KELOMPOK 4
DARA GEBRINA RIZKI JIHAN HAURA RICHY DARA PERDANA MUHAMMAD AL FARISI JIHAN NABILA YULINAR MAULIDA
KHAIRINA MUHAMMAD DWIKI REZA CUT VANI IRFANUL AULIA MULTAZAM
Tutor: dr. Cut Khairunnisa,M.Kes
MODUL 2 OBSTRUKSI SISTEM RESPIRASI BAGIAN BAWAH SKENARIO 2
Nafas Berbunyi Pak Syukri berusia 35 tahun, seorang tenaga kebersihan di kota Lhokseumawe dibawa ke dokter keluarga dengan keluhan sesak nafas sejak dua hari yang lalu. Dari anamnesis diketahui bahwa sesak nafas sudah mulai dirasakan sejak tiga tahun yang lalu, hilang timbul dan sering kambuh di malam hari. Terdapat riwayat atopi dalam keluarganya. Pak Syukri mempunyai kebiasaan merokok dengan indeks Brinkman ringan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan demam subfebril, auskultasi terdengar ekspirasi memanjang dan wheezing di kedua lapangan paru. Dokter menyimpulkan terdapat tandatanda obstruksi pada saluran nafas. Dokter memberikan bronkodilator dalam bentuk metered dose inhaler untuk mengurangi sesak nafas dan obat lainnya. Pak Syukri dirujuk ke rumah sakit Cut Meutia untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan selanjutnya. Dokter menganjurkan Pemeriksaan APE dengan uji bronkodilator dan spirometri dilakukan pada Pak Syukri. Selain memberikan terapi obat-obatan, dokter juga menganjurkan untuk segera berhenti merokok untuk mencegah komplikasi penyakitnya. Bagaimana menjelaskan apa yang terjadi pada Pak Syukri?
JUMP 1 •
ATOPI adalah kecenderungan genetik seseorang yang menyebabkan alergi
•
INDEK BRINKMAN adalah hitungan pada perokok secara kuantitatif dalam setahun
•
METERED DOSE INHALER adalah alat inhalasi dengan dosis terukur yang disemprotkan kemulut/obat aerosol
•
WHEEZING adalah suara pernapasan frekuensi tinggi yang nyaring terdengar pada akhir ekspirasi
•
APE adalah pemeriksaan untuk melihat faal paru (satuan L/menit)
•
SPIROMETRI adalah pemeriksaan objektiv untuk menilai fungsi paru dengan indikasi medis tertentu
JUMP 2 DAN JUMP 3 1.Apakah ada hubungan usia, jenis kelamin pada keluhan pak syukri? Jwb: Berhubungan, pada usia anak anak dan sekitar 30 tahun, resiko meningkat. Pada jenis kelamin: resiko lebih tinggi pada wanita dari pada pria.
2.Mengapa pak syukri sering sesak dan kambuh di malam hari? Jwb: Sesak terjadi penyempitan saluran nafas, inflamasi ,perubahan struktur saluran nafas Kambuh dimalam hari: pada malam hari terjadi peningkatan kerja saraf parasimpatis
3.Apakah sesak nafas 3 tahun yang lalu berhubungan dengan sesak yang dialalmi sekarang? Jwb: Berhubungan, karena kemungkinan paksyukri terkena asma, yang mana asma ini bersifat episodik dan berulang
4. Apa saja faktor pencetus sesak nafas? Jwb: Faktor internal genetik, obesitas, jenis kelamin Faktor lingkungan rangsangan alergen, merokok, infeksi, obat.
5.Bagaimana hubungan riwayat atiopi keluarga dengan keluhan yang dialami pasien? Jwb: Atopi merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi perkembangan asma berubah peningkatam produksi igE shg lebih hipersensitive.
Faktor alergi yang dialami oleh orang tua dapat diturunkan pada anaknya.
6.Apakah ada hubungan merokok dengan keluhan yang dialami oleh pasien? Jwb: Merokok meningkatkan morbiditas dan keparahan penyakit asma -pada orangdewasa resiko meningkat 20 persen -pada anak resiko lebih tinggi dikarenakan saluran nafas yang lebih sempit dan kecil •
CO di asap rokokLebih mudah diikat oleh ketimbang O2 hal ini menyebabkan keracunan dan penurunan kadar O2 di tubuh perokok
7.Apa interpretasi hasil pemeriksaan fisik dari pasien? Jwb: -Demam subfebris: pelepasan sel mediator inflamasi (37,2-37,5 ℃ ) -Wheezing: penyumbatan oleh sekret sehingga menghasilkan suara -Ekspirasi memanjang: dikarenakan udara susah keluar dan akhirnya ekspirasi memanjang.
