Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Case Report Session OTITIS MEDIA EFUSI Rahmi Aldila Putri
Otitis media serosa unilateral pada orang dewasa Pendahuluan
tanpa penyebab yang jelas harus dipikirkan
Otitis media efusi (OME) adalah suatu
kemungkinan adanya karsinoma nasofaring.1 Di
proses inflamasi mukosa telinga tengah yang
Amerika Serikat, 90% anak usia di bawah 10
ditandai dengan adanya cairan non-purulen di
tahun pernah menderita OME. Insidens OME
akut.1,2
telinga tengah tanpa tanda infeksi
Otitis
pada usia neonatus adalah 0-12%, usia 1 tahun
media serosa akut lebih sering terjadi pada orang
12%, usia 2 tahun 7-12%, usia 3-4 tahun 2-18%,
dewasa sedangkan otitis media serosa kronis
usia 5 tahun 4-17%, usia 6-8 tahun 3-9%, dan
lebih sering terjadi pada anak-anak. Otitis media
usia 8-9 tahun 0-6%.3 Di Inggris, 80% anak-anak
serosa unilateral pada orang dewasa tanpa
usia sampai 4 tahun pernah menderita OME. 4
penyebab
Penelitian di Arab Saudi mendapatkan prevalensi
yang
jelas
harus
dipikirkan
kemungkinan adanya karsinoma nasofaring.1 Di
Indonesia,
Anggraeni
al,
Predileksi OME adalah jumlah anak lebih dari 4
melakukan penelitian terhadap 7005 anak sekolah
orang, pendidikan ibu hanya setingkat sekolah
usia 6 tahun hingga 15 tahun dan mendapatkan
dasar, tinggal di area rural, serta sering menderita
26 anak dengan diagnosis OME.10 Sementara
OMA.5
Tamin mendapatkan prevalensi OME adalah
melakukan penelitian terhadap 7005 anak sekolah
26,7% pada anak TK dan
SD.6
R,
et
OME 7,5% pada anak usia di bawah 8 tahun.
Di
Indonesia,
Anggraeni
R,
et
al,
Etiologi OME
usia 6 tahun hingga 15 tahun dan mendapatkan
bersifat multipel. OME terjadi karena interaksi
26 anak dengan diagnosis OME.10 Sementara
berbagai faktor host, alergi, faktor lingkungan, dan
Tamin mendapatkan prevalensi OME adalah
disfungsi tuba Eustachius.
26,7% pada anak TK dan SD.6
Pada
pemeriksaan
fisik
ditemukan
3.
Etiologi
membran timpani yang utuh dan tanpa tanda-
Etiologi OME bersifat multipel. OME
tanda infeksi. Pengobatan dapat diberikan secara
terjadi karena interaksi berbagai faktor host,
medikamentosa dan pembedahan. Pembedahan
alergi, faktor lingkungan, dan disfungsi tuba
dilakukan jika pengobatan medikamentosa gagal
Eustachius.
atau tidak memberikan hasil.
abnormalitias imunologi, atau kombinasi kedua
Tekanan
telinga
tengah
negatif,
faktor tersebut diperkirakan menjadi faktor utama. Tinjauan Pustaka 1.
Faktor penyebab lain adalah hipertrofi adenoid,
Definisi
adenoiditis kronik, palatoskisis, barotrauma, dan
Otitis media efusi (OME) adalah suatu
radang penyerta seperti sinusitis atau rinitis. OME
proses inflamasi mukosa telinga tengah yang
bisa juga terjadi saat fase resolusi OMA. Saat
ditandai dengan adanya cairan non-purulen di
proses inflamasi akut sudah sembuh, 45% pasien
telinga tengah tanpa tanda infeksi
akut.1,2
Nama
lain penyakit ini antara lain glue ear, allergic otitis media, mucoid ear, otitis media sekretoria, otitis media non-supuratif, dan otitis media serosa.1,3 2.
