Bab 3 Perilaku Dalam Organisasi.docx

  • Uploaded by: Riny Agustin
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 3 Perilaku Dalam Organisasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,019
  • Pages: 13
BAB 3

PERILAKU DALAM ORGANISASI Organisasi dalam pengertian statis adalah sekelompok orang yang bekerja bersama-sama, antar orang-orang dan alat dll secara serasi dan terus menerus untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembgian pekerjaan yang akan dilakukan, pembatasan tugas atau tanggung jawab dan wewenang dan penetapan hubungan antara unsur organisasi sehingga memungkinkan orang dapat bekerja bersama seefektip mungkin untuk pencapaian tujuan, secara singkat organisasi adalah suatu perbuatan diferensiasi tugastugas. The organization function of the manager involve the determination and enumeration of activities required to achieve the obvjective of the entreprise, the grouping of these activities, the assignment of such group of activition to a department headed by manager and the delegation of authority carry them out ( Koontz & O Donnel, 1984) Perilaku Manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa kedalam tatanan lingkungannya kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalu. Sebaliknya lingkungan mempunyai karakteriktis tersendiri yang mempengaruhi individu. Itu berarti bahwa antara individu dengan lingkungannya menentukan perilaku keduanya secara langsung. Organizational Behavior is a field of study that investigates the impact that individuals, groups, and structure have an behavior within organizations for the purpose of applying such knowledge toward improving an organization’s effectiveness (Robbins Stephen P.,1998:7) A. Pendekatan perilaku organisasi 1.

Pendekatan Kognitif Pengenalan cenderung bersifat individual. Sumber teori = Psikologi. Littlejohn (1992) : kaitan antara stimuli (S) yang berfungsi sebagai masukan (input) dan jawaban/respon (R) berupa perilaku yang berfungsi sebagai keluaran (output), ada pemrosesan informasi. Miftah Thoha (1983) : perilaku tersusun secara teratur. Ada rangsangan/pemrosesan untuk mengetahui/mengenal (cognition), lalu dijawab dengan perilaku.

2.

Pendekatan Kepuasan Adanya faktor dalam diri yang menguatkan (energize), mengarahkan (direct), mendukung (sustain), dan menghentikan (stop) perilaku. Abraham H. Maslow, teori hierarki kebutuhan : a)manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda yang ingin dipenuhinya, b)kebutuhan yang mendesak dipenuhi lebih dulu, itulah yang menyebabkan orang

berperilaku, c)kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong perilaku. Dikenal dengan 5 jenjang kebutuhan : 1. kebutuhan fisiologis (makan, minum, tempat tinggal, seks, dll) 2. keselamatan dan keamanan 3. afiliasi, sosial, dan cinta 4. Penghargaan/status 5. Aktualisasi diri. Catatan penting dalam teori ini : a)asumsi, manusia mempunyai kebutuhan untuk berkembang dan maju, b)adanya kebutuhan tingkat tinggi, yaitu Penghargaan dan Aktualisasi Diri, c)kebutuhan yang belum dipenuhi sama sekali dapat menimbulkan kesulitan bagi manajer, berupa frustasi, konflik, dan tekanan intern. Termasuk pendekatan kepuasan : Frederick Herzberg, teori dua-faktor : 2 faktor yang membuat orang puas/tidak puas : 

factor Hygiene (kesehatan) = mempertahankan semangat kerja, bila faktor ini dipenuhi netral saja, tetapi bila tidak dipenuhi timbul ketidakpuasan, misalnya = gaji



