Blok 2.4 Pleno 6.pptx

  • Uploaded by: richy dara perdana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Blok 2.4 Pleno 6.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,125
  • Pages: 43
KELOMPOK 4

DARA GEBRINA RIZKI JIHAN HAURA RICHY DARA PERDANA MUHAMMAD AL FARISI JIHAN NABILA YULINAR MAULIDA

KHAIRINA MUHAMMAD DWIKI REZA CUT VANI IRFANUL AULIA MULTAZAM

Tutor: dr. Cut Khairunnisa,M.Kes

SKENARIO 6: Tiba- tiba tak bisa bernafas Dani, seorang laki-laki berusia 20 tahun dibawa orang tuanya ke puskesmas dengan keluh sesak nafas sejak setengah jam yang lalu dan semakin meningkat. Dari anamnesis dokter diketahui tidak ada riwayat menderita penyakit paru, bentuk tubuh asthenis dan mempunyai kebiasan merokok. Sesak bukan saat beraktifitas, terjadi secara tiba-tiba. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit berat, dispneu dan hipotensi. Inspeksi toraks ditemukan unilateral prominence pada hemitoraks dektra. Palpasi didapatkan fremitus kanan menghilang. Perkusi dada kanan hipersonor, kiri sonor. Auskultasi paru, suara nafas kanan menghilang, suara nafas kiri normal. Apeks jantung 3 jari lateral linea mid clavicularis sinistra RIC lima. Dokter menerangkan adanya kelainan di rongga dada yang membutuhkan tindakan segera, karena kalau penatalaksanaan terlambat dapat menyebabkan kematian. Setelah persetujuan keluarga, dokter melakukan tindakan dekompresi paru kanan dan diberikan pengobatan. Setelah kondisi pasien stabil dirujuk ke rumah sakit Cut Meutia untuk dilakukan pemeriksaan Foto toraks PA dan pemeriksaan lain. Hasil foto toraks terlihat daerah hiperradiolusen tanpa corakan paru dan batas paru kolaps pada hemitoraks dektra, apeks jantung terdorong kearah kiri. Dokter mengatakan, Dani harus dirawat karena penyakitnya berat dan harus segera dikonsulkan ICU untuk tatalaksana selanjutnya untuk menghindari komplikasi. Pada hari yang sama masuk dua orang pasien, salah satunya henti nafas dan dilakukan Resusitasi jantung paru. Satu lagi pasien tenggelam dan meninggal di IGD , kemudian dibawa ke bagian forensik. Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Dani dan dua pasien yang lainnya?

JUMP 1: Terminologi • Asthenis: bentuk badan kurus, jangkung. • Unilateral prominence pada hemithorax dextra: penonjolan di salah satu sisi tubuh yaitu di dinding dada sebelah kanan • Resusitasi jantung paru: upaya mengembalikan fungsi nafas dari berbagai hambatan

• Forensik: ilmu kedokteran yang mempelajari aspek medikolegal kedokteran

JUMP 2 & 3: Rumusan Masalah & Hipotesa 1.Apakah ada hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan yg dialami dani? Jawab: Usia= 20- 30 thn, khususnya yg memiliki postur tubuh kurus dan tinggi Jenis kelamin = pria memiliki risiko lebih tinggi daripada wanita 2.Mengapa Dani sesak nafas sejak setengah jam yg lalu dan semakin meningkat? jawab: -Sesak nafas terjadi 80- 100% pada pasien pneumotoraks -Paru” terdesak oleh udara di cavum pleura -Paru” kolaps sehingga O2 tidak adekuat ke jaringan. -Jantung tedesak karena udara yang berada di cavum pleura 3.Bagaimana interpretasi px foto thorax? Jawab: jadi pneumotoraks menyebabkan adanya udara yg mengalir di antara paru” dan dinding dada. Udara juga menekan mediastinum sehingga terjadi kompresi serta pergeseran jantung dan pembuluh darah besar. Udara tidak bisa keluar dan tekanan yg semakin meningkat akibat penumpukan udara ini menyebabkan kolaps paru.