OMA mengalami efusi persisten setelah 1 bulan, berkurang menjadi 10% setelah 3 bulan.5,7,8 4.
Patofisiologi Teori
klasik
menjelaskan
disfungsi
Epidemiologi
persisten tuba Eustachius (TE). Fungsi TE adalah
Otitis media serosa akut lebih sering
sebagai ventilasi, proteksi, dan drainase. Fungsi
terjadi pada orang dewasa sedangkan otitis media
ventilasi untuk menyeimbangkan tekanan udara
serosa kronis lebih sering terjadi pada anak-anak.
telinga tengah sama dengan tekanan udara luar.
1
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi proteksi untuk perlindungan telinga tengah
untuk tumbuhnya bakteri, sehingga OME berubah
terhadap tekanan dan sekret nasofaring. Fungsi
menjadi OMA. Beberapa ahli mengoreksi teori ini
drainase untuk mengalirkan produksi sekret dari
karena ditemukan patogen pada OME, sama
telinga tengah ke nasofaring. TE tidak hanya
seperti pada kasus OMA.1,9 Dari 62 kasus OME
tabung
yang
yang diteliti terdapat 28 kasus dengan kultur
mengandung lumen dengan mukosa, kartilago,
positif.16 Bakteri yang sering ditemukan antara
dikelilingi jaringan lunak, musculus tensor veli
lain S. pneumoniae, M. catarrhalis, dan H.
palatine, levator veli palatine, salpingofaringeus,
influenzae, semuanya mampu membentuk biofilm.
dan tensor timpani. Tuba terdiri atas tulang rawan
Biofilm adalah kumpulan sel mikroorganisme,
pada 2/3 ke arah nasofaring dan sepertiganya
khususnya
terdiri atas tulang. Panjang tuba pada anak 17,5
permukaan mukosa dan memproduksi struktur
mm, lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horizontal
tiga
daripada TE dewasa. Anatomi tuba pada anak
eksopolisakarida.16 Biofilm ini mengakibatkan
inilah yang mengakibatkan sekret dari nasofaring
resistensi terhadap azitromisin dan terjadinya
dapat lebih mudah refluks ke dalam telinga tengah
OME persisten karena mencegah penetrasi obat.
melalui
melainkan
TE.3
sebuah
organ
(Gambar 1)
bakteri
dimensi
yang
menempel
yang
ditutupi
pada
matriks
Terdapat 9% kasus telinga sehat dengan biofilm dan semuanya tidak bergejala klinis. Cairan efusi tidak steril.10 Penelitian O’Reilly, et al, pada 129 pasien
pediatrik
yang
menjalani
miringotomi
dengan tube ventilasi mendapatkan pepsin A positif pada 64 pasien, tanda adanya aspirasi dari gaster ke nasofaring. Luo HN, et al, menjelaskan bahwa
laringopharyngeal
reflux
(LPR)
menyebabkan aspirasi pepsin ke TE, selanjutnya menginisiasi inflamasi. Mediator inflamasi yang dilepaskan menginduksi musin; efusi yang kaya musin merupakan media ideal untuk tumbuhnya bakteri.11 5.
Diagnosis
A.
Anamnesis
Pasien mengeluh pendengaran berkurang, biasanya ringan dan bisa dideteksi dengan audiogram. Selain itu, pasien juga mengeluh rasa Gambar 1. Anatomi tuba pada anak dan pada dewasa.3
tract
infection
obstruksi
mekanis,
atau
pada
telinga
atau
suara
sendiri
terdengar lebih nyaring atau berbeda (diplacusis
Disfungsi TE bisa terjadi karena upper respiratory
tersumbat
(URTI),
binauralis) pada telinga yang sakit. Otalgia sering
trauma,
ringan. Pada anak balita, gejala sulit dikenali,
yang
tetapi timbul gangguan bicara dan bahasa karena
alergi
mengakibatkan inflamasi. Jika disfungsi tuba
pendengaran
persisten, akan terbentuk tekanan negatif dalam
mengeluh anaknya berbicara dengan suara keras
telinga tengah akibat absorpsi dan/ atau difusi
dan tidak respons saat dipanggil. Kadang tidak
nitrogen dan oksigen ke dalam sel mukosa telinga
ada gejala pada anak. Temuan lain yaitu adanya
tengah.