factor Motivator (motif) = penghargaan dan aktualisasi wewenang, pengakuan, dsb. Bila dipenuhi timbul kepuasan, tak dipenuhi = netral saja, dengan terminology berorientasi kepada pekerjaan. Dua kontinum untuk dapat menafsirkan kepuasan kerja secara tepat, yaitu bila suatu kondisi kerja menyebabkan kepuasan kerja maka bila kondisi kerja itu tidak ada akan menimbulkan ketidakpuasan dan sebaliknya. David Mc Clelland, teori motivasi atau Teori Kebutuhan yang dipelajari : kebanyakan kebutuhan manusia diperoleh dari adanya kebudayaan, yaitu : 1. kebutuhan berprestasi (need for achievement – N-Ach) 2. kebutuhan afiliasi (need for affiliation – N-Aff) 3. kebutuhan kekuasaan (need for power – N-Pow). Hampir mirip Maslow, kebutuhan yang mendesak memotivasi orang tsb memenuhi. Bedanya : ada analisa kebutuhan dapat dipelajari oleh seseorang. Kebudayaan bangsa yang ekonominya lemah dapat ditingkatkan secara cepat dengan merangsang rakyat mempunyai N-Ach tinggi. Bukti-buktinya sbb : mereka yang mempunyai N-Ach tinggi : (1)lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya, (2)menghindari hasil karya yang mudah dan sukar lebih senang kepada tujuan yang sebatas kemampuannya,

(3)menyenangi umpan balik yang cepat tampak dan efisien tentang hasil karyanya, (4)senang bertanggung jawab pada pemecahan masalah. N-aff = ada 2, Approach (ingin pendekatan) dan Avondance (takut sendiri). N-pow = ada 2, Sosial (ingin mengurus tujuan kelompok) dan Personal (ingin menaklukan lawan). 3.

Pendekatan Psikoanalitik Pendekatan ini menunjukkan bahwa perilaku manusia dikuasai kepribadian dan personalianya. a. Einstein : mengapa dasar pembawaan halus dan gerak hati manusia dapat menimbulkan perilaku agresif? karena keterbatasan pengendalian dirinya? b. Sigmund Freud (pelopor psiko-analis) : menjawab surat Einstein : manusia mempunyai naluri/instict yang mudah menyulut semangat berperang, naluri untuk menghancurkan, ada 2 pendorong kehidupan manusia : (1)Eros = naluri untuk hidup, kecenderungan untuk bersatu, penjagaan diri, seks, dan cinta. (2)Thanatos = harapan kematian yang menghimpun manusia ke arah kehancuran. Ada mekanisme pertahanan untuk menyesuaikan keinginan sebagai kenyataan eksternal dan nilai-nilai internal (kesadaran). 3 unsur yang menimbulkan konflik (a)id (das-es) : mendasarkan pada kesenangan, tidak rasional, impulsive, condong pada apa yang dirasa baik, (b)ego (das-ich) : logika, yang mungkin/tak mungkin, patut/tidak, jalan tengah, (c)superego (das-uberich) : alam ketidaksadaran manusia, hati nurani, moral, nilainilai individu, condong pada yang dirasa benar. c. Gibson dkk : sikap adalah kesiap-siagaan mental yang diorganisasi dengan pengalaman, tanggapan orang lain, objek dan lain-lain yang bersifat tetap dan berubah, tergantung tingkat pemahaman terhadap lingkungan. Sikap menentukan perilaku sebab sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, belajar, dan motivasi. Kepribadian dipengaruhi faktor budaya dan sosial; (1)kepribadian adalah keseluruhan yang terorganisasi bila tidak maka individu tidak mempunyai arti, (2)pola-pola kepribadian dapat diamati dan diukur, (3)kepribadian memiliki dasar biologis yang berkembang dan berubah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan budaya, (4)kepribadian punya segi-segi yang dangkal (ingin menguasai) dan inti yang lebih dalam (sentimen, perasaan wewenang), (5)kepribadian mencakup ciri yang umum dan khas, tiap orang berbeda tapi ada hal-hal yang sama. d. Porter / Samovar : isi dan pengembangan sikap dipengaruhi kepercayaan & nilai-nilai yang dianut. e. Solomon E Asch : semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, yaitu informasi dan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sikap pada seseorang/sesuatu tergantung "citra" kita pada itu. Citra diperoleh dari sumber-sumber informasi. f. Leon Festinger : Disonansi Kognitif : suatu keadaan bila terjadi ketidaksesuaian antara komponen kognitif dan komponen perilaku, yaitu suatu bentuk yang tidak konsisten dan tidak disenangi sehingga orang itu mengurangi disonansi untuk mengembalikan ke keadaan

