1
BAB II
Tahap-Tahap Penelitian Ilmiah Nuryaman dan Christina (2015: 18), menggambarkan tahap-tahap penelitian sebagai berikut.
Identifikasi Masalah
Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunan Penelitian
Kerangka Teori dan Hipotesis Penelitian
Identifikasi Variabel Penelitian Kerangka Teori/Kerangka Pemikian Hipotesis Penelitian
Desain Penelitian
Desain Strategi Penelitian Desain Pengumpulan Data Desain Instrumen Penelitian Desain Sampling Desain Analisis Data
Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis Deskriptif dan Interpretasi Analisis Hubungn dan Interpretasi Pengujian HIpotesis dan Pembahasan
Kesimpulan
Kesimmpulan Saran/Rekomendasi Keterbatasan Penelitian
2
Identifikasi Masalah Penelitian Definisi Masalah Suatu situasi kesulitan yang perlu dipecahkan. Kesenjangan (gap) antara keadaan sesungguhnya dengan keadaan yang seharusnya atau keadaan yang diharapkan. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan krusial karena tujuan penelitian adalah menjawab masalah penelitian. Suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Masalah penelitin yang dirumuskan terlalu umum dan ambiguitas akan menyulitkan peneliti untuk menentukan konsep-konsep teoretis yang ditelaah dan memilih metode pengujian data. Sumber Permasalahan Ada dua sumber permasalahan yang dapat digunakan untuk penelitian. Pertama, bahan bacaan atau literatur yang berhubungan dengan minat dan pengetahuan peneliti. Kedua, pengalaman (pribadi). Semakin banyak pengalaman seseorang, akan semakin banyak permasalahan yang didapatkannya untuk suatu penelitian. Permasalahan penelitian harus dapat dipecahakan melalui penelitian, yaitu diselidiki melalui pengumpulan dan analisis data dan bermanfat untuk dipecahkan. Menurut Sekaran (2003) terdapat empat permasalahan bisnis, yaitu: (1) masalah-masalah yang ada saat ini di suatu lingkungan organisasi yang memerlukan solusi, (2) area-area tertentu dalam suatu organisasi yang memerlukan pembenahan atau perbaikan, (3) persoalan-persoalan teoretis yang memerlukan penelitian untuk menjelaskan (atau memprediksi) fenomena, (4) pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban secara empiris.
3
Sumber utama yang dapat digunakan untuk menemukan masalah penelitian berasal dari literatur dan pengalaman. Sumber yang berasal dri literatur meliputi: (1) literatur yang dipublikasikan, antara lain berupa: buku teks, jurnal, text-database, dan (2) literatur yang tidak dipublikasikan, antara lain berupa: skripsi, tesis, disertasi, paper atau makalah-makalah seminar, proseding seminar. Topik Topik Penelitian Bisnis Topik topik penelitian akuntansi yang populer saat ini disajikan dalam tebel berikut. Bidang (Konsentrasi) Keuangan
Topik Penilaian saham dan Obligasi Analisis Rasio Keuangan Merger dan Akuisisi
Akuntansi Keuangan
Standar akuntansi keuangan Kebijakan dan metode akuntansi Kandungan informasi akuntansi
Akuntansi Manajemen
Pengukuran prestasi manajer Analisis biya-volume-laba Pembuatan keputusan investasi
Sistem informasi
Penerapan sistem informasi Sikap manajemen-pemakai Aplikasi perangkat lunak komputer Studi kebutuhan informsi dan pengetahuan Evaluasi dan penggunaansitem informasi komputer Studi keputusan dukungan teknis Analisisbasis data Pengolahan data
Keuangan dan Akuntansi
Peramalan trend suku bunga Prediksi saham, onligasi, dan nilai komoditas Alternatif pembentukan modal Merger dan akuisisi Studi risiko-manfaat (risk-return) Dampak Pajak Analsis Portofolio
4
Bidang (Konsentrasi)
Topik Studi mengenai lembaga keuangan Studi mengenai keuntungan yang diharapkan Model penentuan harga aset modal (CAPM) Risiko kredit Analisis biaya
Topik penelitian yang dipilih seringkali seringkali sudah diteliti oleh peneliti lain atau terlalu sederhana, sehingga tidak perlu diangkat sebagai permasalahan dalam penelitian. Menurut Kuncoro (2013) beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam seleksi topik penelitian adalah: 1. Apakah ada permasalahan? 2. Apakah masalah dapat dipecahkan melalui penelitian? 3. Apakah masalah menarik untuk dipecahkan? 4. Apakah masalah bermanfaat untuk dipecahkan? Identifikasi Masalah Menurut
Kuncoro
(2013:
30)
identifikasi
masalah
dilakukan
dari
permasalahan umum yang berhubungan dengan keahlian yang dipunyai dan menarik untuk dipecahkan. Kemudian dari permasalahan umum yang telah ditentukan, diambil suatu permasalahan yang lebih spesifik dan lebih memungkinkan untuk diteliti. Dengan demikian, dari permasalahan yang bersifat umum tersebut akan diambil (atau ditentukan) suatu permasalahan yang spesifik. Pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana memilih permasalahan yang layak untuk diteliti? Jawaban yang paling mudah adalah manfaatkan teori yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan yang diturunkan dari teori membawa kemudahan dalam memformulasikan hipotesis karena mempunyai hubungan yang erat dengan teori.