riwayat bepergian dengan pesawat, diving, atau
Selanjutnya
sel
mukosa
akan
menghasilkan transudasi, kemudian akan terjadi akumulasi cairan serous, berupa efusi steril sehingga
terjadi
OME.
Jika
disfungsi
tuba
Eustachius berlanjut, efusi menjadi media ideal
berkurang,
riwayat alergi.3,7,8 B.
Pemeriksaan Fisik a.
Otoskopi
kadang
orang
tua
2
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Pada
pemeriksaan
otoskopi
terlihat
membran timpani suram dan retraksi, kadang kekuningan, atau efusi kebiruan (Gambar
2).12
oleh probe kecil yang ditempatkan pada liang telinga.
Prosedur
ini
tidak
nyeri,
relative
sederhana, dan dapat dilakukan dengan portable screening unit. Hasil pemeriksaan timpanometri disebut timpanogram. Timpanometri digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis OME. Pada timpanogram didapatkan hasil tipe B atau C (Gambar 3). Tipe ini menunjukkan gerakan membran timpani terbatas karena adanya cairan atau perlekatan dalam kavum timpani. Sensitivitas dan
spesifisitas
(sensitivitas
timpanometri
94%,
spesifisitas
cukup
tinggi
50-70%)
jika
dibandingkan dengan miringotomi.13,15 6.
Tatalaksana Pengobatan
OME
masih
menjadi
perdebatan karena cara konservatif ataupun operatif masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Harus diteliti adanya faktor risiko yang akan menjadi predisposisi sekuele atau Gambar 2. Membran timpani suram dan retraksi.13 b.
memprediksi OME persisten. Faktor
Otoskopi Pneumatik
Pemeriksaan ini menunjukkan membran timpani retraksi atau bombans dengan mobilitas menurun. Sensitivitas pneumatic otoskopi adalah 94% dan spesifisitasnya 80%; merupakan metode diagnosis primer dan untuk membedakan OME
a. Penurunan pendengaran >30 dB b. Riwayat
penggunaan
tube
timpanostomi
sebelumnya c. Tidak pernah menjalani operasi adenoidektomi Faktor risiko sekuele OME:17
2. Keterlambatan atau gangguan berbicara dan
Audiometri Nada Murni
Pada pemeriksaan ini didapatkan tuli konduksi ringan sampai sedang. Tuli konduksi persisten
lebih
dari
25
dB
dapat
mengganggu perkembangan intelektual.15 Derajat ketulian menurut International Standard
3. Autism
spectrum
disorder
dan
pervasive
development disorder lainnya 4. Sindrom (misalnya sindrom Down) atau gangguan kraniofasial yang meliputi keterlambatan bicara,
5. Kebutaan atau gangguan visual yang tidak bisa
0-25 dB : normal
>25-40 dB : tuli ringan
>40-55 dB : tuli sedang
>55-70 dB : tuli sedang berat
>70-90 dB : tuli berat
>90 dB : tuli sangat berat
dikoreksi 6. Cleft
memberikan
palate,
yang
berhubungan
atau
tidak
berhubungan dengan sindrom 7. Gangguan pertumbuhan Observasi ketat sangat dianjurkan untuk anak-anak dengan faktor risiko di atas. Tes
Timpanometri
Timpanometri
berbahasa
bahasa, dan kognitif
Organization (ISO):3
d.
memperlambat
1. Permanent hearing loss
timpanometri.14
bilateral
yang
resolusi spontan OME:16
dari OMA. Otoskopi pneumatik dilakukan sebelum
c.