semula. Kesenjangan antara sikap dan perilaku adalah karena tidak ada konsistensi antara sikap yang tersembunyi dan perilaku yang terbuka. g. Russel G Geen (1976) ingin menjawab, bagaimana orang bereaksi terhadap tekanan hidup, mengatasi, dan apa yang terjadi bila penyelesaian itu tidak efektif. Kepribadian adalah seperangkat perilaku yang membentuk karakter respon seseorang terhadap situasi dan waktu tertentu. h. Salvatore R Maddi (1980) : Kepribadian adalah ciri yang relatif mantap, kecenderungan dan perangai yang dibentuk dari faktor keturunan, lingkungan, sos-bud. Kekuatan-kekuatan yang membentuk kepribadian : 1.keturunan 2.kebudayaan 3.hubungan keluarga 4.kelas sosial, kelompok dll. B. Jenis – Jenis organisasi Strategi suatu perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap strukturnya. Pada gilirannya, jenis struktur akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian manajemen organisasi. a. Organisasi Fungsional Stuktur fungsional membagi tugas sesuai keahlian masing-masing dan manajer bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Keuntungan organisasi fungsional adalah efisiensi. Selain itu kegiatan yang sama dalam organisasi disatukan sehingga lebih efektif. Kelemahan organisasi fungsional :  Tidak ada cara yang tepat untuk perencaan kerja masing-masing fungsi yang terpisah pada level bawah suatu organisasi.  Dalam organisasi fungsional perencanaan dibuat oleh pimpinan puncak karena diperlukan suatu koordinasi dari masing-masing fungsi yang mengkrontribusikan output lainnya.  Sulit untuk mengukur efektifitas mmasing-masing fungsi.  Kesulitan untuk melakukan perencanaan.  Masalah antar fungsi hanya bisa diselesaikan oleh pusat.  Tidak sesuai untuk orang yang melakukan diversifikasi.  Mudah terjadi konflik antar fungsi. Organisasi fungsional biasanya digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk, karena bagian produksi dipisahkan dengan pemasaran dan setiap bagian memiliki keahlian masing-masing.

b. Organisasi Unit Bisnis Unit bisnis didesain untuk mengatasi kelemahan pada tipe fungsional. Unit bisnis atau divisi bertanggung jawab atas fungsi produk dan pemasaran. Kelemahan : manajer unit bisnis tidak mempunyai kekuasaan yang lengkap, karena kemungkinan unit bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan dalam sebuah organisasi fungsional yang dikerjakan oleh kantor pusat . Keuntungan : merupakan tempat yang cocok untuk latihan manajerial. Unit bisnis sanat dekat dengan pasar bagi produk-produknya dari pada kantor pusat , maka para manajer unit bisnis bisa membuat keputusan produksi dan pemasaran yang lebih masuk akal dari pada keputusan yang dibuat oleh kantor pusat dan unit bisnis dapat memberikan reaksi terhadap ancaman atau peluang bisnis lebih cepat. c. Organisasi Matriks Dalam organisasi matriks untuk melakukan suatu proyek, manajer suatu proyek selain bertanggung jawab atas proyeknya juga bertanggung jawab terhadap unit fungsional. Sistem pengendalian yang memadai setidaknya tidak akan mendorong individu untuk bertindak melawan kepentingan organisasi. Misalnya, bila sistem menekankan pada pengurangan biaya dan manajer merespons dengan cara mengurangi biaya melalui pengorbanan kualitas yang memadai atau mengurangi biaya dalam unitnya sendiri dengan cara mengalokasikan jumlah yang lebih besar ke unit lain, maka manajer telah termotivasi, tetapi ke arah yang keliru. Baik sistem formal maupun proses informal mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi perusahaan, konsekuensinya, kedua hal tersebut akan berpengaruh pada tingkat pencapaian keselarasan tujuan. Tujuan utamanya yaitu menelaah sistem pengendalian yang bersifat formal, seperti perencanaan strategis, penyusunan anggaran, maupun pelaporan. C. Faktor – faktor Eksternal Faktor – faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya. Norma-norma ini mencakup sikap, yang secara kolektif sering juga disebut sebagai etos kerja, yang diwujudkan melalui loyalitas pegawai terhadap organisasi, keuletan, semangat, dan juga kebanggan yang dimiliki oleh pegawai dalam mebnjalankan tugas (dan bukannya sekadar menjalankan tugas secara tepat waktu). D. Faktor-faktor Internal a. Budaya Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri yang meliputi keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi. Budaya sebuah perusahaan biasanya tidak pernah berubah selama bertahun-tahun. Praktik-praktik tertentu bahkan telah menjadi ritual yang dijalankan secara otomatis. Jika organisasi memiliki sebuah serikat pekrja, maka aturan-aturan dan norma-norma yang diterapkan oleh serikat pekerja juga berpengaruh besar pada budaya organisasi perusahaan. Upaya-upaya untuk mengubah peraturan selalu mendapatkan perlawanan, dan semakin besar serta lamanya sebuah perusahaan, maka perlawanannya pun akan semakin besar,

