Paleoantropologi-somatologi.ppsx

  • Uploaded by: Rani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Paleoantropologi-somatologi.ppsx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,307
  • Pages: 28
Fidya, drg,MSi





Adalah ilmu manusia purba, yang menyelidiki evolusi manusia sejak awal sejarahnya hingga manusia zaman logam ( Jacob, 2000) Adalah ilmu yang meneliti asal usul atau terjadinya evolusi manusia dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah membatu (fosil manusia) yang tersimpan dalam lapisan bumi yang didapat dengan metode penggalian (Koentjaningrat, 2009)

 



Sisa manusia (bagian keras; tulang, gigi) Jejak kaki yang memfosil dalam matrix (lumpur, pasir ) yang membatu. Bagian lunak: jarang memfosil (kec. Mummi)

TUJUAN  Mengetahui kehidupan biokultural manusia semenjak muncul dibumi.  Mengetahui evolusi melalui masa dan wilayah distribusinya selama dan seluas mungkin.









Berupa situs-situs di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Irian. Manusia yang ditemukan mulai Pithecanthropus sampai Homo Sapiens. Indonesia dianggap daerah tepi, daerah penerima migrasi, daerah berlindung dari kompetisi yang ketat, daerah yang belakangan dikunjungi manusia. Kepurbaannya tidak tinggi sekali.

FOSIL Dilihat dari asal kata fosil : FOSIL berasal dari bahasa latin, yaitu Fossilis, yang berarti menggali dan/ sesuatu yang diambil dari dalam tanah/batuan

Sisa-sisa makhluk hidup masa lampau, jejak/bekas makhluk hidup atau jejak aktivitas mereka







Proses penimbunan sisa-sisa mahluk hidup yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Proses fosilisasi minimal memakan waktu 7000 th. Bagian yang dapat menjadi fosil berupa tulang, gigi, tanduk, cangkang remis, karapaks.



Fosil dalam “Paleontologi” terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : - Macrofossil dapat dilihat dengan mata biasa (megaskopis) -. Microfossil > hanya dapat dilihat dengan bantuan alat mikroskop

(mikroskopis)

Syarat menjadi fosil: 1. Organisme/sisa organisme terbebas dari

kehancuran. 2. Mempunyai bagian2 yang keras, misal tulang

atau gigi. 3. Begitu mati segera masuk medium pengawet:

aspal, pasir, abu vulkanik, laut dalam, resin/damar. 4. Segera terhindar dari proses-proses kimia

(oksidasi & reduksi) 5. Tidak menjadi mangsa binatang lain 6. Tertimbun dalam sedimen yang terus

bertambah dalam kurun waktu lama. 7. Terjadi pelarutan dan penggantian mineral asal

dengan mineral lain

1.

2.

3.

4.

Penghunian manusia dianggap sekitar 2 juta tahun, sehingga kepurbaan cukup tinggi. Namun banyak perbedaan pendapat. Adanya lubang-lubang pengetahuan tentang evolusi manusia (misal antara 200.000-40.000 tahun yang lalu). Perlunya menemukan bagian-bagian rangka Pithecanthropus secara lengkap Memenuhi informasi yang belum ada atau kurang, misal tentang aspek budaya, lingkungan fisik, flora dan fauna

 

 

Fosil manusia Fosil sisa manusia dari jaman protohistoris atau historis Fosil primata Fosil vertebrata

Terjadi karena: 1. Perusakan dalam mencari fosil atau alat budaya yang berharga, misal. Untuk obat, emas, keramik,dll 2. Perusakan karena pengusahaan, misal. Gua, pembuatan jalan, perladangan, pemukiman, pekuburan, pengembangan turisme. 3. Perusakan oleh hewan, mis. Gerombolan ternak, burung maleo yang membuat tempat bertelur. 4. Perusakan oleh penggalian untuk tujuan komersil. Dapat pula kerusakan karena peristiwa alam (gempa, banjir, ombak); pengemasan dan pengangkutan yang tidak tepat; penanganan yang kasar dan ceroboh. 

1.

2.

3. 4. 5. 6.

Bukit kerang, sampah kapur dari zaman Mesolitik atau Epipaleolitik, dibakar untuk membuat kapur bermutu. (Vietnam, Kamboja, Malaysia Barat, Aceh, Sumatera Utara) Gua, telur burung Maleo. (Cina, Malaysia Timur Filipina) – Mesolitik, Neolitik Tepi pantai terkikis ombak. (Jawa Timur, Sulawesi, Bali, Sumba) – Neolitik Pengendapan fosil di sawah, ladang, dan pemukiman. ( Jawa, sulawesi Selatan, Filipina) – Paleolitik, Mesolitik. Pekuburan, Pencurian bekal kubur. (Jawa, Sulawesi Selatan, Maluku)- Zaman Perunggu- Besi Pembuatan jalan, jembatan, irigasi. (Malaysia, Jawa, dll) - Paleolitik



 

 



Obat-obatan, mis. Cina gigi Hipparion, Jawa Badak, kuda sungai, buaya. Perhiasan badan, mis. Gigi, gading, tanduk Hiasan rumah, mis. Tanduk, tengkorak, tulang besar, kayu. Alat, mis. Gading gajah Bahan bangunan, mis. Fosil kayu, alat batu Azimat, mis. Gigi, tanduk.

  



 

Tahun 1857 Junghuhn mengumpulkan fosil-fosil hewan bertulang belakang di Jawa. Tahun 1866 Raden Saleh juga mengumpulkan fosilfosil. Tahun 1889, B.D.Van Rietschoten (Belanda) menemukan fosil tengkorak manusia di Wajak (Tulungagung) Tahun 1890, Eugene Dubois menemuukan tengkorak Wajak II dengan mandibula dan fragmen tulang-tulang lain. Diumumkan tahun 1920. Tahun 1890, Dubois menemukan sekeping rahang atas anak-anak di Kedungbrubus, Jawa Tengah. Tahun 1891, Dubois menemukan tengkorak dari Trinil, yang diterbitkan dalam naskah tahun 1894 dengan sebutan makhluk tersebut Pithecanthropus erectus.











