Degradasi Lahan.docx

  • Uploaded by: rani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Degradasi Lahan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 752
  • Pages: 3
1. Overgrazing Dari tahun ke tahun, pemanfaatan lahan sebagai lahan budidaya cenderung mengalami perubahan. Pemanfaatan lahan dengan trend peningkatan pada pemanfaatan lahan untuk tegalan, ladang, sawah, dan bangunan mengalami perubahan. Sebaliknya, pemanfaatan lahan padang rumput/penggembalaan justru mengalami trend penurunan (Direktorat Jenderal Peternakan, 2008). Hal tersebut menggambarkan bahwa telah terjadi peralihan fungsi lahan padang penggembalaan menjadi lahan budidaya tanaman pangan, perkebunan, dan perumahan akibat tekanan pertumbuhan jumlah penduduk. Kondisi demikian membuktikan bahwa pada saat ini telah terjadi pengurangan luas areal lahan penggembalaan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) yang jika tidak ditangani secara serius akan berdampak negatif terhadap upaya pengembangan peternakan karena daya dukung pakan yang semakin terdesak. Pengembangan padang penggembalaan maupun pengembangan hijauan sebagai daya dukung pengembangan peternakan masih sangat sulit diimplementasikan karena beberapa faktor penghambat (Abdullah et al., 2005), diantaranya: 1. Keterbatasan areal pengembangan karena kompetisi lahan yang tersedia dengan pengembangan tanaman perkebunan, kehutanan, maupun tanaman pangan yang lebih diprioritaskan. 2. Berkurangnya areal padang penggembalaan akibat kebutuhan pengembangan kawasan industri maupun perumahan penduduk. 3. Masih rendahnya dinamika bisnis hijauan pakan sehingga tidak mendorong pengembangan sentra-sentra produksi hijauan. 4. Ketidakperdulian produsen dan konsumen hijauan pakan terhadap kualitas dan anggapan bahwa tanaman pakan ternak tidak penting, sehingga bibit hijauan juga dianggap tidak penting. 5. Kesulitan memperoleh jenis dan benih tanaman pakan unggul yang memiliki tingkat produktivitas tinggi (kuantitas dan kualitas) dengan daya adaptasi terhadap lingkungan cukup baik untuk skala pengembangan besar. Di samping perubahan alih fungsi lahan, juga dilaporkan terjadinya perluasan lahan kritis termasuk areal padang penggembalaan. Perluasan lahan kritis tidak dapat dilepaskan dari persoalan yang terjadi dalam masyarakat seperti tekanan yang tinggi

akan kebutuhan lahan, perladangan berpindah, penggembalaan yang berlebihan, pembakaran yang tidak terkendali, dan illegal logging sehingga pemecahannya juga tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan masyarakat sendiri (Aswandi, 2008). 2. Loss of soil biodiversity due to use of agrochemicals. Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan di lingkungan pertanian dapat disebabkan karena penggunaan agrokimia (pupuk dan pestisida) yang tidak proporsional. Pada tahun enam puluhan terjadilah biorevolusi dibidang pertanian, yang dikenal dengan revolusi hijau dan telah berhasil merubah pola pertanian dunia secara spektakuler, yaitu dengan dikenalkannya penggunaan agrokimia, baik berupa pupuk kimia maupun obat-obatan (insektisida). Memang dengan revolusi hijau tersebut, produksi pangan dunia meningkat dengan tajam, sehingga telah berhasil mengatasi kekhawatiran dunia akan adanya krisis pangan. Namun dampak penggunaan agrokimia mulai dirasakan saat ini. Dampak negatip dari penggunaan agrokimia antara lain berupa pencemaran air, tanah, dan hasil pertanian, gangguan kesehatan petani, menurunya keanekaragaman hayati, ketidak berdayaan petani dalam pengadaan bibit, pupuk kimia dan dalam menentukan komoditas yang akan ditanam. Penggunaan pestisida yang berlebih dalam kurun yang panjang, akan berdampak pada kehidupan dan keberadaan musuh alami hama dan penyakit, dan juga berdampak pada kehidupan biota tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya ledakan hama penyakit dan degradasi biota tanah. Perlu difikirkan pada saat ini residu pestisida akan menjadi faktor penentu daya saing produk-produk pertanian yang akan memasuki pasar global. Penggunaan pupuk kimia yang berkonsentrasi tinggi dan dengan dosis yang tinggi dalam kurun waktu yang panjang menyebabkan terjadinya kemerosotan kesuburan tanah karena terjadi ketimpangan hara atau kekurangan hara lain, dan semakin merosotnya kandungan bahan organik tanah. Misalnya petani menggunakan urea (hanya mengandung hara N) dalam dosis tinggi secara terus menerus, sementara tanaman mengambil unsur hara tidak hanya N (nitrogen) dalam jumlah yang banyak, maka akan terjadi pengurasan hara lainnya. Unsur hara pokok yang dibutuhkan tanaman semuanya ada 16 unsur, sehingga apabila tidak ditambahkan akan terjadi pengurasan hara lainnya (15 hara) dan pada saatnya akan terjadi kemerosotan

kesuburan karena terjadi kekurangan hara lain. Dilaporkan dipersawahan yang intensif missal Delanggu diduga kekurangan hara mikro Zn dan Cu. Memang seyogyanya semua hara yang dibutuhkan tanaman perlu ditambahkan, namun yang demikian sulit dilakukan. Kecuali dengan penambahan pupuk organik secara periodik yang mengandung hara lengkap yang sekarang semakin jarang dilakukan petani. Penanaman varietas padi unggul secara mono cultur tanpa adanya pergiliran tanaman, akan mempercepat terjadinya pengusan hara sejenis dalam jumlah tinggi dalam kurun waktu yang pendek. Hal ini kalau dibiarkan terus menerus tidak menutup kemungkinan terjadinya defisiensi atau kekurangan unsur hara tertentu dalam tanah. Akibat dari ditinggalkannya penggunaan pupuk organik berdampak pada penyusutan kandungan bahan organik tanah, bahkan banyak tempat-tempat yang kandungan bahan organiknya sudah sampai pada tingkat rawan, sekitar 60 persen areal sawah di Jawa kadungan bahan organiknya kurang dari 1 persen. Sementara, sistem pertanian bisa menjadi sustainable (berkelanjutan) jika kandungan bahan organik tanah lebih dari 2 %. Bahan oraganik tanah disamping memberikan unsur hara tanaman yang lengkap juga akan memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah akan semakin remah. Namun jika penambahan bahan organik tidak diberikan dalam jangka panjang kesuburanfisiknya akan semakin menurun.

Related Documents


More Documents from "Ngurah"

Infeksi Saluran Kemih.docx
October 2019 56
Forensik Refarat.docx
May 2020 37
Citicoline.docx
October 2019 40
1913-4423-1-sm.pdf
June 2020 25