b. Gaya Manajemen Faktor internal yang barangkali memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO. Ada manajer yang banyak melewatkan waktunya dengan melihat-lihat dan berbicara pada banyak orang manajemen dengan cara berjalan berkeliling (management by walking around) sementara ada juga manajer yang menyibukkan dirinya menulis laporan. c. Organisasi Informal Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal yaitu, pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab dari setiap manajer. Dalam situasi yang sangat ekstrem, di mana manajer produksi disibukkan oleh aktivitas berkomunikasi dengan pihak-pihak yang disebutkan tadi sedemikian rupa sehingga menyebabkan dia lupa untuk memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan oleh manajer umum. d. Persepsi dan komunikasi Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi harus mengetahui tujuan dan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai jalur, baik itu jalur formal (seperti dari bahan obrolan yang tak resmi). Meskipun jalurnya sangat beragam, namun tidak selalu jelas apa yang sesungguhnya diinginkan oleh pihak manajer senior. Sebuah organisasi adalah sebuah entitas yang kompleks, dan tindakan-tindakan yang diambil oleh berbagai bagian dari organisasi untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak bisa dinyatakan secara jelas, bahkan dalam situasi yang terbaik sekalipun. E. Aturan-Aturan Istilah aturan-aturan diartikan sebagai seperangkat tulisan yang memuat semua jenis instruksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah: intruksi-intruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntutan-tuntutan etis. Beberapa aturan adalah pedoman kerja, yaitu para anggota organisasi diizinkan, dan bahkan diharapka, untuk menyimpang dari pedoman tersebut, baik dalam situasisituasi khusus atau ketika menilai bahwa penyimpangan tersebut akan berakibat baik bagi organisasi. Sejumlah aturan bernilai positif (seperti, latihan menghadapi kebakaran). Aturan-aturan lain adalah larangan terhadap tindakan-tindakan yang tidak etis, ilegal, atau tindakan-tindakan lain yang tidak diinginkan a. Pengendalian fisik Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi, passwords komputer, televisi pengawas, dan pengendalian fisik lainnya mungkin merupakan bagian dari struktur pengendalian b. Manual Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan di organisasi lain. Organisasi besar memiliki panduan dan aturan yang lebih banyak dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain yang lebih kecil. Organisasi yang tersentralisasi memiliki lebih banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang terdesentralisasi. Dan yang terakhir, organisasi yang memiliki unit-unit yang tersebar secara geografis (seperti, jaringan restoran cepat

saji) mempunhai lebih banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang terpusat secara geografis. c. Pengamanan sistem Berbagai pengamanan dirancang ke dalam sistem pemrosesan informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah (atau setidaknya meminimalkan) kecurangan. Hal ini meliputi pemeriksaan silang secara terinci; pembubuhan tanda tangan dan bukti-bukti lain bahwa sebuah transaksi telah dijalankan, mlakukan pemilihan, menghitung uang yang ada dan aktiva-aktiva yang mudah dibawa (portable) sesering mungkin; serta sejumlah prosedur lain yang akan diuraikan dalam buku teks mengenai auditing. Hal tersebut juga mencakup pengecekan sistem yang dilakukan oleh auditir internal dan eksternal. d. Sistem pengendalian tugas Pengendalian tugas didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tugastugas tertentu dijalankan secara efektif dan efisien. Kebanyakan dari tugas-tugas itu dikendalikan melalui peraturan-peraturan. Jika sebuah tugas dijalankan menggunakan mesin otomatis, maka sistem otomatis itu sendiri akan menyediakan pengendalian. F. Proses Kendali Secara Formal

