LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS TIPE 2
Disusun oleh : Vegy Candana PPN 13032
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG 2013
DIABETES MELLITUS
1. Definisi Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Brunner dan Suddarth, 2002). 2. Diabetes Tipe II Pada diabetes tipe ini, yang sebelumnya disebut dibetes tidak–tergantung insulin dan diabetes umur dewasa, kemampuan tubuh untuk menyelaraskan antara insulin yang dihasilkan dengan kemampuan sel untuk menggunakan insulin menjadi buruk. Karakteristik gejala yang ditimbulkan pada tipe 2 sama seperti gejala yang terjadi pada tipe 1, termasuk infeksi yang berulang atau luka di kulit yang lama sembuh atau tidak sama sekali, kelelahan dalam arti umum, dan kesemutan atau rasa kebal di tangan dan kaki.
Diabetes tipe II ini biasanya berawal di usia sekitar 45 tahun. Meski demikian, kejadian dimana penyakit ini dimulai di usia yang lebih muda makin sering terjadi. Karena gejala yang timbul berkembang secara perlahan, seseorang yang mengidap penyakit ini sering tidak mengetahui secara dini bahwa penyakit ini telah ada dalam dirinya. Beberapa gen secara bersama-sama dapat menyebabkan diabetes tipe II. Selain itu, para ilmuwan percaya bahwa kegemukan memiliki peran yang besar dalam menyebabkan penyakit diabetes. Hampir 80% dari pengidap penyakit diabetes tipe II mengalami kelebihan berat badan.
Pada dasarnya, diabetes tipe II ini merupakan suatu keadaan yang diakibatkan pola hidup dan pola makan yang kurang baik dalam jangka panjang. Pola hidup dan pola makan yang salah ini membuat organ tubuh bekerja berat dan akhirnya terjadi
kelainan yang berujung pada diabetes melitus tipe II ini. Namun demikian, secara alami, tubuh memang mengalami kenaikan kadar gula dalam darah seiring dengan bertambahnya usia. Perlu perhatian khusus bagi penderita yang berusia 65 tahun. Sebaiknya pemeriksaan dilakukan secara rutin dan setelah berpuasa. Jangan setelah makan, karena usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi. Penyebab diabetes lainnya adalah: kadar kortikosteroid yang tinggi, kehamilan (diabetes gestasional), akan hilang setelah melahirkan. obat-obatan yang dapat merusak pankreas, racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
3. Etiologi Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor resiko : a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th) b. Obesitas c. Riwayat keluarga
4. Tanda dan Gejala a. Rasa haus yang berlebihan. b. Sering kencing terutama di malam hari. c. Berat badan turun dengan cepat. d. Keluhan lemah. e. Kesemutan pada jari tangan dan kaki. f. Cepat lapar. g. Gatal-gatal. h. Luka sukar sembuh. i. Gigi mudah goyah.
Gejala Hiperglikemia
a. Apatis sampai koma. b. Dehidrasi ( bibir, lidah kering ) c. Keletihan neurologis. d. Hipotensi postural. e. Pernapasan kusmaul
Gejala Hipoglikemia
a. Syarat otonom Banyak berkeringat, rasa lapar, prestesia, pada bibir dan jari pusat, tremor. b. Susunan syarat pusat Penglihatan kabur, reaksi lambat, sering menguap. c. Perubahan psikis Depresi, rasa ngambek, tidak dapat tidur. d. Muskuler Rasa lemah dan mudah capek selama melakukan kegiatan fisik.
5. Penatalaksanaan Medis (Brunner dan Suddarth, 2002) Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes : 1. Diet 2. .Latihan 3. Pemantauan 4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan
6. Kemungkinan Data Fokus 1) Riwayat Kesehatan Keluarga Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ? 2) Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya. 3) Aktivitas/ Istirahat : Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun. 4) Sirkulasi Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah 5) Integritas Ego Stress, ansietas 6) Eliminasi Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare 7) Makanan / Cairan Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik. 8) Neurosensori Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan. 9) Nyeri / Kenyamanan Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
10) Pernapasan Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak) 11) Keamanan Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
7. Pemeriksaan Diagnostik 1) Glukosa darah sewaktu 2) Kadar glukosa darah puasa 3) Tes toleransi glukosa Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl) Bukan DM
Belum pasti DM
DM
< 100
100-200
>200
<80
80-200
>200
<110
110-120
>126
<90
90-110
>110
Kadar glukosa darah sewaktu - Plasma vena - Darah kapiler Kadar glukosa darah puasa -
Plasma vena Darah kapiler
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan : 1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L) 2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L) 3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
8. Analisa Data No. 1.
Data Ds: Klien menatakan letih, lemah Do: Elektrolit. Glukosa darah : meningkat
200-1000
mg/dl
atau
lebih. Ht kemungkinan meningkat.
Etiologi
Masalah
Defisiensi insulin
Kekurangan
Penurunan pemakaian glukosa
Volume Cairan
oleh sel
Glikouria
Osmotik diuresis
Kekurangan Volume Cairan 2.
Ds: Klien mengatakan cepat lapar,
Defisiensi insulin
sakit kepala/pusing, cemas Do: kulit lembab/dingin, denyut nadi
Perubahan Pola Nutrisi;
Glukagon meningkat
cepat, peka rangsang, sempoyongan.
Kurang dari Kebutuhan
Glukoneogenesis
Mual, Muntah
Perubahan Pola Nutrisi; Kurang dari Kebtuhan 3.
Ds:
Defisiensi insulin Penurunan pemakaian glukosa oleh sel
Risiko Tinggi Infeksi
Glikouria
Osmotik diuresis
Dehidrasi
Hemokonsentrasi
Trombosis
Aterosklerosis Mikrovaskuler
Ekstremitas
Gangren
Risiko tinggi Infeksi
9. Rencana Asuhan Keperawatan (Doenges, 2006)
NO. 1. 2.
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TINDAKAN KEPERAWATAN TUJUAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokronegoro.(2002). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Balai Penerbit FKUI : Jakarta Doenges, Marilyn E, (2006). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 . EGC : Jakarta Ikram, Ainal.(2002). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga. FKUI : Jakarta Sjamsuhidajat & Wim De Jong. (2000). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. EGC : Jakarta