4.Bagaimana hubungan keluhan Dani dengan rokok? Jawab: di rokok terdapat zat” tertentu yg menyebabkan terganggunya aliran udara di alveolus dan meningkatkan faktor resiko terkena pneumothorax spontan. 5.Mengapa sesak nafas timbul saat istirahat dan tiba tiba ? Jawab: sesak nafas timbul tiba” karena Dani mengalami pneumotoraks spontan sehingga timbulnya sesak tanpa sebab -Pneumotoraks spontan primer, tidak adanya penyakit paru yang menyertai. -Pneumotoraks spontan sekunder, adanya penyakit paru yang menyertai. Ex: PPOK, Pneumonia, Tb paru 6.Bagaimana interpretasi px fisik Dani? Jawab: 1. 2. 3. 4. 5.

Unilateral prominance= Penonjolan dinding dada karena ada akumulasi udara di cavum pleura Fremitus kanan menghilang= Terjadinya kolaps paru dan penyempitan jalan nafas Hipersonor = Adanya udara di cavum pleura Suara nafas kanan menghilang= Ada udara sehingga jarak dari paru ke dinding dada semakin menjauh Jantung bergeser ke kiri= Adanya desakan akibat udara yg terakumulasi

7.Bagaimana cara melakukan dekompresi pada dada kanan dani? jawab: 1.Dengan cara menusukkan jarum melalui dinding dada ke rongga pleura 2.Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil, eg: jarum infus set, abbocath 8.Apa diagnosis dan diagnosis banding pada dani? Jawab: D= Tension Pneumotoraks DD= Efusi pleura, Atelektasis, Infark miokard

9.Apa tataksana lanjutan untuk Dani? Jawab: Pemasangan chest tube, thorakotomi, Pleurodosis, Pembedahan 10.Apa komplikasi dan prognosis pada Dani Jawab: Komplikasi: hidropneumotoraks, henti jantung dan paru. Prognois: 40% memungkinan kekambuhan baik bila ditangani segera dan dilakukan deteksi dini

11.Apa tatalaksana henti nafas? Jawab: RJPO dengan posisi Head tilt, Chin lift, Jaw thrust 12.Apa yg dilakukan bagian forensik pada pasien yg tenggelam? Jawab: Melakukan pemeriksaan luar jenazah seperti apakah terdapat Sianosis kuku dan bibir, Mata merah (perdarahan subkonjungtiva), Buih halus yg sukar pecah di mulut dan hidung, Lebam mayat lebih banyak di kepala, muka, dan leher Melakukan px dalam jenazah seperti : Ada lumpur, pasir halus, benda asing di sal. nafas, atau mungkin juga di lambung sampai duodenum

JUMP 4: Skema

Pasien lain

Henti nafas

RJP

Dani, 20 tahun

tenggelam Keluhan: sesak nafas dan hipotensi

forensik

Prognosis: 40% bisa kambuh, baik bila penanganan dan deteksi dini baik.

Komplikasi: henti jantung dan paru, hydropneumothorax

Hasil px: •Fisik: sakit berat •Inspeksi thorax: unilateral prominence •Palpasi: fremitus menghilang •Perkusi: dada kanan hipersonor •Auskultasi: suara nafas kanan menghilang Px lanjutan: hiperradiolusen tanpa corakan paru dan apeks jantung terdorong ke kiri Dx: tension pneumothorax tatalaksana

DD: efusi pluera, atelektasis

JUMP 5: Learning Objektive Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan: 1. Kegawatdaruratan Sistem Respirasi 2. Henti Nafas pada Anak & Dewasa 3. RJPO 4. Aspek Medikolegal Pada Kegawatdaruratan Sistem Respirasi

LO 1 KEGAWAT DARURATAN SISTEM RESPIRASI

Pneumotoraks Pneumotoraks didefinisikan sebagai dalam kavum/rongga.

adanya udara di

- Johnston & Dovnarsky memperkirakan kejadian pneumotoraks berkisar antara 2,4 - 17,8 per 100.000 per tahun. - Beberapa karakteristik pada pneumotoraks antara lain: laki-laki>wanita (4: 1); paling sering pada usia 2030tahun.

Etiologi Berdasarkan penyebabnya: - Pneumotoraks Spontan (primer dan sekunder). Pneumotoraks spontan primer terjadi tanpa disertai penyakit paru yang mendasarinya, sedangkan pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru yang mendahuluinya. - Pneumotoraks traumatik Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor). Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya torakosentesis) - Pneumotoraks karena tekanan Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru-paru mengalami kolaps. Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan darah oleh jantung secara efektif sehingga terjadi syok.