Tahun 1926 dr. Heberlein menemukan atap tengkorak manusia purba dari Trinil, namun setelah diselidiki oleh Mijsber dan Bijlmer ternyata fosil itu adalah ujung proximal humerus gajah purba. Pada 1936, Duyfjes menemuka tengkorak anak-anak di Mojokerto. Tahun 1937 tengkorak perempuan, tahun 1938 dua buah tengkorak, tahun 1939 dan 1941 mandibula di Sangiran. Tahun 1940, Schnitger melaporjkan penemuan tengkorak dekat sungai Kampar Kanan SumateraTengah yang dinamakan Homo kamparensis. Tahun 1960 dan selanjutnya ditemnukan bagianbagian Pithecanthropus di Sangiran.

Situs Paleolitik - Zaman paleolitik awal belum ada kuuran - Jarang penemuan fosil manusia di lapangan terbuka pad pleitosen awal dan tengah. - Penemuan terjadi di gua-gua pada pleistosen atas. - Di Indonesia hanya di temukan di gua Niah (Serawak).

Situs Mesolotik Kuburan sudah mulai banyak. Terdapat kuburan tunggal dan multiple. Kuburan terletak di atas permukaan tanah, didalam tanah, kadang dibuat bangunan atau dinding,dalam peti atau sarkofagus. Situs Neolitik Studinya belum banyak dilakukan di Indonesia. - Penggalian pada jaman Mesolitik dan Neolitik harus dilakukan dengan sangat cermat.







Adalah bagian dari ilmu antropologi tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya. Disebut juga antropologi fisik dalam arti khusus. Yang diteliti: ciri-ciri tubuh; spt warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi dan bentuk tubuh, golongan darah.

 

 

Gen mempengaruhi warna kulit. Warna kulit dipengaruhi faktor lingkungan (mis. Radiasi matahari). Tipe ABO darah. Variasi warna mata, bentuk tangan, rambut kulit.



 



Manusia digolongkan dalam beberapa golongan tertentu berdasarkan persamaan beberapa ciri tubuh. Dalam ilmu antropologi disebut Ras. Ras: populasi sebuah jenis, yang berbeda dengan populasi-populasi lain dari jenis yang sama dalam frekuensi varian atau beberapa gen (Haviland, 1985). Kategorinya: “Asiatik” atau Mongoloid, “Eropa” atau Caucasoid, dan “Afrika” atau Negroid.

 1.

2.

3.

Yang harus diperhatikan tentang Ras: Sifat definisi yang tidak pasti. Tidak ada kesepakatan mengenai berapa banyak perbedaan yang diperlukan untuk membentuk sebuah ras. Tidak berarti suatu ras secara eksklusif mengandung varian yang khas dari sebuah atau beberapa gen. Individu dari ras yang satu belum tentu bisa dibedakan dari ras yang lain. Tidak ada satupun ras yang memiliki monopoli eksklusif atas gen atau alela tertentu.







Mongoloid: berambut lurus, bermuka datar, berhidung pesek, bercuping hidung lebar. Caucasoid: berkulit pucat, berhidung mancung, warna mata dan bentuk rambutnya bermacam-macam. Negroid: warna kulit gelap, bibir tebal, hidung lebar, rambut sangat keriting.

 -

-

-

Hubungan dengan adaptasi iklim: Bentuk tubuh dan iklim (orang yang lahir diiklim dingin: sosok tubuh besar dan tegap; orang yang lahir diiklim panas: tinggi dan ramping). Pakaian dan iklim (orang Eskimo mengembangkan pakaian untuk memelihara panas tubuh; orang tropis kebalikannya). Bentuk hidung (tropis: hidung lebar mekar; daerah dingin: hidung panjang dan menonjol) Warna kulit: tebalnya kulit, carotene, pantualan warna pembuluh darah, dan melanin.









Melanin: Bahan kimia yang menyebabkan pigmentasi kulit gelap, yang memberi perlindungan terhadap kerusakan karena sinar ultraviolet. Sentuhan sinar matahari menambah banyaknya melanin. Orang-orang tropis: konsentrasi tertinggi. Akibat seleksi alamiah sebagai perlindungan terhadap radiasi matahari yang sangat kuat.











“Ras-ras “ tertentu dianggap memiliki ciri-ciri tertentu. Dinamakan berbeda-beda: “watak”, “temperamen”, “semangat” Contoh: orang Skandinavia “dingin”, orang Jerman watak “prajurit”, orang kulit hitam “malas” Konsep yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan ras sebagai konsep biologis. Ras seringkali diberikan arti yang tidak ada hubungannnya.











Apakah ada ras yang memiliki inteligensi lebih tinggi dari yang lain? Orang kulit putih dianggap memliki inteligensia lebih tinggi dari kulit hitam? Terdapat pengaruh yang cukup besar dari keturunan atas inteligensia. Terdapat pengaruh lingkungan terhadap intelegensia (pedesaan/perkotaan; interaksi verbal orang dewasa; keluarga besar/ kecil) Inteligensia wujud dari interaksi gen dan lingkungan.

  

Haviland. 1985. Antropologi. Jilid 1 Jacob, T. 2000. Antropologi Biologis Koentjaningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi.

More Documents from "Rani"

Infeksi Saluran Kemih.docx
October 2019 56
Forensik Refarat.docx
May 2020 37
Citicoline.docx
October 2019 40
1913-4423-1-sm.pdf
June 2020 25