Dasar Teori Csc.doc

  • Uploaded by: delima purnamasari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dasar Teori Csc.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 328
  • Pages: 3
Dasar Teori CSC Minyak bumi (crude petroleum) umumnya mengandung senyawa sulfur, sebagian senyawa ini akan terikut sampai ke produk akhir walapun dalam pengilangan sudah ada proses pembersihannya. Korosi minyak bumi terhadap berbagai macam logam disebabkan oleh senyawa belerang korosif yang terdapat dalam produk minyak bumi. Tingkat korosif pada produk minyak bumi harus dibatasi agar konsumen tidak dirugikan, karena keberadaanyya yang melampaui ambang batas dapat menyebabkan masalah yaitu kerusakan komponen mesin, mulai dari kerak hingga pembakaran dini atau disebut knocking, bahkan apabila hasil pembakaran tersebut bercampur dengan udara dapat membahayakan tubuh. Korosi merupakan proses degradasi atau penurunan mutu material karena adanya rekasi secara kimia dan elektrokimia dengan lingkungan. Karena hampir semua korosi adalah merupakan suatu reaksi elektrokimia, semua yang mempengaruhi kecepatan suatu reaksi kimia atau jumlah arus yang mengalir akan mempengaruhi laju korosi. Laju korosi berbanding lurus dengan sejumlah arus yang mengalir pada sel korosi elektrokimia. ASTM D-130 megatur cara untuk mendeteksi tingkat korosi pada tembaga (corrosivenes to copper) dari produk-produk minyak bumi. Produk minyak bumi yang diatur oleh standard ini meliputi aviation gasoline, aviation turbine fuel, automotive gasoline, natural gasoline atau produk lainnya yang meliliki RVP tidak lebih besar dari 18 psi (124 kPa), cleaners solvent, kerosene, diesel fuel, distillate fuel oil, dan lubricating oil atau produk jenis lainnya. 1 Prinsip analisis pengujian ini yaitu lempeng tembaga yang telah digosok, direndam dalam sejumlah sampel dan dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu. Pada akhir pengujian, lempeng tembaga dikeluarkan dari sampel yang diuji, dikeringkan dan dibandingkan warnanya dengan standar pengkaratan lempeng tembaga. Pelaporan tingkat pengkaratan sesuai dengan nomor pada salah satu tingkat pengklasifikasian dari Standar Pengkaratan Lempeng Tembaga ASTM D130, dengan mencantumkan temperatur dan waktu pengujian.

1. Wildan, 2017, Sampling dan Analisis, ( http://www.sampling-analisis.com/2017/04/cara-uji-coppercorrosion-astm-d130.htm, diiakses pada tanggal 30 Maret 2019) 2. Asro, 2008, Pengukuran Copper Corrosion ASTM D-130, (http://asro.wordpress.com/2008/08/20/pengukuran-copper-corrosion-astm-d-130/, diakses tanggal 30 Maret 2019) 3. Capung, 2011, Teori Dasar Korosi (http://cchapung.blogspot.com/2011/07/teori-dasar-korosi.html, diakses tanggal 30 Maret 2019)3 4.Ebenezerskl, 2014 ,Metode Pengujian Sifat Fisika Minyak Bumi (https://www.slideshare.net/mobile/ebenezerskl/metode-pengujian-sifat-fisika-minyak-bumi-2014, diakses tanggal 30 Maret 2019)

Related Documents

Dasar Teori
May 2020 44
Dasar Teori
July 2020 38
Bab 6 Dasar Teori
October 2019 35
4. Teori Dasar Fix.docx
April 2020 12
Dasar Teori Pulveres
August 2019 27
Dasar Teori Csc.doc
December 2019 18

More Documents from "delima purnamasari"