syok Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan ....x24 jam diharapkan tidak terjadi syok pada pasien. Kriteria hasil : -Tidak terjadi penurunan kesadaran.
-TTV dalam batas normal. -Turgor kulit baik. -Perfusi perifer baik (akral hangat, kering dan merah). -Cairan dalam tubuh balance Intervensi Anjurkan pasien untuk lebih banyak minum
Observasi TTV tiap 4 jam Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi. Observasi intake cairan dan output. Kolaborasi dalam: - Pemberian cairan infus atau transfusi. - Pemberian koagulantia dan uterotonika. - Pemesangan CVP. - Pemeriksaan BJ Plasma
Rasional Peningkatan intake cairan dapat meningkatkan volume intrvaskuler yang dapat meningkatkan perfusi jaringan. Perubahan TTV dapat merupakan indikator terjadinya dehidrasi secara dini. Dehidrasi merupakan awal terjadinya syock bila dehidrasi tidak ditangan secara baik. Intake cairan yang adekuat dapat mengimbangi pengeluaran cairan yang berlebihan. Meningkatkan status hidrasi
CATATAN PERKEMBANGAN Diagnosa I : S: Pasien mengatakan tidak merasakan tanda dan gejala hiperglikemia (3P) Pasien mengatakan dapat mengontrol kadar gula darahnya Pasien mengatakan mengetahui tanda dan gejala hiperglikemia O: Kadar glukosa darah dalam batas normal -HbA1c dalam batas normal -tidak tampak tanda hiperglikemia A : masalah teratasi H : Hentikan intervensi
Diagnosa II
S: Pasien mengatakan tidak sesak napas dan dapat bernapas dengan normal Pasien mengatakan tidak membutuhkan terapi oksigen O: Frekuensi, irama, kedalaman pernapasan dalam batas normal Tidak menggunakan otot pernapasan TTV dalam rentang normal A : masalah teratasi H : Hentikan intervensi
Diagnosa III S: Pasien mengatakan peningkatan energi dan merasa lebih baik Pasien dapat menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan Pasien mengatakan kecemasan menurun dan kualitas hidup meningkat Pasien mengatakan istirahat cukup O: TTV dalam batas normal Gula darah dalam batas normal Pasien mampu mempertahankan konsentrasi Pasien tampak tenang dan bertenaga A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi
Diagnosa IV S:
Pasien mengatakan mengikuti anjuran untuk meningkatkan input cairan Pasien mengatakan tidak muntah O: TTV dalam batas normal Intake dan output cairan seimbang Turgor kulit baik Mukosa bibir lembap A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi
Diagnosa V S: Pasien mengatakan keadaaannya mulai membaik Pasien mengatakan tidak merasa lemah O: Kesadaran pasien compos mentis TTV dalam batas normal Intake dan output cairan seimbang Turgor kulit baik Mukosa bibir lembap A: Masalah teratasi P : Hentikan intervensi