risiko
pendengaran disarankan jika OME menetap penilaian
objektif mobilitas membran timpani, fungsi TE, dan fungsi telinga tengah dengan mengukur jumlah energi suara yang dipantulkan kembali
selama 3 bulan atau lebih. Pada anak-anak tanpa risiko, disarankan evaluasi setiap 3-6 bulan sampai efusi terserap, teridentifikasinya struktur
3
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas membran
timpani
abnormal,
pendengaran, bicara, dan
gangguan
bahasa.18
pertama. Mendel, et al, melaporkan pada 518 pasien anak dengan OME, penyembuhan dengan
Penatalaksanaan OME yang pernah diteliti, antara
amoksilin
lain:
antihistamin dekongestan 2 kali lebih tinggi
Anti-histamin/ dekongestan
dibandingkan plasebo. Namun, antibiotik rutin
Pada berbagai percobaan klinis, efikasi anti-histamin/dekongestan
atau
dianjurkan
tanpa
karena
risiko
kombinasi
resistensi.
dapat
Penggunaan antibiotik jangka panjang dengan
dibuktikan.15 Meta-analisis dari 3 uji coba acak
atau tanpa kortikosteroid tidak terbukti efektif
yang membandingkan antihistamindekongestan
untuk OME.13
dengan
plasebo
tidak
tidak
dengan
untuk
terapi
OME
Ciprofloxacin
tidak
topikal
(fluoroquinolon
menunjukkan perbedaan (0%, confidence interval
ototopikal) juga dapat digunakan. Fluoroquinolon
95%:-7
tidak
s/d
7%).
Tidak
ada
bukti
untuk
menyebabkan
toksisitas
koklear
atau
mendukung pemberian obat ini pada OME.
vestibuler. Penggunaannya diindikasikan pada
Penelitian pada 1880 partisipan tidak menemukan
pasien
manfaat
dioperasi
klinis
bermakna
OME bilateral pediatrik yang sudah dengan
myringotomi-tube
insertion.
antihistamin/dekongestan.9
Dosisnya 6 mg pada masing-masing telinga
Kortikosteroid
kemudian cairan efusi diisap dengan suction.20
Secara teori, kortikosteroid bermanfaat untuk pengobatan OME.21
Miringotomi
Mekanisme anti-
Miringotomi
–
(timpanostomi)
inflamasi terjadi karena penghambatan fosfolipase
pemasangan pipa ventilasi untuk evakuasi cairan
A2, yang kemudian menghambat pembentukan
dari dalam telinga tengah. Tujuannya adalah
asam arakidonat, sehingga menghambat sintesis
menghilangkan
mediator inflamasi, peningkatan regulasi ion
mengatasi gangguan pendengaran, mencegah
natrium
kekambuhan,
transepitelial,
menyebabkan
pengosongan cairan dari telinga tengah dan
perkembangan
menekan produksi musin dengan cara menekan
psikososial.16
musin5ac (MUC5AC). Bukti ilmiah perbaikan jangka
pendek
intranasal masih
penggunaan
kortikosteroid
terbatas.13
Clinical practice guideline dari American Academy of Otolaryngology-Head and
cairan
di
telinga
mencegah kognitif,
Indikasi
bicara,
tengah,
gangguan bahasa,
pembedahan
pada
dan
OME
tergantung status pendengaran, gejala, risiko tumbuh
kembang,
dan
kemungkinan
sembuh
spontan.
Operasi
dilakukan
efusi setelah
Neck
pengobatan konservatif selama 3 bulan gagal.
