1
BAB V Desain Penelitian Pada Bab V ini akan dipaparkan tentang Pengertian Desain Penelitian, dan Elemen desain penelitian. Pengertian Desain Penelitian Setiap metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Menurut Sukmadinata (2005), dalam penelitian noneksperimen, desain penelitian lebih mengarah pada langkah-langkah pengumpulan data. Dalam desain tersebut diuraikan secara agak rinci data apa yang akan dikumpulkan, dari mana dan dari siapa data tersebut dikumpulkan, dikumpulkan dengan menggunakan teknik dan instrumen apa, bagaimana langkah-langkah pengumpulan datanya. Dalam setiap komponen dan langkah kegiatan diberi penjelasan singkat disertai rumusan sasaran yang ingin dicapai serta alasan mengapa digunakan cara atau teknik tersebut. Menurut Kuncoro (2013: 84), perencanaan penelitian merupakan rencana untuk memilih sumber-sumber dan jenis informasi yang dipakai untuk menjawab pertanyaanpertanyaan peneliti. Perencanaan penelititan merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan antar variabel dalam kajian tersebut. Perencanaan penelitian merupakan pola dasar (blue print), yang memberi garis besar dari setiap prosedur, mulai dari hipotesis sampai analisis data. Menurut Sumarwan (2011: 17), desain penelitian adalah kerangka atau cetak biru untuk melaksanakan proyek riset. Desain penelitian adalah prosedur bagaimana mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis suatu data.
Memilih jenis penelitian Menurut kuncoro (2013), diagram alur pemilihan jenis penelitian adalah sebagai berikut.
2
Menurut Ruseffendi (1994), diagram alur pemilihan jenis penelitian adalah sebagai berikut.
Klasifikasi Desain Penelitian Desain penelitian diklasifikasikan sebagai desain penelitian eksplorasi atau desain penelitian konklusif (Sumarwan, 2011).
3
Desain Penelitian Eksplorasi Tujuan:
memberikan
wawasan
dan
pemahaman
masalah
yang
dihadapi
peneliti.
Mengembangkan pengetahun atau dugaan yang sifatnya masih baru dan untuk memberikan arahan bagi penelitian selanjutnya. Tujuan utama penelitian eksplorasi adalah untuk mengidentifikasi situasi penelitian. Penelitian eksplorasi sangat bermanfaat ketika peneliti menginginkan pemahaman situasi yang lebih baik dan atau mengidentifaksi alternatif keputusan (Kuncoro, 2013). Penggunaan: kasus-kasus ketika seseorang harus menentukan masalah lebih tepat, mengidentifikasi tindakan yang relevan, atau mendapatkan wawasan tambahan sebelum pendekatan dapat dikembangkan, misalnya wawancara pribadi dengan para pakar industri. Sifat: fleksibel dan tidak terstruktur, jumlah sampel kecil dan tidak mewakili, dan menggunakan analisis kualitatif. Penelitian eksplorasi biasanya dilanjutkan dengan penelitian konklusif. Temuan-temuan dari penelitian eksplorasi harus dianggap sebagai tentatif atau sebagai masukan untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian eksplorasi merupakan jenis penelitian yang paling sesuai untuk situasi di mana tujuan penelitian bersifat umum dan data yang dibutuhkan belum jelas. Menurut Kuncoro (2013: 88), penelitian eksplorasi bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu: (1) Key-informant Technique (Teknik informan kunci) Caranya: mencari dan mewawancarai beberapa orang akhli atau informan kunci di bidang yang berhubungan dengan situasi yang akan diteliti. (2) Focus Group Interview atau Focus Group Discusion (FGD)
4
Caranya: membuat forum diskusi yang biasanya terdiri atas 8 sampai 12 orang. Forum diskusi ini diberi satu tofik yang disesuaikan dengan penelitian dan dibuat dalam situasi yang informal dengan dipimpin oleh seorang moderator yang sudah terlatih dengan baik. (3) Secondari data Analysis (Analisis Data Sekunder) Caranya: mengumpulkan data dari data yang sudah ada atau sudah dipublikasikan. Dengan cara ini, akan menghemat waktu dan biaya yang diperlukan. (4) Case Study Method (Metode Studi Kasus), seperti pelanggan atau konsumen, toko, penjual, perusahaan, dan area pasar. Dengan metode studi kasus, peneliti bisa memperoleh informasi secara detail tentang subjek yang diteliti. Metode studi kasus merupakan pengujian yang mendalam terhadap unit yang berkepentingan. Contoh studi eksploratif (Kuncoro, 2013: 84): Seorang manajer perusahaan asing ingin mengetahui apakah nilai-nilai yang diantut dalam etos kerja para pekerja di Indonesia berbeda dengan pekerja Jepang. Padahal, budaya sangat berpengaruh pada niali-nilai yang dianut dalam etos kerja. Karena sangat sedikit pengetahuan tentang hal tersebut, maka dibutuhkan studi eksploratif. Desain Penelitian Konklusif Tujuan: menggambarkan sesuatu-biasanya karakteristik dari objek penelitian. Menurut Kuncoro (2013), tujuan penelitian konkusif adalah untuk menguji atau membuktikan