Tujuan dan Strategi

Informasi Lainnya

Peraturan

Penghargaan Apaka

Perenca naan Strategis Revi si

Anggaran Re visi

Kinerja Pusat Tanggun g Jawab Tinda kan korek si

Lapora n Aktual vs Rencan a Penguk uran Komunik asi

Umpan balik

h Y Kinerj a a Memu askan ? Tida k

Suatu perencanaan strategis akan melaksanakan tuga dan strategi organisasi. Hasil-hasil aktual kemudian dibandingkan dengan target yang tercantum dalam anggaran untuk menetukan apakah kinerjanya memuaskan atau tidak. Jika memuaskan, maka pusat tanggung jawab mnerima umpan balik dalam bentuk pujian atau penghargaan lain. Jika tidak memuaskan, maka umpalik yang diterima akan mendorong dilakukannya tindakan-tindakan korektif di pusat tanggung jawab serta kemungkinan dilakukannya revisi dalam rencana. G. Posisi Controller

Tugas dan tanggungjawab seorang controller di dalam perusahaan berskala menengah ke atas, sangat penting sekaligus super-berat setelah posisi CFO. Bukan hanya bertindak selaku pengukur/pemeriksa kinerja dan pertumbuhan perusahaan—yang pada akhirnya akan berujung pada persoalan moneter (laba), seorang controller juga otak di balik kebijakan-kebijakan perusahaan (baik financial maupun operasional), otak di balik strategi ekspansi (akusisi dan merger) yang secara official (dipermukaan) biasanya dikseskusi oleh seorang CFO atau CEO. Aktivitas apapun yang dilakukan oleh perusahaan (riset, pengembangan, promosi, marketing, investasi, produksi, pengiriman barang, kredit, penagihan, perekrutan pegawai, dsb), pada akhirnya harus diukur dalam satuan moneter (uang). Hasil pengukuran kemudian disandingkan dengan tujuan perusahaan, sehingga bisa diketahui: apakah perusahaan sudah berjalan seperti yang diinginkan oleh pemilik usaha? Apakah tujuan sudah tercapai? Seberapa besar tingkat pencapaiannya? Semua itu dilakukan oleh seorang controller dan team yang ada di bawahnya. Dari hasil pengukuran dan pemeriksaan yang dilakukan (oleh team yang berada di bawahnya), controller sekaligus memberi masukan kepada koleganya (Treasurer) dan atasannya (CFO dan CEO) mengenai: Apa yang harus diperbaiki, aktivitas mana yang perlu ditingkatkan, mana yang perlu dikurangi atau bahkan ditiadakan, apakah perlu menambah mesin, mesin mana yang perlu dihentikan opersionalnya, dimana kelebihan kas seharusnya diinvestasikan, investasi mana yang perlu dihentikan, apakah kebijakan kredit berlajalan efektif, apakah barang persediaan sudah dikelola dengan baik, apakah perusahaan siap berekpansi, apakah perusahaan siap untuk IPO, apakah perusahaan target layak untuk diakuisi, dan lain sebagainya.

1. Memilih Dan Menentukan Metode Akuntansi Yang Digunakan Seperti metode keilmuan lainnya, akuntansi juga memiliki berbagai variasi metode yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan pengukuran, pencatatan (pengakuan) dan pelaporan yang variatif juga. Perusahaan bebas memilih metode yang mana saja sepanjang diterapkan secara konsisten dari waktu-ke-waktu, dari periode-ke-periode lainnya. Dan seperti aktivitas lainnya di dalam perusahaan—dimana semuanya dimaksudkan untuk memenuhi tujuan perusahaan, pemilihan metode akuntansipun demikian. Controller bertugas untuk memilih sekaligus menentukan metode akuntansi yang paling mampu mewujudkan tujuan perusahaan. Secara garis besar, pemilihan metode tersebut dimaksudkan untuk membuat nilai aset, pendapatan dan laba menjadi lebih tinggi, sementara biaya dan kewajiban (termasuk kewajiban pajak) menjadi lebih rendah. Tentunya tanpa melanggaran standar dan ketentuan hukum yang berlaku.