Surgery tidak merekomendasikan penggunaan
Daniel, et al, menemukan bahwa seperempat
kortikosteroid
intranasal.27
kasus perlu miringotomi dengan pemasangan
Metaanalisis menunjukkan tidak ada manfaat
pipa ventilasi dalam 2 tahun. Untuk kasus OME
steroid oral dalam 2 minggu, tetapi steroid oral
unilateral dengan pendengaran normal pada
dengan antimikroba lebih bermanfaat jangka
telinga
oral
ataupun
pendek dibandingkan antimikroba saja; setelah beberapa
minggu
signifikan.
perbedaan
Outcome
penggunaan
manfaat
setelah
kortikosteroid
12
intranasal
kontralateral,
direkomendasikan setelah 6
pipa bulan.18
tidak
minggu plus
Laporan Kasus I. Identitas Pasien
antibiotik ekuivalen dengan pemberian antibiotik
Nama lengkap
: Ny. AA
saja.19
Jenis kelamin
: Perempuan
Antibiotik
Umur
: 25 tahun
Pekerjaan
: Bidan
Alamat
: Palupuh, Agam
Banyaknya bakteri
pada
studi
cairan
yang efusi,
menunjukkan menyebabkan
amoksisilin dipergunakan sebagai antibiotik lini
ventilasi
4
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas II.Riwayat Penyakit
III.Pemeriksaan Fisik
1.Keluhan Utama
A. Status Generalis
Telinga terasa penuh sejak 2 minggu yang lalu
Keadaan umum
: sakit sedang
2.Riwayat Penyakit Sekarang
Kesadaran
: Compos Mentis
Telinga terasa penuh sejak 2 minggu
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
yang lalu
Frekuensi Nadi
: 80 x/ menit
Pasien mengatakan seperti ada air yang
Pernapasan
: 20 x/ menit
mengalir
Suhu badan
: 36,6 oC
dalam
telinganya
sejak
2
minggu yang lalu
Telinga berdengung (+), hilang timbul
B.Pemeriksaan Sistemik
sejak 2 minggu yang lalu
Kepala
: normocephal
Nyeri pada telinga (+)
Mata
: konjungtiva anemis (-/-), sklera
Gatal pada telinga (-)
ikterik (-/-)
Riwayat keluar cairan dari telinga (-)
Toraks
Riwayat mengorek telinga (+) dengan
: Jantung: tidak ada keluhan Paru
: tidak ada keluhan
cotton bud
Abdomen
: tidak ada keluhan
Riwayat trauma pada telinga (-)
Ekstremitas
: tidak ditemukan kelainan
Pusing berputar (-)
Riwayat masuk benda asing (-)
Riwayat hidung tersumbat (-), batuk pilek
(-), bersin-bersin pagi hari (-)
Nyeri
pada
tenggorokan
C.Status Lokalis THT-KL
(-),
sukar
Telinga
Pemeriksaan
Kelainan
Dekstra
Sinistra
Kelainan
-
-
Kongenital
-
-
menelan (-)
Suara serak (-)
Riwayat alergi (-), riwayat asma (-)
Trauma
-
-
Sebelumnya pasien sudah berobat ke
Radang
-
-
Kelainan
-
-
Metabolik
-
-
puskesmas
dan
mendapat
phenol
Daun Telinga
glycerol 10% 3x1 2 tetes namum tidak
Nyeri Tekan
ada perubahan
Tragus Nyeri Tarik
3.Riwayat Penyakit Dahulu
TB
paru
2015
dan
sudah
Cukup
Cukup
Lapang
lapang
lapang
Sempit
-
-
Hiperemis
-
-
Edema
-
-
Massa
-
-
Bau
-
-
Sekret/
Warna
-
-
serumen
Jumlah
-
-
Jenis
-
-
Dekstra
Sinistra
Warna
Putih mutira