8.Pemeriksaan apa yang dapat dilakukan pada pasien Jwb: APE, eosinofil, fotothorax, spirometri, skin test, uji provasi bronkus, pemeriksaan sputum.
9.Obat apa saja yang dapat mengurangi sesak nafas pak syukri? Jwb: Bronkodilator : agonis β adrenergik, antikolinergik, xhantin
10.Mengapa dokter memberikan bronkodilatator? Jwb: Bronkodilatator bekerja : -melebarkan saluran pernapasan dan merelaksasi otot otot sel pernapasan -memperluas bronkus dan bronkiolus -meningkatkan penyerapan o2 pada pasien
11.Apa Dx dan Dd padapasien? Jwb: Dx:asma bronkhial Dd:PPOK,Bronkhial kronik,emfisema paru, emboli paru
12.Apa komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien? Jwb: -pneumothorax,gagal nafas, status asmaticus, bronkitis, emfisema
JUMP 4
Pak syukri, 35 taun Keluhan: •Sesak napas hilang timbul dan kambuh dimalam hari •Kebiasaan merokok •Riwayat atopi
Faktor pencetus •Alergen •Merokok •genetik
Hasil pemeriksaan: •Demam subfebril •Ekspirasi memanjang dan wheezing •IB Ringan Px penunjang •Px APE dengan uji bronkodilator •Spirometri •Px lab •Foto thorax
DX: asma bronkial DD:PPOK,brontiektasis Farmakologi tatalaksana Non farmakologi Komplikasi: •Pneumotoraks •Gagal napas •Status asmaticus
Prognosis: baik bila ditangani dengan baik
JUMP 5 1. Asma bronkial dan tatalaksana 2. PPOK
3. Bronkhiektasis 4. Farmakologi obat obat bronkodilator
ASMA BRONKIAL
WHO
• ASMA DIDUNIA : 300 JUTA 400 JUTA (TH 2025)
• INDONESIA (2005): 4,2%5,4%
11
ISAAC
DEFINISI Asma adalah inflamasi kronik saluran napas yang ditandai oleh hipereaktifitas bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi berupa sesak napas, wizing, batuk yang berulang terutama pada malam hari akibat penyempitan saluran napas difus dengan derajat penyempitan yang bervariasi, membaik secara spontan atau dengan pengobatan
FAKTOR RISIKO ASMA
GENETIK
JENIS KELAMIN OBESITAS
• risiko asma pada anakanak laki-laki 1,5-2 kali anak perempuan • Dewasa hampir sama banyak
• BMI >30kg/m2 risiko asma mekanisme belum jelas
13
FAKTOR HOST
• gen predisposisi terhadap produksi IgE spesifik (atopi/alergi), hiperresponsif bronkus, • Gen yang mempengaruhi produksi mediator inflamasi seperti sitokin, kemokin, growth factor • Gen penentu rasio antara respon imun Th1 dan Th2
FAKTOR RISIKO ASMA ALERGEN FAKTOR LINGKUNGAN • Alergen dalam rumah (tungau debu rumah dll) • Alergen luar rumah (serbuk sari dll) • Alergen makanan (udang dll) • Alergen obat-obatan (golongan penisilin dll) • Bahan yang mengiritasi (parfum dll)
14
FAKTOR LAIN • Ekspresi emosi berlebih • Asap rokok bagi perokok aktif maupun pasif • Exercise-induced asthma • Perubahan cuaca
Patogenesis Asma Disfungsi ototpolos bronkus
Bronkontiksi Hipereaktifiti bronkus Hiperplasia Pelepasan mediator inflamasi
Inflamasi saluran napas
Aktifiti dan infiltrasi sel inflamasi Kerusakan mukosa Proliferasi sel Kerusakan efitel Penebalan membran basalis
Symptoms\exacerbations
GAMBARAN KLINIS ANAMNESIS
• BATUK: SESUDAH PAJANAN BERBAGAI ZAT TERTENTU KARENA AKTIVITAS, EMOSI DAN INFEKSI VIRUS. BATUK MENJADI LEBIH BERAT PADA MALAM HARI. • MENGI DAN SESAK NAFAS BERULANG: DAPAT TERCETUS OLEH BERBAGAI RANGSANGAN, AKTIVITAS, • GEJALA MEMBAIK SECARA SPONTAN ATAU OLEH OBAT BRONKODILATOR Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya Riwayat faktor pencetus Perburukan gejala pada malam hari