sesuatu dan untuk membantu peneliti dalam memilih tindakan khusus selanjutnya. Penggunaan: sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Sifat: lebih formal dan terstruktur, dan biasanya menguji hipotesis atau hubungan antar variabel, informasi yang dibutuhkan didefinisikan secara jelas, jumlah sampel banyak dan mewakili populasi, dan anlisis data mengguakan pendekatan kuantitatif. Penelitian konkusif merupakan jenis penelitian yang paling sesuai untuk situasi di mana tujuan penelitian sudah spesifik dan data yang dibutuhkan sudah jelas. Berdasarkan tujuannya, penelitian konklusif dibagai menjadi dua, yaitu studi deskriptif dan studi eksperimental. Studi deskriptif bertujuan untuk memperoleh deskripsi data yang mampu menggambarkan komposisi dan karakteristik dari unit yang diteliti, seperti penjual, konsumen, perusahaan, dan area pasar. Namun studi ini tidak mampu menjelaskan hubungan
5
sebab akibat antar variabel. Studi eksperimental merupakan bentuk riset konklusif yang bertujuan untuk memperoleh pengujian yang tepat dalam menarik kesimpulan hubungan sebab akibat antar variable. Contoh Studi Deskriptif (Kuncoro, 2013: 85): Seorang manajer bank ingin mendapatkan profil individu-individu yang menerima kredit yang jatuh tempo enam bulan atau lebih. Profil yang kelak ia dapatkan akan dapat menggambarkan penunggak utang berdasarkan umur rata-rata, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, dan lainlain. Informasi tersebut dapat membantunya untuk memilih debitur di masa datang. Perbedaan penelitian eksploratif dan konklusif
Manfaat Desain Penelitian Menurut Nuryaman dan Christina (2015), terdapat tiga manfaat desain penelititan, yaitu: (1) memberi pegangan yang jelas kepada peneliti dalam memikirkan populasi, metode sampling yang dipilih, ukuran sampel, prosedur pengumpulan data, cara anlisis data, penggunaan statistik yang tepat, cara mengambil kesimpulan dan sebagainya, (2) menentukan batas-batas penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang biasa dilakukan oleh peneliti adalah: (1) angket, (2) wawancara, (3) observasi, (4) survei, (5) studi dokumenter, dan (6) analisis data sekunder. Angket adalah sekumpulan pernyataan atau pertanyaan yang harus dilengkapi oleh responden dengan memilih jawaban atau menjawab pertanyaan melalui jawaban yang sudah disediakan atau melengkapi kalimat dengan jalan mengisi (Ruseffendi, 1998: 107). Angket atau kuesioner (questionnaire) berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon
6
oleh responden. Pertanyaan atau pernyataan dapat terbuka atau tertutup atau terstruktur. Dalam pertanyaan tertutup, kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain. Sedangkan dalam pertanyaan terbuka, kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih dahulu dan responden bebas memberikan jawaban. Contoh pertanyaan tertutup, apakah Ibu sudah pernah mendengar tentang program studi magister akuntansi? Contoh pertanyaan terbuka, menurut pendapat ibu, apakah masalah yang paling berat bagi mahasiswa di Bandung? Dalam angket terstruktur, pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara terstruktur di samping ada pertanyaan atau pernyataan pokok, juga ada anak atau sub pernyataan. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk: (1) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan (2) memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. Mengingat terbatasnya masalah yang dapat dinyatakan dalam kuesioner, senantiasa perlu diingat agar pertanyaan/pernyataan memang langsung berkaitan dengan hipotesis dan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1984). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner atau angket 1. Bentuk fisik kuesioner. Kuesioner sebaiknya rapi, jelas dan mudah digunakan. Meyusun kuesioner yang baik memerlukan lebih banyak waktu tetapi secara keseluruhan akan menghemat waktu. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran kertas dan jenis kertas serta huruf yang digunakan, bolak-balik atau tidak, margin kiri dan kanan yang cukup longgar, penggunaan huruf besar, huruf kecil dan huruf miring. 2. Pengantar dan petunjuk pengisian. Dalam pengantar dijelaskan maksud pengedaran angket, jaminan kerahasiaan jawaban serta ucapan terima kasih kepada responden. Petunjuk pengisian menjelaskan bagaimana cara menjawab pertanyan atau merespon pernyataan yang diberikan. 3. Butir-butir pernyataan atau pertanyaan, dirumuskan secara jelas, menggunkan katakata yang populer, kalimat tidak terlalu panjang. Menurut Singarimbun dan Effendi (1984: 133), (1) gunakan kata-kata yang sederhana dan dimengerti oleh semua responden. Hindarkan istilah yang hebat tetapi responden kurang atau tidak mengerti.