2. Monitoring dan Audit Internal

Sering salah dipersepsikan bahwa akvitas audit internal hanya sebatas pada pemeriksaan pembukuan semata, memeriksa catatan dan angka-angka saja. Audit internal yang benar adalah memeriksa semua arus proses—mulai dari arus uang, arus barang, dan arus administrasi—di semua bagian dalam perusahaan, untuk memastikan bahwa: (a) strategi, prosedur dan kebijakan perusahaan telah diimplementasikan dengan benar. Khusus di wilayah administrasi, pengawasan difokuskan pada kepatuhan terhadap tertib administrasi dan tertib implementasi metode akuntansi yang telah ditentukan; dan (b) sistim pengendalian intern berjalan seperti yang diinginkan, yaitu meminimalisir kemungkinan pencurian, penggelapan dan segala bentuk tindak kecurangan dan penyelewengan.

3. Mengawasi Proses Pelaksanaan Akuntansi Keuangan Akuntansi keuangan (atau financial accounting) adalah istilah yang dipergunakan untuk mewakili proses assessment (pemeriksaan) dan measurement (pengukuran) kinerja perusahaan pada kurun waktu tertentu. Proses akuntansi keuangan adalah yang terpenting diantara semua proses keuangan, karena dari proses inilah pemilik perusahaan dapat mengetahui apakah perusahaan beropersi efektif atau tidak, apakah perusahaan menghasilkan laba atau malah rugi. Termasuk memperoleh gambaran sudah seberapa jauh perusahaan bertumbuh, tepatnya berapa besarnya aset perusahaan setelah beroperasi sekian lama. Hasil dari proses akuntansi keuangan disajikan dalam satu set laporan yang disebut dengan Laporan Keuangan (Financial Statement). Laporan Keuangan mungkin diterbitkan bulanan, kwartalan atau tahunan, untuk dipergunakan oleh berbagai pihak di dalam maupun di luar perusahaan (kreditur, pemerintah, investor, dan pemegang saham).

4. Mengawasi Proses Pelaksanaan Akuntansi Manajemen Ada serbu satu macam keputusan yang harus diambil oleh manajemen perusahaan setiap hari. Misalnya: pendistribusian kas, atau pembelian barang persediaan, penentuan termin penjualan kredit, apakah bagian produksi perlu lembur, apakah volume barang persediaan levelnya perlu diturunkan ata dinaikan, apakah investasi di perusahaan lain perlu diteruskan atau ditarik saja, apakah penjualan pelanggan A layak memperoleh kredit 60 hari atau tidak, apakah piutang perlu dihapuskan, dll) Untuk mempermudah proses pengambilan keputusan sehari-hari sehubungan dengan berbagai aktivitas, perusahaan juga membutuhkan informasi mengenai kondisi perusahaan untuk rentang waktu yang lebih singkat (misalnya: per hari atau minggu), para manager memerlukan input informasi dari bagian akuntansi, tepatnya berupa laporan tertentu. Disamping informasi yang tersaji dalam laporan keuangan (yang biasanya bersifat global untuk satu perusahaan atau satu group), perusahaan juga membutuhkan informasi untuk wilayah opersional yang lebih spesific, misalnya: bagaimana penjualan mingg ini, seberapa efisien aset

dikelola, seberapa bagus penjualan, seberapa efektif/boros barang persediakan digunakan dalam opersional persahaan dan lain sebagainya. Laporan yang disajikan untuk maksud-maksud di atas disebut “Laporan Internal Manajemen”. Proses pengumpulan, pengukuran, dan pelaporannya disebut dengan “Akuntansi Manajemen”— karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan manajemen internal perusahaan semata (bukan untuk pihak eksternal). Termasuk di dalamnya adalah budgeting dan forecasting keuangan. Lebih detail mengenai laporan internal untuk manajemen ini silahkan baca tulisan saya [ini].