5
Perumusan Masalah Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi sebagian peneliti pemula. Hal yang dapat menolong mahasiswa mengatasi kesulitan dalam merumuskan judul dan masalah adalah memiliki pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori dan hasil-hasil penelitian para pakar terdahulu dalam bidang-bidang yang terkait dengan masalah yang akan diteliti (Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia, 2009: 56). Menurut Kuncoro (2013: 39) Perumusan masalah harus disertai dengan latar belakang masalah. Latar belakang masalah adalah segala informasi yang diperlukan untuk memahami perumumusan masalah yang disususn oleh peneliti. Dengan kata lain, latar belakang masalah merupakan informasi yang diperlukan untuk mengerti permasalahan yang ada. Dengan penyajian latar belakang masalah, pemahaman permasalahan penelitian menjadi lebih jelas. Jogiyanto (2007: 26) latar belakang permasalahan menjelaskan timbulnya topik yang akan diteliti. latar belakang permasalahan merupakan gejala dari permasalahan yang akan diteliti. Gejala merupakan tanda-tanda terjadinya permasalahan. Untuk riset yang bertujuan menyelesaikan permasalahan yang ada, mengidentifikasi gejala merupakan hal yang terpenting dan pertama kali harus dilakukan. Gejala permasalahan berbeda dengan permasalahan. Gejala
dari
permasalahan merupakan akibat dari permasalahan yang tampak dan dapat dijdikan identifikasi
adanya
suatu
permasalahan.
Gejala
permasalahan
bukan
permasalahannya sendiri. Contoh geja: (1) penjualan perusahaan menurun, (2) Users sistem informasi di perusahaan XXCX mengeluh krena keterlambatan informasi yang diperlukan yang didistribusikan oleh bagian sistem informasi, (3) variabel moderasi yang mempengaruhi partisipasi budjet terhadap kinerja perusahaan. Setelah peneliti memilih bidang dan pokok masalah yang diteliti, selnjutnya perlu merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian. Penelitian yang baik
6
menghendaki rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang jelas dan tidak ambiguitas. Menurut Indrianto (2002: 19) masalah penelitian sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengekspresikan secara jelas hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumusan masalah dalam suatu penelitian dapat berupa lebih dari satu pertanyaan. Selanjutnya Indriarto (2002: 19) mengemukakan bahwa rumusan masalah penelitian tidak harus dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, dirumuskan dalam pernyataan tujuan penelitian. Tujuan penelitian, meskipun demikian, tidak harus sama dengan masalah yang diteliti. Contoh rumusan masalah penelitian yang dinyatakan dalam pertanyaan: (1) Dalam beberapa tahun terakhir, keutungan perusahaan menurun. Ini adalah fenomena yang terjadi diperusahaan. Masalah penelitiannya adalah faktor apakah yang menyebabkan keuntungan perusahaan menurun? Atau apakah kualitas produk yang mempengaruhi keuntungan perusahaan? (Nuryaman dan Christina, 2015: 18), (2) apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi? (3) bagaimana persepsi pelaku usaha terhadap iklim investasi/kegiatan berusaha di daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016? (4) bagaimana pengaruh idealisme terhadap komitmen pada profesi? Contoh rumusan masalah penelitian yang tidak dinyatakan dalam pertanyaan, tetapi dinyatakan dalam tujuan penelitian: (1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah informasi pemecahan saham dapat secara murni mempengaruhi harga saham dengan melakukan pengawasan terhadap laba per lebar saham, dividen, harga saham industri, (2) studi ini dimaksudkan untuk menguji dampak tiga variabel, yaitu gaya kepemimpinan, ketidakpastian lingkungan, dan informasi job-relevant terhadap kegunaan yang dirasakan dari sistem penganggaran Tujuan Penelitian: Tujuan penelitian dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, untuk mengembangkan pengetahuan. Kedua, untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau
7
menjawab pertanyaan penelitian.