Patofisiologi

Manifestasi Klinis - - Hampir seluruh pasien mengeluhkan nyeri dada ringan sampai berat pada salah satu sisi dada dan dispnea. Gejala biasanya bermula pada saat istirahat dan berakhir dalam 24 jam. - - Pneumotoraks dengan kegagalan pernapasan yang mengancam jiwa dapat pula terjadi bila asma dan PPOK yang mendasari muncul, hal ini benar-benar terlepas dari ukuran pneumotoraks. - - Adanya tension pneumotoraks perlu dicurigai bila terjadi takikardi berat, hipotensi, dan pergeseran mediastinum/trakea, serta terdengar resonansi yang tinggi.

Test Diagnostik

-

Analisa gas darah arteri memberikan hasil hipoksemia dan alkalosis respirasi akut pada sebagian besar pasien, namun hal ini bukanlah masalah yang penting. - Pada pemeriksaan EKG, pneumotoraks primer sebelah kiri dapat menyebabkan aksis QRS dan gelombang T berubah sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan interprestasi sebagai infark miokard akut. - Diagnosa didukung oleh garis pleura visceral yang tampak pada pemeriksaan radiologi konvensional dengan pasien diposisikan terlentang akan memberikan gambaran siklus kostofrenik radiolusen yang abnormal.

Penatalaksanaan Medis • Terapi oksigen dapat meningkatkan reabsorpsi udara dari ruang pleura. • Drainase sederhana untuk aspirasi udara pleura menggunakan kateter berdiameter kecil (seperti 16 gauge angio-chateter / kateter drainase yang lebih besar) • Penempatan pipa kecil yang dipasang satu jalur pada katup helmic untuk memberikan perlindungan terhadap serangan tension pneumotoraks • Obat simptomatis untuk keluhan batuk dan nyeri dada • Pemeriksaan radiologi

LO 2 HENTI NAFAS PADA DEWASA DAN ANAK

• Henti nafas  ketidakmampuan alat pernapasan untuk mempertahankan oksigenasi didalam darah, dengan atau tanpa penumpukan C02.

Etiologi Penyebab gagal napas akut biasanya tidak berdiri sendiri dan merupakan kombinasi dari beberapa keadaan dimana penyebab utamanya adalah:

1.Gangguan Ventilasi a.obstruksi akut, misalnya disebabkan fleksi leher pada pasien tidak sadar, spasme laring atau edem laring. b.obstruksi kronis (emfisema, bronkritis kronis, asma, bronkiektasis, terutama yang disertai sepsis) c.penurunan compliance, compliance paru atau toraks, efusi pleura, edema paru, atelektasis, pneumonia, kiposkoloisis, patah tulang iga, pascaoperasi toraks/ abdomen, dsb. d.gangguan neuromuskuler, misalnya pada polio, “guillain bare syndrome” miastenia grafis, cedera spinal, fraktur servikal, keracunan obat/zat lain. e.gangguan/depresi pusat pernapasan (penggunaan obat narkotik/barbiturate/ trankuiliser, obat anestesi, trauma/infark otak, hipoksia berat pada susunan saraf pusat dsb

2.Gangguan Difusi Alveoli Kapiler a. Edem paru, ARDS, fibrosis paru, emfisema, emboli lemak, pneumonia,”post perfusion syndrome” , tumor paru, aspirasi. b. Gangguan keseimbangan ventilasi perfusi c. Peningkatan deadspace (ruang rugi) misalnya pada trombo emboli, emfisema, bronkeaktasis d. Peninggian “intra aveolar shunting” misal pada atelektasis, ARDS, pneumonia edema paru, dsb.

Patofisiologi (+) Mekanisme gagal nafas menggambarkan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan oksigenasi dan/atau ventilasi dengan adekuat yang ditandai oleh ketidakmampuan sistem respirasi untuk memasok oksigen yang cukup atau membuang karbon dioksida (+) Pada gagal nafas terjadi peningkatan tekanan parsial karbon dioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 50mmHg, tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) kurang dari 60 mmHg, atau kedua-duanya.