Keruh
Refleks
+
+
cahaya
-
(+) sepertiair
Liang dan
pengobatan
Cukup
selesai Dinding
Tidak ada riwayat nyeri pada telinga
Telinga
sebelumnyaa
Tidak ada riwayat keluar cairan dari telinga sebelumnya
4.Riwayat Penyakit Keluarga
memiliki gejala serupa seperti yang
Pemeriksaan
dialami pasien. 5.Riwayat
Pekerjaan,
Sosial
Kebiasaan
Membran Timpani
Di dalam keluarga pasien tidak ada yang
Ekonomi, Utuh
Kelainan
Bulging
Pasien seorang bidan Retraksi Atrofi
bubble -
-
-
-
5
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Jumlah
Perforasi
-
Ukuran
Eutrofi
Eutrofi
Inferior
Warna
Merah muda
Merah muda
Licin
Licin
-
-
Permukaan
-
perforasi
-
-
Jenis
-
-
Kuadran
Konka
-
Edema Konka Media
-
-
Eutrofi
Eutrofi
Warna
Merah muda
Merah muda
Licin
Licin
Permukaan
Pinggir Gambaran
Ukuran
Septum
Membran
Edema
-
-
Cukup
Cukup lurus
Cukup lurus
lurus/deviasi
Timpani
Mastoid
Tanda
-
-
Radang
-
-
Fistel Sikatrik Nyeri Tekan
-
-
-
-
-
-
+
Garputala
+
Massa
Rinne Lateralisasi Weber
ke kiri Sama dengan
Schwabach
Rata Merah muda
Warna
-
-
Spina
-
-
Krista
-
-
Abses
-
-
Lokasi
-
-
Bentuk
-
-
Ukuran
-
-
Permukaan
-
-
Warna
-
-
Konsistensi
-
-
Mudah
-
-
digoyang
-
-
Pengaruh
-
-
Perforasi
Nyeri Ketok Tes
Rata Merah muda
Permukaan
Memanjang
pemeriksa Normal
Tuli konduktif
Kesimpulan
vasokonstriktor Audiometri
Tidak
Gambaran
dilakukan
Rinoskopi
dilakukan
Hidung
Pemeriksaan
Oral Cavity dan Orofaring
Pemeriksaan Kelainan
Dekstra
Kelainan
Dekstra
Sinistra
-
-
Edema
-
-
Bifida
-
-
Sinistra Trismus
Hidung luar
Deformitas
-
-
Kelainan
-
-
Uvula
kongenital
-
-
Trauma
-
-
Palatum Mole
Simetris/
+
+
Radang
-
-
+ Arkus faring
Tidak
Merah muda
Merah muda
Warna
-
-
Merah muda
Merah
Licin
mudah
Massa Sinus
Nyeri tekan
-
-
Edema
paranasal
Nyeri ketok
-
-
Bercak/ Eksudat
Rinoskopi Dinding faring
Anterior
Warna Permukaan
Vestibulum
Kavum Nasi
Vibrise
+
+
Radang
-
-
Normal/Cukup
+
+
Sempit
-
-
Lapang
-
-
Licin Tonsil
Lapang
Rinoskopi Anterior Sekret
-
Anterior
Tidak Timpanometr
-
Peritonsil Lokasi Jenis
-
-
Jumlah
-
-
Bau
-
-
Ukuran
T1
T1
Warna
Merah muda
Merah muda
Permukaan
Licin
Licin
Muara kripti
-
-
Detritus
-
-
Eksudat
-
-
Warna
Merah muda
Merah muda
Edema
-
-
Abses
-
-
Perlengketan
-
-
6
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Tumor
Gigi
-
-
Bentuk
-
-
Ukuran
-
-
Permukaan
-
-
-
Ambroxol 500 mg 3x1 po
Konsistensi
-
-
-
Tremenza 3x1 po
-
Iliadin 2x0.05%
Karies/Radiks Kesan
Lidah
Terapi
Lokasi
-
-
Higienitas
Higienitas
mulut baik
mulut baik
Warna
Merah muda
Bentuk
Normal
Deviasi
-
Massa
-
Gambar
IV.
-
Medikamentosa :
Edukasi :
Menjaga kesehatan hidung
Menghindari faktor pencetus Makan makanan yang dapat menambah stamina
-
Olahraga teratur
Orofaring/Oral cavity
V.