5. Mengawasi Pelaksanaan Perpajakan Perusahaan Disamping kelima tugas utama di atas, seorang controller juga bertanggungjawab untuk memastikan laporan pajak dan pembayarannya dilakukan tepat waktu. Disamping itu, controller juga bertanggungjawab untuk memberi masukan kepada CFO dan CEO mengenai strategi dan perencanaan pajak perusahaan. Untuk melaksanakan tugas dan misi penting tersebut, seorang controller biasanya dibantu oleh beberapa team handalan, yaitu: 

Beberapa Akuntan Keuangan– Yang lebih banyak fokus pada proses pelaksanaan akuntansi keuangan (pengumpulan bukti transaksi, pengklasifikasikan, pengukuran, pengakuan dan dan pelaporan/disclosures)



Beberapa Akuntan Pajak – Jumlahnya tidak sebanyak akuntan keuangan tentnya. Para akuntan pajak ini bertgas utama untuk melaksanakan perpajakan perusahaan, mulai dari pengidentifikasian, penghitungan, pelaporan, analisa hingga perenacnaan pajak.



Akuntan Biaya – Para akuntan ini, mesikpun disebt dengan ‘Akuntan Biaya (Cost Accoungant)’ disamping bertugas menjalankan proses akuntansi biaya (termasuk cost control), mereka juga berkerjasama dengan akuntan keuangan untuk menjalankan fungsi akuntansi manajemen.



Auditor Internal – Atau Internal Auditors, adalah mereka yang khusus melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan: semua alur prosedur (uang, barang, dokumen) dan kebijakan sudah diimplementasikan sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh perusahaan—terutama sesuai dengan sistim pengendalian internnya. Cakupan pemeriksaannya adalah seluruh wilayah di dalam perusahaan.



Staff Anggaran (Budget) – Membuat dan mengawasi eksekusi anggaran yang telah disetujui oleh CFO dan CEO untuk semua bagian di dalam perusahaan. Melakukan analisa anggaran—tertama sekali perbandingan antara anggaran dengan kenyataan yang terjadi dalam pelaksanaannua. Melakukan koreksi, dan revisi yang diperlukan bila terjadi perbedaan antara anggaran dengan kenyataan (setelah memperoleh persetujuan).

Di perusahaan-perusahaan berskala kecil dan menengah, seorang controller seringkali menjadi orang terpenting di bagian keuangan karena posisi CFO dan Treasurer biasanya tidak tersedia. Sehingga tugas dan tanggungjawab keuangan semuanya berada di pundak seorang Controller. Hubungan Dengan Organisasi Lini Fungsi pengawasan adalah fungsi staf. Controller juga bertanggung jawab atas pengembangan dan analisis ukuran pengendalian dan rekomendasi atas tindakan yang diambil manajemen. Seorang controller tidak membuat atau menguatkan keputusan manajemen. Seorang controller membuat suatu keputusan. Misalnya anggota bagian controller memutuskan biaya yang layak atas biaya perjalanan dinas. Controller memainkan peran yang penting dalam penyiapan rencana strategis. Controller unit bisnis mempunyai loyalotas yang terbagi menjadi 2 yaitu :  Dotted line Controller unit bisnis melaporkan pada manajer unit bisnis. Hal ini berarti bahwa manajer unit bisnis mempunyai kekuasaan dalam hal sewa,pelatihan, transfer, kompensasi, promosi dan memberhentikan unit bisnis.  Solid line Masalah yang muncul : Controller unit bisnis bekerja hanya untuk manajer unit bisnis, ada kemungkinan dia tidak leluasa dalam mengawasi anggaran yang diususlkan atau melaporkan tidak lengkap atas kinerjanya. Controller unit bisnis bekerja hanya untuk controller perusahaan,manajer unit bisnis bisa mengira controller tersebut mata-mata yang dikirim oleh kantor pusat untuk mengawasi kegiatan manajer unit bisnis. PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain. Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan. 1. Penekanan.  Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.  Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.  Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

2. Penyebab Timbulnya Perilaku  Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.  Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.  Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan. 3. Proses.  Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.  Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.  Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego. 4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku.  Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem.  Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.  Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu. 5. Tingkat dari Kesadaran.  Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting.  Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.  Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku. 6. Data.  Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.

 

Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi. Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

Related Documents


More Documents from "SariNMartatiyana"

Bab Ii.docx
October 2019 19
Desain Penelitian.docx
November 2019 23
Use Case Diagram
October 2019 27