7
Contoh, bagaimana status perkawinan bapak? Lebih baik: apakah Bapak beristri? (2) usahakan supaya pertanyaan atau pernyataan jelas dan khusus. Contoh, berapa orang berdiam di sini? Apakah yang dimaksud dengan ‘di sini’ adalah bangunan, rumah, atau yang lain? Arti kata ‘di sini’ harus dijelaskan dan konsisten. (3) hindarkan pertanyaan yang mempunyai lebih dari satu pengertian. Contoh, apakah saudara mau mencari pekerjaan dikota? Lebih baik: apakah saudara mencari pekerjaan? Kalau jawabannya “YA” kemudian ditanyakan: Dimana saudara ingin bekerja? (4) hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. Contoh, pada waktu senggang, apakah saudara menonton TV atau melakukan yang lain? Lebih baik: apakah yang saudara lakukan pada waktu senggang? (5) pertanyaan harus berlaku bagi semua responden. Contoh, apakah pekerjaan saudara sekarang? Ternyata dia menganggur. Seharusnya ditanyakan terlebih dahulu: apakah saudara bekerja? Kalau jawabannya”YA” lalu ditanyakan: apa pekerjaan saudara? Butir-butir pertanyaan tertutup sebaiknya hanya berisi satu pesan (message) sederhana, sedang dalam pertanyaan atau pernyataan terbuka bisa berisi satu pesan kompleks atau lebih dari satu pesan yang tidak terlalu kompleks. Dalam pertanyaan atau pernyataan berstruktur, untuk anak pertanyaan atau sub pernyataan sebaiknya hanya berisi satu pesan yang tidak terlalu kompleks. 4. Susunan pertanyaan atau pernyataan. Pengelompokkan pertanyaan atau pernyataan terserah kepada peneliti, namun urutan yang cukup runtut dan pertanyaan sensitif perlu mendapat perhatian khusus. Pertanyaan sesitif tidak ditempatkan didepan karena dapat segera memengaruhi suasana wawancara. Biasanya pertanyaan sensitif ditempatkan dibagian akhir tetapi bukan pada penutup agar wawancara tidak diakhiri dengan perasaan kurang enak. 5. Bentuk pertanyaan atau pernyatataan bisa sangat terbuka, sehingga responden mempunyai keleluasaan untuk memberikan jawaban atau penjelasan. Pertanyaan atau pernyataan dalam pedoman wawancara juga bisa berstruktur, suatu pertanyaan atau pernyataan umum diikuti dengan pertanyaan atau pernyataan yang lebih khusus atau lebih terurai, sehingga jawaban atau penjelasan responden menjadi lebih dibatasi dan diarahkan. Untuk tujuan-tujuan tertentu sub pertanyaan atau pernyataan-pernyataan
8
tersebut bisa sangat berstruktur, sehingga jawabannya menjadi singkat-singkat atau pendek-pendek, bahkan membentuk instrumen berbentuk ceklis (Sukmadinata, 2005: 216). Wawancara (interview) atau interviu merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang banyak dilakukan dalam penelititan kualitatif. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dalam hal kita menginginkan menggali sesuatu yang belum terungkap dengan kuesioner atau yang lainnya atau sesuatu yang belum jelas. Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedomoan ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab oleh responden. Isi pernyataan atau pertanyaan bisa fakta, data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkaitan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.