Pemeriksaan
Kelenjar Getah
Bening
Leher Inspeksi : tidak ditemukan kelainan
Prognosis Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad sanam
: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
Palpasi : tidak ditemukan kelainan Diskusi Resume
Telah
Anamnesis
dilakukan
pemeriksaan
pada
pasien perempuan usia 25 tahun dengan keluhan
•
Telinga terasa penuh sejak 2 minggu yang lalu
•
Seperti ada air mengalir di telinga
•
Telinga berdengung (+), hilang timbul sejak 2
telinga terasa penuh sejak 2 minggu yang lalu di poliklinik THT RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi. Berdasarkan
anamnesis
ditemukan
minggu yang lalu
pasien telah mengalami keluhan telinga penuh
•
Nyeri pada telinga (+)
sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengatakan
•
Riwayat mengorek telinga (+)
•
Sudah pernah mendapat obat dari puskesmas
telinganya sejak 2 minggu yang lalu. Telinga
ada
berdengung ada, hilang timbul sejak 2 minggu
perubahan,
namun
merasa seperti ada air yang mengalir dalam dari
puskemas
mengnjurkan pasien berobat kembali ke RS Pemeriksaan fisik •
AD : liang telinga cukup lapang, MT utuh tampak bening, RC (+)
•
AS : liang telinga cukup lapang, MT utuh keruh, air bubble (+), RC (+) Tes garpu tala
•
AS : Rinne (+), lateralisasi ke kiri, schwabach memanjang
yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada telinga. Ada riwayat mengorek telinga dengan cotton bud. Sebelumnya pasien sudah berobat ke puskesmas dan mendapat phenol glycerol 10% 3x1 2 tetes namum tidak ada perubahan. Berdasarkan pemeriksaan fisik, pada status lokalis THT-KL ditemukan liang telinga kanan cukup lapang, membran timpani utuh, tampak bening, serta refleks cahaya ada. Pada
I.
Diagnosis Utama Otitis Media Efusi Aurikula Sinistra
liang telinga kiri cukup lapang, membran timpani, utuh namun tampak keruh, ditemukan air bubble dan refleks cahaya ada. Pada tes garputala,
II.
Diagnosis Banding Otitis Media Akut
didapatkan tes Rinne (+), adanya lateralisasi ke kiri dan schwabach memanjang pada telinga kiri. Dapat disimpulkan adanya tuli konduktif pada
III.
Pemeriksaan Anjuran Audiometri Timpanometri
telinga kiri. Tuli konduktif ini terjadi akibat adanya gangguan hantaran pada telinga tengah.
7
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
6.
Tamin
S,
Djaafar
ZA,
Soetirto
I.
fisik dapat disimpulkan diagnosis kerja pada
Prevalensi otitis media efusi pada anak
pasien ini adalah otitis media efusi aurikula
sekolah taman kanak-kanak dan sekolah
sinistra. Hal ini karena pasien merasakan adanya
dasar di TK dan SD Al-azhar Jakarta.
gangguan pada telinganya berupa telinga terasa
Kumpulan
penuh, kemudian ada faktor resiko kebiasaan
Indonesia: Batu, Malang; 1996 .p. 215.
mengorek telinga yang mencetuskan kondisi tersebut.
Dari
pemeriksaan
fisik
7.
didapatkan
naskah
PIT
Perhati.
Passali D, Passali GC, Lauriello M, Romano A, Bellussi L, Passali FM. Nasal
membran timpani utuh dan tidak terdapat tanda-
allergy
tanda infeksi.
correlation?. Sultan Qaboos University
Penatalaksanaan pada pasien ini dapat dengan pemberian dekongestan topikal pada telinga
dan
mukolitik
untuk
and
otitis
media:
A
real
Med J. 2014:14;59-64. 8.
membantu
Higgins TS. Otitis media with effusion [Internet]. 2017 [cited 2016 Dec 24].
memperbaiki gerak silia. Edukasi terhadap pasien
Available
juga sangat penting untuk memperbaiki kebiasaan
http://emedicine.medscape.com/article/8
yang dapat mencetuskan kondisi ini.