PEMERIKSAAN FISIK Tanpa serangan: Bisa normal Tanda2 Penyakit penyerta Dalam serangan • • • • •
Sesak Mengi, ekspirasi memenjang Otot bantu napas Pulsus paradoksus Sianosis, penurunan kesadaran
RADIOLOGI Umumnya normal
Hiperinflasiparu (dalam serangan) Foto toraks berguna untuk melihat adanya komplikasi pneumotoraks, pneumomediastinum, atelektasis. Untuk menyingkirkan penyakit lain
LABORATORIUM Darah Sputum Uji Kulit
: Eosinofilia, Ige Spesifik : Eosinofil, Spiral Curschman& Kristal Charcot-leyden : Prick Test Untuk Mengetahui Alergi
DIAGNOSIS Diagnosa: Anamnesa, pem fisik, pemeriksaan penunjang Diagnosis pasti ditegakkan dengan menggunakan spirometri: Pemeriksaanspirometri • VEP1 • VEP1/KVP Test Bronkodilator: PeningkatanVEP1> 12% dan200 ml
KLASIFIKASI BERAT / RINGAN PENYAKIT ASMA
Berat/ rigannya asma
Gejala klinis
Fungsi paru
Asma Intermiten
Kambuh < 1-2 kali seminggu Gejala asma malam hari < 2 kali sebulan Eksaserbasi hanya sebentar Tidak ada gejala dan fungsi paru normal diantara kambuhan
APE > 80 % prediksi Variabilitas APE < 20 %
Asma Persisten ringan
Kambuh 1-2 kali seminggu, tetapi < 1 kali / hari Gejala asma malam hari > 2 kali sebulan Eksaserbasi mengganggu aktivitas dan tidur
APE > 80 % prediksi Variabilitas APE 20 – 30 %
Asma Persisten Sedang
Setiap hari sesak napas / kambuh Gejala asma malam hari > 1 kali seminggu Eksaserbasi mengganggu aktivitas dan tidur
APE 60 – 80 % prediksi Variabilitas APE > 30 %
Asma Persisten Berat
Kambuh sering Gejala sesak terus smenerus / kontinyu Gejala asma malam hari sering Aktivitas fisik terbatas karena asma
APE < 60 % prediksi Variabilitas APE > 30 %
PROGRAM PENATALAKSANAAN 1.
Edukasi
2.
Monitor penyakit berkala (spirometri)
3.
Identifikasi dan pengendalian pencetus
4.
Merencanakan Terapi
5.
Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6.
Kontrol teratur
7.
Pola hidup sehat
FARMAKOLOGIS Tujuan • Mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan nafas terdiri dari obat pengontrol danobat pelega Obat pengontrol (Controllers)
• Medikasi asma jangka panjang yang digunakan untuk mempertahan keadaan asma yang terkontrol
OBAT PENGONTROL (CONTROLLERS) Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Metilxantin Beta 2 agonis kerja lama ( oral dan inhalasi)
Leukotrin modifiers Sodium kromoglikat dll
OBAT PELEGA (RELIEVER) Obat untuk mendilatasi saluran nafas dgn cepat melalui relaksasi otot polos serta menghambat bronkokonstriksi”
Terdiri atas : -Beta 2 agonis kerja singkat (salbutamol, terbutalin dll) -Antikolinergik -Aminophilin -Adrenalin -Kortikosteroid sistemik
KOMPLIKASI ASMA Pneumotorak pneumomediastinum Gagal nafas Korpulmonale kronik
PPOK
(PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK)
DEFINISI Menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) PPOK adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan aliran napas yang tidak sepenuhnya revesibel. Hambatan aliran napas tersebut biasanya bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi abnormal paru terhadap partikel/gas iritan.