Observasi. Observasi (observation) merupakan cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dilakukan bila dengan cara angket dan wawancara masih ada hal yang belum bisa terungkap, yaitu mengenai keadaan wajar yang sebenarnya sedang terjadi. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif, pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi nonpartisipatif, pengmat tidak ikut serta dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan. Sebelum melakukan pengamatan, pedoman observasi perlu disiapkan. Isi pedoman observasi adalah butir-butir pokok kegiatan yang akan diobservasi, dan butir butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati. Cara Observasi menguntungkan karena yang diamati adalah sikap wajar responden. Adapun kelemahan observasi adalah tidak semua sikap bisa terungkap, misalnya tentang perasaan seseorang. Survei
9
Menurut Sumarwan (2011: 32), survei dapat didefinisikan sebagai desain penelitian atau kuesioner terstruktur yang diberikan kepada sampel responden yang terpilih dari sebuah populasi untuk mendapatkan beragam informasi dari mereka. Survei dapat dilakukan dengan cara: (1) Telephone interview (2) Personal interview, (3) Mail interviews, (4) Electronic interviews. Telephone interview dapat terjadi berupa: (a) wawancara menggunakan telepon dan jawaban responden dicatat di kertas kuesioner, (b) wawancara menggunakan kuesioner yang ada di komputer dan jawaban responden dicatat di komputer. Personal interview dapat terjadi berupa: (a) penanya berada di rumah responden dan bertanya menggunakan kuesioner yang telah disiapkannya, (b) responden menjawab dan memberikan data ketika mereka sedang berada di kantor atau tempat aktivitas lainnya, (c) responden menjawab dan memberikan data langsung didepan komputer, (d) wawancara dengan pimpinan pembuat keputusan yang dilakukan di kantor-kantor atau ditempat yang telah disepakati. Mail interview dapat terjadi berupa: (a) kuesioner diposkan kepada responden, lalu kuesioner tersebut dijawab dan dikembalikan lagi kepada interviewer, sehingga tidak ada interaksi verbal antara responden dengan interviewer, (b) sekelompok responden menyetujui untuk menjadi responden dan berpartisipasi dalam periode waktu tertentu untuk menjawab dan mengirimkan kuesioner kepada interviewer. Electronic interviewer: (a) Email: interviewer mengirimkan kuesioner melalaui email kemudian responden menjawab kuesioner tersebut dan mengirimkan kembali kepada interviewer, (b) Internet: responden terpilih diminta mengunjungi web site tempat kuesioner di upload. Responden seringkali tidak dipilih, hanya kebetulan dia mengunjugi web site yang sedang melakukan survei dan pengunjug web site diminta berpartisipasi mengisi kuesioner. Studi Dokumenter Studi dokumenter adalah cara mengumpulkan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen. Dokuem dapat berupa dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang dihimpun dalah dokumen yang sesuai dengan tujuan dan fokus
10
masalah. Dokumen dapat berupa undang-undang, kepres, peraturan pemerintah, Kepmen, juklak, juknis dan sebagainya. Studi dokumenter tidak hanya sekedar mengumpulkan dan melaporkan atau menuliskan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen tetapi dokumendokumen terebut diurutkan sesuai dengan sejarah kelahiran, kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan, dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh (Sukmadinata, 2005: 221). Analisis Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain untuk tujuan yang berbeda dengan tujuan penelitian yang dirumuskan. Dibandingkan dengan data primer, data sekunder dikumpulkan dengan cepat dan mudah, dengan biaya relatif rendah, dan dalam wktu yang singkat. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab tujuan penelitian yang telah dirumuskannya (Sumarwan, 2011). Menurut Nuryaman dan Christina (2015: 80), analisis data sekunder adalah pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat dan menganalisis data, informasi yang terdapat pada laporan atau dokumen yang tersedia, baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Dokumen tersebut dibuat oleh pihak lain, bukan dibuat oleh peneliti. Contoh dokumen: laporan keuangan yang disusun oleh departemen akuntansi dan keuangan perusahaan, dokumen dan risalah rapat perusahaan, laporan Badan pusat Statistik (BPS), laporan tentang pergerakan harga saham sejumlah perusahaan (LQ 45) yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia, dan sebagainya. Kelemahan data sekunder, mungkin sudah kadaluarsa, tidak relevan dengan yang terkini, metode yang berbeda, sampel yang tidak sesuai, dan lain-lain. Sebelum menggunakan data sekunder maka sangat penting mengevaluasinya. Evaluasi dapat dicermati dari sisi: metode yang digunakan untuk mengumpulkan data (spesifikasi), akurasi data (eror), kekinian, tujuan pengumpulan data (sasaran), isi data, keterkaitan, pengumpul data, tujuan data tersebut dikumplkan, bagaimana data dikumpulkan, dan waktu pengumpulan data. Lingkungan penelitian Dilihat dari sisi lingkungan, penelitian dapat dilakukan dalam lingkungan alamiah atau buatan (artifisial). Dalam lingkungan alamiah dapat dilakukan studi lapangan atau eksperimen
11
lapangan. Studi lapangan merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan peneliti yang minimal. Semua variabel penelitian tidak ada yang diintervensi. Peneliti hanya mencatat dan melaporkan perubahan yang telah terjadi pada seluruh variabel penelitian apa adanya, tanpa adanya perlakuan khusus terhadap variabel penelitian. Contoh studi lapangan: judul penelitiannya adalah Hubungan Struktur Modal dengan Profitabilitas perusahaan. Sampelnya adalah 100 perusahaan manufaktur di BEI. Data diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan pada tahun 2013. Data kedua variabel penelitian tersebut berasal dari seluruh perusahaan sampel, kemudian dilakukan analisis korelasi untuk mengetahui hubungan struktur modal dengan profitabilitas (Nuryaman dan Christina, 2015). Dalam penelititan ini, tampak bahwa kedua variabel penelitian tidak ada yang diintervensi. Eksperimen lapangan merupakan tipe penelitian eksperimen yang dilakukan pada lingkungan penelitian yang alamiah. Peneliti dalam eksperimen lapangan, melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu untuk mengetahui akibat yang ditimbulkannya. Menurut Nuryaman dan Christina (2015: 84), eksperimen lapangan dilakukan dengan cara peneliti melakukan intervensi terhadap variabel independen, untuk mengetahui dampaknya terhadap variabel dependen. Sebagai contoh, manajer sebuah bank ingin mengetahui pengaruh tingkat suku bunga simpanan terhadap jumlah simpanan dana masyarakat. Manajer bank melakukan eksperimen lapangan dengan menerapkan tingkat suku bunga simpanan yang berbeda di tiga kantor cabangnya. Semua kegiatan di kantor cabang bank tersebut berjalan normal, alamiah. Pada kantor cabang pertama diberlakukan tingkat suku bunga normal (tidak diintervensi), pada kantor cabang kedua diberlakukan tingkat suku bunga di atas normal (diintervensi), dan pada kantor cabang ketiga diberlakukan tingkat suku bunga di bawah normal (diintervensi). Tingkat keterlibatan peneliti dalam studi ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilakukan dalam studi lapangan. Eksperimen laboratorium merupakan tipe penelitian yang menguji hubungan sebab akibat pada lingkungan artifisial. Keterlibatan peneliti dalam eksperimen labortorium paling tinggi dibandingkan dengan studi lapangan dan eksperimen lapangan. Peneliti terlibat dalam pembuatan seting yang artifisial dan melakukan manipulasi terhadap variabel tertentu.