58990-overview#showall 9.
Daftar Pustaka 1.
2.
4.
Khmmas AH, Dawood MR, Kareem A,
or without decongestants for otitis media
Hammadi YA. Diagnostic accuracy of
with effusion (OME) in children. Child-
otitis media with effusion in children.
Health A Cochrane
Mustansiriya Medi J. 2016;15(1):1-6.
2008;3(1):39-78
Review Journal
Kalu SU, Hall MC. A study of clinician
10. Massa HM, Cripps AW, Lehman D. Otitis
adherence to treatment guidelines for
media: Viruses, bacteria, biofilms and
otitis media with effusion. Wisconsin Med
vaccines. MJA. 2009:191(9);44-9. 11. Luo HN, Yang QM, Sheng Y, Wang ZH,
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J,
Zhang Q, Yang J, et al. Role of pepsin
Restuti RD. Buku ajar ilmu kesehatan
and
telinga hidung tenggorok kepala dan
laryngopharyngeal reflux with otitis media
leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit
with effusion in children. Laryngoscope
FKUI; 2015.
2013:124;294-300.
pepsinogen:
Linking
Waldron CA, Jones ET, John RC, Hood
12. Burrow HL, Blackwood RA, Cooke JM,
K, Powell C, Roberts A, et al. Oral
Harrison RV, Harmes KM, Passamani
steroids for the resolution of otitis media
PP, editors. Otitis media guideline 2013.
with effusion in children (OSTRICH):
USA: University of
Study
System; 2014.
protocol
controlled
trial.
2016;17:115-25.
5.
Griffin GH, Flynn CA, Bailey RE, Schultz, JK. Cochrane review: Antihistamines with
J. 2010;109(1):15-20. 3.
from:
for
a
randomized
Biomed doi:
Michigan
Health
Central.
13. Paradise JL, Scudder L. Persistent otitis
10.1186/s13063-
media with effusion: To tube or not to
016-1236-1
tube? [Internet]. 2012 [cited 17 Februari
Humaid A, Ashraf AH, Masood KA, Nuha
2019].
AHS,
http://www.medscape.
Saleh
ADA,
Awadh
AM.
Prevalence and risk factors of otitis
Available
from:
com/viewarticle/762562
media with effusion in school children in
14. Sridhara SK, Brietzke SE. The “spoke
Qassim Region of SaudiArabia. Int J
sign” an otoscopic diagnostic aid for
Health Sci (Qassim). 2014;8(4):325-34.
detecting otitis media with effusion. Arch
8
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Otolaryngol
Head
Neck
Surg.
2012;138(11):1059-63. 15. Williamson I. Otitis media with effusion in children. BMJ Clin Evid. 2007;8:502-17. 16. Rosenfeld RM, Shin JJ, Schwartz SR, Coggins R, Gagnon L, Hackell JM. Clinical practice guideline: Otitis media with effusion (update). Otolaryngol Head and Neck Surg. 2016;154:1-41. 17. Felman AS. Tympanometry: Procedures, interpretation, and variables. In: Feldman AS,
Wilber
impedance
LA, and
editors.
Acoustic
adimittance:
The
measurement of middle ear function. Williams & Wilkins: Baltimore; 1976 .p.103. 18. Daniel M, Umer SI, Fergie N, Birchall JP, Bayston R. Bacterial involvement in otitis media with effusion. Internat J Pediatr Otorhinolaryngol. 2012;76:1416-22. 19. Wahba HA, Fattoh SK, Asal AM. Metaanalysis of the role of corticosteroids in the management of otitis media with effusion.
J
Internat
Advanced
Otol.
2009;5(2):151-7. 20. Higgins TS. Otitis media with effusion medication [Internet]. 2017 [cited 17 Februari
2019].
Available
from:
http://emedicine.medscape.com/article/8 58990-medication
9