EMFISEMA Adanya pelebaran rongga udara di distal dari bronkhiolus terminalis yang
bersifat permanen, disertai destruksi dindingnya tanpa ada fibrosis yang nyata
ETIOLOGI EMFISEMA
BRONKITIS KRONIS Batuk kronik produktif yang berlangsung selama 3 bulan dalam 2 tahun berturut-turut pada seorang penderita, dimana
penyebab lain dari baruk kronik produktif tersebut telah dapat disingkirkan
ETIOLOGI BRONKITIS Faktor Lingkungan : Merokok Pekerjaan Polusi udara
Infeksi Faktor Host : Usia
Jenis Kelamin Penyakit Paru yang sudah ada
PATOGENESIS BRONKITIS KRONIS
PATOFISIOLOGI PPOK
FAKTOR RESIKO Usia
Berat lahir dan penyakit
Jenis kelamin
saluran
Kebiasaan merokok
kanak-kanak
Polusi udara
Penyakit
Pekerjaan
bronkopulmoner rekuren
Status sosial ekonomi
Alergi dan hiperresponsif
Diet
Faktor genetik
napas
saluran napas
waktu
GEJALA KLINIS Peningkatan volum sputum Sesak nafas yang progresif Dada terasa sesak
Sputum yang purulen Meningkatnya kebutuhan bronkodilator Mudah lelah Demam Mengi pada memeriksaan fisik
KLASIFIKASI AMERICAN THORACIC SOCIETY (ATS)
DIAGNOSIS • Batuk kronik • Produksi sputum dan
Anamnesis
• Sesak napas
• Takipnu dan napas pursed lips • tanda-tanda hiperinflasi (barrel chest) • sianosis perifer
Pemeriksaan fisik
• Pada perkusi ditemukan penurunan posisi diapragma karena pembesaran volume paru.
Pemeriksaan Penunjang
• • • • • • •
Spirometri Ujibronkodilator Rontgen paru Analisa gas darah Hematologi Ct-scan Pemeriksaan a1AT
DIAGNOSIS BANDING Asma bronkial Bronkiektasis Tuberkulosis
PENATALAKSANAAN Nonfarmakologi
Farmakoterapi Bronkodilator agonis,
:
golongan
antikolinergik
β2-
Rehabilitasi
dan
Terapi oksigen
metilxantin Steroid : Terapi inhalasi steroid reguler hanya bermanfaat pada pasien PPOK yang memberikan respon dengan uji coba steroid
Nutrisi Pembedahan
BRONKOEKTASIS
DEFINISI Bronkiektasis adalah penyakit paru dengan: Dilatasi patologis bronkus Disertai obliterasi percabangan selanjutnya Disertai banyak sekret dan radang kronis setempat
JENIS BRONKIEKTASIS Bronkiektasis Kongenital (jarang) Bronkiektasis Didapat (lebih sering)
PENYEBAB BRONKIEKTASIS DIDAPAT (AQUIRED) Akibat proses radang paru yang parah pada masa kanak-kanak yang tidak sembuh sempurna : • akut : pneumoni/bronkopneumoni (karena komplikasi morbili atau pertussis) sekarang sudah jarang (vaksinasi MMR/DPT) • kronis : tuberkulosis Karena aspirasi benda asing pada anak:
• Benda asing menyangkut pada salah satu percabangan bronkus, lama-lama timbul keluhan khas bronkiektasis yang akan bertambah parah sesuai bertambahnya umur.