12
Menurut Nuryaman dan Christina (2015: 85), eksperimen labortorium dilakukan dengan cara membuat lingkungan buatan artifisial. Peneliti melakukan intervensi variabel independen di dalam laboratorium tersebut untuk mengetahui dampaknya terhadap variabel dependen. Sebagai contoh, manajer sebuah bank merekrut 40 mahasiswa semester akhir fakultas ekonomi yang memiliki usia hampir sama. Karakteristik mahasiswa diusahakan mendekati karakteristik nasabah bank, sehingga dapat menjadi artifisial penabung yang sebenarnya. Ke-40 mahasiswa dibagi dalam empat kelompok, dan setiap kelompok diberi jumlah uang yang sama. Masingmasing kelompok diberi kebebasan untuk menyimpan uang tersebut atau membelanjakannya, sesuai dengan preferensi. Kemudian manajer bank menawarkan suku bunga simpanan deposito yang berlainan. Misalnya 0, 10, 15, dan 20persen. Tingkat suku bunga oleh manajer tersebut sengaja diintervensi, dinaikkan dan diturunkan, dengan tujuan untuk mengetahui berapa jumlah dana yang akan mereka tabungkan pada simpanan deposito, pada setiap situasi tingkat bunga yang berbeda terfsebut. Unit analisis Menurut Indriantoro dan Bambang (2002: 42), unit analisis adalah jenis satuan data yang dianalisis, antara lain dapat berupa: individu, kelompok, bagian dari atau keseluruhan organisasi, industri dan negara. Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian. Unit analisis yang ditentukan berdasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian merupakan elemen yang penting dalam desain penelitian karena memengaruhi proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data (Indriantoro dan Bambang, 2002: 94). Misal, penelitian tentang perilaku pekerja. Jika yang diamati adalah perilaku pekerja secara individual, maka unit analisis adalah tingkat individu. Jika fokus yang dianalisis adalah perilaku pekerja dalam satu kelompok, maka unit analisisnya adalah tingkat kelompok, yang dalam lingkungan organisasional dapat berupa kelompok kerja, satuan tugas, bagian, seksi, atau departemen. Unit data yang dianalisis, meskipun demikian, merupakan data yang berasal dari setiap individual pekerja. Untuk memperoleh unit analisis tingkat kelopok dilakukan penjumlahan atau agregasi terhadap data individual pekerja yang ada dalam satu kelompok. Demikian pula jika fokus penelitian pada perilaku organisasional, maka unit analisisnya adalah
13
tingkat organisasional. Unit data yang dianalisis merupakan penjumlahan dari seluruh data individu pekerja yang menjadi anggota suatu orgnisasi (Indriantoro dan Bambang, 2002: 95). Pada dasarnya, unit analisis ada dua tingkatan, yaitu tingkat individual dan tingkat kelompok. Unit analisis tingkat kelompok merupakan satuan data per kelompok yang pada masing-masing kelompok akan terdiri atas beberapa individu. Unit analisis individu dapat berupa individu: orang, departemen di dalam organisasi, perusahaan, negara, dan lain-lain (Nuryaman dan Christina (2015: 85). Contoh unit anlisis tingkat individu: Jika yang diteliti adalah hubungan komitmen organisasi karyawan perusahaan dengan produktivitas karyawan, maka unit analisis adalah tingkat individu karyawan. Data variabel komitmen organisasi karyawan dan produktivitas karyawan akan dikumpulkan dan dianalisis berdasarkan masing-masing karyawan. Jika yang diteliti adalah pengujian sistem pengendalian internal perusahaan dengan kinerja perusahaan, maka unit analisis adalah perusahaan pada tingkat individual. Contoh unit anlisis tingkat kelompok: Jika yang diteliti adalah perbedaan motivasi belajar kelompok mahasiswa jurusan akuntansi tahun kesatu dan kelompok mahasiswa jurusan akuntansi tahun kedua, maka agar dapat dilakukan pengujian, rata-rata motivasi kelompok mahasiswa tahun kesatu dan tahun kedua dihitung, kemudian diuji dengan menggunakan uji beda.
Horison waktu Cross-sectional, yaitu studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subjek yang diteliti. Studi cross-sectional umumnya merupakan tipe studi satu tahap yang datanya berupa beberapa subyek pada waktu tertentu. Misalnya, studi perbandingan mengenai profitabilitas lima perusahaan pada tahun tertentu. Time series. Studi time series lebih menekankan pada data penelitian berupa data rentetan waktu. Misalnya, penelitian mengenai perkembangan penjulan suatu perusahaan selama periode 2000 – 2016.
14
Dari uraian di atas tampak bahwa elemen desain penelitian mencakup: - Tujuan studi - Tipe hubungan variable - Metode pengumpulan data - Lingkungan penelitian - Unit analisis - Horison waktu - Topik penelitian (studi kasus vs studi statistik)
Daftar Pustaka Indriantoro, N., Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Nuryaman, Christina, V. (2015). Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis. Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia Indonesia. Ruseffendi, H.E.T. (1998). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarng Press. Singarimbun M., Effendi, S. (1984): Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Sukmadinata, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sumarwan, U. (2012). Riset Pemasaran dan Konsumen. Bogor: IPB Press.