Dalam Pedoman penulisan Karya Ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia (2009: 56) dikemukkan bahwa rumusan tujuan penelitian/studi menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitiannya. Rumusan tujuan penelitian bukan merupakan rumusan maksud penulisan skripsi, tesis, atau disertasi seperti yang ditulis pada halaman sampeul luar dan halaman sampul dalam. Tujuan penelitian terdiri atas tujuan umum dan tujun khusus. Tujuan umum menggambarkan secara singkat apa yang ingin dicapai melalui penelitian yang dinyatakan dalam satu kalimat. Tujuan khusus merupakan rincian tujuan umum yang lebih spesifik dan dirumuskan dalam beberapa butir yang secara spesifik mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian. Contoh tujuan riset: (1) tujuan riset ini adalah akan menguji apakah beta di pasar modal Indonesia bias karena perdagangan yang tipis (Jogiyanto, 2007: 33), (2) tujuan penelitian ini untuk mengetahui hal berikut. (a) pengruh konsentrasi kepemilikan terhadap pengungkapan sukarela, (b) pengaruh komposisi dewan komisaris terhadap pengungkapan sukarela, (c) pengaruh kualitas audit terhadap pengungkapan sukarela (Nuryaman dan Christina, 2015: 35) Kegunaan Penelitian Menurut Jogiyanto (2007: 33), riset yang baik harus mempuyai kontribusi atau manfaat kepada pemakai hasil riset. Pemakai riset dapat berkisar dari akademisi, praktisi, perusahaan, sampai ke pemerintah. Tergantung siapa pemakai dari riset, kontribusi riset dapat berupa kontribusi teori, kontribusi praktik, dan kontribusi kebijakan. Kontribusi teori adalah hasil dari riset dapat memperbaiki teori yang sudah ada, menjelaskanteori yang sudah ada ke fenomena baru atau menemukan teori yang baru. Kontribusi praktek menunjukkan bahwa hasil dri riset dapat digunakan untuk diterapkan di praktik nyata atau paling tidak dapat digunakan
8
untuk memperbaiki praktik yang ada dengan lebih baik. Kontribusi kebijakan berhubungan dengan manfaat bagi regulator yang mengeluarkan kebijakan untuk kepentingan publik.
Menurut
Nuryaman dan Christina (2015: 18), kegunaan
penellitian adalah deskripsi tentang manfaat dan kegunaan hasil penelitian. Sesuai dengan tipe penelitian, hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan pengetahuan, verifikasi teori, atau untuk membantu pengambilan keputusan tertentu oleh manajemen organisasi.
Daftar Pustaka Cooper, D. R., Schindler, P. S. (2014) Business Research Methods Twelfth Edition. McGraw-Hill. Indrianto, N., Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Edisis Pertama. Yogyakarta: BPFE Jogiyanto H. M. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan PengalamanPengalaman. Yogyakarta: BPFE. Kuncoro, K. (2013). Metode Riset untuk Bisis & Ekonomi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Erlanggga Nuryaman, Christina, V. (2015). Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis Teori dan Praktik. Bogor: Ghalia Indonesia. Sekaran, U. (2016). Research Methods for Business. A skill-Building Approach Seventh Edition. John Wiley & Sons, Inc.