TIPE BRONKIEKTASIS Berdasarkan bentuk pelebarannya, bronkiektasis dapat dibedakan menjadi: Tipe silinder Tipe kantong (saccular) Tipe varikosa
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS Batuk-batuk yang lama, bisa minggu atau bulan Dahak makin lama makin banyak, terutama pagi hari sewaktu bangun tidur
Jumlah dahak bisa sampai sekitar 1 gelas atau lebih setiap pagi Dahak berkisar antara mukopurulen (saat remisi) sampai purulen (saat eksaserbasi akut)
GAMBARAN KLINIS Dahak 24 jam (tidak diencerkan/dikocok/diaduk): -lapis bawah: nanah kental dengan gumpalan2 (sisa jaringan bronkus yang nekrotis)
-lapis tengah: agak keruh, keatas semakin jernih -lapis atas: berbusa Dahak berbau nanah atau berbau busuk
Penderita sering mengeluh sesak (tanpa suara ngiik/wheezing) walau beraktifitas sedikit
GAMBARAN KLINIS Hemoptoe (dari sedikit sampai banyak) pada separuh penderita nekrosis/destruksi mukosa bronkus→pecah→perdarahan Suhu badan agak hangat-hangat sedikit (tanda infeksi kronis). Suhu badan akan meninggi kalau sedang eksaserbasi akut
GAMBARAN KLINIS Keadaan Umum: ojari tabuh (clubbing fingers) okuku gelas arloji (hour glass nails) menunjukkan adanya hipoksemia kronis Palpasi toraks (daerah bronkus yang terserang): - vibrasi di dekat hilus, saat gumpalan dahak melintasi cincin tulang rawan dinding bronkus Auskultasi (daerah bronkus yang terserang): - ronki basah sedang sampai kasar parahiler dan/atau parakardial (tergantung letak bronkus yg terserang)
PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto paru : Gambaran cincin-cincin kecil di daerah para-hiler/para-kardial di atas dasar yang agak suram (infiltrat) cincin ini adalah bayangan dinding bronkus yang menebal dan mengalami dilatasi Bila gambaran cincin terlalu banyak akan terbentuk gambaran sarang tawon (honeycomb appearance) di daerah parakardial kiri atau kanan atau keduanya
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Sputum : Makroskopis indikasi bagaimana keadaan penderita Makin purulen makin bahaya, karena sedang/hampir terjadi eksaserbasi akut/superinfeksi Bau busuk indikasi infeksi bakteri anaerob Kumpulan sputum selama 24 jam (tidak diencerkan, tidak dikocok, tidak diaduk): volume? warna? bau? konsistensi?
TERAPI Terapi konservatif :
Meningkatkan higiene paru -Membatukkan keluar dahak setuntas mungkin, dengan: oEkspektoran oAmbroxol HCl surfaktan >> dahak longgar oInhalasi uap air dahak longgar oMemilih posisi tubuh yang tepat untuk evakuasi sputum (postural drainage) oTidak merokok/hindari polutan udara (debu/kimia)
KOMPLIKASI Hemoptoe Timbulnya radang akut berupa ISPB, abses paru, atau empiema
Emboli pus yang akan dapat mencapai otak dan ginjal terjadinya abses Sumber infeksi fokal
PROGNOSIS Bila proses patologis terbatas dan tidak ada kontraindikasi reseksi paru/lobektomi penyembuhan untuk selamanya Bila operasi tidak dapat dilakukan kelainan dasar akan selalu tetap ada tetapi terapi konservatif dapat meminimalkan keluhan penderita dan mencegah timbulnya komplikasi yang tidak diinginkan
FARMAKOLOGI OBAT BRONKODILATOR
Bronkodilator merupakan obat utama untuk mengatasi atau mengurangi obstruksi saluran napas yang terdapat pada penyakit paru obstruksi
TUJUAN
Pemberian bronkodilator yang bertujuan mengatasi obstruksi saluran nafas
KLASIFIKASI 1. AGONIS Β ADRENERGIK Agonis β adrenergik / simpatomietik diberikan untuk terapi pada asma, bronkitis, emfisema dan berbagai penyakit paru obstruksi lainnya. Obat simpatomimetik terdiri dari dua cara kerja yaitu
short-acting (salbutamol, terbutalinsulfat, bambuterol hidroklorida, fenoterol hidrobromida) dan long-acting (formeterolfumarat, salmeterol)
Efek karakteristik terbaik dari agobis β adrenergik pada jalan napas adalah relaksasi otot polos jalan napas yang menyebabkan bronkodilatasi
2. ANTIKOLINERGIK
3. XHANTIN Golongan xanthin mempunyai efek bronkodilator yang lebih rendah. selain bersifat sebgai bronkodilator obat ini juga berperan dalam meni ngkatkan kekuatanotot diafragma. Metabolisme obat golongan xanthin ini dipengaruhi oleh umur,merokok, gagal jantung dan infeksi bakteri Teopilin dan aminopilin merupakan derivat xanthin yang digunakan sebagaiterapi asma dan COPD. Memberikan efek terapeutik berupa relaksasi otot bronkial,menurunkan hipertensi pulmonal, memperbaiki kontraktilitas diafragma, peningkatancardiac output dan menghambat pelepasan mediator