Tanda & Gejala Tanda a. Gagal nafas total - aliran udara di mulut, hidung, tidak dapat didengar / rasakan - pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi - adanya kesulitan inflasi paru dalam usaha memberikan ventilasi buatan

b. Gagal nafas parsial - terdengar suara nafas tambahan (snoring, stridor, dll) - ada retraksi dada Gejala - hiperkapnia (penurunan kesadaran) - hipoksemia (takikardia, gelisah, berkeringat, sianosis)

Pemeriksaan • Pemeriksaan analisa gas darah arteri  hipoksemia - ringan Pa O2 < 80 mmHg - sedang Pa O2 < 60 mmHg - berat Pa O2 < 40 mmHg • Pemeriksaan RO dada  melihat keadaan phatologik dan atau kemajuan proses penyakit yg tidak diketahui • Hemodinamik • EKG  mungkin memperlihatkan bukti regangan jantung disisi kanan, disritmia

Penatalaksanaan Pertahankan jalan napas

Farmakologi : - Mukolitik - Postural drainase - chest physical thrapy

Pada Anak Gagal Nafas Akut  diagnosis primer hampir 50% pasien yang masuk ruang pelayanan intensif anak & penyebab Henti nafas paling sering pada anak.

Etiologi: - Kelainan paru primer (Pneumonia, Bronkitis, Asma, dll) - Gangguan Mekanik ventilasi: penyakit neuromuscular (sindrom Guillain Barre), efusi pleura luar, dll - Sumbatan saluran nafas (trauma, infeksi, keracunan, genetik, tumor) - Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan O2 jaringan (syok septik)

Gambaran klinis: Pada anak, ancaman gagal nafas karena penyakit paru ditandai dengan nafas cepat/takipnea, pemakaian otot pernafasan tambahan berlebihan & retraksi epigastrik, interkosta & supraklavikula

Diagnosis: Gagal nafas akut harus dipikirkan bila menghadapi anak yang mengalami penurunan kesadaran yang disertai dengan nafas yang lambat/dangkal/adanya upaya nafas yang meningkat. Diagnosis nya dibuat berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, & pemeriksaan penunjang termasuk pulse oksimetri & analisa gas darah.

Tata Laksana: Tujuannya  memaksimalkan pengangkutan O2 & membuang CO2 Tata laksana darurat: mempertahankan jalan nafas tetap terbuka, baik dengan pengaturan posisi kepala anak (sniffing position), pembersihan lendir/kotoran dari jalan nafas/pemasangan pipa endotracheal tube, penyangga nasopharingeal airway. Tata laksana lanjutan: yang perlu dilakukanstabilisasi & mencegah perburukan. Pemberian O2 untuk mempertahankan saturasi O2 arteri diatas 95%.

LO 3 RJPO

LO 4 ASPEK MEDIKOLEGAL PADA KEGAWATDARURATAN SISTEM RESPIRASI

Visum Et Repertum  Keterangan tertulis yang dibuat dokter atas permintaan tertulis (resmi) penyidik tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia, baik hidup ataupun mati atau bagian dari tubuh manusia, berupa temuan dan interpretasinya, berdasarkan keilmuannya, di bawah sumpah, dan untuk kepentingan peradilan

DASAR PENGADAAN VISUM ET REPERTUM (masa penyidikan)

PASAL 133 (1) KUHAP Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya

PASAL 133 (2-3) KUHAP: - Permintaan

keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat - Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.

- - Dalam penyidikan untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban yang diduga karena peristiwa tindak pidana, seorang penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. - - Seorang dokter sebagaimana pasal 179 KUHAP wajib memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan di bidang keahliannya demi keadilan. Untuk itu, sudah selayaknya seorang dokter perlu mengetahui dengan seksama perihal ilmu forensik, salah satunya asfiksia.

Asfiksia Asfiksia  kumpulan dari pelbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaran udara pernafasan yang normal. Etiologi: 1.Penyebab alamiah  ada penyakit yang menyumbat saluran pernafasan 2.Trauma mekanik  menyebabkan asfiksia mekanik 3.Keracunan bahan (narkotika,dll)

A. Asfiksia Mekanik  mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan (bersifat mekanik) - - Pembekapan (Smothering) - - Penyumbatan (Gagging & Choking) - - Penjeratan (Strangulation) - - Pencekikan (Manual Strangulation) - - Gantung (Hanging)

B. Asfiksia Traumatik (Gangguan gerakan pernafasan) - - Tenggelam

THANK YOU

Related Documents

Makalah Pleno Blok 14 S1
October 2019 11
Blok 2.4 Pleno 6.pptx
June 2020 1
Pleno
April 2020 19

More Documents from "hayuna "